BAB V PEMBAHASAN. tersebut sering terpapar gas karbon monoksida (CO) yang berasal dari gas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi (Chandra, 2007). Permasalahan utama yang dihadapi kota-kota di dunia yaitu semakin

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana variabel sebab. dan dilakukan pada saat yang sama (Notoatmojo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

BAB II LANDASAN TEORI

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN DARAH PADA PEKERJA PARKIR BASEMENT MALL DAN TEMPAT BILLIARD DI SURAKARTA AKIBAT PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO)

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam memilih jenis makanan yang di konsumsi. Kecukupan

HUBUNGAN PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA PEDAGANG KULINER DI DAERAH GLADAG SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. sempurna antara bahan bakar fosil dengan oksigen. Komponen ini. atau berbau, tetapi amat berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Karbon Monoksida (CO) perbandingan berat terhadap udara (1 Atm 0 C) sebesar 0,967. Bila

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSENTRASI COHb DALAM DARAH PADA PETUGAS PARKIR MALL DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

Hubungan Masa Kerja dengan Kandungan Karboksihemoglobin (COHb) dalam Darah Polisi Lalulintas di Jalan Slamet Riyadi Surakarta

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode pendekatan Cross-Sectional dimana tiap subjek

FAKTOR FAKTOR RISIKO PAPARAN GAS KARBONMONOKSIDA (CO) TERHADAP KADAR KARBOKSIHEMOGLOBIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

I. PENDAHULUAN. cerdas, dan produktif (Adisasmito, 2010). Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat salah satunya melalui prestasi

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diandalkan dalam pembangunan nasional. Sebagai modal

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan cross sectional dimana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan besarnya jumlah penderita kehilangan darah akibat

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan dopamine, yang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB I PENDAHULUAN. yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar COHb Pada Tenaga Kerja Wanita Yang Bersepeda Di PT. Glory Industrial Semarang 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal. umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB V PEMBAHASAN. penggerindaan dan pengelasan di area malting, dan finishing produk. Lokasi

DAFTAR ISI. Halaman. repository.unisba.ac.id. viii

BAB I PENDAHULUAN. tahan aerobik yang baik diperlukan tingkat VO 2 max yang tinggi. Banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin

BAB V PEMBAHASAN. hampir semua tenaga kerja pada unit weaving PT. Iskandar Tekstil adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karbon atau bahan-bahan yang mengandung karbon (Suma mur, 2009). Karbon

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HEMOBLOBIN (Hb) DALAM DARAH PADA TUKANG BECAK DI PASAR MRANGGEN DEMAK.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru di Indonesia. Selain berperan sebagai ibu rumah. tangga, banyak wanita berpartisipasi dalam lapangan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 12 orang pekerja parkir mobil,

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN ANEMIA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) SUSUKAN 04 UNGARAN TIMUR

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) PADA PETUGAS PENGUMPUL TOL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara berkembang


METODE PENELITIAN. Desain Penelitian. Desain penelitian yang dilakukan untuk mengetahui status gizi, perilaku

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. psikologik, dan perubahan sosial (Mansur, 2009). Pada remaja putri, pubertas

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden pada penelitian ini adalah pedagang kuliner di area kuliner daerah Gladag dimana area kuliner tersebut terletak di sisi jalan Mayor Sunaryo yang ramai pengunjung. Hal ini menjadikan pedagang kuliner tersebut sering terpapar gas karbon monoksida (CO) yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor. Jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 38 orang pedagang perempuan yang telah memenuhi kriteria inklusi dan bersedia menjadi responden. Usia pedagang kuliner pada penelitian ini masih tergolong dalam usia produktif dimana pedagang kuliner memiliki usia minimal 24 tahun, usia maksimal 55 tahun, dan usia rata-rata yaitu 45 tahun. Berdasarkan hasil uji statistik korelasi spearman antara usia dengan kadar hemoglobin (Hb) maka didapatkan hasil bahwa p-value : 0.043 dan r : - 0.314. Berdasarkan hasil uji statistik tersebut, dapat disimpulkan bahwa hubungan usia dengan kadar hemoglobin (Hb) pedagang lemah dengan arah korelasi negatif. Hal ini berarti bahwa semakin bertambah usia maka semakin rendah kadar hemoglobin (Hb) pedagang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ahirawati (2009) dimana semakin tua usia seseorang maka daya tahan tubuhnya 49

50 terhadap penyakit akan semakin berkurang. Hal ini diperkuat dengan teori oleh Hal ini diperkuat dengan pernyataan Setyawati (2010) pada usia lebih dari 40 tahun seseorang akan cenderung mengalami perubahan prestasi kerja yang dapat mempengaruhi faktor fisiologis, mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan seperti kemampuan visual, kinerja otot, berfikir, mengingat dan mendengar, serta adanya penurunan kemampuan dalam beradaptasi. Status gizi pedagang ditentukan dengan menggunakan karakteristik IMT, dimana sebanyak 15 orang pedagang memiliki IMT normal sedangkan 23 orang pedagang dikatakan gemuk. Berdasarkan hasil uji korelasi pearson antara IMT dengan kadar hemoglobin (Hb) pedagang maka nilai p-value : 0.171 dan r : 0.215. Maka dapat disimpulkan bahwa IMT tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kadar hemoglobin (Hb). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kevin (2015) yang mengatakan bahwa tidak adanya hubungan antara status gizi dengan kadar hemoglobin (Hb) pada remaja usia 12-14 tahun dimana status gizi sebagian besar responden penelitian tersebut adalah normal dan status gizi sebagian besar responden pada penelitian ini adalah kegemukan. Sedangkan, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukawana (2007) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kadar hemoglobin (Hb). Perbedaan hasil penelitian dikarenakan penelitian ini hanya mengukur IMT saja, tidak mengukur asupan konsumsi makanan.

51 Berdasarkan hasil pengukuran gas karbon monoksida (CO) di daerah Gladag Surakarta paparan gas karbon monoksida (CO) terendah yaitu 8 ppm dan paparan gas karbon monoksida (CO) tertinggi yaitu 13 ppm serta rata-rata paparan gas karbon monoksida (CO) yaitu 10.10 ppm. Berdasarkan batas paparan gas karbon monoksida (CO) oleh WHO (2004), maka NAB paparan gas karbon monoksida (CO) pada pekerjaan yang dilakukan selama 8 jam yaitu 9 ppm. Sehingga paparan gas karbon monoksida (CO) di daerah Gladag Surakarta telah melebihi NAB. Berdasarkan hasil pengukuran hemoglobin (Hb) pedagang kuliner di daerah Gladag Surakarta diketahui bahwa sebanyak 60.5 % memiliki kadar hemoglobin (Hb) < 12 gr/dl. Menurut Kiswari (2014) kadar hemoglobin normal wanita dewasa yaitu 12-16 g/dl. Apabila melihat distribusi kadar hemoglobin (Hb) pedagang kuliner, maka sebagian besar pedagang mengalami anemia dimana kadar hemoglobin (Hb) kurang dari normal. Hal ini sesuai dengan Hoffbrand dan Moss (2013) yang menyatakan bahwa anemia didefinisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin (Hb) darah dibawah normal. Adapun bebarapa penyebab terjadinya anemia menurut Sadikin (2002) yaitu cacat atau masalah pada sel darah merah, defisiensi atau kekurangan bahan bahan dari luar (makanan), kehilangan sel darah merah yang baik dan sehat karena terjadinya perdarahan, dan adanya reaksi imunitas (otoimun) dari sistem imun seseorang terhadap sel darah merahnya sendiri. Berdasarkan hasil pengukuran kadar karboksihemoglobin (COHb) pedagang kuliner daerah Gladag Surakarta diketahui bahwa rata-rata pedagang

52 kuliner memiliki kadar karboksihemoglobin (COHb) sebesar 2.43%, kadar COHb terendah yaitu 0.4 % dan kadar COHb tertinggi yaitu sebesar 4%. Hal ini berarti bahwa sebagian pedagang mengalami gangguan sistem syaraf sentral (Wardhana, 2004). Menurut anjuran dari ACGIH 2003 dalam Sainab (2015) menyatakan bahwa kadar COHb maksimal didalam tubuh seseorang yaitu sebesar 3.5%. Sehingga kadar COHb pedagang berada dibawah batas yang dianjurkan. B. Hubungan Paparan Gas Karbon Monoksida (CO) Dengan Kadar Hemoglobin (Hb) Berdasarkan hasil statistik uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gas karbon monoksida (CO) dengan kadar hemoglobin (Hb) pada pedagang kuliner di daerah gladag Surakarta dengan nilai p-value : 0,362 atau p > 0.05. Berdasarkan hasil observasi, didapatkan bahwa aktivitas pedagang pada saat bekerja berada di tempat terbuka. Menurut Arifin dan Sukoco (2009) komposisi oksigen yang ideal pada udara bersih sebesar 20.95%. Apabila terjadi penambahan gas-gas lain seperti gas karbon monoksida (CO) yang berasal dari gas buang kendaraan, maka akan menyebabkan gangguan serta perubahan pada komposisi udara bersih termasuk oksigen. Efeknya terhadap kesehatan yaitu gas karbon monoksida (CO) apabila terhisap kedalam paruparu akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Sehingga ditempat terbuka terdapat banyak oksigen

53 yang dapat dihirup oleh pedagang kuliner. Apabila pedagang menghirup gas oksigen dalam jumlah yang banyak, maka hal tersebut dapat menggeser reaksi keseimbangan karboksihemoglobin (COHb) di dalam darah dengan mengubah karboksihemoglobin (COHb) menjadi oksihemoglobin yang diperlukan oleh tubuh seperti yang tertulis pada reaksi keseimbangan dibawah ini : COHb + O 2 Hb O 2 + CO Selain itu, pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh seseorang tidaklah sama satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan daya tahan tubuh manusia ikut menentukan toleransi tubuh terhadap pengaruh adanya karbon monoksida (Wardhana, 2004). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2015) yang mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan paparan karbon monoksida dengan kadar hemoglobin pada pekerja divisi engineering PT Rosalia Indah Karanganyar dimana lokasi penelitian tersebut adalah semi terbuka. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningrum (2013) yang mengatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan kadar hemoglobin darah pekerja parkir laki-laki basement mall dan pekerja laki-laki tempat billiard akibat paparan gas karbon monoksida dimana lokasi penelitian tersebut merupakan tempat tertutup. Berdasarkan hasil observasi, didapatkan bahwa terdapat tanah kosong yang ditanami pohon besar berada di belakang area kuliner daerah Gladag Surakarta. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fardiaz (2003) yang mengatakan

54 bahwa aktivitas mikroorganisme di dalam tanah dapat menghilangkan gas karbon monoksida (CO) dengan kecepatan relatif tinggi dari udara. Hasil observasi ini sejalan dengan penelitian yulfida (2012) yang menyatakan bahwa kadar karbon monoksida (CO) yang terdapat pada jalan raya yang ditanami pohon Angsana (Pterocarpus indicus) lebih rendah dibandingkan pada jalan raya yang tidak ditanami pohon angsana (Pterocarpus indicus). Berdasarkan hasil analisis, bekerja di tempat terbuka dan adanya absorben gas karbon monoksida (CO) yang berupa mikroorganisme didalam tanah dan pohon yang berada di sekitar area kuliner daerah Gladag Surakarta dapat mengurangi paparan gas karbon monoksida (CO) yang diterima pedagang kuliner. Pada penelitian ini, faktor yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin pada pedagang kuliner (responden) yaitu usia. Selain itu, faktor responden yang berupa status gizi tidak memiliki pengaruh terhadap kadar hemoglobin responden. C. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, ada kendala yang peneliti hadapi, kendala tersebut antara lain: 1. Tidak di ukurnya faktor perancu gas karbon monoksida (CO) seperti kecepatan angin dan arah angin sehingga akan menimbulkan bias dalam hasil penelitian. 2. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional sehingga tidak meramalkan suatu kecenderungan dari gangguan kesehatan tertentu pada responden.