PROBLEMATIKA CALON INDEPENDEN DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Oleh : Ni Putu Eka Martini AR Ibrahim R. Program Kekhususan : Hukum Pemerintahan,

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: Position, Authority, Governor, Local Government Administration

DIVERSI TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

PENGATURAN TOLOK UKUR SYARAT CALON KEPALA DAERAH DARI PARTAI POLITIK DAN PERSEORANGAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015

EKSISTENSI DAN PROBLEMATIKA CALON INDEPENDEN DALAM PEMILUKADA

KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI PADA SENGKETA HASIL PEMILIHAN KEPALA DAERAH

IMPLIKASI HUKUM KOALISI PARTAI POLITIK DALAM MEMBENTUK PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF

ABSTRACT. Keyword : Legal status, Applicant, Disputed Elections of Regional Heads, Constitutional Court ABSTRAK

Tjokorda Alit Budi Wijaya I Made Subawa Ni Made Ari Yuliartini Griadhi Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

ANALISIS YURIDIS KEBEBASAN BERSERIKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PARTAI POLITIK

EKSISTENSI DAN PROBLEMATIKA CALON INDEPENDEN DALAM PEMILUKADA DITINJAU DARI PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

Oleh : Ni Made Ayu Tresnasanti I Made Budi Arsika Program Kekhususan Hukum Pemerintahan, Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan.

FUNGSI LEGISLASI DPD-RI BERDASARKAN PASAL 22D UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PUU-XIII/2015 Hak Konstitusional Untuk Dipilih Dalam Hal Pasangan Calon Berhalangan Tetap

KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DI BIDANG LEGISLASI

DASAR HUKUM KEWENANGAN PRAPERADILAN DALAM MEMUTUS PENETAPAN TERSANGKA

Peran Strategis Komisi Pemilihan Umum dalam Pelaksanaan Pemilu

PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

TELAAH KRITIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 100/ PUU- XIII/2015 TERKAIT SYARAT JUMLAH PASANGAN CALON (CALON TUNGGAL PEMILIHAN KEPALA DAERAH)

RechtsVinding Online. Naskah diterima: 21 Januari 2016; disetujui: 27 Januari 2016

KEWENANGAN DPD DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

PROSES DAN TAHAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

PERWUJUDAN NETRALITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM KEANGGOTAAN DAN KEPENGURUSAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 80/PUU-XIII/2015 Syarat Tidak Pernah Dijatuhi Pidana Penjara 5 (lima) Tahun atau Lebih Bagi Calon Kepala Daerah

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 27/PUU-XIV/2016

BAB III METODE PENELITIAN. menggali, mengelola dan merumuskan bahan-bahan hukum dalam menjawab

Kuasa Hukum Dwi Istiawan, S.H., dan Muhammad Umar, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Juli 2015

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN OUTSOURCING JIKA PERUSAHAAN TIDAK MEMBERIKAN TUNJUNGAN HARI RAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003

Oleh. Kadek Tegar Wacika. Ni Nengah Adiyaryani Program Kekhususan Hukum Penyelenggara Negara, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 115/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilukada Serentak Akibat Calon Tunggal

BAB III KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH. A. Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Sengketa Pilkada

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DISABILITAS TERHADAP HAK MEMPEROLEH PEKERJAAN

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal)

PEMBUBARAN PARTAI POLITIK (Kajian Yuridis Terhadap Kedudukan Hukum Pemohon dan Akibat Hukum Pembubaran Partai Politik) S K R I P S I.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 24/PUU-XV/2017 Penyelesaian Perselisihan Kepengurusan Partai Politik

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PROSES PEMBENTUKAN PERDA PROVINSI BALI DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XI/2013 Tentang Pembentukan Pemerintahan Daerah Provinsi Kalimantan Utara

Poerwadarminta W.J.S, 1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, h.741.

Kuasa Hukum Dwi Istiawan, S.H., dan Muhammad Umar, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Juli 2015

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

KEWENANGAN MENGUJI KONSTITUSIONALITAS PERATURAN DAERAH TERHADAP UUD 1945

KEDUDUKAN KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA SEBAGAI LEMBAGA NEGARA INDEPENDEN DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah yang berlaku di Indonesia memuat perubahan. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

BAB I PENDAHULUAN memandang pentingnya otonomi daerah terkait dengan tuntutan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persyaratan Menjadi Calon Kepala Daerah Melalui Jalur Independen

PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA. Oleh

POTENSI CALON PERSEORANGAN DALAM PERUBAHAN KEDUA UU NO. 1 TAHUN 2015 Oleh: Achmadudin Rajab * Naskah diterima: 23 Maret 2016; disetujui: 4 April 2016

H. Marzuki Alie, SE.MM. KETUA DPR-RI

DINAMIKA PETAHANA DAN PENCALONANNYA DALAM PILKADA Oleh: Achmadudin Rajab * Naskah diterima: 04 Mei 2016; disetujui: 26 Mei 2016

PERTENTANGAN SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 DENGAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 34/ PUU-XI/ 2013 TERKAIT PENINJAUAN KEMBALI

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

BAB I PENDAHULUAN. Dari sudut pandang etimologi demokrasi berasal dari kata demos (rakyat) dan

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN PERKAWINAN YANG TIDAK DIDAFTARKAN

HAK MEMBENTUK ORGANISASI KEMASYARAKATAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 130/PUU-XII/2014 Pengisian Kekosongan Jabatan Gubernur, Bupati, dan Walikota

KAJIAN TEORITIS PEMGARUH SISTEM PENETAPAN CALON TERPILIH DENGAN SUARA TERBANYAK TERHADAP PEMENUHAN HAK AFFIRMATIVE ACTION

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan prasyarat penting dalam negara. demokrasi. Dalam kajian ilmu politik, sistem Pemilihan Umum diartikan sebagai

PENGATURAN HAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM PENINJAUAN KEMBALI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM

DAFTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PENGUJIAN UU PEMILU DAN PILKADA

Oleh Ni Made Desika Ermawati Putri I Made Tjatrayasa Bagian Peradilan Fakultas Hukum Universitas Udayana

Oleh : I Gusti Ayu Indra Dewi Dyah Pradnya Paramita Desak Putu Dewi Kasih. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRACT

BAB I PEDAHULUAN. Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan

STATUS KEPEMILIKAN ATAS SATUAN RUMAH SUSUN

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

Ringkasan Putusan. 1. Pemohon : HABEL RUMBIAK, S.H., SPN. 2. Materi pasal yang diuji:

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

ANALISIS KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI LEMBAGA YUDIKATIF DALAM PUTUSAN YANG BERSIFAT POSITIVE LEGISLATURE

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada

REKRUTMEN CALON LEGISLATIF (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo)

PENGATURAN KEARIFAN LOKAL DALAM PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN BUDAYA BALI

SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH SEBAGAI BENTUK TRANSPARANSI PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) hukum kenamaan asal Austria, Hans Kelsen ( ). Kelsen menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kesatuan dengan sistem Pemerintahan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 129/PUU-XII/2014 Syarat Pengajuan Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik dan Kedudukan Wakil Kepala Daerah

KUASA HUKUM Muhammad Sholeh, S.H., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Oktober 2014.

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN APABILA TIDAK HANYA SATU KONSUMEN YANG MERASA TELAH DIRUGIKAN OLEH PRODUK YANG SAMA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Perkara Nomor 5/PUU-V/2007

BAB I PENDAHULUAN. konstitusional terhadap prinsip kedaulatan rakyat. Hal ini dinyatakan dalam Pasal

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Penjelasan Pemohon mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah:

PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DENPASAR TERHADAP PENJABARAN PERATURAN KEPALA DAERAH TENTANG APBD

RechtsVinding Online

KAJIAN YURIDIS PERKAWINAN DI BAWAH UMUR BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

NILAI-NILAI POSITIF DAN AKIBAT HUKUM DISSENTING OPINION DALAM PERADILAN PIDANA DI INDONESIA

IMPLIKASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 46/PUU-VIII/2010 TENTANG KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN TERHADAP KOMPILASI HUKUM ISLAM

Transkripsi:

1 PROBLEMATIKA CALON INDEPENDEN DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Oleh : Ni Putu Eka Martini AR Ibrahim R. Program Kekhususan : Hukum Pemerintahan, Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak : Dalam makalah ilmiah ini yang berjudul Problematika Calon Independen Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah mengandung permasalahan mengenai apa yang menjadi dasar hukum pengaturan calon independen serta problematika apa yang akan dihadapi calon independen dalam pemilukada. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual, sedangkan teknik pengumpulan bahan hukum dengan menggunakan studi pustaka yangmana bahan-bahan yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif. Analisa dan hasil penelitian yang diperoleh yaitu bahwa keikutsertaan calon independen dalam pemilukada yang notabenenya telah dijamin oleh peraturan perundang-undangan, akan tetapi dalam kenyataannya calon independen menghadapi beberapa problem dalam pemilukada. Kesimpulannya bahwa UUD NRI 1945 dan UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan dasar hukum pengaturan calon independen, sedangkan problematika yang dapat dihadapi sebagai konsekuensi logis menjadi calon independen yaitu calon independen tidak memiliki mesin politik untuk mengakses pemilih, menanggung sendiri biaya politik, dan jika terpilih maka ia harus bisa mengatur keseimbangan kekuasaan dengan anggota legislative karena tidak memiliki dukungan politik di legislative. Kata Kunci : Calon Independen, Pemilihan Umum Kepala Daerah Abstract: In this paper with titled "The Problems of Independent Candidates in the General Election" issues that discuss are about what are the legal basis for the setting of independent candidates and what problems that will be faced by independent candidates in the election. The method used is the method of normative legal by research with statute approach and the conceptual approach, while legal materials collection techniques using literature study which was the materials collected analyzed qualitatively. The results at the moment is that the participation of independent candidates in the election have been guaranteed by laws, but in reality an independent candidate faces several problems in an election. The conclusion that Indonesia's Constitution in 1945 and the Law No. 12 Year 2008 on the Second Amendment to Law No. 32 Year 2004 on Regional Governancen are the legal basis for independent candidates, while the problems that faced as a consequence of independent candidates are : 1. The independent cadidates do not have the political machinery to access voter, 2. bear the political cost by themselves, and if elected he should be able to adjust the balance of power by members legislature as a 3. result of not having political support in the legislature. Keywords : Independent candidates, Election of Regional Heads

2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hadirnya Keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai calon perseorangan dalam pemilihan kepala daerah merupakan suatu demokrasi yang menghadirkan kebebasan, partisipasi maupun kompetisi, serta mencoba merombak model monopoli dalam penentuan calon pimpinan yang harus berasal dari parpol. Sebagai sebuah organisasi, parpol memang memiliki beberapa kelemahan. Diantaranya terkadang partai politik lebih mengutamakan kepentingan partai atas kepentingan nasional dan loyalitas yang diajarkan adalah loyalitas kepada partai, melebihi loyalitas kepada negara. 1 Dalam UUD NRI 1945 dengan tegas mengatur bahwa setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan. Hal tersebut sejalan dengan ajaran oleh filsuf politik Amerika John Rawls yang menyatakan bahwa semua jabatan politik terbuka bagi setiap orang atas dasar persamaan hak 2. Sekalipun calon independen telah diberikan ruang untuk menggunakan haknya bukan berarti keberadaan calon independen bebas tanpa hambatan. Dalam kenyataannya, banyak problematika yang dihadapi oleh calon independen dalam mengikuti suatu pemilukada. 1.2 Tujuan Sejalan dengan perumusan latar belakang diatas, maka tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dasar hukum pengaturan calon independen dan juga untuk mengetahui problematika yang dihadapi calon indepeden dalam pemilukada. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Penelitian ini dapat dikualifikasikan sebagai penelitian hukum normatif, yaitu suatu penelitian yang mengutamakan pengkajian terhadap ketentuan-ketentuan hukum positif maupun asas-asas hukum umum. Penelitian hukum normative merupakan penelitian dengan mendasarkan pada bahan hukum baik primer maupun sekunder. 3 Jenis pendekatan yang 1 Miriam Budiardjo, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, h. 408. 2 Charles F. Andrian, 1992, Kehidupan Politik dan Pembahasan Sosial, Tiara Wacana, Yogyakarta, h.19. 3 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, h. 15.

3 digunakan dalam makalah ini adalah pendekatan perundang-undangan (the statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach). 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 Dasar Hukum Pengaturan Calon Independen Dalam Pemilukada Berdasarkan Pasal 18 ayat (4) UUD NRI 1945 menyatakan bahwa Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokratis. Apabila kita menganalisis kata demokratis tersebut maka, secara tidak langsung pasal tersebut telah memberikan kesempatan bagi calon independen untuk ikut serta dalam pemilihan kepala daerah. Dalam Pasal 27 ayat (1) UUD NRI 1945 yang menyatakan bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya. Selain itu dalam Pasal 28d menyatakan bahwa setiap warga berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan. Jadi pasal-pasal tersebut mengakomodir keikutsertaan calon independen dalam pemilukada. 4 Pada tahun 2007, Mahkamah Konstitusi telah mengabulkan yudisial review atas UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dengan mengeluarkan putusan Mahkamah Konstitusi No. 5 /PUU-V/2007 yang isinya membatalkan Pasal 59 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa peserta pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah pasangan calon yang diusulkan secara bersamaan oleh parpol atau gabungan parpol. 5 Setelah adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No. 5 /PUU-V/2007, calon independen diatur lebih lanjut dalam UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah tepatnya pada Pasal 59 ayat (1) yang menyatakan bahwa peserta pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah: a. pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik b. pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang. 2.2.2 Problematika Calon Independen Dalam Pemilukada 4 Saartje Sarah Alfons, Calon Independen Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah, Jurnal Konstitusi Fakultas Hukum Universits Pattimura, Volume II Nomor 2, November 2010, h. 3 5 ibid

4 Untuk bisa memenangkan pilkada bagi calon independen tentu bukan persoalan yang mudah, karena sekalipun telah dijamin dalam perundang-undangan akan tetapi dalam kenyataannya calon independen harus menghadapi beberapa persoalan. Calon independen yang tidak berasal dari parpol berarti bahwa ia tidak memiliki memiliki mesin politik untuk bisa mengakses pemilih. Padahal calon independen juga membutuhkan jaringan massa yang kuat. Tanpa dukungan jaringan massa, calon independen tidak memiliki jangkauan yang luas untuk bisa mempengaruhi massa ke lapisan masyarakat bawah. Calon independen juga memiliki keterbatasan dalam hal pendanaan mengingat bahwa biaya politik yang dibutuhkan dalam mengikuti pemilukada tentunya tidak sedikit dan harus ditanggung sendiri. Oleh sebab itu, calon independen sesungguhnya hanya memberi kesempatan kepada pemilik modal, pengusaha, para pejabat birokrasi sipil atau militer, atau tokoh masyarakat/agama yang memiliki dukungan finansial yang memadai. 6 Problem lain yang dihadapi oleh calon independen adalah jika terpilih maka calon independen harus bisa mengatur keseimbangan kekuasaan dengan anggota legistatif karena sebagai konsekuensi calon independen tidak mempunyai dukungan politik dari partai politik, maka tentu akan kesulitan memperoleh dukungan politik di lembaga legistatif sehingga seringkali terjadi inkonsistensi sikap politik. Misalnya, untuk menjaga kesimbangan kekuasaan, kepala daerah kemudian masuk partai atau diberi tawaran untuk memimpin partai politik tertentu. Dalam kondisi demikian, kepala daerah yang awalnya calon independen menjadi kehilangan ideologinya karena akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan terhadap keberlangsungan pemerintahan. 7 Dengan begitu maka proses keberlangsungan pemerintahan akan tetap saja dikendalikan oleh kepentingan partai politik. Aceng Fikri merupakan salah satu contoh kepala daerah yang terpilih dari calon independen dan dalam pemerintahannya, ia mengalami kegagalan baik dalam mempertahankan ideologinya maupun dalam mempertahankan keseimbangan kekuasaan dengan anggota legislative sehingga berakhir dengan pemakzulan. 6 Syarief Makhya, 2011, Calon Independen Dan Kelangsungan Pemerintahan, Available from URL : http://fbandung.wordpress.com/selected-feature/calon-independen-dan-kelangsungan-pemerintahan/, diakses tanggal 1 Februari 2013. 7 ibid

5 III. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari pemaparan diatas yaitu; a. Dasar hukum pengaturan calon independen dalam pemilukada yaitu Pasal 18 ayat (4) UUD NRI 1945 dan Pasal 59 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mana dikeluarkannya undang-undang ini merupakan tindak lanjut dari Putusan Mahkamah Konstitusi No. 5 /PUU-V/2007. b. Calon independen yang sekalipun telah diatur didalam perundang-undangan untuk menjamin haknya, akan tetapi dalam kenyataannya menghadapi banyak problematika dalam mengikuti pemilukada yaitu calon independen tidak memiliki mesin politik, menanggung sendiri biaya politik yang dibutuhkan, dan jika terpilih maka ia harus bisa mengatur keseimbangan kekuasaan dengan anggota legislative karena tidak memiliki dukungan politik di legislatif DAFTAR PUSTAKA Literatur Andrian, Charles F.,1992,Kehidupan Politik dan Pembahasan Sosial, Tiara Wacana, Yogyakarta. Alfons, Saartje Sarah, Calon Independen Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah, Jurnal Konstitusi Fakultas Hukum Universits Pattimura, Volume II Nomor 2, November 2010. Budiardjo, Miriam, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta. Makhya, Syarief, 2011, Calon Independen Dan Kelangsungan Pemerintahan, Available from URL : http://fbandung.wordpress.com/selected-feature/calon-independen-dankelangsungan-pemerintahan/, diakses tanggal 1 Februari 2013. Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 5 /PUU-V/2007