PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING MOODLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 BERAU

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beragam gaya mengajar yang dilakukan dengan khas oleh masing-masing guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUICK ON THE DRAW

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

Learning berbasis Moodle sebagai media pembelajaran. : Tes akhir (posttest) dilakukan setelah digunakannya E-Learning

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING ISBN :

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: Ernawati SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Banjar Margo Kabupaten Tulang Bawang. Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kongkret

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

Oleh: Sugeng SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

SAMPUL LUAR (HARD COVER)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari Freudenthal Institute, Urecht University di negeri Belanda. kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Majid (2007:176) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB II KAJIAN TEORI. Robert Karplus. Learning cycle merupakan rangkaian dari tahap-tahap kegiatan

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

II. TINJAUAN PUSTAKA

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur. perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. Proses penguasaan suatu konsep di dalam upaya memperkaya informasi

Transkripsi:

PROPOSAL KARYA ILMIAH INOVATIF PEMBELAJARAN GURU PRODUKTIF PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING MOODLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 BERAU Ditulis Oleh : Antareja SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 BERAU KALIMANTAN TIMUR 2014

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Antareja NIP : 19821101 201101 1 006 Instansi : SMK Negeri 2 Berau menyatakan bahwa Karya Ilmiah Inovatif Pembelajaran Guru Produktif dengan judul Pengaruh Penggunaan E-Learning Moodle Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri 2 Berau merupakan asli tulisan saya. Mengetahui Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Berau Tanjung Redeb, 31 Mei 2014 Yang membuat pernyataan Johni Molantong, S.Pd NIP Antareja NIP 19821101 201101 1 006

BIODATA Nama : Antareja Tempat, tanggal lahir : Berau, 1 November 1982 Instansi : SMK Negeri 2 Berau Jabatan : Guru Produktif Peternakan Alamat : Jalan Pulau Sambit, Tanjung Redeb Berau, Kaltim Pendidikan terakhir : S1 UGM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa berjalan secara optimal apabila ada aspek komunikasi antara guru dengan siswa, komunikasi antara siswa dengan sumber belajar dan komunikasi diantara siswa diselenggarakan dengan komposisi yang serasi. Para pakar pendidikan menyatakan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh keseimbangan antara ketiga aspek tersebut. Metode belajar dan stategi belajar sangat diperlukan untuk menghasilkan tujuan dari pembelajaran dan kualitas pendidikan yang semakin baik. Pembelajaran di SMK Negeri 2 Berau menggunakan tatap muka (di kelas), praktek sekolah, dan praktek industri. Penggunakan alat belajar pada saat tatap muka juga belum maksimal yaitu hanya sebatas penggunaan laptop untuk menampilkan bahan ajar dengan infocus proyektor. Disamping itu penyampaian materi sangat monoton kurang inovatif dan kurang menantang kreatifitas siswa. Sehingga proses belajar mengajar berlangsung sangat menjenuhkan dan miskin improvisasi. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, perlu untuk mencari model pembelajaran yang sesuai. Salah satu metode pembelajaran yang dianggap mampu mengatasi rendahnya pencapaian target minimal

kompetensi siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi adalah dengan menggunakan E-Learning. Hal ini didasarkan bahwa dalam E-Learning kelangsungan proses pembelajaran secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan penyampaian materi secara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar Selain sumber belajar berupa perpustakaan yang tersedia di SMK Negeri 2 Berau, sekarang ini berkembang teknologi internet yang memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam menggali ilmu pengetahuan. Dengan adanya internet siswa dapat mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan, mendapatkan informasi yang lebih luas, murah dan cepat, sehingga dapat mempermudah proses belajar. Jaringan internet di SMK Negeri 2 Berau tidak ada, padahal internet merupakan sumber belajar siswa selain dari guru dan buku pelajaran. Supaya siswa dapat mendapatkan sumber belajar dalam bentuk soft copy dan untuk memaksimalkan alat belajar maka dibuat E-Learning Moodle didalam jaringan wifi lan (wilan) yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMK Negeri 2 Berau. E-Learning Moodle belum pernah digunakan di SMK Negeri 2 Berau. Untuk mengetahui apakah moodle bisa meningkatkan kualitas hasil belajar di SMK Negeri 2 Berau maka dibuat penelitian ini.

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah ini adalah : 1. Bagaimana mengetahui pengaruh penggunaan moodle terhadap keaktifan siswa di SMK Negeri 2 Berau? 2. Bagaimana mengetahui pengaruh penggunaan moodle terhadap keefektifan dalam pembelajaran siswa di SMK Negeri 2 Berau? C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam penggunaan Moodle terhadap hasil belajar siswa siswa di SMK Negeri 2 Berau 2. Untuk mengetahui keefektifan siswa dalam penggunaan Moodle terhadap keefektifan dalam pembelajaran siswa di SMK Negeri 2 Berau D. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memanfaatkan E-Learning dalam pembelajaran tatap muka. 2. Sebagai penambah sumber belajar siswa 3. Menghemat kertas dalam pembelajaran 4. Menghemat waktu dalam pelaksanaan ujian dan analisis soal

BAB II LANDASAN TEORI A. Moodle Moodle sendiri adalah sebuah nama dari salah satu aplikasi Course Management System (CMS), sering juga disebut sebagai Learning Management System (LMS) atau Virtual Learning Environtment (VLE). Moodle itu sendiri adalah singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environtment. Moodle ini merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan mekanisme belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi berbasis web yang dikenal dengan konsep e-learning. Moodle merupakan salah satu aplikasi gratis (Open Source) dan dapat diunduh, digunakan ataupun dimodifikasi oleh siapa saja dengan lisensi secara GNU (General Public License). Selain itu Moodle adalah salah satu aplikasi e-learning yang banyak digunakan oleh orang diseluruh dunia khususnya universitas, sekolah dan lembaga pendidikan. B. Keefektifan Pembelajaran Efektititas pembelajaran merupakan suatu konsep yang lebih luas untuk mencakup berbagai factor di dalam maupun di luar seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan dalam pembelajaran yaitu guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Dimana metode pembelajaran dipengaruhi oleh faktor tujuan, siswa, situasi, fasilitas dan pengajar itu sendiri. Menurut Sadirman dalam Trianto (2009:20)

keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk mengetahui keefektifan mengajar dapat dilakukan dengan memberikan tes, karena dengan hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek proses pengajaran. Menurut Soemosasmiti dalam Trianto (2009:20) menyatakan bahwa suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila memenuhi beberapa persyaratan utama keefektifan pembelajaran yaitu (1) Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM (2) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa (3) Ketetapan antara kandungan materi ajaram dengan kemampuan siswa (orientasi keberhasilam belajar) diutamakan,dan (4) Mengembangkan suasana belajaran yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keefektifan pembelajaran adalah tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Keefektifan dari penggunakan E-Learning dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat dilihat dari hasil belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jika hasil belajar yang menggunakan E-Learning berbasis Moodle lebih tinggi dari pembelajaran yang tidak menggunakan E-Learning berbasis Moodle, maka penggunaan menggunakan E- Learning berbasis Moodle dikatakan efektif.

C. Keaktifan Belajar Siswa Aktifitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi guru dan siswa. Aktifitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, terciptalah situasi belajar aktif. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Natawijaya dalam Depdiknas (2005:31) bahwa belajar aktif adalah Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional, guna memperolah hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keaktifan siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan dan motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku, seperti: sering bertanya pada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan sebagainya. Pada penelitian ini keaktifan yang di maksud adalah semua aktifitas yang dilakukan siswa pada saat mengikuti pelajaran,keaktifan disini membagi keaktifan belajar siswa menjadi 8 kelompok, yaitu 1. Keaktifan visual meliputi membaca, memperhatikan gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, mengamati orang lain bekerja, dan sebagainya.

2. Keaktifan lisan (oral) meliputi mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi. 3. Keaktifan mendengarkan meliputi mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio. 4. Keaktifan menulis meliputi menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket. 5. Keaktifan menggambar meliputi menggambar, membuat grafik, chart,diagram, peta, pola. 6. Keaktifan motorik meliputi melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari dan berkebun. 7. Keaktifan mental meliputi merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan dan membuat keputusan. 8. Keaktifan emosional meliputi minat, bosan, gembira, berani, tenang. D. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu gambaran prestasi belajar peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar pada suatu jenjang yang

diikutinya. Hasil belajar sangat tergantung pada proses belajar yang dilaksanakan. Hasil belajar tesebut akan terlihat setelah diberikan perlakuan pada proses belajar yang dianggap sebagai proses pemberian pengalaman belajar. Nana Sudjana (1995:22) berpendapat bahwa: hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar. Ciri terjadinya perubahan tingkah laku pada diri peserta didik ditunjukkan oleh terjadinya perubahan tingkah laku pada diri peserta didik ditunjukkan oleh sejumlah kemampuan memahami dan menguasai hubungan-hubungan antara bekal kemampuan peserta didik dengan materi pelajaran yang diajarkan dalam proses belajar mengajar. E. Hipotesis Berdasarkan permasalahan dan teori yang yang dikumpulkan maka hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Ada perbedaan hasil belajar antara kelompok yang menerapkan pembelajaran menggunakan E-Learning berbasis Moodle daripada kelompok yang menerapkan pembelajaran tanpa E- Learning berbasis Moodle. 2. Ada perbedaan keaktifan siswa antara kelompok yang menerapkan pembelajaran menggunakan E-Learning berbasis Moodle dari pada kelompok yang menerapkan pembelajaran tanpa E-Learning berbasis Moodle

3. Hasil belajar kelompok yang menerapkan pembelajaran menggunakan E-Learning berbasis Moodle lebih baik daripada kelompok yang menerapkan pembelajaran tanpa E-Learning berbasis Moodle 4. Keaktifan siswa kelompok yang menerapkan pembelajaran menggunakan E-Learning berbasis Moodle lebih aktif dari pada kelompok yang menerapkan pembelajaran tanpa E-Learning berbasis Moodle.

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Langkah-langkah 1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen dengan pola random control group pretest-postest design, dimana dalam desain ini sekelompok subyek yang diambil ditempatkan ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini kelas yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah kelas X dan kelas XI Peternakan, yang terdiri dari kelompok eksperimen adalah kelas B dan kelompok kontrol kelas A. Kelas B diterapkan pembelajaran dengan menggunakan E-Learning berbasis Moodle kemudian pada diakhir pembelajaran diberikan suatu test untuk mengetahui hasil belajar dengan menggunakan E-Learning berbasis Moodle. Pada kelas kontrol subjek yang dipakai adalah kelas A yaitu pembelajaran biasa seperti pada pembelajaran pada umumnya tanpa menggunakan E-Learning berbasis Moodle dan di akhir pembelajaran juga sama-sama diberi suatu test untuk mengetahui hasil belajar. Kemudian setelah mendapatkan hasil belajar dari kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol, hasil belajar itu dibandingkan, apabila hasil belajar dari kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol maka dapat dikatakan penelitian ini berhasil dan penerapan E-Learning berbasis Moodle dapat dikatakan efektif.

2. Langkah-langkah Penelitian 1. Menentukan populasi, 2. Menentukan populasi dari keseluruhan siswa kelas X dan XI Peternakan SMK Negeri 2 Berau yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa 104 siswa. 3. Menentukan sampel 4. Menentukan sampel dengan pengambilan random sampling, dilakukan dengan cara undian dengan memberi nomor pada masingmasing kelas X dan XI Peternakan 5. Menyusun instrumen penelitian 6. Melakukan proses pembelajaran menggunakan E-Learning berbasis Moodle pada kelompok eksperimen dan pembelajaran tanpa intervensi pada kelompok kontrol. 7. Melakukan kegiatan observasi selama jalannya pembelajaran, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. 8. Melaksanakan postest baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. 9. Menganalisis hasil tes serta lembar observasi dan menyusun laporan penelitian B. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SMK Negeri 2 Berau Jalan Kedaung, Sei Bedungun, Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur.

C. Populasi dan Sumber Data Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas X Peternakan dan kelas XI Peternakan SMK Negeri 2 Berau tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa 104 siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X ATU, X ATR, XI ATU dan XI ATR. D. Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian ini terdiri dari keaktifan siswa dan hasil belajar siswa. Instrumen keaktifan siswa meliputi : visual, lisan, mendengarkan, menulis, menggambar, motorik, mental, emosional. Sedangkan instrumen hasil belajar siswa dinilai menggunakan soal pilihan ganda. E. Teknik Pengumpulan Data Data yang diambil dalam penelitian ini meliputi : 1. Test Metode pengumpulan data dengan menggunakan tes ini digunakan untuk mengetahui hasil pretest dan postest untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun teknik tes yang digunakan berbentuk obyektif. Karena penelitian ini untuk mengukur hasil belajar, oleh karena itu untuk mengetahui hasil pembelajaran digunakannya pengukuran menggunakan tes dan sehingga bisa membandingkan hasil belajar kelas

yang menggunakan E-Learning dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional sehingga bisa mengetahui keefektifan penggunaan E-Learning. 2. Observasi Observasi digunakan untuk mengetahui proses pengelolaan pembelajaran sebelumnya dan sesudah penelitian yaitu dengan melakukan pengamatan sebelum penggunaan media E-Learning dengan sesudah penggunaan media E-Learning. 3. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu atau berkasberkas yang dipakai pada saat penelitian di SMK Negeri 2 Berau, dokumentasi digunakan untuk bukti bahwa penelitian benar-benar telah melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. F. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil tes tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan hipotesis yang diharapkan dengan menggunakan metode t-tes. Analisis data menggunakan software SPSS 12