PENGARUH CHILLER PENDINGIN PADA KEKERASAN PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH CHILLER PENDINGIN PADA KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK, KEKERASAN, DAN STRUKTUR MIKRO PRODUK COR PROPELER KUNINGAN

PENGUJIAN KEKERASAN DAN KOMPOSISI KIMIA PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

PROSES PEMBEKUAN SEARAH PADA PRODUK COR PROPELER KUNINGAN

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PROSES HEAT TREATMENT PADA KEKERASAN MATERIAL SPECIAL K (K100)

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

PENGARUH MODEL SALURAN TUANG PADA CETAKAN PASIR TERHADAP HASIL COR LOGAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Pengaruh Penambahan Sr atau TiB Terhadap SDAS, Sifat Mekanis dan Fluiditas Pada Paduan Al-6%Si

PENGARUH PENAMPANG INGATE TERHADAP CACAT POROSITAS DAN NILAI KEKERASAN PADA PROSES PENGECORAN ALUMINIUM MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

PEMBUATAN CETAKAN COR PROPELLER UNTUK KAPAL NELAYAN DENGAN METODE PEMBEKUAN SEARAH

PERANCANGAN MODEL CETAKAN COR PROPELLER KAPAL NELAYAN DENGAN METODE PEMBEKUAN SEARAH

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

PENGARUH PENAMBAHAN Sr ATAU TiB TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN FLUIDITAS PADA PADUAN Al-6%Si-0,7%Fe

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

REDESAIN DAPUR KRUSIBEL DAN PENGGUNAANNYA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH PEMAKAIAN PASIR RESIN PADA CETAKAN CENTRIFUGAL CASTING

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

PENGARUH KONSENTRASI Cu TERHADAP SIFAT MEKANIS PADUAN Al Cu PADA PROSES PEMBEKUAN SEARAH (UNIDIRECTIONAL SOLIDIFICATION)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL SALURAN DAN CAWAN TUANG UNTUK MENGATASI CACAT POROSITAS PRODUK COR DI IKM BUDI JAYA LOGAM JUWANA KABUPATEN PATI

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALMINIUM DAUR ULANG (Al 6,4%Si 1,93%Fe)

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

PENGARUH PERBEDAAN LAJU WAKTU PROSES PEMBEKUAN HASIL COR ALUMINIUM 319 DENGAN CETAKAN LOGAM TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

PENGARUH DIAMETER CHILLER PENDINGIN PADA PROSES PEMBEKUAN SEARAH PADA PENGECORAN KUNINGAN PROPELER KAPAL NELAYAN TERHADAP UJI TARIK DAN UJI IMPAK

Analisa Pengaruh Aging 450 ºC pada Al Paduan dengan Waktu Tahan 30 dan 90 Menit Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

ANALISA SIFAT MEKANIS PISTON BEKAS HASIL PROSES TEMPA

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

TUGAS SARJANA. PROSES AGE HARDENING TERHADAP PERUBAHAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN Al-Cu

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN TEMPERATUR CETAKAN PADA HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) BERBENTUK PISTON PADUAN ALUMINIUM- SILIKON

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN LOGAM TERHADAP KEKERASAN PADA BAHAN ALUMINIUM BEKAS

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan. Proses Pengecoran. Hasil Coran. Analisis. Pembahasan Hasil Pengujian

ANALISA PENGUJIAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PROPELLER KAPAL NELAYAN DENGAN METODE PEMBEKUAN SEARAH

KAJIAN KOMPREHENSIF STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN TERHADAP PADUAN Al-7,1Si-1,5Cu HASIL PENGECORAN DENGAN METODE EVAPORATIVE

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI

ANALISIS PENGARUH TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI TERHADAP KARAKTERISTIK MATERIAL PISTON

VARIASI UKURAN PASIR CETAK TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK CORAN SCRAP PISTON SEPEDA MOTOR. Sigit Gunawan 1, Sigit Budi Hartono 2 2.

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

Pengaruh Dimensi Saluran Masuk pada Scrap Aluminium Sand Casting Pulley terhadap Kekerasan, Ketangguhan dan Struktur Mikro

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS ALUMINIUM (Al-Si) PADA PROSES PENGECORAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM, CETAKAN PASIR DAN CETAKAN CASTABLE

PENGARUH VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR KALI, CETAKAN PASIR CO₂ DAN CETAKAN LOGAM TERHADAP HASIL PRODUK FLANGE CORAN ALUMUNIUM (Al)

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS ALUMINIUM PADUAN SERI 6063 HASIL COR DARI CETAKAN LOGAM, PASIR RESIN FURAN DAN PASIR KOMOSSA

TUGAS SARJANA KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PRODUK CORAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI KOMPOSISI TEMBAGA

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini dimana industri sudah semakin maju dan kompetisi

PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Transkripsi:

PENGARUH CHILLER PENDINGIN PADA KEKERASAN PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM Hera Setiawan Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Email: herasetiawan6969@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini merupakan pengembangkan proses pembekuan searah (unidirectional solidifications) sehingga dihasilkan struktur columnar dendrite pada pengecoran alumunium propeler kapal nelayan untuk meningkatkan sifat mekanis material. Pengecoran dilakukan dengan pasir cetak (sand casting) dan proses peleburan logam dilakukan pada dapur crusible dengan bahan bakar minyak. Teknik pengecoran dilakukan dengan pendinginan logam cor dengan chiller pendingin yang dialiri air dengan dorongan pompa. Pengujian spectrometer digunakan untuk mengetahui komposisi kimia material alumunium. Pengujian kekerasan digunakan metode Rockwell dengan indentor bola baja diameter 1/16 inchi dengan beban mayor 100 kg (HRB). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik pembekuan searah dengan chiller pendingin dapat meningkatkan kekerasan material alumunium propeler sebesar 3,99% dari 60,5 HRB menjadi 62,9 HRB. Kata kunci: alumunium, propeler, chiller, kekerasan, pembekuan searah. ABSTRACT This research is the development process of unidirectional solidifications in aluminum casting fishing boat propellers so that the resulting structure of columnar dendrite to improve the mechanical properties of the material. The alloy material was melted on a crucible furnace with sand casting methode. Casting technique is performed by water cooling chiller, flowed with a boost pump. Testing spectrometer is used to determine the chemical composition of the aluminum material. Rockwell hardness testing method is used with a steel ball indenter diameter of 1/16 inch with a major load of 100 kg (HRB).The results of this study indicate that the unidirectional solidifications casting with water cooling chiller can increase the hardness of aluminum propellers material for 3.99% of the 60.5 HRB becomes 62.9 HRB HRB Keywords: aluminum, propeller, chiller, hardness, unidirectional solidifications. 1. PENDAHULUAN Dari hasil penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa teknik pembekuan searah dapat dilakukan pada pengecoran dengan pasir cetak dengan chiller pendingin dan menghasilkan struktur mikro kolumnar dendrit pada material kuningan [1]. Sedangkan pada penelitian ini akan dikembangkan metede tersebut untuk propeler dengan material alumunium. Material alumunium banyak digunakan pada proses pengecoran propeler karena harganya yang relatif murah dibandingkan dengan kuningan dan lebih mudah didapat. Alumunium yang digunakan adalah alumunium daur ulang. Gambar 1 menunjukkan diagram fasa terner Al-Si-Fe dan fase biner Al-Cu [2]. Pengecoran logam merupakan salah satu ilmu pengetahuan tertua yang sudah dipelajari oleh umat manusia. Walaupun telah berumur sangat tua, ilmu pengecoran logam terus berkembang dengan pesat [3]. Berbagai macam teknik dan metode pengecoran logam telah ditemukan dan terus disempurnakan, diantaranya adalah centrifugal casting, investment casting, dan sand casting serta masih banyak lagi metode-metode lainnya [2,4]. 105

Gambar 1. Diagram fase terner Al-Si-Fe dan diagram fase biner Al-Cu [3] Industri pengecoran logam tumbuh seiring dengan perkembangan teknik dan metode pengecoran, berbagai model produk cor membanjiri pasar domestik [5]. Produk cor banyak kita jumpai mulai dari perabotan rumah tangga, komponen otomotif, pompa air sampai propeler kapal seperti yang terlihat pada gambar 2. Gambar 2. Produk propeler untuk kapal nelayan dari UMKM Juwana Sentra-sentra industri pengecoran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) banyak tersebar di Propinsi Jawa Tengah seperti Klaten, Pati, Tegal dan Surakarta. Salah satu sentra industri logam khususnya pengecoran adalah Kecamatan Juwana di Kabupaten Pati Jawa Tengah. Tidak kurang dari 12 pengrajin dalam skala UMKM menekuni pekerjaan pengecoran logam dari bahan aluminium maupun kuningan. Beberapa industri menengah dengan produk yang cukup komplek yaitu : UMKM Citra Widi Mandiri, Timbulindo Gear, Yamusu, Indogas Maju Saputra, Barokah Jaya Abadi dan KTM. Salah satu produk yang dibuat dan telah dipasarkan untuk industri galangan kapal nasional adalah propeler (baling-baling kapal). UMKM pengecoran logam ini juga telah menjalin kemitraan dengan PT. National Gobel, Panasonic, Pindad Material, PT. Pura Box dan PT. Galangan Kapal [5]. Permintaan pasar akan produk logam cor yang prospektif dan luas ini, kurang di imbangi dengan peningkatan kualitas produk. Ironisnya walaupun banyak industri cor di tanah air, produk logam cor dari pengrajin lokal masih kalah bersaing dengan produk impor baik dari sisi kualitas dan harga. Hal ini merupakan tantangan yang harus segera dibenahi, agar industri kita dapat bersaing dipasar domestik maunpun luar negeri. Upaya meningkatkan kualitas produk menjadi prioritas utama dalam upaya meningkatkan daya saing produk di pasar domestik maupun global. Produk yang berkualitas tentu dihasilkan dari pemilihan bahan baku yang baik, penguasaan teknik produksi, serta pengujian kualitas yang melekat. Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian kekerasan propeler alumunium hasil pengecoran produk UMKM dari Juana Pati. Propeler yang merupakan salah satu komponen sistem penggerak kapal sangat menentukan keberhasilan rancang bangun kapal. Kualitas produk cor propeler sangat ditentukan oleh keunggulan sifat mekanisnya, hal ini masih dikeluhkan oleh UMKM dan konsumen pengguna produk propeler. Upaya memperbaiki sifat mekanis tersebut selain dari pemilihan bahan baku (raw material) dan pengaturan komposisi paduan, juga sangat ditentukan oleh proses dan teknik pengecoran yang akan mempengaruhi bentuk mikrostruktur logam cor. Sebagaimana diketahui sebelum proses pembekuan akan didahului oleh proses pengintian untuk selanjutnya terbentuk butir (cristal) dengan batas butir (grain boundary). 106

Produk cor seperti propeler kapal dan sudu-sudu turbin sangat membutuhkan orientasi butir searah sehingga mampu menahan beban aksial dan memiliki kekuatan mulur yang tinggi serta tahan terhadap beban berulang atau retak fatik [4,6,7]. Kekerasan suatu bahan (logam) dapat diketahui dengan pengujian kekerasan memakai mesin uji kekerasan (hardness tester) menggunakan tiga metoda atau teknik yang umum dilakukan yaitu metoda Brinell, Rockwell dan Vickers seperti yang terlihat pada gambar 3 [2,4]. Uji kekerasan Rockwell, seperti yang terlihat pada gambar 4, sering dipakai untuk meterial yang keras. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifatnya yaitu cepat, bebas dari kesalahan manusia, mampu untuk membedakan perbedaan kekerasan yang kecil pada baja atau logam yang diperkeras, dan ukuran lekukannya kecil, sehingga bagian bagian yang mendapatkan perlakuan panas yang lengkap dapat diuji kekerasannya tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti [2,3]. Gambar 3. Teknik pengujian kekerasan [3] Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap indentor yang berupa bola baja (HRB) ataupun kerucut intan (HRC) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut. Pengukurannya dapat dilakukan dengan bantuan sebuah kerucut intan dengan sudut puncak 120º dan ujungnya yang dibulatkan sebagai benda pendesak (indentor) [2,3]. Prinsip pengujian pada metoda Rockwell adalah dengan menekankan penetrator ke dalam benda kerja dengan pembebanan, dan kedalaman indentasi akan memberikan harga kekerasan yaitu perbedaan kedalaman indentasi yang didapatkan dari beban mayor dan minor [2,3]. Gambar 4. Alat uji kekerasan Rockwell 107

2. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan diagram alir seperti yang terlhat pada gambar 5. Gambar 5. Diagram alir penelitian Material yang digunakan pada penelitian ini adalah alumunium daur ulang berupa propeler kapal nelayan tiga sudu hasil pengecoran produk UMKM dari Juana Pati. Proses peleburan logam kuningan menggunakan dapur crucible menggunakan bahan bakar minyak dan pengecoran dengan pasir cetak (sand casting) dengan pola cetakan dari logam dan bingkai cetakan (frame) dari kayu seperti yang terlihat terlihat pada gambar 6, gambar 7 dan gambar 8.. Pengujian komposisi paduan logam alumunium dengan spektrometer digunakan untuk mengetahui kandungan unsur kimia yang terdapat dalam logam tersebut. Selanjutnya dengan menggunakan acuan diagram fase biner paduan Al-Cu atau fase terner Al-Si-Fe dapat ditentukan berapa temperatur untuk mencapai titik liquidus (melting point). Hal ini penting untuk menghindari temperatur peleburan berlebih yang justru merusak cairan logam cor. Untuk melihat struktur mikro digunakan mikroskop optik logam dengan perbesaran 200 kali. Pengujian kekerasan menggunakan metode Rockwell (HRB) dengan indentor bola baja berdiameter 1/16 inchi dan beban mayor 100 kg, pengujian kekuatan tarik dilakukan dengan Universal Testing Machine. 108

Gambar 6. Peleburan logam alumunium dengan dapur crucible Gambar 7. Pengecoran dengan pasir cetak Gambar 8. Pola cetakan logam Teknik pembekuan searah dilakukan dengan mengalirkan air pendingin ke chiller dengan dorongan pompa pada saat penuangan logam alumunium dengan pengecoran pasir cetak seperti yang terlihat pada gambar 9 dan gambar 10. 109

Gambar 9. Desain cetakan cor Gambar 10. Proses pengecoran cetakan pasir dengan chiller pendingin Proses pembekuan searah dilakukan dengan memasang chiller pada bingkai atau rangka (frame) berupa pipa dengan variasi diameter yang dialiri air pendingin dengan bantuan pompa. Langkah pengecoran propeler dengan metode pembekuan searah (menggunakan chiller sebagai media pendingin) : a) Memasangkan pola cetakan pada bingkai bagian drag. b) Menaburkan bedak / tepung halus diatas permukaan pola, dengan cara ditaburkan menggunakan kain yang dibungkus. 110

c) Memasukkan pasir cetakan kedalam bingkai cetakan bagian drag dengan cara ditumbuk agar pasir cetak tidak runtuh saat membalik bingkai. d) Membalik bingkai cetakan drag menjadi menjadi dibawah, dan bingkai cope menjadi menjadi diatas. e) Menaburkan bedak / tepung yang halus pada atas pola dengan cara ditaburkan hingga merata. f) Memasangkan saluran turun pada inti. g) Memasukan pasir cetak kedalam bingkai cetakan bagian cope, dengan cara ditumbuk. h) Mengambil saluran turun. i) Mengangkat bingkai cope, harus dengan hati-hati agar pasir cetak tidak runtuh. j) Mengambil pola cetakan. k) Memasangkan kembali bingkai cope diatas bingkai drag. l) Memasangan selang dan pompa pada chiller. m) Menghidupkan pompa aquarium sebelum penuangan logam cair. n) Menuangkan logam cor pada saluran turun, bersamaan dengan itu air bersirkulasi mengalir hingga logam cair membeku. o) Membongar bingkai cetakan setelah logam membeku dan keras, kurang lebih 5 menit. Hasil proses pengecoran dibersihkan dan dibuat spesimen untuk masing-masing pengujian, sesuai bentuk dan ukuran dengan standar yang digunakan. Pada penelitian ini digunakan uji kekerasan logam metode Rockwell dengan indentor bola baja diameter 1/16 inchi dengan beban mayor 100 kg (HRB), seperti yang terlihat pada tabel 1. Table 1. Skala kekerasan Rockwell [3] 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil proses pengecoran propeler alumunium adalah seperti yang terlihat pada gambar 11 dan gambar 12. Gambar 11. Produk cor propeler kapal alumunium tiga sudu 111

3.1. Komposisi Kimia Gambar 12. Hasil pengecoran sebelum dan setelah proses finishing Tabel 2 menunjukkan komposisi kimia material alumunium propeler kapal yang digunakan pada penelitian ini, seperti yang biasa digunakan pada UMKM atau industri logam yang ada di Juwana Pati. Tabel 2. Komposisi kimia alumunium propeler kapal No. Komposisi (%) Al Si Fe Cu Mn Mg Cr Ni Zn Sn Ti Pb Be Ca Sr V Zr 1 74,3800 1,8600 0,3550 11,2000 0,7300 0,7460 0,9770 0,1010 3,6900 0,8370 0,2540 4,4500 0,0000 0,0872 0,0000 0,0000 0,3230 2 68,0200 3,2800 0,9800 12,2000 1,3900 0,0000 0,0312 0,0005 0,0049 4,4700 0,2430 9,2500 0,0000 0,0416 0,0000 0,1990 0,0000 Mean 71,2000 2,5700 0,6675 11,7000 1,0600 0,3730 0,5041 0,0508 1,8475 2,6535 0,2485 6,8500 0,0000 0,0644 0,0000 0,0995 0,1615 Dari tabel 2 diatas terlihat bahwa material adalah paduan alumunium yang mengandung komposisi rata-rata kimia Al = 71,2 %, Cu = 11,7 %, Si = 2,57 %, Fe = 0,67 %. Gambar 13. Diagram fase biner Al-Cu [3] Dari diagram fase biner Al-Cu seperti yang terlihat pada gambar 13 diatas, untuk alumunium dengan kandungan 11,7 % Cu termasuk tipe α + θ dengan titik cair (liquid) sekitar 640 o C. Temperatur ini dapat 112

Kekerasan (HRB) Jurnal SIMETRIS, Vol 5 No 2 Nopember 2014 dijadikan acuan untuk proses peleburan sehingga dapat dihindari temperatur peleburan berlebih yang justru merusak cairan logam cor. [2,3] 3.2. Kekerasan Hasil pengujian kekerasan pada pengecoran propeler konvensional tanpa menggunakan chiller pendingin dan pengecoran dengan teknik pembekuan searah menggunakan chiller pendingin adalah seperti pada tabel 3. Tabel 3. Kekerasan alumunium dengan pengecoran konvensional dan dengan chiller pendingin Pengecoran Konvensional Pengecoran Pembekuan Searah Tanpa Chiller Pendingin Dengan Chiller Pendingin Kenaikan Kekerasan Kekerasan Rata- Std. Kekerasan Rata- Std. (HRB) rata Deviasi (HRB) rata Deviasi (HRB) Prosentasi 1 59,0 63,0 2 61,5 62,5 3 62,0 64,0 60,5000 1,3038 4 59,5 62,0 62,9167 0,7360 2,4167 3,9945% 5 59,5 63,5 6 61,5 62,5 No. Dari tabel kekerasan diatas dapat dibuat grafik seperi pada gambar 14. Kekerasan rata-rata material alumunium hasil dengan pengecoran konvensional tanpa menggunakan chiller adalah 60,5 HRB dan dengan teknik pembekuan searah dengan chiller pendingin adalah 62,9 HRB naik sebesar 2,4 HRB atau 3,99%. 4. KESIMPULAN 70,0 68,0 66,0 64,0 62,0 60,0 58,0 56,0 54,0 52,0 50,0 Pengecoran Tanpa Chiller 1 2 3 4 5 6 Gambar 14. Grafik kekerasan material alumuniun Dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Material yang digunakan adalah material alumunium daur ulang dengan kandungan mayor : Al, Cu, Si, Fe, Pb, dan material lain. 2) Kekerasan rata-rata material hasil pengecoran dengan teknik pembekuan searah dengan menggunakan chiller pendingin naik sebesar 2,4 HRB, mengalami peningkatan 3,99% dari 60,5 HRB menjadi 62,9 HRB. 5. SARAN Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang teknik dan metode pada pengecoran propeler, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan daya saing produk. 113

DAFTAR PUSTAKA [1] Setiawan, H., 2013. Pengujian Kekuatan Tarik, Kekerasan dan Struktur Mikro Produk Cor Propeler Kuningan. Jurnal SIMETRIS, Vol. 3 No. 1 April 2013. [2] Callister Jr.,W.D., Rethwisch, D.G., (2010). Materials Science and Engineering, An Introduction. Eight Edition, New York, USA : John Wiley & Sons. [3] Surdia, T dan Saito, S. (1992). Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: P.T. Pradnya Paramitha. [4] Brown, JR. (2001). Foseco Non-Ferrous Foundryman s Handbook, Eleveth Edition. Oxford: Butterworth- Heinemann. [5] Disperindag Pati. (2008). Profil Usaha Industri Kecil Menengah Perlogaman. Pati. [6] Slamet, S. (2007). Pengaruh Konsentrasi Cu pada Proses Pembekuan Searah Paduan Al-Cu. Thesis, Teknik Mesin UGM, Yogyakarta. [7] Smallman, R.E. and Bishop, R.J. (1999). Modern Physical Metallurgy and Materials Engineering, Science, process, applications. Sixth Edition, Oxford: Butterworth-Heinemann. 114