Free Open Source Software Sebagai Solusi Kemandirian Bangsa di Bidang Teknologi Informasi (Studi Kasus Pengembangan Dewalinux)

dokumen-dokumen yang mirip
MEDIA BRIEFING KUNJUNGAN MENEG RISTEK KE HARIAN SEPUTAR INDONESIA

PENGENALAN LINUX SEBAGAI SISTEM OPERSAI BEBAS TERBUKA DALAM RANGKA MENSUKSESKAN GERAKAN INDONESIA GO OPEN SOURCE (IGOS)

OPEN SOURCE SOFTWARE DAN MODEL BISNISNYA. Budi Maryanto. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132

Linux (Linus's minix)

Migrasi ke F/OSS (Free/Open Source Software)

MODIFIKASI DAN PENERAPAN DISTRIBUSI DEBIAN GNU/LINUX PADA WARNET

SISTEM OPERSI. bertugas untuk melakukan control dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar system, dan menjalankan software aplikasi.

MIGRASI DARI WINDOWS KE LINUX

Legalitas dan Open Source Sebagai Solusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem Operasi adalah sebuah perangkat lunak (software) yang berfungsi

Peningkatan Kemandirian Daerah dengan Pemanfaatan FOSS (free open source software)

Keamanan dan Fleksibilitas Perkembangan Pengguna pada Perangkat Lunak Bebas dan Open Source 1

Strategi Go Open Source

Kondisi FOSS di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya sistem operasi Linux (GNU/Linux)

SISTEM OPERASI II Pertemuan 1

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas. Oleh karena itu dengan pesatnya perkembangan TIK, penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan basis data, pemanfaatan aplikasi

LINUX. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Yudha Yudhanto, S.Kom

INSTALASI SISTEM OPERASI KOMPUTER. Nur Rahmad Suhendra. Pertemuan pertama

Linux dan FOSS untuk Dunia Pendidikan. ISTANA MEDIA GO OPEN SOURCE BlackCode OpenSource Community

Software Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

T I K. Untuk SMP / MTs Kelas IX BUKU PELAJARAN INFORMASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Modul ke: Aplikasi Komputer. Sistem Operasi Komputer. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Nursidhi, SPd, MDs. Program Studi MANAJEMEN

BiOS Baliwae Billing Warnet Open Source

BAB I PENDAHULUAN. proprietary seperti Microsoft Windows, Linux memiliki beberapa keunggulan.

Penelitian dan Pengembangan Kehutanann. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementerian Kehutanan. Sekilas Tentang. Indonesia Go Open Source

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBELAJARAN TEKNIK INFORMATIKA UNP KEDIRI SKRIPSI

Pengantar Open Source dan Aplikasi Konsep Pengembangan Open Source WA/SMS: Rusmanto at gmail.com

I. APA ITU FREE/OPEN SOURCE SOFTWARE?

Pengantar Open Source dan Aplikasi Perbandingan Sistem Operasi Open Source dan Sistem Operasi Proprietary

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar di laboratorium SMP Bhayangkari Karangpandan. Kendala

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media

Sistem Operasi Linux dan FOSS Kenali, pelajari, manfaatkan.

Linux with CloudComputing UbuntuOne. Kelompok Studi Linux UNG 2013

Adityawan Eka Yulianto 05/189703/SP/21232

PENGENALAN KONSEP OPEN SOURCE

Pengantar Open Source dan Aplikasi Definisi dan Sejarah Open Source

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Instalasi IGOS Nusantara. Kementerian Negara Riset dan Teknologi dan Yayasan Penggerak Linux Indonesia

LAPORAN AWAL Perangkat Lunak Jaringan 1 NAMA : DIAN BAYU NIM : KELAS : C

b. Dapat melakukan tugas secara bersamaan c. Dapat dijalankan di lebih dari satu Komputer

Fidens Felix VHS

KARYA ILMIAH Peluang Bisnis di Bidang Open Source Software

DIG1L2 - Praktikum Instalasi dan Penggunaan Sistem Operasi Modul 3: Pengenalan GNU/Linux

Perbandingan dan Pemilihan Sistem Operasi

PERANAN OPEN SOURCE SOFTWARE (OSS) DALAM PERKEMBANGAN TIK

Open Source & Indonesia. Author : Harry Sufehmi revisi :

IMPLEMENTASI LINUX TERMINAL SERVER PROJECT (LTSP) BERBASIS LINUX UBUNTU 7.04 SEBAGAI SOLUSI EKONOMIS DALAM PERANCANGAN LABORATORIUM KOMPUTER

KATA PENGANTAR Perkembangan sistem berbasis open source kini mulai menjadi alternatif terbaik untuk mengatasi permasalahan mengenai pemakaian sistem d

Jika Linux Dijadikan Mata Kuliah

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 4 TAHUN 2012

Open Source. Perkembangan awal open source. a. GNU and FSF

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 48 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 48 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI BANDUNG

Form Wawancara I. Daftar Pertanyaan dan Jawaban

TEKNOLOGI OPEN SOURCE

Perkembangan Sistem Operasi Closed Source

MENGIDENTIFIKASI ASPEKKODE ETIK DAN HAKI DI BIDANG TIK. Manakah yang bukan menjadi penyebab banyaknya pembajakan piranti lunak?

MAKALAH PERBANDINGAN LINUX DAN WINDOWS Dosen Pengampu : Sugiyono, M.Kom. Disusun Oleh : Nama : Herniawan Nim : Kelas : B 2013

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi, caranya yaitu dengan menggunakan fasilitas internet. Saat

PELUANG BISNIS OPEN SOURCE

Project SekoLinux Gambaran Teknis dan Manfaat

PENGEMBANGAN DISTRO LINUX UNTUK MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Pengenalan Linux. Kata "Linux" untuk saat ini sudah tidak asing lagi bagi para pengguna internet

Slackware my linux system choice

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang sebagaimana yang diatur dalam. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

MODUL 11 PENGENALAN LINUX

IMPLEMENTASI SISTEM JARINGAN NASIONAL DAN PENGGUNAAN TERMINAL REMOTE PRINTING

BAB I PENDAHULUAN. dirancang khusus untuk pengguna Windows yang ingin memiliki akses yang mudah

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkan rahmat-nya saya

Install Ubuntu Linux 8.04 di partisi Windows

Panduan Software Legal ITB Microsoft Campus Agreement

SAP (SATUAN ACARA PERKULIAHAN) Tujuan pembelajaran khusus (performansi/ indikator)

Perbedaan antara Windows dan Linux

Kategori Free dan Non-Free Software. Andi Susilo,

SOFTWARE OPERATING SYSTEM - UBUNTU

Mengapa Harus Takut Memakai Linux, Perangkat Lunak Bebas dan Open Source (PLBOS)?

SMART SCHOOL PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH BERBASIS OPEN SOURCE

MEMBANGUN WARNET DENGAN SISTEM OPERASI LINUX

MENGENAL SISTEM OPERASI LINUX

PENANGGULANGAN PELANGGARAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA TERHADAP KASUS PENGGANDAAN PROGRAM PERANGKAT LUNAK KOMPUTER DI KOTA GORONTALO. Candra C. F.

Membangun Warnet Linux (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi informasi yang berkembang pesat telah membawa dunia memasuki era

PRAKTIKUM SISTEM OPERASI LAPORAN RESMI MODUL 3 PENGENALAN LINUX ( 1 ) SESI : M1 FADJAR PRADJA WINATA /

Mengapa Menggunakan Open Source

Modul ke: Mengenal linux

Sudah Saatnya Pemerintah beralih ke Open Source

Sekolah Goes Opensource (SeGO)

Seminar Ubuntu Cilegon 'Dengan Open Source Bebas Itu Nyata' Minggu, 16 September 2012 Pemateri: Wiwin Heriadi AD.

Training Ubuntu Server STMIK Indonesia. Pemateri: Kurniadi.

Remastering GNU/Linux

BAB II PERANGKAT LUNAK

Ada Apa Dengan F/OSS? Rahmat M. Samik-Ibrahim

PANDUAN SINGKAT INSTALASI ZENCAFE 1.2. A. HARDIENA TUTORIAL INI DI DISTRIBUSIKAN OLEH DEPKOMINFO

Implementasi Open Source Software di SGU

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Standard Kompetensi. Kompetensi Dasar. Melakukan Instalasi Sistem Operasi Dasar. Menjelaskan langkah instalasi sistem operasi 9/4/2012

Transkripsi:

Free Open Source Software Sebagai Solusi Kemandirian Bangsa di Bidang Teknologi Informasi (Studi Kasus Pengembangan Dewalinux) 1. Latar Belakang Beberapa studi menunjukkan bahwa negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pembajakan software yang sangat memprihatinkan. Penelitian dari Business Software Alliance (BSA) dan IDC Global Software Piracy Study(http://w3.bsa.org/globalstudy) menempatkan negara kita di posisi 8 pada tahun 2006, selanjutnya pada tahun 2007 Indonesia menempati peringkat 13 (www.detik.com), namun penurunan ini bukan karena keberhasilan kita memberantas pembajakan, tetapi karena ada beberapa Negara baru yang ditambahkan.tingkat pembajakan di Indonesia memang mengalami penurunan sebesar 1 % dari tahun 2003 ke 2004 dan 2% dari tahun 2005 ke tahun 2006. Namun penurunan ini seharusnya tidak membuat kita terlalu bangga, selain karena 1% dan 2 % bukan perubahan yang cukup signifikan, kenyataan ini tetap saja harus membuat kita malu dan mulai sadar bahwa keadaan ini tidak bisa didiamkan begitu saja. Parahnya lagi, kegiatan pembajakan software ini bukan hanya terjadi pada perusahaan komersil tetapi juga terjadi di lembaga pendidikan dan instansi Pemerintah. Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak sekolah mulai dari SD sampai SMA bahkan sampai tingkat perguruan tinggi pun masih banyak yang menggunakan software bajakan. Strategi pertama untuk mengurangi pembajakan software ini adalah penegakan hukum yang tegas, yaitu dengan mewajibkan membeli lisensi software. Hal ini didukung dengan UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Terkait dengan ini Pemerintah Indonesia melalui pihak kepolisian telah bekerja sama dengan BSA untuk menggalakkan adanya penegakkan hukum atas para pembajak software. Namun, cara ini ternyata tidak efektif untuk mengurangi pembajakan di Indonesia, karena ada banyak alasan mengapa kebanyakan orang indonesia menggunakan software bajakan. Diantaranya yang terpenting adalah harga lisensi software yang terlalu mahal untuk ukuran orang Indonesia, harga lisensi software jika dihitung-hitung bisa lebih mahal dari hardwarenya. Ini merupakan kendala, kendala luar biasa sehingga beberapa diantara kita merasa halal-halal saja menggunakan software bajakan dengan kondisi yang dianggap darurat. Lebih parah lagi, ada juga pihak-pihak yang memang tidak peduli sama sekali dengan aksi pembajakan yang dilakukan tanpa pertimbangan apapun. Memaksakan setiap warga Indonesia membeli lisensi dengan harga seperti sekarang ini adalah tidak realistis, sehingga perlu diupayakan alternatif solusi yang lebih tepat untuk mengurangi/membrantas pembajakan software ini. Strategi kedua untuk mengurangi/membrantas pembajakan software ini adalah dengan menggunakan jenis software lain yang harganya lebih terjangkau, yaitu Free Open Source Software. 2. Free Open Source Software (FOSS). Menurut David Wheeler, FOSS adalah program yang lisensinya memberi kebebasan kepada pengguna menjalankan program untuk apa saja, mempelajari dan memodifikasi program, dan mendistribusikan penggandaan program asli atau yang sudah dimodifikasi tanpa harus membayar royalti kepada pengembang sebelumnya (http://www.dwheeler.com/off_fs_why.html). Gerakan FOSS boleh dikatakan dimulai sejak awal mula industri komputer, meskipun tidak dinyatakan secara formal atau dengan konsep yang jelas. Hanya saja pada akhir 1970an dan awal 1980an terjadi konflik antara konsep saling berbagi perangkat lunak dengan konsep perangkat lunak berpemilik (proprietary). Pada Januari 1984, gerakan

FOSS melahirkan Projek GNU (GNU is Not UNIX). Dalam dekade berikutnya projek GNU menghasilkan berbagai program atau tool penting merupakan bagian dari sistem operasi. Yayasan perangkat lunak bebas (Free Software Foundation/FSF) didirikan setahun kemudian untuk mempromosikan perangkat lunak dan projek GNU. Namun, hingga 1991 projek GNU belum menghasilkan sistem operasi lengkap karena masih ada kekurangan pada bagian kritis, yaitu kernel. Kernel merupakan inti atau jantung dari sistem operasi. Linus Torvalds yang saat itu mahasiswa tahun kedua Universitas Helsinki membuat dan mendistribusikan kernel seperti UNIX. Sejalan dengan tujuan pengembangan FOSS, kernel yang kemudian diberi nama Linux itu tersebar secara luas, dikembangkan, dan diaplikasikan menjadi inti dari sistem operasi GNU/Linux yang terus tumbuh secara cepat dengan makin lengkap fitur dan kemampuannya. Pada 1997, Linux meledak menjadi berita media, sesuai dengan perkiraan IDC (International Data Corporartion) bahwa Linux telah menguasai 25% sistem operasi server dan memiliki pertumbuhan 25% per tahun. Pada 1999, perusahaan distributor GNU/Linux Red Hat berhasil go public atau IPO (Initial Public Offering) dengan meraup dana dari pasar saham senilai US$ 4,8 milyar (sekitar Rp 43 trilyun jika 1US$ = Rp 9.000,). Sukses lain IPO perusahaan FOSS saat itu adalah VA Linux (US$ 7 milyar atau Rp 63 trilyun), Cobalt Networks (US$ 3,1 milyar atau Rp 28 trilyun), dan Andover.net (US$ 712 juta atau Rp 6,4 trilyun). Sebagai anak baru dari FOSS, kesuksesan GNU/Linux menunjukkan bahwa era FOSS telah benarbenar tiba dan FOSS kini telah menjadi sebuah fenomena internasional. Saat ini makin banyak negara yang menerapkan kebijakan penggunaan FOSS secara luas di badan pemerintahan dan di masyarakat luas. Selain untuk mengurangi/membrantas pembajakan software proprietary, ada beberapa faktor yang mendorong negara-negara tersebut memilih FOSS: 1. Faktor Keamanan (Security), aspek keamanan telah mendorong banyak organisasi publik untuk bermigrasi, atau mempertimbangkan untuk migrasi, dari Windows ke solusi FOSS. Lembaga pajak dan kepabeaan Perancis migrasi ke Red Hat Linux secara besarbesaran karena alasan keamanan ini. 2. Faktor Ketersediaan/Kestabilan (Reliability/Stability), Sistem FOSS sangat dikenal dengan kestabilan dan ketersediaannya (tidak mudah hang atau minta restart) 3. Faktor Standar Terbuka dan Tidak Bergantung Vendor, Standar terbuka memberikan fleksibilitas dan kebebasan kepada pengguna, baik individu, perusahaan, atau pemerintahan. Pengguna dapat berganti paket software, berganti platfrom, atau vendor yang berbeda, tanpa menimbulkan masalah. Standar proprietary yang biasanya bersifat rahasia mengunci pengguna untuk menggunakan software hanya dari sebuah vendor. Alasan utama menentang implementasi proprietary software di sektor publik adalah ketergantungan terhadap vendor software tersebut. 4. Faktor Pengurangan Ketergantungan terhadap Produk Impor, alasan utama yang mendorong negaranegara berkembang untuk mengadopsi sistem FOSS adalah biaya lisensi yang sangat besar jika memilih perangkat lunak proprietary. Karena secara virtual perangkat lunak proprietary di negara berkembang adalah impor. Belanja perangkat lunak itu akan menghabiskan mata uang berharga dan cadangan devisa. Cadangan devisa ini lebih dapat digunakan untuk mensupport pengembangan

FOSS yang lebih berorientasi jasa dan hanya dikeluarkan untuk bisnis dalam negeri, tidak harus menggunakan perusahaan multinasional. Ini berdampak positif terhadap masalah tenaga kerja, investasi dalam negeri, pemasukan dari pajak, dan lainlain 5. Pengembangan Perangkat lunak Lokal, karena kebebasannya untuk dimodifikasi dan didistribusikan. Pendekatan pengembangan FOSS tidak hanya memfasilitasi inovasi tapi juga penyebaran hasil inovasi itu secara besarbesaran. 6. Bahasa dan Budaya Local (Localization), Lokalisasi merupakan salah satu bidang yang membuat FOSS bersinar karena keterbukaannya. Pengguna dapat mengubah FOSS agar sesuai dengan kebutuhan budaya lokal, termasuk sesuai dengan skala ekonominya. 3. FOSS di Indonesia Sebagai upaya upaya nasional dalam rangka memperkuat sistem teknologi informasi nasional serta pemanfatan perkembangan teknologi infornasi global melalui pengembangan dan pemanfaatan Open Source Software (OSS), sejak tahun 2004 pemerintah indonesia melalui Menristek telah mencanangkan program Indonesia Go Open Source (IGOS). Deklarasi IGOS tahun 2004 ditandatangani oleh 4 menteri: Menristek, Mendiknas, Menkeham dan Menkominfo, dan selanjutnya pada IGOS SUMIT-2 tahun 2008, program IGOS telah didukung dan ditandatangani oleh 18 Menteri. Setelah program IGOS, memperkenalkan Sistem Desktop Nasional (SDN) IGOS, yaitu sistem operasi berbasis Linux sebagai produk promosi IGOS, produk-produk perangkat lunak lainnya terus bermunculan. Pada situs resmi IGOS, tercatat sepuluh distro (distribusi Linux) nasional selain SDN IGOS, yang diperuntukkan bagi komputer personal maupun warung internet (warnet), yaitu Blankon, IGOS Berdikari, IGOS Billing, IGOS Kwartet, IGOS Laba-laba, IGOS Nusantara, Pinux, Trustix Merdeka, Waroeng IGOS, dan WINBI. Perkembangan perangkat lunak berbasis open source ini juga didukung oleh kemunculan situs internet yang menunjang program IGOS. Selain situs resmi IGOS (www.igos.web.id), terdapat banyak situs komunitas pendukung OSS lainnya, yang terdiri dari KPLI (Komunitas Pecinta Linux Indonesia), IGOS Center, situs komunitas distro Linux, repositori aplikasi OSS, dan lain-lain, yang tersebar di berbagai daerah. Dapat disimpulkan bahwa internet merupakan sarana yang banyak digunakan untuk promosi IGOS. Tidak hanya komunitas di dunia maya, penunjang IGOS juga terdapat di perguruan tinggi lewat Pusat Pemberdayaan/Pendayagunaan OSS (POSS). Untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi yang lengkap mengenai perkembangan dan penyebaran open source di Indonesia, Kantor Menristek telah menyusun Direktori Open Source Indonesia 2008, yang memuat informasi tentang perusahaan pengembang, perusahaan layanan jasa, produk OSS, asosiasi, komunitas dan lembaga/institusi yang menggunakan open source di Indonesia. Pada situs Directory OS Indonesia (http://direktori.igos-source.org) saat ini tercatat 13 situs untuk kategori Pendidikan (SMK dan Perguruan Tinggi), untuk kategori perusahaan terdapat 37 situs, untuk kategori Pemerintahan terdapat 18 situs, untuk kategori Komunitas terdapat 50 situs, untuk kategori produk terdapat 46 situs, untuk kategori POSS terdapat 13 situs, dan untuk kategori Igos Center terdapat 4 situs.

Dalam sebuah penelitian/survey tentang perkembangan program IGOS selama 4(empat) tahun terakhir diperoleh beberapa temuan, yaitu: (1) IGOS merupakan sebuah potensi besar yang dapat mengantarkan bangsa Indonesia menuju kemajuan TI. (2) Perkembangan IGOS empat tahun ini dari sisi pengembangan produk dan pendukungnya sudah baik, sayangnya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu IGOS dan arti pentingnya bagi pembangungan bangsa ini, sehingga masih diperlukan penguatan kembali IGOS sebagai semangat nasional agar tujuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai demi kebangkitan TI Indonesia. Dari sisi penggunaan produk IGOS atau open source secara umum, perkembangan program IGOS masih sangat lambat, ini terbukti dari minimnya instansi pemerintah yang telah melakukan proses migrasi ke produk open source, bahkan Depkominfo pun sebagai salah satu pencetus program IGOS sampai sekarang juga belum melakukan migrasi besar-besaran seperti kementrian Ristek. Salah satu kelemahan FOSS khususnya Linux dan produk IGOS adalah masih dianggap asing/kurang user friendly dan terlalu berbeda dengan produk closed source khususnya produk Microsoft yang telah begitu banyak dikenal dan dipakai oleh hampir seluruh pengguna komputer di Indonesia baik secara legal maupun illegal. 4. Pengembangan Dewalinux Sebagai upaya untuk meningkatkan penggunaan produk FOSS, perlu dikembangkan sebuah distro Linux yang lebih user friendly dengan tampilan mirip tampilan Microsoft Windows dengan tujuan memudahkan pengguna komputer yang telah terbiasa dengan tampilan dan menu Microsoft Windows. Pengembangan Distro Linux, yang kemudian dikenal dengan nama Dewalinux (http://www.dewalinux.web.id), dilakukan dengan teknik remastering menggunakan Ubuntu (www.ubuntu.com) sebagai bahan dasar. Proses remastering meliputi penggantian seluruh tampilan khas Linux menjadi tampilan khas mirip Windows yang telah lebih dikenal oleh masyarakat pengguna. Disamping itu Dewalinux juga telah dilengkapi dengan berbagai aplikasi yang lengkap mulai dari aplikasi untuk perkantoran yang mirip dan compatible dengan aplikasi sejenis Microsoft Office, hingga aplikasi untuk multimedia dan internet, sehingga hal ini juga akan memudahkan proses migrasi dari produk closed source dari Microsoft ke FOSS. Ada 2(dua) versi Dewalinux yang telah berhasil dikembangkan yaitu Dewalinux Rencong dengan merupakan starting point untuk tampilan mirip Windows XP dan Dewalinux Eiffel dengan tampilan mirip Windows Vista. Sejak di-release pada November 2007, Dewalinux telah menjadi semakin dikenal, hal ini terbukti dari hasil pencarian di www.google.com yang telah mencapai sekitar 20000 hasil penelusuran dengan keyword dewalinux. Dewalinux dapat diperoleh secara gratis dari berbagai situs internet di indonesia maupun melalui pemesanan pada beberapa toko CD Linux online dengan harga murah (Rp. 5.000 10.000 + ongkos kirim). Pada salah satu situs internet yang menyediakan Distro Linux, Dewalinux masuk 3 besar distro linux yang paling banyak didownload. Khusus untuk warnet, Dewalinux juga telah dipakai di berbagai kota besar di Indonesia, mulai dari Jambi, Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Surakarta, Mojokerto, Kediri, Malang, Surabaya, Jember, hingga Papua. Selain itu untuk lingkungan sekolah, Dewalinux yang juga telah didistribusikan pada 67 sekolah diberbagai kabupaten/kota di propinsi Sumatera Selatan dan Nusatenggara Timur merupakan starting point. 5. Kesimpulan

Dari studi kasus ini, model FOSS dengan Dewalinux yang berpenampilan mirip windows merupakan salah satu solusi dan starting point untuk mengantarkan masyarakat Indonesia bermigrasi dari closed source ke open source, sekaligus membangun kemandirian bangsa dalam bidang TI serta mengurangi praktek pembajakan di Indonesia.