BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan agar memperoleh keuntungan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, bidang ekonomi merupakan bidang yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan untuk terus berkembang agar dapat bertahan dalam kancah

Materi 03. Sistem Kantor

Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Audit..., Prasasti, Fakultas Ekonomi 2015

PENGARUH UPAH, PENGALAMAN KERJA DAN PELATIHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA DEALER PUTRA UTAMA MOTOR DI NGUTER"

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi industri seperti sekarang ini, persaingan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. praktiknya, pengaturan tata letak memiliki beragam dampak strategis dalam kegiatan. tanggapan yang cepat (Heizer dan Render, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian belum stabil seiring dengan semakin kompleksnya

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tata letak pabrik merupakan landasan utama dalam pengaturan tata letak

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era modern merupakan sebuah era yang sangat dinamis, baik dalam aspek

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu industri tata letak fasilitas merupakan salah satu faktor yang

Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia, yang sekarang ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. atau berwirausaha. Kepuasan konsumen merupakan salah satu fokus utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri

BAB I PENDAHULUAN. tetap bertahan menghadapi persaingan yang semakin ketat. beli masyarakat. Sehingga harga yang ditawarkan menjadi tinggi, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menentukan efisiensi sebuah manajemen operasional perusahaan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Di era industrialisasi saat ini sektor industri memang memegang peran

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Collection sedang berusaha memajukan dan mengembangkan usahanya,

BAB I PENDAHULUAN. baik itu perusahaan penghasil barang maupun perusahaan penghasil jasa.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Perusahaan akan bersaing dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian proses produksi menurut beberapa ahli diantaranya adalah:

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan cepatnya arus globalisasi

BAB I PENDAHULUAN berdasarkan pendapatan per kapita berikut: Pendapatan Nasional Per Kapita, (Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan metode atau cara untuk memenangkan persaingan. Pengaturan tata letak dari fasilitas produksi dan area kerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi yang demikian pesat, membuat orang-orang mulai beranggapan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan usaha pada sektor manufaktur saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, persaingan di Indonesia dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia maka kebutuhan akan fasilitas-fasilitas yang mendukung kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

ABSTRAKSI. Sejak juli 1997, perekonomian Indonesia dilanda krisis moneter yang

BAB 1 PENDAHULUAN. usahanya. Hal tersebut menuntut perusahaan-perusahaan khususnya perusahaan yang

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada kenyataannya untuk mencapai produktivitas dan efisiensi yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang dihasilkan serta pemanfaatan sistem pengendalian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat dapat menyebabkan lamanya waktu untuk pemindahan bahan

BAB I PENDAHULUAN. jasa dengan mengubah input menjadi output. Heizer dan Render (2009)

BAB I PENDAHULUAN. ataukah perusahaan yang terlalu keras terhadap karyawan nya. Para ahli

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian dunia sedang menuju era globalisasi di mana

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Website:

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, budaya dan bidang-bidang lainnya. Demikian pula dibidang teknologi.

BAB VI PERANCANGAN KEBIJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif dan kompleks mendorong

BAB I PENDAHULUAN. memiliki implikasi strategis bagi perusahaan. Keputusan tata letak dapat

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi dan perdagangan bebas yang dihadapi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini, pasar sangat berorientasi pada konsumen. Maka dari itu,

BAB V ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sekarang ini sedang menghadapi persaingan di pasar bebas. Di

BAB I PENDAHULUAN. bidang karena setiap fasilitas mempunyai tata letak. Tata letak yang baik dapat

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kulitas barang/produk yang dihasilkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak perlu, mengurangi biaya operasi, dan dalam beberapa hal juga akan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang terjadi selama ini, banyak menyebabkan para

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISIS BIAYA DAN HARGA POKOK PRODUKSI KAYU GERGAJIAN (Sawn Timber ) HUTAN RAKYAT (Kasus Pada CV Sinar Kayu, Kecamatan Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan dibanding jasa pelayanan yang ditawarkan pesaing. Kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2014 perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang terjadi pada semua sektor dibandingkan tahun 2013 sebesar 5,02 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor informasi dan komunikasi yang mencapai 10,02 persen, diikuti oleh jasa perusahaan sebesar 9,81 persen dan jasa lainnya sebesar 8,92 persen. Menurut lapangan usaha pada tahun 2014 struktur perekonomian didominasi oleh industri pengolahan sebesar 21,02 persen, diikuti oleh industri pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 13,38 persen, dan yang terakhir merupakan pedangan eceran seperti respirasi mobil, sepeda dan motor sebesar 13,38 persen( Badan Pusat Statistik No. 17/02/Th.XVIII, 5 Februari 2015). Tumbuhnya perekonomian yang terjadi pada seluruh sektor menyebabkan kesejahteraan masyarakat pada suatu negara mengalami perkembangan, sehingga jumlah permintaan atas seluruh barang dan jasa yang dibutuhkan oleh para konsumen pada setiap industri akan mengalami peningkatan. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab timbulnya persaingan antar industri sejenis untuk berkompetisi secara sehat dalam memenuhi permintaan konsumen yang semakin bertambah. Dengan meningkatnya persaingan pada industri sejenis akibat jumlah permintaan yang semakin bertambah, maka perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan. Meningkatkan produktivitas secara optimal dalam menghasilkan suatu barang yang 1 Universitas Kristen Maranatha

diproduksi dapat menjadi salah satu keunggulan kompetitif agar perusahaan bisa bertahan di dalam tingginya persaingan. Produktivitas pada suatu perusahaan merupakan kemampuan untuk dapat menghasilkan sejumlah barang dengan faktor produksi yang tersedia, tingginya produktivitas merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelolah sumber daya-sumber daya yang terbatas secara efisien dalam menciptakan produk yang berkualitas dengan jumlah yang besar. Di sinilah peran manajemen operasi dalam memberikan manfaat untuk meningkatkan produktivitas melalui penerapan kebijakan yang berkaitan dalam penggunaan sumber daya terbatas yang dimiliki oleh perusahaan. Terdapat sepuluh kebijakan yang ditetapkan dalam manajemen operasi untuk memastikan keberlangsung hidup perusahaan agar berjalan secara efektif dan efisien. Salah satu kebijakan yang terdapat di dalam sepuluh keputusan strategis manajemen operasi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan adalah strategi yang berkaitan dengan penerapan tata letak fasilitas. Purnomo (2004) menyatakan bahwa tata letak fasilitas merupakan susunan fasilitas-fasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi pada suatu proses produksi, sedangkan Hadiguna dan Setiawan (2008) mendefinisikan tata letak fasilitas sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tata letak merupakan suatu sarana yang tersusun secara sistematis berdasarkan tujuan, kegiatan, dan unsur-unsur fisik seperti mesin, peralatan dan bahan-bahan yang terdapat di dalamnya guna mencapai kelancaran pada proses produksi. Tujuan utama dilakukannya perancangan tata letak adalah meminimalisir perpindahan barang, menghemat pemakaian ruang bangunan guna keperluan mesin dan keleluasaan gerak bagi karyawan yang lebih efektif, minimalisir penanaman 2 Universitas Kristen Maranatha

modal dalam peralatan akibat alat yang terpisah dengan fungsi yang sama, serta memberi kemudahan, keselamatan hingga kenyamanan pada para karyawan pada saat melakukan pekerjaan pada bagian produksi suatu barang (Apple, 1990). Terciptanya suatu tata letak yang efektif dapat membantu perusahaan untuk mencapai strategi yang telah ditetapkan oleh perusahaan, serta memberikan kelancaran pada proses produksi untuk menghasilkan suatu barang (Heizer dan Render, 2006). Tata letak yang baik pada umumnya akan memberikan kontribusi yang positif dalam optimalisasi proses operasi yang pada akhirnya akan menjaga kelangsungan hidup serta keberhasilan perusahaan. PT. Fajar Kimia Sejati merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri kimia yang mengelolah amonia berkadar murni (Hi-Purity Ammonia) menjadi amonia berkadar rendah (Ammonium Hydroxide) agar bisa dipergunakan secara aman oleh kalangan produsen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari para konsumen. Meningkatnya permintaan dari tahun ke tahun untuk mengelolah amonia membuat perusahaan mengambil kebijakan untuk menambah jumlah fasilitas produksi guna memenuhi tingginya permintaan. Dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti selama kurun waktu tertentu pada PT. Fajar Kimia Sejati, diketahui bahwa penambahan jumlah fasilitas produksi yang baru telah menyebabkan timbulnya permasalahan pada tata letak fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Penambahan jumlah fasilitas produksi yang baru menyebabkan timbulnya perpotongan aliran produksi antar stasiun kerja yang berdampak kepada jarak perpindahan proses untuk memproduksi amonia menjadi kurang maksimal akibat jarak antara stasiun kerja yang saling berjauhan. 3 Universitas Kristen Maranatha

Adanya perpotongan aliran produksi pada tata letak fasilitas yang dimiliki perusahaan juga menyebabkan kurangnya efisiensi dalam penggunaan ruang sebagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Hal tersebut dikarenakan kurangnya tenaga ahli yang berpengalaman dalam melakukan perancangan ulang tata letak fasilitas ketika perusahaan menambah jumlah fasilitas yang baru untuk memenuhi tingginya permintaan. Perancangan ulang tata letak fasilitas hanya dilakukan berdasarkan pengalaman yang telah didapat selama perusahaan telah berdiri oleh beberapa karyawan yang telah lama berkerja. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti memutuskan untuk melakukan perancangan ulang terhadap tata letak bagian produksi pada PT. Fajar Kimia guna mengoptimalkan penggunaan ruang sebagai sumber daya yang tersedia serta memperlancar proses produksi dengan menuangkan hasil laporan tersebut kedalam bentuk karya tulis ilmiah yang berjudul: PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS GUNA MEMINIMUMKAN TOTAL JARAK PERPINDAHAN PROSES PRODUKSI PADA PT. FAJAR KIMIA SEJATI. 1.2 Rumusan Masalah PT. Fajar Kimia Sejati adalah pabrik yang melakukan proses pengelolah amonia berkadar tinggi menjadi amonia berkadar rendah. Amonia yang telah di olah di tawarkan kepada perusahaan yang menggunakan amonia sebagai bahan baku utama dalam memproduksi barang yang di hasilkan. Seiring perkembangan jaman, tingginya permintaan untuk mengelola amonia pada PT. Fajar Kimia terus meningkat sehingga perusahaan memutuskan untuk menambahkan jumlah fasilitas produksi guna memenuhi permintaan yang semakin bertambah. 4 Universitas Kristen Maranatha

Namun, keterbatasan tenaga ahli berpengalaman dalam menciptakan tata letak fasilitas yang dapat memberikan kontribusi positif pada perusahaan menyebabkan timbulnya masalah perpotongan aliran produksi akibat penempatan fasilitas baru dengan fungsi yang sama yang tidak tersusun secara sistematis sesuai urutan proses produksi. Permasalahan tata letak fasilitas yang terjadi pada PT. Fajar Kimia dapat dilihat dari flow chart tata letak berikut: Gambar 1: Flow Chart Tata Letak PT. Fajar Kimia Sejati Sumber : Analisis Peneliti Berdasarkan data yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan suatu permasalahan adanya perpotongan aliran produksi yang tidak lancar (smooth) pada 5 Universitas Kristen Maranatha

tata letak fasilitas PT. Fajar Kimia pada bagian produksi akibat penambahan unit mesin yang tidak teralokasi secara sistematis sehingga menghambat proses produksi. Oleh karena itu, permasalahan yang teridentifikasi untuk menjadi pembahasan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi aktual tata letak fasilitas yang diterapkan oleh PT. Fajar Kimia Sejati pada saat ini? 2. Bagaimanakah tata letak alternatif yang dapat diusulkan untuk memperbaiki aliran produksi serta meminimumkan total jarak perpindahan yang dapat meningkatkan tingkat produktivitas pada PT. Fajar Kimia Sejati? 3. Bagaimana dampak yang timbul akibat perancangan ulang tata letak fasilitas terhadap aliran proses produksi dan total jarak perpindahan yang dapat meningkatkan tingkat produktivitas pada PT. Fajar Kimia Sejati? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan diadakan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis kondisi aktual tata letak fasilitas PT. Fajar Kimia pada saat ini. 2. Merancang ulang tata letak fasilitas sebagai alternatif guna memperbaiki aliran produksi serta meminimumkan total jarak perpindahan yang dapat meningkatkan tingkat produktivitas pada PT. Fajar Kimia Sejati. 6 Universitas Kristen Maranatha

3. Menganalisis dampak yang timbul akibat tata letak fasilitas alternatif terhadap aliran produksi dan total jarak perpindahan yang dapat meningkatkan tingkat produktifitas pada PT. Fajar Kimia Sejati. 1.4 Kegunaan Penelitian berikut: Manfaat penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada saat ini adalah sebagai 1. Bagi Peneliti Memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana cara merancang tata letak fasilitas suatu perusahaan dengan menggunakan teoriteori yang telah dipelajari selama menempuh gelar sarjana S1 Manajemen yang berkonsentrasi pada bidang manajemen operasi. 2. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan bagi PT. Fajar Kimia Sejati dalam merancang ulang tata letak fasilitas pada bagian produksi guna meningkatkan efektivitas penggunaan ruang yang tersedia sebagai salah satu sumber daya terbatas yang dimiliki oleh perusahaan. 3. Bagi Akademisi Menjadi referensi dan sumber informasi bagi kalangan akademisi untuk penelitian selanjutnya yang membahas tentang permasalahan pada tata fasilitas. 7 Universitas Kristen Maranatha