PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN ASUPAN LEMAK PADA REMAJA PUTRI MENARCHE DINI DAN NORMAL DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

KETELAN. Oleh: PUTRI J Disusun Fakultas

PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN ASUPAN LEMAK PADA REMAJA PUTRI MENARCHE DINI DAN NORMAL DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA SKRIPSI

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE DINI PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Responden menurut Usia. sisanya merupakan kelompok remaja awal.

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA N COLOMADU

AFIKA DWI KISSWARDHANI J410

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TERJADINYA MENARCHE PADA REMAJA. (CORRELATION NUTRITIONAL STATUS AND OCCURRED OF MENARCHE AT ADOLESCENT) Elita Rosdiyanti

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

Universitas Lampung. Abstrak CORRELATION BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND MENARCHE AGE IN TEENAGE GIRLS AT SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG.

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE. Nita Monica. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Siliwangi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI KELAS V DAN VI DI SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

JVK JURNAL VOKASI KESEHATAN

PERBEDAAN. Disusun Oleh: J

Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA MENARCHE DINI PADA REMAJA PUTRI SDN 1 PULUBALA KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

Novita Lusiana, Faktor-faktor yang berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP PGRI Pekanbaru 2012

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

HUBUNGAN ANTARA UMUR MENARCHE DENGAN STATUS GIZI PADA SISWI KELAS I DAN II SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN SLEMAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 4 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

RIWAYAT HIDUP PENULIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. variabel terikat dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007).

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

HUBUNGAN BEBERAPA PARAMETER KEGEMUKAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI DI SMP NEGERI 1 SUMBER, KABUPATEN CIREBON

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. penduduk adalah berusia tahun (BKKBN, 2003) Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan (Aulia, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) AL-MUSABBIHIN MEDAN TAHUN 2015.

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI MADRASAH ALIYAH NEGERI DOLOK MASIHUL DI KECAMATAN DOLOK MASIHUL

KEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya)

Menstruasi prekok pada remaja Page 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARYA TULIS ILMIAH POLA ASUPAN KALSIUM PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh: GAHYAATRI DEVWI A/P SABAPATHY

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI AKADEMI KEBIDANAN CIPTO MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun oleh : EDO YULIANTO WICAKSONO J

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI SISWA-SISWI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

TINGKAT PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 6 MEDAN TENTANG SINDROMA PREMENSTRUASI (PMS) KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: SITI HAJAR BINTI RAMLI

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. al., 2005). Berdasarkan laporan dari National Health and Nutrition Examination

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

Jurnal Riset Kesehatan HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN MENARCHE PADA SISWA DI SDN 02 KOTA PRABUMULIH

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

ABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

Hubungan Antara Status Gizi (IMT) dengan Usia Menarche pada Remaja Putri Usia Tahun di SMPN 1 Pace Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN POLA KONSUMSI FAST FOOD DAN SOFT DRINK PADA REMAJA PUTRI OVERWEIGHT DAN NON OVERWEIGHT DI SMA ASSALAM SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA AKSES KE GERAI FAST FOOD DENGAN KONSUMSI FAST FOOD PADA SISWA KELAS XI DAN XII DI MAN 2 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

Disusun. Oleh : SEKOLAH

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN LEMAK DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN ASUPAN LEMAK PADA REMAJA PUTRI MENARCHE DINI DAN NORMAL DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : DINI GATI SARIYANA J310120061 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 i

PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN ASUPAN LEMAK DENGAN KEJADIAN MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA Abstrak Pendahuluan : Menarche merupakan pendarahan pertama kali yang berasal dari uterus yang terjadi pada remaja putri. Menarche berhubungan dengan beberapa faktor yang meliputi genetik, status gizi, sosial ekonomi, kebiasaan konsumsi fast food, konsumsi makanan tinggi lemak, keterpaparan media massa orang dewasa. Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah penelitian observasional dengan pendekatan crosssectional. Jumlah sampel adalah 80 siswi dengan pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak (menarche dini dan normal) diperoleh dengan kuesioner FFQ semi kuantitatif. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Mann Whitney dan uji Independent t-test. Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi konsumsi fast food remaja putri sebagian besar dalam kategori jarang (80% menarche dini dan 82,5% menarche normal). Asupan lemak remaja putri sebagian besar dalam kategori baik (67,5% menarche dini dan 60% menarche normal). Hasil uji perbedaan menunjukkan tidak ada perbedaan frekuensi konsumsi fast food (p= 0,745) dan asupan lemak (p= 0,789) pada remaja putri menarche dini dan normal. Kesimpulan : Tidak ada perbedaan frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. Kata Kunci : frekuensi konsumsi fast food, asupan lemak, remaja putri, menarche. Abstract Introduction: Menarche is the first hemorrhage from uterine which happens in female adolescents. Menarche is related to several factors such as genetics, nutritional status, socio-economic, frequency of fast food consumption, high fat food consumptions and exposure to adult content media. Objective: The aims of this study were to determine differences in the frequency of fast food consumption and fat intake between early and normal menarche aldolescents at Muhammadiyah 1 Junior High School of Surakarta. Method : This research was an observational research with cross-sectional approach. Number of subject was 80 students which were recruited using simple random sampling method. The data collection on fast food consumption and fat intake were obtained using Semi-quantitative Food Frequency Questionnaire. Statistical analysis used Mann Whitney and Independent t-tests. Result : Research showed that frequency of fast food consumption most of adolescents at the rare category (80% in early menarche and 82,5% normal menarche). Most adolescents had a good fat intake (67,5% in early menarche and 60% normal menarche). The results of comparison tests showed p value= 0.745) in frequency of fast food consumption and p value= 0.789 in fat intake between early and normal menarche adolescents. Conclusion : There were no differences in the frequency of fast food consumption and fat intake between early and normal menarche adolescents at Muhammadiyah 1 Junior High School of Surakarta. Key Word : frequency of fast food consumption, fat intake, adolescents, menarche. 1

1. PENDAHULUAN Menarche merupakan perdarahan pertama kali dari uterus yang terjadi pada wanita di masa pubertas (Manuaba, 2007). Usia menarche dapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12-14 tahun (Susanti, 2012). Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi menarche yaitu genetik, sosial ekonomi, kebiasaan konsumsi fast food, konsumsi makanan tinggi lemak, status gizi, keterpaparan media massa orang dewasa (pornografi) dan keadaan lingkungan (Soetjiningsih, 2007). Pola makan yang berlebihan seperti konsumsi makanan tinggi lemak mempengaruhi terjadinya menarche pertama kali. Konsumsi makanan tinggi lemak akan berakibat pada penumpukan lemak pada jaringan adiposa yang dapat mengakibatkan peningkatan kadar leptin. Leptin berpengaruh terhadap pengeluaran hormon Gonadotropin Releazing Hormone (GnRH) yang selanjutnya mempengaruhi pengeluaran Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) dalam merangsang pematangan sel telur dan pembentukan estrogen. Hormon estrogen akan bekerja sama dengan hormon FSH membentuk sel telur tumbuh dalam rahim. Sel telur yang telah dilepaskan dan tidak dibuahi maka oleh endometrium atau dinding rahim akan meluruh dan dikeluarkan melalui vagina dalam bentuk darah haid yang dinamakan menstruasi (Quennell, 2009). Hasil laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 diketahui bahwa 20,9% remaja perempuan di Indonesia telah mengalami menarche di usia kurang dari 12 tahun (Riskesdas, 2010). Berdasarkan hasil survei pendahuluan, pada bulan April 2016 dari 40 remaja putri kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta diketahui sebanyak 22,5% mengalami menarche pada usia <12 tahun dan jenis makanan fast food yang sering dikonsumsi responden adalah mie instan (92,5%) dan nugget (87,5%). Prevalensi menarche dini termasuk tinggi apabila dibandingkan dengan prevalensi hasil Riskesdas tahun 2010 sebesar 20,9%. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul perbedaan frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. 2. METODE Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Lokasi penelitian di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta dilakukan selama bulan April hingga Oktober 2016. Populasi penelitian ini adalah remaja putri SMP Muhammadiyah 1 Surakarta kelas VII dan VIII yaitu sebanyak 214 siswi. Pengambilan sampel menggunakan simple ramdom sampling sebanyak 80 siswi (40 menarche dini dan 40 menarche normal). Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas yaitu frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak dan variabel terikat yaitu menarche dini dan normal. Instrumen yang 2

digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner identitas responden dan usia menarche, form frekuensi konsumsi fast food, Food Frequency Questionnaire (FFQ) semi kuantitatif. Uji perbedaan dari frekuensi konsumsi fast food pada remaja putri menarche dini dan normal menggunakan uji Mann Whitney dan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal menggunakan uji Independent T-test. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 1 Surakarta merupakan sekolah swasta yang beralamat di Jalan Flores No 1 Kampung Baru, Pasar Kliwon, Surakarta. Lokasi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta yang strategis di tengah kota Surakarta dan dikelilingi oleh pusat perbelanjaan seperti Pasar Gede dan Luwes Loji Wetan, serta pusat makanan cepat saji dan restoran/kafe seperti Galabo dan Mc Donalds. SMP Muhammadiyah 1 Surakarta dilengkapi dengan adanya koperasi sekolah dan 2 kantin sekolah yang menyediakan berbagai makanan jajanan seperti gorengan (nugget, cireng, tahu dan tempe goreng) dan minuman. Banyak terdapat pedagang kaki lima di luar sekolah yang menjual bermacam-macam makanan cepat saji seperti burger, pempek, batagor, siomay, bakwan malang, bakso goreng, bakso bakar, sosis dan cakwe. Tersedianya makanan cepat saji di dalam maupun di luar sekolah membuat akses untuk menjangkau fast food menjadi lebih mudah. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Jumlah Persentase Umur N % 11 5 6,3 12 31 38,8 13 39 48,8 14 5 6,3 Total 80 100 Berdasarkan Tabel 1, umur responden dalam penelitian ini menunjukkan distribusi tertinggi yaitu usia 13 tahun sebanyak 48,8%, sedangkan yang terendah umur 11 dan 14 tahun sebanyak 6,3%. 3

Berdasarkan Status Gizi Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Usia Menarche Status Dini Normal Gizi N % N % Kurus 0 0 2 5 Baik 28 70 30 75 Gemuk 12 30 8 20 Total 40 100 40 100 Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa persentase status gizi pada remaja putri menarche dini dan normal sebagian besar dalam kategori status gizi baik yaitu sebanyak 70% dan 75%. Persentase status gizi gemuk lebih banyak pada remaja putri menarche dini yaitu sebanyak 30%. Remaja putri dengan status gizi gemuk cenderung mengalami menarche dini, hal ini berkaitan dengan jumlah lemak yang berlebih di dalam tubuhnya. Penumpukan lemak pada jaringan adiposa dapat mengakibatkan meningkatnya sekresi kadar leptin di dalam darah dan mempercepat terjadinya menarche dini (Ganong, 2008). Frekuensi Konsumsi Fast Food Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Fast Food Frekuensi Usia Menarche Konsumsi Fast Dini Normal Food N % N % Sagat jarang 0 0 0 0 Jarang 32 80 33 82,5 Sering 8 20 7 17,5 Total 40 100 40 100 Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa persentase frekuensi konsumsi fast food pada remaja putri menarche dini dan normal sebagian besar dalam kategori jarang yaitu sebanyak 80% dan 82,5%. Persentase frekuensi konsumsi fast food kategori sering lebih banyak pada responden dengan menarche dini yaitu sebanyak 20%. 4

Asupan Lemak Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Lemak Usia Menarche Asupan Dini Normal Lemak N % N % Kurang 5 12,5 9 22,5 Baik 27 67,5 24 60 Lebih 8 20 7 17,5 Total 40 100 40 100 Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa persentase asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal sebagian besar dalam kategori asupan baik yaitu sebanyak 67,5% dan 60%. Persentase asupan lemak kategori lebih, lebih banyak pada responden dengan menarche dini yaitu sebanyak 20%. c. Analisis Bivariat Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fast Food pada Remaja Putri Menarche Dini dan Normal Hasil analisis perbedaan frekuensi konsumsi fast food pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta adalah sebagai berikut : Tabel 5. Analisis Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fast Food pada Remaja Putri Minimal Maksimal Rata-rata Standar Deviasi *Uji Mann Whitney Menarche Dini dan Normal Usia Menarche Dini Normal 1,00 1,00 3,00 3,00 1,84 1,80 0,62 0,61 p* 0,745 Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa hasil uji statistik dihasilkan p-value adalah 0,732. Nilai p yang lebih besar dari 0,05 artinya adalah Ho diterima sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan frekuensi konsumsi fast food pada remaja putri menarche dini dan normal. Tidak terdapat perbedaan ini kemungkinan dikarenakan pola pemilihan makanan yang sama antara remaja putri menarche dini dan normal dan akses untuk mendapatkan makanan fast food juga sama sehingga dalam frekuensi konsumsi makanan fast food tidak terdapat perbedaan. Hasil penelitian Astuti (2014) 5

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara frekuensi konsumsi fast food dengan usia menarche. Usia menarche tidak hanya terjadi karena faktor konsumsi fast food yang berlebih saja tetapi karena ada faktor lain, seperti keterpaparan media massa orang dewasa. Hasil penelitian dari Putri dan Melaniani (2013), menunjukkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi usia menarche dini selain frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak yaitu dapat berupa status gizi, faktor genetik, hormon dan keterpaparan media massa orang dewasa. Keterpaparan media massa orang dewasa merupakan salah satu penyebab terjadinya menarche karena rangsangan-rangsangan kuat dari luar, baik media cetak atau elektronik. Media cetak dan elektronik yang menampilkan film-film orang dewasa, dapat meningkatkan reaksi-reaksi seksual sehingga mengakibatkan kematangan seksual yang lebih cepat (Putri, 2009). Penelitian yang dilakukan Barus (2007) menunjukkan bahwa remaja putri yang terpapar media elektronik untuk dewasa (55,9%) cenderung lebih cepat mengalami menarche daripada yang tidak terpapar (44,1%). Penelitian Brown (2005) menyebutkan bahwa apabila media massa yang ada lebih banyak informasi mengenai seksualitas dan para remaja banyak yang tertarik untuk melihat dan membacanya, maka akan mempengaruhi kerja otak dimana terdapat hormon FSH di dalam otak sehingga akan mempercepat pubertas kemudian menarche. Hasil penelitian Aisyah (2003) menyatakan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara keterpaparan media elektronik dengan status menarche. Informasi seksual akan memacu hipotalamus untuk mempengaruhi hipofisis dalam mensekresi FSH sehingga mempercepat datangnya menarche. Dalam QS Al Baqarah ayat 173, Allah SWT menjelaskan mengenai jenis-jenis makanan yang diharamkan. Fast food menjadi haram untuk dikonsumsi apabila didalam kandungannya terdapat bahan-bahan yang diharamkan untuk dikonsumsi seperti bangkai, darah, daging babi dan produk olahannya, dan binatang yang disembelih disebut (nama) selain Allah SWT. Fast food yang telah dijamin kehalalannya atau yang telah mendapat sertifikat atau label halal diperbolehkan untuk dikonsumsi. 6

Perbedaan Asupan Lemak pada Remaja Putri Menarche Dini dan Normal Hasil analisis perbedaan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta adalah sebagai berikut : Tabel 5. Analisis Perbedaan Asupan Lemak pada Remaja Putri Minimal Maksimal Rata-rata Standar Deviasi *Uji Independent T-Test Menarche Dini dan Normal Usia Menarche Dini Normal 72,49 66,15 135,88 118,30 95,60 94,69 16,13 14,13 7 p* 0,789 Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa hasil uji Independent T-Test diperoleh tingkat signifikasi 0,789, maka dapat ditarik kesimpulan tidak ada perbedaan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal. Tidak adanya perbedaan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal dapat dipengaruhi oleh pola makan dan rata-rata asupan lemak yang tidak jauh berbeda. Hasil penelitian Susanti (2012) menunjukkan bahwa asupan lemak berlebih memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan usia menarche dini pada remaja putri di SMPN 30 Semarang. Asupan lemak berlebih dipengaruhi oleh keterbatasan pengetahuan remaja mengenai asupan makanan, sehingga para remaja cenderung lebih tertarik untuk mengkonsumsi makanan siap saji (fast food), makanan olahan, terutama makanan yang kaya akan lemak. Asupan lemak yang berlebih dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya gizi lebih atau obesitas pada remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Prajawati (2013) di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi remaja putri dengan terjadinya usia menarche. Remaja putri dengan status gizi lebih dan atau obesitas cenderung mengalami menarche dini, hal ini berkaitan dengan jumlah lemak yang berlebih di dalam tubuhnya. Penumpukan lemak pada jaringan adiposa dapat mengakibatkan meningkatnya sekresi kadar leptin di dalam darah. Leptin pada sistem reproduksi berpengaruh terhadap metabolisme sistem syaraf GnRH. Pelepasan GnRH selanjutnya akan mempengaruhi pengeluaran FSH dan LH dalam merangsang pematangan sel telur dan pembentukan estrogen. Hormon estrogen akan bekerja sama dengan hormon FSH membentuk sel telur tumbuh dalam rahim. Sel telur yang telah

dilepaskan dan tidak dibuahi maka oleh endometrium atau dinding rahim akan meluruh dan dikeluarkan melalui vagina dalam bentuk darah haid yang dinamakan menstruasi atau menarche (Ganong, 2008). Penelitian yang dilakukan Aishah (2011), menyatakan bahwa remaja yang memiliki IMT yang lebih tinggi cenderung mendapatkan menstruasi pertamanya terlebih dahulu. Asupan gizi seimbang merupakan salah satu faktor terpenting supaya kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh terpenuhi. Di dalam QS Al-A raf ayat 31. Allah telah mengatur tentang ukuran makanan yang benar yaitu harus cukup seimbang dan tidak berlebihan. Asupan makan yang berlebihan seperti konsumsi fast food yang mengandung lemak tinggi dapat menimbulkan gangguan kesehatan tubuh serta berpengaruh terhadap kematangan seksual pada remaja dan mempercepat terjadinya menarche dini. 4. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak pada remaja putri menarche dini da normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Frekuensi konsumsi fast food pada remaja putri dengan usia menarche dini dan usia menarche normal sebagian besar dalam kategori jarang yaitu sebanyak 81% dan 82,5%. 2. Asupan Lemak pada remaja putri dengan usia menarche dini dan menarche normal sebagian besar dalam kategori asupan baik yaitu sebanyak 67,5% dan 60%. 3. Tidak terdapat perbedaan frekuensi konsumsi fast food pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta (nilai p= 0,745). 4. Tidak terdapat perbedaan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta (nilai p= 0,789). 5. Fast food halal untuk dikonsumsi apabila didalam kandungannya tidak terdapat bahan-bahan yang diharamkan. Asupan makan yang berlebihan seperti konsumsi fast food yang mengandung lemak tinggi dapat menimbulkan gangguan kesehatan tubuh. SARAN 1. Bagi Pihak SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Pihak sekolah diharapkan dapat bekerja sama dengan puskesmas untuk memberikan penyuluhan kepada para siswi mengenai makanan yang sehat dan bergizi serta informasi gizi tentang asupan makan yang baik. 8

2. Bagi Peneliti Lain Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan faktor lain yang mempengaruhi menarche seperti genetik, status sosial ekonomi, dan aktivitas fisik. DAFTAR PUSTAKA Aishah, S. 2011. Hubungan antara Status Gizi dengan Usia Menarche pada Siswa Sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Shafiyyatul Amaliyah Medan Tahun 2011. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Aisyah, S. 2003. Hubungan Status Gizi, Stimulasi Psikis dengan Status Menarche Siswa SD Al- Azhar SYIFA Budi Kemang, Jakarta Selatan. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Jakarta. Astusti, ND. 2014. Hubungan Frekuensi Konsumsi Fast Food dan Status Gizi dengan Usia Menarche Dini Pada Siswi Sekolah Dasar di Surakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Barus, MD. 2007. Gambaran Usia Menarche, Status Gizi, Keterpaparan Media Massa (Elektronik dan Cetak), Usia Menarche Ibu dan Tingkat Sosial Ekonomi Pada Siswi Kelas 4, 5, 6 di SD Mardi Yuana Depok. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Jakarta. Brown, JD. 2005. Mass Media as a sexual Super Peer for Early Maturing Girls. Journal of Adolescent Health Vol 36 : 420-427. United States of America. Ganong, WF. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 22nd ed. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Manuaba, IGB. 2007. Pengantar Kulian Obsteri. EGC. Jakarta. Prajawati, EP. 2013. Hubungan Status Gizi Remaja Putri dengan Usia Terjadinya Menarche pada Siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Putri, AK. 2009. Hubungan Antara Status Gizi, Status Menarche Ibu, Media Massa,dan Aktivitas Olahraga Dengan Status Menarche Siswi SMP Al-Azhar, Rawamangun, Jakarta Timur. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Jakarta. Putri, RLD dan Melaniani S. 2013. Analisis Faktor Hubungan Usia Menarche Dini. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol.2 No. 1 Juli: 42-50. Quennell, JH. 2009. Leptin Indirectly Regulates Gonadotropin-Releadsing Hormone Neural Function. The Endocrine Society. Endojournals. Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Sagung Seto. Jakarta. 9

Susanti, AV. 2012. Faktor Resiko Kejadian Menarche Dini pada Remaja di SMP N 30 Semarang. Journal of Nutrition College. 1 (1) : 386-40. 10