PENANGGULANGAN PELANGGARAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA TERHADAP KASUS PENGGANDAAN PROGRAM PERANGKAT LUNAK KOMPUTER DI KOTA GORONTALO. Candra C. F.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENANGGULANGAN PELANGGARAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA TERHADAP KASUS PENGGANDAAN PROGRAM PERANGKAT LUNAK KOMPUTER DI KOTA GORONTALO. Candra C. F."

Transkripsi

1 PENANGGULANGAN PELANGGARAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA TERHADAP KASUS PENGGANDAAN PROGRAM PERANGKAT LUNAK KOMPUTER DI KOTA GORONTALO Candra C. F. Taruh Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jend. Soedirman Kota Gorontalo. TLPN FAX ABSTRAK Tujuan penulisan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis upaya Penanggulangan Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta terhadap kasus Penggandaan Program Perangkat Lunak Komputer di Kota Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan di kanwil Kemenkumham Gorontalo, penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penelitian Empiris, yang dilakukan dengan studi lapangan terhadap bahan- bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Dengan Tehnik Pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dianalisis secara deskriptif. Dengan didukung data lapangan, dan hasil wawancara dari sebagian pegawai yang bekerja dibidang HAKI dan 8 orang dari masyarakat umum khususnya bagi para pengguna komputer yang sudah ahli dan berpengalaman. Dari hasil penelitian dilapangan bahwa dalam Penanggulangan Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta terhadap kasus Penggandaan Program Perangkat Lunak Komputer di Kota Gorontalo terdapat faktor-faktor penyebab diantaranya masalah harga (ekonomi), lisensi, dan peranan pemerintah dengan instansi penegak hukum terkait. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat lebih banyak menggunakan program perangkat lunak komputer bajakan dari pada yang asli. Sehingga penulis bertujuan untuk mensosialisasikan pemahaman menghargai hasil jerih payah orang lain dengan menggunakan program perangkat lunak komputer yang asli. KATA KUNCI :Penanggulangan Pelanggaran, Program Perangkat Lunak PENDAHULUAN Pembajakan dan pelanggaran hak cipta tampaknya telah mendarah daging di masyarakat Indonesia. Terkadang masyarakat sendiri tidak menyadari, bahwa

2 tindakan yang mereka lakukan adalah suatu bentuk pelanggaran hak cipta. Bahkan, kegiatan pelanggaran hak cipta seperti tindakan legal yang setiap orang boleh melakukannya. Pembajakan perangkat lunak atau yang lebih dikenal dengan istilah perangkat lunak di Indonesia saat ini sudah sangat memperihatikan sekali. Kemudahan memperoleh perangkat lunak-perangkat lunak saat ini. Mulai dari dijual secara terbuka di pusat-pusat perbelanjaan (mall), pusat penjualan komputer, internet sampai pada pedagang kaki lima dipinggir-pingir jalan. Sebenarnya, fenomena pembajakan yang terjadi di Indonesia saat ini bukan hanya terkait dengan perangkat lunak saja. Produk-produk yang banyak dibajak di negara kita ini antara lain adalah : musik (lagu), film (video), buku, barang-barang elektronik, produk pakaian bermerk (fashion) dan masih banyak lagi. Dalam konteks ini, penulis hanya akan menyoroti masalah pembajakan perangkat lunak saja. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam hal penyusunan skripsi dengan judul penanggulangan pelanggaran undang-undang hak cipta terhadap kasus penggandaan program perangkat lunak di kota Gorontalo adalah jenis empiris sosiologis dimana dalam hasil penelitian mengkaji segala fakta lapangan melalui pendekatan Deskriptif Sifat analisis deskriptif maksudnya adalah bahwa peneliti dalam menganalisis berkeinginan untuk memberikan gambaran atau pemaparan atas subjek dan objek penelitian sebagaimana hasil penelitian yang dilakan. Serta Menggunakan pendekatan kualitatif yaitu adalah suatu cara analisis hasil penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu data yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan serta juga tingkah laku secara nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang dapat menjawab permasalahan sosiologis.

3 PEMBAHASAN Sebenarnya kalau dilihat dari fasilitas dan keuntungan yang bisa didapatkan dari menggunakan produk tersebut, harga yang ditawarkan relatif tidak terlalu mahal. Harga yang mahal tersebut biasanya dipacu karena memang tingkat perekonomian masyarakat kita saja yang masih rendah. Jika di bandingkan harga perangkat lunak yang memiliki lisensi resmi atau aslinya antara US $ 40 sampai dengan US $ 400 (kurang lebih Rp ,- sampai Rp ,-). Sedangkan untuk harga program perangkat lunak hasil dari penggandaan illegal atau biaya untuk menginstal program perangkat lunak hasil copyan sekitar Rp ,- sampai Rp ,- (tergantung dari jenis perangkat lunak komputer) Untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuangan masyarakat sendiri, sebenarnya produk-produk yang dijual oleh para vendor pembuat perangkat lunak juga bisanya bervariasi. Mulai dari yang harganya lebih murah dengan mengurangkan beberapa fitur. Misalnya saya ada beberapa versi perangkat lunak seperti dengan melampirkan versi standar yang bisa digunakan oleh para pengguna perorangan atau pribadi (pengguna rumahan), versi profesional yang bisa digunakan oleh para pengguna professional serta perusahan skala kecil dan menengah dan versi Enterprise yang biasa dipergunakan oleh para pengguna dari kalangan perusahan berskala besar atau perusahaan multinasional. Jika dilihat faktor ekonomi ini sangat berpengaruh besar dalam maraknya penggunaan program perangkat lunak komputer hasil dari penggandaan. Hal ini disebabkan juga karena masyarakat secara umum khususnya masyarakat dikota gorontalo memiliki ekonomi menengah kebawa. Sehingga masyarakat pengguna komputer cenderung menggunakan program perangkat lunak komputer hasil penggandaan atau menggandakan program perangkat lunak komputer sendiri, dari pada menggunakan atau membeli program perangkat lunak komputer yang aslinya karena perbedaan biaya yang sangat besar. Program perangkat lunak komputer yang asli terlalu mahal sehingga banyak para pengguna perangkat lunak komputer yang tidak mampu untuk membelinya.

4 Selain dari perbedaan harga yang jauh antara perangkat lunak komputer yang asli dengan perangkat lunak komputer hasil penggandaan illegal penyebab lainnya adalah susahnya prosedur di dalam penggunaan program perangkat lunak komputer yang asli. Dikarenakan untuk mendata serta mendaftarkan konsumen agar mendapatkan kenyamanan serta garansi resmi di dalam pemakaian program perangkat lunak komputer tersebut. Masyarakat pada umumnya lebih menyukai sesuatu hal yang di anggap praktis sehingga prosedur pendaftaran tersebut sangat tidak disukai oleh para pemakai program perangkat lunak komputer Disamping itu juga sangat dipengaruhi oleh peran dari pemerintah khususnya instansi terkait yang terkesan membiarkan sehingga bagi masyarakat hal menggandakan program perangkat lunak komputer menjadi hal yang menjamur di dalam masyarakat. Hal ini juga didasari pada kurangnya pemahaman dan pengetahuan mengenai program software yang sering digunakan oleh para pengguna komputer.peran pemerintah yang dimaksud yaitu kurangnya kinerja didalam pengayoman, pengawasan dan penyuluhan. Dapat dilihat juga dari kerjasama antara lembaga pemerintahan terkait. Kurangnya sumberdaya manusia juga memicu dari faktor peran dari pemerintah dalam hal ini sumber daya manusia (SDM) yang dimkasud penulis yaitu kurangnya tenaga ahli yang berada di Kanwil Kemenkumham Gorontalo. Sehingga dengan kurangnya sumber daya manusia dan tenaga ahli dikantor tersebut dapat menjadi suatu kendala pemerintah didalam menjalankan tugasnya. Karena tidaklah mungkin dengan adanya SDM sekarang yang ada di Kanwil Kemenkumham Gorontalo tidak dapat menjangkau keseluruh kawasan yang menjadi tanggung jawab dari Kanwil Kemenkumham Gorontalo karena dengan luasnya wilayah dari Kanwil Kemenkumham Gorontalo dapat mempengaruhi sarana dan prasarana yang termasuk kinerjanya. Kurangnya koordinasi maupun kerjasama antara instansi terkait penegak hukum juga mendukung dari lemahnya faktor pengawasan. Hal ini membuat instansi penegak hukum terkait seolah-olah bergerak sendiri-sendiri. Padahal jika para

5 instansi terkait saling bekerjasama dalam mengawasi program perangkat lunak komputer agar dapat meminimalisir terjadinya suatu pelanggaran hak cipta mengenai program perangkat lunak komputer. Upaya yang dilakukan oleh Kemenkumham adalah sejauh ini baru dalam taraf surat teguran, jika masih kedapatan masih melanggar makaakan dikenekan sanksi administrasi bagi karyawan di kantor-kantor pemerintah yang selanjutnya akan dikenakan sanksi pidana dan sanksi denda. Sedangkan untuk masyarakat umum akan dilakukan sosialisasi terlebih dahulu, jika masih kedapatan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menkomersilkan atau menggunakan program perangkat lunak hasil penggandaan akan dikenakan sanksi pidana dan sanksi denda sesuai dengan ketentuan undangundang yang berlaku. Dalam hal ini, undang-undang nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta khususnya program perangkat lunak komputer. Dalam hal upaya penanggulangan dalam kasus penggandaan Perangkat lunak komputer yang dilakukan oleh Kemenkumham diantaranya diadakannya penyuluhan yakni mensosialisikan kepada masyarakat tentang keuntungan atau kelebihan dari program Perangkat lunak komputer yang asli dibandingan dengan menggunakan program Perangkat lunak komputer hasil penggandaan karena di tengah-tengah masyarakat pemahaman mengenai perangkat lunak komputer sendiri sangatlah minim. Masyarakat pada umumnya hanya mencari dan menggunakan perangkat lunak yang mudah di dapat dan dengan harga yang terjangkau. Hal ini di dasari dengan perbadaan yang sangat jauh antara perangkat lunak komputer yang asli dengan perangkat lunak komputer bajakan atau hasil penggandaan secara illegal. Dimana perangkat lunak komputer yang di gandakan secara illegal di jual dengan harga yang jauh lebih murah dari pada harga asli dari perangkat lunak komputer tersebut. Sehingga masyarkat umum lebih memilih menggunakan perangkat lunak komputer bajakan tersebut. Padahal jika di telusuri lebih lanjut bahwa kualitasnya

6 sangat berbeda jauh antara perangkat lunak komputer yang asli dengan perangkat lunak komputer bajakan. Realita yang ada di masyarakat bahwa sebagian besar masyarakat lebih banyak yang menggunakan program perangkat lunak komputer bajakan daripada menggunakan program perangkat lunak komputer yang asli. PENUTUP Dengan melihat semua pembahasan yang telah dijelaskan pada halaman sebelumnya maka dapatlah ditarik kesimpulan yang mendasar dari hasil penelitian dengan judul penanggulangan pelanggaran undang-undang hak cipta terhadap kasus penggandaan program perangkat lunak di kota Gorontalo. Dalam hal penanggulangan pelanggaran undang-undang hak cipta terdapat tiga faktor utama untuk penerapan sanksinya diantanya harga perangkat lunak yang asli tergolong mahal sehingganya menimbulkan peluang bagi para oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab di dalam menggandakan program tersebut dengan harga yang lebih murah untuk mendapatkan keuntungan tertentu, faktor berikutnya adalah Lisensi adanya pendaftaran yang sulit dalam melakukan registrasi dan semuanya merupakan persyaratan secara procedural sehingga mengakibatkan para konsumen merasa dipersulit sedangkan program perangkat lunak komputer yang merupakan hasil dari penggandaan lebih mudah karena tanpa melewati procedural yang sulit sesuai dengan prosedur yang ada padahal jika dilihat dari kualitasnya sangat berbeda jauh antara hasil penggandaan dengan hasil yang aslinya. Faktor yang terakhir adalah peranan pemerintah khususnya dalam hal ini adalah Kanwil Kemenkumham dalam menjalankan fungsinya yakni sebagai pengayom yang menjembatani antara masyarakat sebagai konsumen dan masyarakat sebagai oknum-oknum yang melakukan pelanggaran hak cipta dalam kasus penggandaan program Perangkat lunak komputer, dengan penegak hukum selain itu

7 juga sebagai pemberi pembinaan bagi seluruh masyarakat dalam hal penyuluhan penggunaan program Perangkat lunak yang terlisensi. Upaya penanggulangan dalam kasus penggandaan perangkat lunak komputer yang dilakukan oleh Kemenkumham diantaranya diadakannya penyuluhan yakni mensosialisikan kepada masyarakat tentang keuntungan atau kelebihan dari program perangkat lunak komputer yang asli dibandingan dengan menggunakan program perangkat lunak komputer hasil penggandaan karena di tengah-tengah masyarakat pemahaman mengenai perangkat lunak komputer sendiri sangatlah minim. Masyarakat pada umumnya hanya mencari dan menggunakan perangkat lunak yang mudah di dapat dan dengan harga yang terjangkau. Hal ini di dasari dengan perbadaan yang sangat jauh antara perangkat lunak komputer yang asli dengan perangkat lunak komputer bajakan atau hasil penggandaan secara illegal. Dimana perangkat lunak komputer yang di gandakan secara illegal di jual dengan harga yang jauh lebih murah dari pada harga asli dari perangkat lunak komputer tersebut. Sehingga masyarkat umum lebih memilih menggunakan perangkat lunak komputer bajakan tersebut. Padahal jika di telusuri lebih lanjut bahwa kualitasnya sangat berbeda jauh antara perangkat lunak komputer yang asli dengan perangkat lunak komputer bajakan. Realita yang ada di masyarakat bahwa sebagian besar masyarakat lebih banyak yang menggunakan program perangkat lunak komputer bajakan daripada menggunakan program perangkat lunak komputer yang asli. Adapun saran dari penulis terkait dengan judul penanggulangan pelanggaran undang-undang hak cipta terhadap kasus penggandaan program perangkat lunak di kota Gorontalo adalah sebagai berikut: 1. Untuk menanggapi faktor mahalnya harga program Perangkat lunak komputer yang asli diperlukan adanya pemberian subsidi atau potongan harga agar antara harga program Perangkat lunak komputer yang asli dengan program Perangkat lunak komputer hasil penggandaan tidak terlalu jauh beda sehingga

8 masyarakat dapat mempertimbangkan untuk membeli program Perangkat lunak komputer yang asli dari pada menggunakan program Perangkat lunak komputer hasil penggandaan. Serta permasalahan Lisensi sebaiknya dalam pengisian registrasi dapat dibantu atau diwakilkan oleh agen resmi penjualan sehingga menghindarkan terjadinya penggandaan program Perangkat lunak komputer, serta untuk peran pemerintah seharusnya lebih optimal dan tidak bergerak sendiri tetapi bekerja sama secara kooperatif dengan pihak lain diantaranya penegak hukum, dirjen HAKI, dan juga BSA (Bisnis Perangkat lunak Aliansi). 2. Dalam menjalankan tupoksinya lebih khususnya dalam upaya penaggulangan pelanggaran bagi para oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab Kemenkumham yang bekerja sama dengan aparat penegak hukum harusnya lebih tegas dalam menerapkan aturan yang berlaku khususnya Undangundang No.19 Tahun 2002 Tentang Hak cipta terlebih lagi program Perangkat lunak komputer sehingganya dapat meminimalisir adanya tindakan penggandaan program Perangkat lunak komputer. Ataupun dari pihak kanwil kemenkumham Gorontalo dapat bekerjasama dengan instansi-instansi lain diluar dari instansi penegak hukum. Seperti contohnya dengan kampuskampus yang ada di Gorontalo agar dapat lebih menjangkau para mahasiswa dalam penyuluhan maupun sosialisai mengenai program perangkat lunak komputer maupun didalam pengawasannya akan lebih terbantu. Dan juga kanwil Kemenkumham dapat bekerja sama dengan para pencinta-pencinta program perangkat lunak komputer maupun para ahli program perangkat lunak komputer yang khususnya berada di kota Gorontalo sehingga dapat meningkatkan SDM yang ada.

9 DAFTAR PUSTAKA Mukhti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Soerjono Soekanto, Faktor faktor yang mempengaruhi Penegakan Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta. Syamsuddin Pasamai, 2007, Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah Hukum, PT. Umitoha, Makassar. Sumber Undang-Undang : UU no. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kanwil Kemenkumham Provinsi Gorontalo. bangunan 1160 m2. Dengan batas wilayah :

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kanwil Kemenkumham Provinsi Gorontalo. bangunan 1160 m2. Dengan batas wilayah : BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kanwil Kemenkumham Provinsi Gorontalo. Kanwil Kemenkumham Gorontalo merupakan kantor pengayoman bagi masyarakat Gorontalo khususnya dalam bidang pelayanan hukum dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian hukum empiris didasarkan pada kenyataan di lapangan atau melalui observasi (pengamatan) langsung. Menurut Syamsudin 1 yakni berkenaan dengan tipologi

Lebih terperinci

UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM POLRI DI POLRES GORONTALO KOTA. Sudiar Pagau

UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM POLRI DI POLRES GORONTALO KOTA. Sudiar Pagau UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM POLRI DI POLRES GORONTALO KOTA Sudiar Pagau Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jend. Soedirman Kota Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 1 Untuk mendapatkan data dan. menggunakan metode penelitian hukum sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 1 Untuk mendapatkan data dan. menggunakan metode penelitian hukum sebagai berikut: 29 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang akan digunakan untuk mendapatkan suatu data dari obyek penelitian, dan kemudian data tersebut diolah untuk mendapatkan data yang lengkap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan inovasi-inovasi serta kreasi-kreasi yang baru dan dapat berguna bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan inovasi-inovasi serta kreasi-kreasi yang baru dan dapat berguna bagi 13 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya manusia modern, menimbulkan konsekuensi kebutuhan hidup yang makin rumit. Perkembangan tersebut memaksa manusia untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian hukum normatif yakni mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian hukum normatif yakni mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum, BAB III METODE PENELITIAN A. Sifat Penelitian Sifat peneletian menurut Soerjono Soekanto terdiri atas dua yakni, penelitian hukum normatif yakni mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dicari hubungan sebab akibat atau kecenderungannya. Penelitian merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. dicari hubungan sebab akibat atau kecenderungannya. Penelitian merupakan suatu SAMPUL LUAR BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ilmiah dilakukan sebagai suatu cara untuk merealisasikan keingintahuan sesorang dengan menggunakan metode dan cara yang sistematis, ilmiah disertai dengan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Mataram, Yogyakarta disebabkan oleh beberapa faktor:

BAB VI PENUTUP. Mataram, Yogyakarta disebabkan oleh beberapa faktor: BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan Eksistensi perdagangan VCD/DVD bajakan di kawasan Jl. Mataram, Yogyakarta disebabkan oleh beberapa faktor: a) Faktor Hukum/ Undang- undang: undang-undang hak cipta (UU No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN. Metode penelitian merupakan salah satu unsur mutlak dalam suatu

BAB III METODE PENILITIAN. Metode penelitian merupakan salah satu unsur mutlak dalam suatu BAB III METODE PENILITIAN Metode penelitian merupakan salah satu unsur mutlak dalam suatu penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan. Metode penelitian dalam skripsi ini meliputi sebagai berikut: 3.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa penelitian sosiologi atau empiris yang mencakup penelitian terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa penelitian sosiologi atau empiris yang mencakup penelitian terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sifat penelitian Adapun sifat penelitian yang akan diteliti oleh berdasarkan permasalahan diatas yaitu penelitian secara empiris/sosiologis. Menurut Soerjono Soekanto bahwa

Lebih terperinci

PENGAWASAN ORANG ASING (POA) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SEJAUH MANA EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PENGAWASAN ORANG ASING DI KALIMANTAN TIMUR?

PENGAWASAN ORANG ASING (POA) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SEJAUH MANA EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PENGAWASAN ORANG ASING DI KALIMANTAN TIMUR? OMBUDSMAN BRIEF PENGAWASAN ORANG ASING (POA) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SEJAUH MANA EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PENGAWASAN ORANG ASING DI KALIMANTAN TIMUR? Maraknya pemberitaan tentang kehadiran TKA dan/atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terwujudnya rasa aman, tentram, tertib dan damai sebagai suatu amanah dan

BAB I PENDAHULUAN. dan terwujudnya rasa aman, tentram, tertib dan damai sebagai suatu amanah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas dan tanggung jawab yang dijalankan kepolisian tertuju pada tercipta dan terwujudnya rasa aman, tentram, tertib dan damai sebagai suatu amanah dan memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian hukum empiris (sosiologis). Yaitu penelitian yang menggunakan fakta-fakta empiris yang diambil dari perilaku manusia 26, baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian terhadap efektifitas hukum. 56 Dalam penelitian ini, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian terhadap efektifitas hukum. 56 Dalam penelitian ini, peneliti 51 BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian hukum empiris atau penelitian hukum sosiologis, yaitu mencakup penelitian terhadap identifikasi hukum dan penelitian terhadap

Lebih terperinci

sosial yang lain. Penelitian hukum empiris kegunaannya adalah untuk

sosial yang lain. Penelitian hukum empiris kegunaannya adalah untuk BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan sebuah penelitian metode mempunyai peran fungsi yang sangat penting guna untuk merumuskan, menganalisa, dan memecahkan masalah yang sedang diteliti. Dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian normatif dan didukung pula dengan data lapangan (empirik). Penelitian hukum normatifmenurut Soerjono

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Penegakan hukum terhadap Illegal Logging di Kabupaten Bone Bolango

BAB V PENUTUP. 1. Penegakan hukum terhadap Illegal Logging di Kabupaten Bone Bolango BAB V PENUTUP 1.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian diatas, maka penulis mengemukakan beberapa kesimpulan yaitu : 1. Penegakan hukum terhadap Illegal Logging di Kabupaten Bone Bolango

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP A. SIMPULAN

BAB IV. PENUTUP A. SIMPULAN BAB IV. PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Terhadap Kewajiban Pengelolaan Dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penyalahgunaan senjata api oleh anggota Polri disebabkan oleh dua factor yaitu : a. Faktor internal pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada zaman modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan manusia seakan tidak mengenal batas ruang dan waktu karena didukung oleh derasnya arus informasi

Lebih terperinci

: MEDIASI PENAL DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

: MEDIASI PENAL DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK Judul : MEDIASI PENAL DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK Disusun oleh : Hadi Mustafa NPM : 11100008 FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK Tujuan Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu,

Lebih terperinci

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENERBIT SEBAGAI PEMEGANG HAK CIPTA ATAS PEMBAJAKAN BUKU BERDASARKAN UNDANG-

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENERBIT SEBAGAI PEMEGANG HAK CIPTA ATAS PEMBAJAKAN BUKU BERDASARKAN UNDANG- Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENERBIT SEBAGAI PEMEGANG HAK CIPTA ATAS PEMBAJAKAN BUKU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG No.19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA (Studi pada P. T Tiga Serangkai Pustaka Mandiri) Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timbul sebagai hasil kerja kreativitas daya fikir manusia yang. dipublikasikan kepada masyarakat umum baik dalam bidang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. timbul sebagai hasil kerja kreativitas daya fikir manusia yang. dipublikasikan kepada masyarakat umum baik dalam bidang ilmu BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang HAKI (hak atas kekayaan intelektual) adalah hak hukum yang timbul sebagai hasil kerja kreativitas daya fikir manusia yang dipublikasikan kepada masyarakat umum baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. empiris, yang mencakup, penelitian terhadap identifikasi hukum (tidak tertulis)

BAB III METODE PENELITIAN. empiris, yang mencakup, penelitian terhadap identifikasi hukum (tidak tertulis) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian hukum sosiologis atau empiris, yang mencakup, penelitian terhadap identifikasi hukum (tidak tertulis) dan penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana sekarang ini telah menjadi suatu fenomena, dimana hampir setiap hari ada berita

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana sekarang ini telah menjadi suatu fenomena, dimana hampir setiap hari ada berita I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana sekarang ini telah menjadi suatu fenomena, dimana hampir setiap hari ada berita tentang peristiwa pidana, baik melalui media cetak maupun media elektronik.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 100 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil yang didapatkan selama penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang telah dipaparkan. Peneliti juga memberikan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua. bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua. bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran, sampai ke rumah tangga. Sekarang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sebagaimana yang diketahui bahwa Ilmu Hukum mengenal dua jenis penelitian, yaitu penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris. Menurut Peter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian hukum empiris. Menurut Soejono Soekanto 1 penelitian hukum

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian hukum empiris. Menurut Soejono Soekanto 1 penelitian hukum BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang dilakukan oleh penulis bersifat Empiris/sosiologis. Penelitian sosial empiris didasarkan pada kenyataan di lapangan atau melalui Wawancara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin tidak ada habisnya, mengenai masalah ini dapat dilihat dari pemberitaan media masa seperti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 37 III. METODE PENELITIAN Metode artinya cara melakukan sesuatu dengan teratur (sistematis). Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian dan membandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menindaklanjuti adanya laporan atau pengaduan tentang suatu perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. menindaklanjuti adanya laporan atau pengaduan tentang suatu perbuatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara yuridis, menjadi kewajiban dari penyelidik dan penyidik untuk menindaklanjuti adanya laporan atau pengaduan tentang suatu perbuatan yang patut diduga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkompetensi dan memiliki dedikasi tinggi pada Pancasila dan Undang. Negara. Pegawai Negeri merupakan tulang punggung Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. berkompetensi dan memiliki dedikasi tinggi pada Pancasila dan Undang. Negara. Pegawai Negeri merupakan tulang punggung Pemerintahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada pembukaan Undang - Undang Dasar Tahun 1945 alinea ke IV menegaskan bahwa tujuan Bangsa Indonesia adalah membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertumbukan, serang-menyerang, dan bertentangan. Pelanggaran artinya

BAB I PENDAHULUAN. bertumbukan, serang-menyerang, dan bertentangan. Pelanggaran artinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi lalu lintas di jalan raya semakin padat, bahkan bisa dibilang menjadi sumber kekacauan dan tempat yang paling banyak meregang nyawa dengan sia-sia. Kecelakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Perundangan yang terbaru. Yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun tentang Perdaganganyang terkait dengan e Commerce.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Perundangan yang terbaru. Yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun tentang Perdaganganyang terkait dengan e Commerce. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjual barang melalui media internet tak lagi hemat bagi pengusaha. Mereka harus berpikir ulang mencari untung setelah pemerintah melalui Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian Hukum Empiris adalah suatu metode penelitian hukum yang menggunakan fakta-fakta empiris yang diambil dari perilaku manusia, baik perilaku verbal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua warga negara Indonesia diharapkan memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan, sehingga pemerintah berupaya untuk membuat peraturan perundangan yang mengatur warga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu 120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu lintas yang dilakukan di SMA Negeri I Cipatat maka penulis dapat mengambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mahkmah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010. hukum, dan penelitian perbandingan hukum

BAB III METODE PENELITIAN. Mahkmah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010. hukum, dan penelitian perbandingan hukum 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan pada judul, latar belakang serta rumusan masalah yang diajukan, maka jenis penelitiannya adalah yuridis normatif. Penelitian ini yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota, terutama di kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak penduduk. Selain itu sistem

Lebih terperinci

PENDAHULUAN ABSTRAK. Pengadilan Negeri Gorontalo. Hasil penelitian yang diperoleh adalah terhadap penerapan Pasal 56 KUHAP tentang

PENDAHULUAN ABSTRAK. Pengadilan Negeri Gorontalo. Hasil penelitian yang diperoleh adalah terhadap penerapan Pasal 56 KUHAP tentang ABSTRAK Ririn Yunus, Nim : 271409027. Hukum Pidana, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo. Penerapan Pasal 56 KUHAP Tentang Hak Terdakwa Untuk Mendapatkan Bantuan Hukum Dalam Proses Peradilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. 2 Jadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. 2 Jadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, termasuk juga metode dalam sebuah penelitian. Menurut Peter R. Senn, 1 metode merupakan suatu prosedur

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI JARINGAN INTERNET MELALUI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE

KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI JARINGAN INTERNET MELALUI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI JARINGAN INTERNET MELALUI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE Oleh: H.M. SAMAN, S.Sos, M.Si Kabag Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Riau Teknologi Informasi melalui dunia maya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah pendekatan empiris dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah pendekatan empiris dan 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah pendekatan empiris dan pendekatan normatif, yaitu: 45 1. Pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan terhadap

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK BAJAKAN

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK BAJAKAN PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK BAJAKAN Sariyun Naja Anwar Fakultas Teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang Abstrak: Suatu fakta bahwa di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak, memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS OPEN SOURCE

PELUANG BISNIS OPEN SOURCE PELUANG BISNIS OPEN SOURCE NAMA : SETIAWAN ALIF SUKAMTO NIM : 10.12.4452 KELAS : S1 SI 2B STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Sekarang telah banyak perusahaan perusahaan besar sampai UKM terjun dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan elektronik, seperti internet, buku, dan surat kabar, saat ini mempunyai pengaruh yang sangat luas

Lebih terperinci

: TINJAUAN HUKUM DIVERSI PADA ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAKSI

: TINJAUAN HUKUM DIVERSI PADA ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAKSI Judul : TINJAUAN HUKUM DIVERSI PADA ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (Studi Kasus Penetapan no : 01/Pen.Pid.Diversi/2015/PN.Skt ) Disusun oleh : Sartika Nilasari NPM : 12101096

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian dan penegakan hukum yang tepat dapat mencegah dan menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu. Terjadinya peredaran rokok ilegal

Lebih terperinci

HAK CIPTA SOFTWARE. Pengertian Hak Cipta

HAK CIPTA SOFTWARE. Pengertian Hak Cipta HAK CIPTA SOFTWARE Pengertian Hak Cipta Hak cipta (lambang internasional: ) adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang terjadi dalam masyarakat, hakikat keadilan dan hukum dapat dialami baik oleh ahli hukum maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder seperti peraturan perundang-undangan, jurnal ilmiah, buku-buku

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder seperti peraturan perundang-undangan, jurnal ilmiah, buku-buku 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dan yuridis empiris. Penelitian yuridis normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan genersi penerus bangsa di masa yang akan datang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan genersi penerus bangsa di masa yang akan datang, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan genersi penerus bangsa di masa yang akan datang, karena anak mempunyai peran yang sangat penting untuk memimpin dan memajukan bangsa. Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dalam rangka mencapai kemajuan kesejahteraan yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dalam rangka mencapai kemajuan kesejahteraan yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu tujuan dalam rangka mencapai kemajuan kesejahteraan yang maksimal dalam suatu negara adalah untuk memajukan penegakan hukum dan terciptanya rasa keadilan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman membawa dampak positif bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman membawa dampak positif bagi masyarakat. 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman membawa dampak positif bagi masyarakat. Salah satunya dengan bermunculan karya-karya, baik dibidang seni, musik, ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata Kunci: Efektivitas, Pengawasan, Izin Gangguan, Tempat Hiburan Malam

ABSTRAKSI. Kata Kunci: Efektivitas, Pengawasan, Izin Gangguan, Tempat Hiburan Malam 1 PENGAWASAN TEMPAT HIBURAN MALAM DALAM KAITANNYA DENGAN IZIN GANGGUAN (STUDI EFEKTIVITAS PASAL 14 Ayat (2) PERDA NO. 5 TAHUN 2011 TENTANG IZIN GANGGUAN DI KOTA BATU) ABSTRAKSI Randika Triakasa, Hukum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian hukum normatif dan empiris. suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian hukum normatif dan empiris. suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan dua jenis penelitian hukum, yaitu penelitian hukum normatif dan empiris. 1. Jenis penelitian hukum normatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian layanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian layanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian layanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dari pemerintah. Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat terus mengalami pembaharuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan obat bagi masyarakat merupakan salah satu komitmen pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan obat bagi masyarakat merupakan salah satu komitmen pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketersediaan obat bagi masyarakat merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat. Kesehatan merupakan hak asasi

Lebih terperinci

: UPAYA PERLINDUNGAN ANAK BERHADAPAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

: UPAYA PERLINDUNGAN ANAK BERHADAPAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK Judul : UPAYA PERLINDUNGAN ANAK BERHADAPAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN ANAK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 Disusun oleh : Ade Didik Tri Guntoro NPM : 11100011 FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sejahtera. Seluruh kepentingan masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sejahtera. Seluruh kepentingan masyarakat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa Negara wajib melayani setiap warga negaranya untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam rangka meningkatkan taraf hidup yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, dan kepentingan masyarakat demi mencapai tujuan dari Negara

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, dan kepentingan masyarakat demi mencapai tujuan dari Negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar hukum dan untuk mewujudkan kehidupan tata negara yang adil bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, seni dan sastra (art and literary) yang di dalamnya mencakup

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, seni dan sastra (art and literary) yang di dalamnya mencakup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang memiliki ruang lingkup objek dilindungi paling luas, karena mencakup ilmu pengetahuan, seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Hak Cipta menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Hak Cipta menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak Cipta merupakan salah satu jenis dari Hak Kekayaan Intelektual. Pengertian Hak Cipta menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2014 tentang Hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara hukum, Pasal 28 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara hukum, Pasal 28 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai Negara hukum, Pasal 28 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat banyak yang memperbincangkan tentang pornografi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat banyak yang memperbincangkan tentang pornografi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat banyak yang memperbincangkan tentang pornografi yang sedang merajalela di kalangan masyarakat beserta problematikanya. Dampak arus global pornografi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum yuridis normatif dan yuridis empiris. Penelitian hukum yuridis normatif mencakup penelitian terhadap

Lebih terperinci

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN VCD (VIDEO COMPACT DISK) ILEGAL ABSTRAKSI

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN VCD (VIDEO COMPACT DISK) ILEGAL ABSTRAKSI 1 KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN VCD (VIDEO COMPACT DISK) ILEGAL ABSTRAKSI A. LATAR BELAKANG Faktor yang menyebabkan tindak pidana Hak Cipta pada dasarnya memang berkisar pada keinginan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi permasalahan, banyaknya kasus yang ditemukan oleh aparat penegak hukum merupakan suatu bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan mencakup berbagai macam jenis dan cara. Pembajakan sudah. dianggap menjadi hal yang biasa bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan mencakup berbagai macam jenis dan cara. Pembajakan sudah. dianggap menjadi hal yang biasa bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembajakan merupakan salah satu bentuk tindak pidana yang sering kita dengar dan sering kita jumpai dengan mudah pada saat ini. Pembajakan yang dilakukan mencakup berbagai

Lebih terperinci

PENDEKATAN PER SE ILLEGAL DALAM PERJANJIAN PENETAPAN HARGA (PRICE FIXING) TERKAIT KASUS PT. EXCELCOMINDO PRATAMA, Tbk.

PENDEKATAN PER SE ILLEGAL DALAM PERJANJIAN PENETAPAN HARGA (PRICE FIXING) TERKAIT KASUS PT. EXCELCOMINDO PRATAMA, Tbk. PENDEKATAN PER SE ILLEGAL DALAM PERJANJIAN PENETAPAN HARGA (PRICE FIXING) TERKAIT KASUS PT. EXCELCOMINDO PRATAMA, Tbk. ABSTRACT Oleh Ni Ayu Putu Mery Astuti I Wayan Wiryawan Hukum Perdata Fakultas Hukum

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh motivasi dan disiplin

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh motivasi dan disiplin 157 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan pengujian analisis regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh motivasi dan disiplin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu merasakan adanya gejolak dan keresahan di dalam kehidupan sehari-harinya, hal ini diakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai negeri bukan saja unsur Aparat Negara tetapi juga merupakan Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah pelanggaran norma hukum saja, tetapi juga melanggar norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. masalah pelanggaran norma hukum saja, tetapi juga melanggar norma-norma BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan timbul sejak manusia ada dan akan selalu ada selama manusia hidup dan mendiami bumi ini. Masalah kejahatan bukan hanya menyangkut masalah pelanggaran

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, adalah : dengan prosedur penyidikan dan ketentuan perundang-undangan yang

V. KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, adalah : dengan prosedur penyidikan dan ketentuan perundang-undangan yang V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran penyidik di Polresta Bandar Lampung dalam penerapan diversi terhadap anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensi pasar tradisional di Indonesia. Dalam pasar

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensi pasar tradisional di Indonesia. Dalam pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan pasar yang berperan penting dalam memajukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara alamiah. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian hukum empiris yaitu dengan terjun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian hukum empiris yaitu dengan terjun BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian hukum empiris yaitu dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti data berkenaan dengan kehidupan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. skripsi ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. skripsi ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan di atas, maka sebagai akhir dari penutup skripsi ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Asas ultimum remedium atau asas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian hukum empiris, yaitu menguji dan mengkaji ketentuan-ketentuan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian hukum empiris, yaitu menguji dan mengkaji ketentuan-ketentuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Normatif-Empiris. Penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian hukum normatif dan penelitian hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa berkembang secara dinamik sesuai dengan perkembangan zaman. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari interaksi antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor pajak, khususnya penerimaan di sektor cukai hasil tembakau. Yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sektor pajak, khususnya penerimaan di sektor cukai hasil tembakau. Yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dapat diketahui bahwa pendapatan asli bangsa Indonesia salah satunya dari sektor pajak, khususnya penerimaan di sektor cukai hasil tembakau. Yaitu penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang nomor 19 Tahun 2002 tentang hak cipta, ciptaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang nomor 19 Tahun 2002 tentang hak cipta, ciptaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Umum Hak kekayaan intelektual atau disingkat HKI berperan penting dalam melindungi sebuah ciptaan yang dihasilkan oleh seseorang. Ciptaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai sebuah bangunan sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai sebuah bangunan sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/Tipe Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dan empiris. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman seni BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang sangat kaya. Hal ini sejalan dengan keanekaragaman etnik, suku bangsa, dan agama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengemis merupakan salah satu golongan masyarakat yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengemis merupakan salah satu golongan masyarakat yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengemis merupakan salah satu golongan masyarakat yang harus mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah, terutama tentang kesejahteraan hidup dan kesehatannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tumbuh dan berkembangnya perusahan perusahan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan tumbuh dan berkembangnya perusahan perusahan di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia semakin pesat seiring dengan tumbuh dan berkembangnya perusahan perusahan di Indonesia terutama perusahaan ritel yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Salah satu kegiatan usaha yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengarang karya seni, dan lain-lain, hal ini akan menumbuhkan minat semua

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengarang karya seni, dan lain-lain, hal ini akan menumbuhkan minat semua 114 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Umum Hukum Hak Kekayaan Intelektual ( HKI ) sangat bermanfaat bagi kelangsungan kemajuan teknologi, karena dengan melakukan perlindungan hukum pada semua penulis

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. analisis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional tetapi mengenai sarana

BAB III PENUTUP. analisis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional tetapi mengenai sarana BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan yang ada setelah dilakukan penelitian dan analisis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Pelaksanaan tanggung jawab Pemerintah Kota Surakarta dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas (PT) Telkom Cabang Solo merupakan salah satu badan

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas (PT) Telkom Cabang Solo merupakan salah satu badan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perseroan Terbatas (PT) Telkom Cabang Solo merupakan salah satu badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang telekomunikasi. Permintaan layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

STOP MENGGUNAKAN SOFTWARE BAJAKAN

STOP MENGGUNAKAN SOFTWARE BAJAKAN STOP MENGGUNAKAN SOFTWARE BAJAKAN Disusun Oleh : Nama : Fadhil Setyo Pratama NIM : 11.11.5129 Untuk Pemenuhi Persyaratan Masa Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 STOP MENGGUNAKAN SOFTWARE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Narkoba sendiri barang yang tidak lagi susah untuk didapatkan, melainkan barang yang amat mudah untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kesimpulan Umum Penegakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah penelitian hukum yuridis normatif dan yuridis empiris. Pendekatan Yuridis Normatif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas. Oleh karena itu dengan pesatnya perkembangan TIK, penerapan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas. Oleh karena itu dengan pesatnya perkembangan TIK, penerapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dunia sangatlah pesat, teknologi telah diciptakan manusia untuk mendukung berbagai macam aktivitas

Lebih terperinci