PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENDAMPINGAN SL-PTT PADI, JAGUNG DAN KACANG TANAH DI KABUPATEN BULUKUMBA. Andi Darmawidah, dkk

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

Abstrak

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

Pedoman Umum. PTT Jagung

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI PADI MELALUI PENDEKATAN PTT DI LAHAN LEBAK KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

USAHATANI JAGUNG DI LAHAN KERING DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI KABUPATEN MINSEL

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS USAHATANI JAGUNG TERHADAP KOMPONEN TEKNOLOGI PETANI PADA LAHAN SAWAH di KABUPATEN GOWA DAN TAKALAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

PERAN PTT JAGUNG DALAM PENINGKATAN PRODUKSI DAN FINANSIAL: KASUS DI DESA DONGGOBOLO KECAMATAN WOHA KABUPATEN BIMA NTB

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Oleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh ABSTRAK

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) KEDELAI

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Kedelai di Aceh

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SLPTT PADI DAN JAGUNG KABUPATEN ENREKANG. Ir. Syamsu Bahar, MSi, dkk

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan

JUDUL KEGIATAN: KAJIAN MODEL PTT DALAM BUDIDAYA JAGUNG LOKAL DAN POTENSI PENGEMBANGAN JAGUNG QPM SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF

SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENANAMAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH MELALUI PERBAIKAN POLA TANAM YANG BERBASIS KEMITRAAN

PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

Adaptasi Beberapa Varietas Jagung Hibrida di Lahan Sawah

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

Transkripsi:

Seminar Nasional Serealia, 2013 PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Penerapan model pengelolaan tanaman dan sumberdaya secara terpadu merupakan suatu pendekatan bersifat partisipatif yang mensinergikan berbagai komponen teknologi dengan kondisi spesifik lokasi sehingga dapat meningkatkan hasil dan efisiensi masukan produksi serta menjaga kelestarian ekologi lingkungan. Kajian bertujuan meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani jagung serta melestarikan lingkungan produksi melalui pengelolaan lahan, air, tanaman, OPT, dan iklim secara terpadu, dan dilaksanakan di kabupaten Bulukumba mulai bulan Maret sampai Juni 2010. Pelaksanaan secara partisipatif dengan melibatkan petani sebagai pelaku utama, poktan, gapoktan dalam menerapkan teknologi. Komponen teknologi yang diimplementasikan pada demplot varietas unggul baru jagung meliputi: (a) penggunaan varietas unggul hybrid, (b) cara tanam system TOT dan olah tanah sempurna, (c) cara tanam (legowo), (d) penggunaan bahan organik (pupuk kandang/jagung), (e) pemupukan berdasarkan status hara tanah melalui uji tanah, (f) pengendalian gulma, hama dan penyakit secara PHT. Hasil yang dicapai adalah 1) sebagian petani belum sepenuhnya melaksanakan PTT sesuai dengan anjuran yang disebabkan petani masih ragu menerima perubahan yang harus dilakukan, terutama dalam cara tanam legowo, pengaturan air dan penggunaan organik (pupuk kandang), 2) implementasi model PTT ditingkat petani yang dilaksanakan sesuai anjuran, selain dapat meningkatkan hasil dan produktivitas jagung, juga dapat meningkatkan efisiensi input produksi seperti penggunaan benih, dan pupuk 20-30%, 3) model PTT jagung dengan komponen teknologi yang diterapkan dapat diterima secara teknis, sosial dan ekonomi oleh pengguna. Kata kunci: pengelolaan tanaman terpadu (PTT), jagung, lahan kering PENDAHULUAN Untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat akibat bertambahnya jumlah penduduk, kualitas lahan menurun dan tingkat penerapan teknologi masih rendah maka pengelolaan tanaman dan sumber daya secara terpadu yang sering diringkas Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan suatu pendekatan holistic yang semakin populer dewasa ini. Pendekatan ini bersifat partisipatif yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi sehingga bukan merupakan paket teknologi yang harus diterapkan petani disemua lokasi (Departemen Pertanian 2008). Berdasarkan hal tersebut di atas, kabupaten Bulukumba sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi yang cukup besar dengan luas wilayah 115.467 ha dari 10 kecamatan (BPS Bulukumba, 2009) dalam memajukan pembangunan pertanian 631

Muhammad Thamrin dan Ruchjaningsih: Penerapan Model Pengelolaan secara terintegrasi dari semua sektor, berkelanjutan dan ramah lingkungan tanpa meninggalkan faktor-faktor sosial dan budaya setempat. Potensi kabupaten Bulukumba yang terbentang luas mulai dari dataran rendah (garis pantai, sawah irigasi dan tadah hujan) seluas 24.523 ha, dataran medium (lahan perkebunan dan pengembalaan), dan dataran tinggi seluas 91.099 ha sehingga upaya untuk menciptakan daerah yang mandiri berbasis teknologi dapat dicapai dari daerah ini. Sampai saat ini, komoditi andalan kabupaten Bulukumba sub sektor tanaman pangan meliputi padi, jagung, kedelai, ubi kayu/jalar, kacang tanah. Khusus tanaman jagung produksinya mencapai 136.664 ton dari luas panen 27.721 ha atau produktivitas 4,9 t/ha (Bappeda Bulukumba 2009). Berdasarkan data produktivitas komoditas tersebut masih sangat rendah dibanding potensi hasilnya sehingga upaya untuk meningkatkan produktivitasnya masih terbuka luas dengan mengembangkan berbagai inovasi teknologi yang sesuai kondisi setempat. Selain itu, pemanfaatan teknlogi spesifik yang berbasis pada masalah atau lokasi yang dihadapi oleh masyarakat tidak hanya dapat meningkatkan produksi dan produktivitas, tetapi juga diharapkan dapat merubah pola perilaku dan berpikir petani dalam berusahatani. Penerapan teknologi spesifik lokasi harus berjalan seiring dengan upaya-upaya untuk memberikan pencerahan pengetahuna petani dalam menumbuhkan sikap kerjasama dan kompetisi yang berjalan seimbang. Basis teknologi produksi harus didekatkan pada masyarakat tani sebagai pihak yang akan memanfaatkan teknologi sehingga transfer atau adopsi teknologi akan lebih cepat sampai pada sasaran dan berhasil guna. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh model pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu jagung dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. METODOLOGI Pengkajian dilaksanakan di kabupaten Bulukumba mulai bulan Maret sampai Juni 2010. Pelaksanaan secara partisipatif dengan melibatkan petani sebagai pelaku utama, poktan, gapoktan dalam menerapkan teknologi yang akan didampingi. Peneliti dan penyuluh lebih bersifat sebagai superviser dalam penerapan teknologi. Pendampingan ini dilaksanakan dilahan petani dengan petani kooperator yang ditentukan bersama oleh peneliti, penyuluh, PEMDA setempat serta petani. Dalam kegiatan ini, komponen-komponen teknologi yang ada dirakit menjadi paket teknologi yang spesifik. 632

Seminar Nasional Serealia, 2013 Ruang lingkup pendampingan meliputi: 1) Pendampingan dilakukan untuk memberikan dorongan/motivasi kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam pemanfaatan paket teknologi hasil Litbang Pertanian yang terdiri dari: Benih varietas unggul baru, Sistem tanam, Teknologi pupuk organik (dekomposer) dan Alat dan mesin pertanian. 2) Wujud pendampingan dilakukan melalui: Penyiapan Juknis dan SPO (Standar Prosedur Operasional) untuk setiap teknologi tersebut, penyiapan modul pelatihan yang memuat paket teknologi hasil litbang pertanian dan pembuatan demplot atau gelar teknologi di lokasi laboratorium lapang (LL) pada setiap unit SL~PTT. Metode pelaksanaan dengan luas wilayah 115.467 ha dari 10 kecamatan yang merupakan wilayah potensial dalam pengembangan pertanian. Jumlah unit pendampingan dan demplot SL~Jagung (84 dan 16). Bahan yang digunakan meliputi, jagung hybrida/komposit, pupuk dan pestisida. Rangkaian pelaksanaan pendampingan terdiri atas berbagai tahapan yaitu: a) Koordinasi dengan dinas terkait dan pemerintah desa untuk menentukan lokasi, b) identifikasi wilayah pendampingan, c) apresiasi program pendampingan, d) pelaksanaan kegiatan di lapangan, e) pengamatan dan pengumpulan data, f) temu lapang dan g) pelaporan. Komponen teknologi yang diimplementasikan pada unit pendampingan khususnya demplot varietas unggul baru jagung meliputi: (a) penggunaan varietas unggul hybrid, (b) cara tanam system TOT dan olah tanah sempurna, (c) cara tanam (legowo), (d) penggunaan bahan organik (pupuk kandang), (e) pemupukan berdasarkan status hara tanah melalui uji tanah, (f) pengendalian gulma, hama dan penyakit secara PHT (Badan Litbang Pertanian 2007). Tabel 1. Komponen teknologi dalam kegiatan pendampingan jagung di kabupaten Bulukumba, 2010 Komponen Teknologi Varietas Jumlah biji/lubang Cara tanam Pemupukan Bahan organik Pengendalian OPT VUB LL SL-PTT Non SL-PTT Bima 3, 4, 5 1 Tugal Urea 100 kg/ha + Ponska 100 kg/ha 1 t/ha PHT Bisi 2 2 Alur Ponska 100 kg/ha - PHT Bisi 2 2 Alur Ponska 100 kg/ha - PHT Bisi 2 2 Alur Ponska 100 kg/ha - Cara petani Pengolahan tanah tanpa olah tanah (TOT) dengan menyemprotkan herbisida lalu dialur menggunakan ternak atau tugal. Penanaman jagung dengan system legowo 2 : 1 jarak tanam (90 x 60 x 20 cm). pemupukan Ponska berdasarkan hasil uji tanah 633

Muhammad Thamrin dan Ruchjaningsih: Penerapan Model Pengelolaan diberikan pada 7 dan 40 hst. Pengendalian gulma dilakukan dengan menyemprotkan herbisida, hama dan penyakit berdasarkan konsep PHT. Komponen teknologi yang yang terpaknan terlihat pada (Tabel 1). HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Daerah dan Agroekosistem Kabupaten Bulukumba dengan luas wilayah 115.467 ha dari 10 kecamatan yang merupakan wilayah yang cukup potensial dalam upaya pengembangan pertanian, peternakan dan perkebunan. Menurut data BPS Kabupaten Bulukumba (2009) Potensi lahan berdasarkan agroekosistemnya terbagi lahan sawah seluas 20.293,80 ha dan lahan kering seluas 2.164,36 ha. Topografi dan fisiografi kurang lebih 95,38% berada pada ketinggian 0 1.000 meter di atas permkaan laut (dpl) dengan tinkat kemiringan tanah 0 40 o. Keadaan iklim berdasarkan klasifikasi daerah terbagi ke dalam 4 tipe yaitu: iklim A dengan 9 bulan basah meliputi Bulukumpa, Kindang dan Gantarang sebahagian; iklim B dengan 7 bulan basah meliputi Kajang, Ujung Loe, Rilau Ale, Kindang dan Gantarang sebahagian; iklim C dengan 5 bulan basah meliputi Kajang, Herlang dan Bontotiro; iklim D dengan 4 bulan basah meliputi Ujung Bulu, Gantarang sebahagian dan Bontotiro. Sedangkan kondisi curah hujan digolongkan atas < 2.000 mm/tahun meliputi Ujung Bulu, Bontotiro, Kajang, Bontobahari dan Gantarang; 2.000 3.000 mm/tahun meliputi Gantarang, Bulukumba, Rilau ale, Kajang dan Herlang; > 3.000 mm/tahun meliputi Kindang, Rilau Ale, dan Ujung Loe. Potensi Sumberdaya Lahan dan Tanaman Potensi sumberdaya lahan mencakup lahan kering dan lahan sawah sedang tanaman meliputi jagung disajikan pada (Tabel 1). Total luas sumberdaya lahan di sepuluh kecamatan adalah 22.458.16 ha terdiri dari lahan kering 2.164,36 ha, lahan sawah 20.293,80 ha. Kecamatan Kajang, Kindang dan Rilau Ale merupakan 3 kecamatan yang memiliki potensi sumberdaya lahan terluas (200.000 300.000 ha), sementara Ujung Loe dan Gantarang menempati posisi yang memiliki sumberdaya lahan dengan luas paling rendah (< 50.000 ha). 634

Seminar Nasional Serealia, 2013 Tabel 1. Luas Areal Tanam, Luas Panen, dan Produksi Tanaman Jagung di Kab. Bulukumpa, 2010 Kecamatan Luas Lahan (Ha) Luas Luas Produk Lahan Lahan Tanam Panen Produksi tivitas Kering Sawah (t) (t/ha)..ha Gantarang 6,41 8.004,90 1.399 1.226 4.752 3,87 Ujung Bulu 27,40 310,60 8 8 24 2,97 Ujung Loe 182,20 2.771,00 3.976 4.454 18.355 4,12 Bontobahari - 53,10 2.945 5.097 15.367 2,02 Bontotiro 144,60 25,00 3.586 5.413 16.504 3,05 Herlang 339,00-5.583 5.958 27.723 4,65 Kajang 1.056,80 1.191.10 5.155 10.461 34.908 3,34 Bulukumpa 49,80 2.625,60 1.449 493 1.348 2,74 Rilau Ale 172,00 3.038,40 169 52 193 3,71 Kindang 183,25 1.775,10 859 962 2.852 2,97 Jumlah 2.164,36 20.293,80 25.129 34.124 122.027 3,58 Kinerja Model PTT Usahatani Jagung di Tingkat Petani Sistem usahatani jagung di lokasi pendampingan baik PTT maupun non PTT pada umumnya di lahan kering dengan teknologi relatif sama, petani pada umumnya menggunakan benih unggul hybrid (Bisi) dan bermutu karena selama ini petani membeli benih jagung langsung dari kios-kios tani, namun sebagian masih ada petani menanam jagung hasil sebelumnya yang sudah beberapa kali di tanam dalam varietas yang sama. Penggunaan benih pada petani non PTT lebih banyak (20-30 kg/ha) dibandingkan dengan petani yang menerapkan PTT, karena menurut petani bibitnya tidak cukup kalau benih yang ditanam hanya 1-2 biji per lubang tetapi menanam 2-3 biji per lubang. Penanaman dengan sistem tanam legowo belum diprkatekkan dan umumnya menanam dengan system alur dari bajak kuda dengan jarak tanam 75 cm x 25 cm. Dalam penerapan system tanam legowo, petani belum melakukannya karena disamping belum terbiasa juga biaya tenaga kerja lebih mahal yaitu ada penambahan biaya tenaga kerja Rp. 100.000 per hektar. Petani di lokasi pendampingan selama ini belum menggunakan bahan organik (pupuk kandang) untuk lahan kering karena petani belum tahu manfaat dari penggunaan dan sulit mendapatkan pupuk kandang di lokasi PTT maupun non PTT. Penggunaan pupuk anorganik (Urea, SP36 dan KCl ) belum sesuai dosis bahkan sebagian petani tidak menggunakan pupuk SP 36 dan KCl karena harga kedua pupuk tersebut dirasakan petani sangat mahal, selain itu terkadang sulit didapatkan dipasaran. 635

Muhammad Thamrin dan Ruchjaningsih: Penerapan Model Pengelolaan Pengendalian hama dan penyakit belum menerapkan secara PHT, petani sering menggunakan pestisida yang berlebihan tanpa memperhatikan sasaran hama/penyakit dan musuh alami, sehingga mengakibatkan menjadi tidak efektif. Penerapan Teknologi VUB, LL, SL-PTT Jagung dengan Pendekatan PTT Hasil pendampingan teknologi menunjukkan bahwa melalui pendekatan model PTT ternyata masih mampu meningkatkan produktivitas dari 3,58 menjadi 5,1 5,8 ton per hektar. Hasil panen biji kering beberapa varietas jagung di lokasi pendampingan yang telah menerapkan usahatani jagung lahan kering secara intensif (Tabel 2). Tabel 3. Pertumbuhan dan Produksi Biji Kering beberapa varietas jagung di lokasi pendampingan MH 2010 di kabupaten Bulukumba. Uraian VUB LL *) SL-PTT *) Non SL- Bima 3 Bima 4 Bima 5 PTT **) Tinggi Tanaman (cm) 233,1 221,3 234,4 240,5 236,9 243,9 Jumlah Tongkol 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 Produksi Biji Kering 5,8 5,5 5,1 5,4 5,7 5,1 (t/ha) *) Bisi **) Bisi/Pioneer Pertumbuhan awal jagung dari masing-masing varietas menunjukkan keragaan hasil yang cukup baik dan terlihat perbedaan antara pendekatan PTT (VUB, LL, SL- PTT) dan non PTT. Pada fase vegetatif intensitas serangan rendah dan dapat dengan mudah dikendalikan oleh petani secara manual dan kimiawi. Pada fase generatif penapilan tanaman jagung varietas Bima dan Bisi (LL) dengan pendekatan PTT memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman lebih baik dibandingkan non PTT. Hasil pendampingan di lokasi VUB, LL, SL-PTT dan non SL-PTT menunjukkan bahwa dengan pendekatan PTT dapat memberikan hasil yang lebih tinggi untuk semua varietas dibandingkan dengan non SL-PTT. Analisa Usaha Tani Implementasi model PTT ditingkat petani selain dapat meningkatkan hasil juga dapat meningkatkan pendapatan petani sekitar 1,8 jut/ha dibandingkan dengan petani yang tidak menerapkan PTT (Tabel 3 dan 4). 636

Seminar Nasional Serealia, 2013 Tabel 3. Analisa Usahatani Jagung per Hektar dengan Penerapan Model PTT di Desa Padang Loang dan Seppang Kecamatan Ujung Loe, Bulukumba, 2010. No. Uraian Volume (HOK, KG) A. Saprodi: Benih (Bima) 10 kg Pupuk: Urea 200 kg ZA 50 kg SP-36 50 kg Pestisida 2000 ml B. Tenaga Kerja Pengolahan Tanah: Bajak ternak Cangkul Tanam (Legowo 2:1) Penyulaman Pemupukan Penyemprotan Panen 1:20 Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 200.000 1.400 280.000 1.500 75.000 1.800 90.000 180.000 Jumlah A 825.000 1 ha 32 HOK 5 HOK 275 kg 30.000 30.000 2.800 500.000 210.000 640.000 140.000 140.000 150.000 770.000 Jumlah B 2.550.000 C Jumlah Biaya (A+B) 3.375.000 D Hasil 5500 kg 2.800 15.400.000 E Keuntungan (D-C) 12.025.000 B/C 3,56 Tabel 4. Analisa usahatani jagung per hektar dengan teknologi petani (Non PTT) di Desa Padang Loang dan Seppang Kecamatan Ujung Loe, Bulukumba, 2010. No. Uraian Volume (HOK, KG) A. Saprodi: Benih (Bisi) 25 kg Pupuk: Urea 200 kg ZA 50 kg Pestisida 2000 ml B. Tenaga Kerja Pengolahan Tanah: Pembersihan lahan Cangkul Tanam (Alur) Penyulaman Pemupukan Penyemprotan Panen 1:20 Harga Satuan (Rp) 45.000 Jumlah (Rp) 1.125.000 1.400 280.000 1.500 75.000 180.000 Jumlah A 1.660.000 1 ha 12 HOK 25 HOK 5 HOK 260 kg 30.000 30.000 2.800 350.000 360.000 500.000 140.000 140.000 150.000 728.000 Jumlah B 2.368.000 C Jumlah Biaya (A+B) 4.028.000 D Hasil 5100 kg 2.800 14.280.000 E Keuntungan (D-C) 10.252.000 B/C 2,55 637

Muhammad Thamrin dan Ruchjaningsih: Penerapan Model Pengelolaan KESIMPULAN Sebagian petani belum sepenuhnya melaksanakan PTT sesuai dengan anjuran yang disebabkan petani masih ragu menerima perubahan yang harus dilakukan, terutama dalam cara tanam legowo, pengaturan air dan penggunaan organik (kompos jerami). Implementasi model PTT ditingkat petani yang dilaksanakan sesuai anjuran, selain dapat meningkatkan hasil produktivitas jagung, juga dapat meningkatkan efisiensi input produksi seperti penggunaan benih, dan pupuk 20-30 %. Model PTT jagung dengan komponen teknologi yang diterapkan dapat diterima secara teknis, sosial dan ekonomi oleh pengguna. DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Petunjuk teknis lapang pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah irigasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bulukumba, 2009. Mencari Format Penelitian Sektor Pertanian di Kabupaten Bulukumba. Makalah disampaikan pada Focus Discussion Group (FGD) Mencari Format Penelitian Sektor Pertanian di Kabupaten Bulukumba. BPS, 2009. Biro Pusat Statistik Bulukumba, Bulukumba dalam Angka. Departemen Pertanian Republik Indonesia, 2008. Panduan Pelaksanaan. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi. 638