a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4

dokumen-dokumen yang mirip
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 5

Dinding Penahan Tanah

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 3

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 2

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

5.2 Dasar Teori Perilaku pondasi dapat dilihat dari mekanisme keruntuhan yang terjadi seperti pada gambar :

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 1

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

7. RANCANGAN OBJEK PEMBELAJARAN/KONSEP AGREGASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

PERANCANGAN FONDASI PADA TANAH TIMBUNAN SAMPAH (Studi Kasus di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Yogyakarta)

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Batang Tekan Pertemuan - 4

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. maupun bangunan baja, jembatan, menara, dan struktur lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Balok Lentur Pertemuan - 6

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tegangan Dalam Balok

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Batang Tarik Pertemuan - 2

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

BAB 1 PENDAHULUAN. tiang pancang membutuhkan kepala tiang atau biasa disebut sebagai pile cap.

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Las Pertemuan - 14

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Kolom. Pertemuan 14, 15

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

Dinding Penahan Tanah

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

TULANGAN GESER. tegangan yang terjadi

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

BAB I PENDAHULUAN. beban maka struktur secara keseluruhan akan runtuh. yang menahan beban aksial vertikal dengan rasio bagian tinggi dengan dimensi

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

2. Kolom bulat dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral berupa sengkang

DESAIN PONDASI TELAPAK DAN EVALUASI PENURUNAN PONDASI

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR TUJUH LANTAI DI PONTIANAK. Arikris Siboro 1), M. Yusuf 2), Aryanto 2) Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Didalam sebuah bangunan pasti terdapat elemen-elemen struktur yang

III. METODE PERHITUNGAN. untuk meneruskan beban dari struktur bangunan ke tanah. Pondasi banyak sekali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NURUL FAJRIYAH NRP DOSEN PEMBIMBING : BUDI SUSWANTO, ST., MT., Ph.D.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

STRUKTUR BETON BERTULANG I DESAIN BALOK PERSEGI. Oleh Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

BAB V PONDASI DANGKAL

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur

Pedoman Pengerjaan PERANCANGAN STRUKTUR BETON

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

PELAT SATU ARAH DAN BALOK MENERUS

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA

Transkripsi:

Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Pondasi Pertemuan - 4

TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK : Mahasiswa dapat mendesain penampang pondasi telapak beton bertulang

Sub Pokok Bahasan : Pengantar Rekayasa Pondasi Jenis dan Tipe-Tipe Pondasi Daya Dukung Tanah Pondasi Telapak

Pengantar Rekayasa Pondasi Pondasi dalam istilah ilmu teknik sipil dapat didefinisikan sebagai bagian dari struktur bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan berfungsi untuk menyalurkan beban-beban yang diterima dari struktur atas ke lapisan tanah. Proses disain struktur pondasi memerlukan analisis yang cukup lengkap, meliputi kondisi/jenis struktur atas, beban-beban kerja pada struktur, profil dari lapisan tanah tempat bangunan/struktur tersebut berada serta kemungkinan terjadinya penurunan (settlement). Pondasi dari suatu struktur pada umumnya terdari dari satu atau lebih elemen-elemen pondasi. Elemen pondasi adalah elemen transisi antara tanah atau batuan dengan struktur atas (upperstructure).

Pengantar Rekayasa Pondasi beberapa langkah yang perlu diambil pada suatu proses disain struktur pondasi : 1. Penentuan Beban Rencana 2. Penyelidikan Tanah 3. Pemilihan Jenis Pondasi 4. Penentuan Dimensi Pondasi 5. Tahap Konstruksi

Jenis dan Tipe-Tipe Pondasi Suatu elemen pondasi harus mampu mendistribusikan dan mentransmisikan beban beban mati maupun beban beban dinamik dari struktur atas ke lapisan tanah keras, sehingga tidak terjadi perbedaan penurunan (differential settlement) yang besar. Pemilihan jenis pondasi pada dasarnya tergantung pada letak kedalaman dari tanah keras. Pada umumnya jenis pondasi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu pondasi dangkal (yang memiliki dasar pondasi pada kedalaman maksimal 2 m dari muka tanah asli) pondasi dangkal (yang memiliki kedalaman tanah keras lebih dari 2 meter).

Jenis-Jenis Pondasi Dangkal Pondasi dangkal terdiri dari beberapa macam, antara lain pondasi telapak, pondasi lajur, pondasi gabungan serta pondasi raft/rakit (atau sering disebut juga mat foundation).

Jenis-Jenis Pondasi Dalam Pada beberapa kondisi yang dijumpai di lapangan, terkadang lapisan tanah keras sebagai dasar pondasi, terletak cukup dalam dari lapisan muka tanah. Atau dengan kata lain, lapisan tanah tersebut memiliki daya dukung yang kurang bagus. Sebagai akibatnya maka seorang ahli teknik tidak dapat menggunakan sistem pondasi dangkal, dan sebagai alternatifnya dapat dipilih sistem pondasi dalam berupa tiang pancang atau tiang bor.

Daya Dukung Tanah Untuk dapat merencanakan suatu struktur pondasi dengan baik, maka seorang ahli teknik hendaknya memahami dasar-dasar mekanika tanah. Dari besaran-besaran dalam mekanika tanah tersebut, maka dapat dihitung daya dukung tanah yang menjadi dasar bagi suatu elemen pondasi. Terzaghi (1943) merupakan orang pertama yang memberikan teori secara komprehensif mengenai daya dukung tanah ultimit untuk pondasi dangkal. Beberapa persamaan yang sering digunakan untuk menghitung daya dukung tanah pada pondasi dangkal adalah : Untuk pondasi lajur/menerus q u = c N c + qn q + ½ gbn g Untuk pondasi persegi q u = 1,3c N c + qn q + 0,4gBN g Untuk pondasi bentuk lingkaran q u = 1,3c N c + qn q + 0,3gBN g

Daya Dukung Tanah Selanjutnya untuk memperoleh daya dukung ijin, maka besarnya daya dukung ultimit, q u, tersebut harus dibagi dengan suatu angka keamanan (safety factor) yang umumnya diambil sama dengan 3. qu qa SF Daya dukung ultimit untuk suatu tiang pancang dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Q u = Q p + Q s Dengan Q p adalah tahanan ujung tiang (end bearing resistance) dan Q s adalah tahanan friksi (frictional resistance). Nilai Q p dan Q s dihitung dengan persamaan persamaan berikut : Q p = A p.q p = A p (c N c * + q N q *) Q s = p.dl.f dengan : A p : luas penampang ujung tiang c : nilai kohesi tanah pada ujung tiang q : tegangan vertikal efektif pada ujung tiang N c *,N q * : faktor kapasitas ujung p : keliling penampang tiang pancang DL : panjang tiang pada lapisan tanah yang ditinjau f : nilai tahanan friksi

Pondasi Telapak a home base to excellence

Geser Satu Arah, V u1 Guna melakukan tinjauan terhadap kemungkinan kegagalan geser satu arah, maka dapat diambil potongan kritis penampang yang terletak sejarak d dari muka kolom. Pemeriksaan terhadap geser pada potongan a-a (Gambar 13.10) dapat dilakukan seperti halnya pada analisis geser balok

fv c = f(0,17l f / cbd) Dengan f = 0,75 dan b adalah sama dengan lebar potongan a-a. Sedangkan gaya geser terfaktor yang bekerja pada potongan a-a adalah: V u1 q u L B 2 c d 2 Apabila tidak digunakan tulangan geser, maka d dapat dihitung dengan mengasumsikan V u = fv c, sehingga : d V f0, 17l u1 f c b

Geser Dua Arah, V u2 Keruntuhan geser dua arah dapat timbul sebagai akibat munculnya tegangan tarik diagonal yang disebabkan oleh beban kolom yang disalurkan ke pondasi. Lokasi penampang kritis untuk peninjauan geser dua arah diambil sejarak d/2 dari muka kolom (Gambar 13.11).

Dalam SNI 2847:2013, pasal 11.11.2.1, menyatakan bahwa kuat geser pondasi akibat geser dua arah, V c, adalah diperoleh dari nilai terkecil antara : V c1 0,17 1 2 c l f c b o d V V c2 c3 sd 0,083 2 b l o 0,33l f b d c o f c b o d dengan : b o d c s adalah keliling dari penampang kritis pada pelat pondasi telapak (mm) tinggi efektif pelat pondasi (mm) rasio sisi panjang terhadap sisi pendek dari beban terpusat atau daerah tumpuan = 40 untuk kolom dalam, 30 untuk kolom tepi dan 20 untuk kolom sudut

Perhitungan momen yang muncul pada penampang pondasi telapak ditentukan dalam SNI 2847:2013 pasal 15.4. Momen luar akibat semua gaya yang bekerja pada pondasi, harus dihitung terhadap suatu potongan bidang vertikal pada pondasi tersebut yang terletak pada : Muka kolom, pedestal atau dinding, untuk pondasi telapak yang memikul kolom, pedestal atau dinding beton Setengah dari jarak yang diukur dari bagian tengah ke tepi dinding, untuk pondasi telapak yang mendukung dinding pasangan Setengah dari jarak yang diukur dari muka kolom ke tepi pelat alas baja, untuk pondasi yang mendukung kolom dengan pelat dasar baja

Jumlah tulangan tarik terpasang pada suatu pondasi telapak harus diperhatikan besarnya, dengan luas minimum tulangan tarik dalam arah bentang yang ditinjau harus memenuhi kebutuhan tulangan untuk susut dan suhu yang besarnya ditentukan dalam Tabel 13.2 (merujuk pada SNI 2847:2013 pasal 7.12.2.1). Nilai dalam tabel tersebut tidak boleh kurang dari 0,0014. Sedangkan jarak antar tulangan maksimum tidak boleh melebihi tiga kali tebal pondasi atau 450 mm.

Tulangan lentur pada pondasi telapak satu arah dan pondasi telapak bujur sangkar harus disebarkan secara merata ke seluruh lebar dari pondasi telapak tersebut. Sedangkan untuk tulangan lentur pada pondasi empat persegi panjang dapat didistribusikan sebagai berikut : dalam arah memanjang, tulangan lentur harus disebar merata ke seluruh lebar dari pondasi telapak untuk tulangan dalam arah pendek, maka sebagian luas tulangan lentur (sebesar g s A s ) harus didistribusikan merata dalam suatu jalur selebar ukuran dari sisi pendek pondasi. Sisa tulangan lainnya (sebesar (1 g s )A s ), didistribusikan di luar jalur tadi. Sisa tulangan yang ada tersebut jumlahnya tidak boleh kurang dari kebutuhan tulangan minimum untuk susut dan suhu. Besaran g s ditentukan sebagai berikut :

Batang tulangan tekan dari kolom harus disalurkan ke pelat pondasi dengan panjang penyaluran yang nilainya tidak kurang dari persamaan berikut : Nilai persamaan di atas tidak boleh kurang dari > 200 mm. Untuk panjang penyaluran tulangan tarik b c y dc d f f l / 0,24 l b y dc d f l 043 0, b b tr b s e t c y d d d K c f f l l / 1,1

Beban dari kolom disalurkan ke pondasi melalui mekanisme tumpu. Besaran beban yang bekerja pada dasar kolom, tidak boleh melampaui kuat tumpu dari beton, yang dalam SNI 2847:2013 pasal 10.14.1 ditentukan sebesar : N 1 = f(0,85f / ca 1 ) Dengan f = 0,65, dan A 1 adalah luas bidang tumpu kolom. Nilai dari persamaan tsb. masih dapat diperbesar dengan mengalikannya A terhadap faktor 2 A1 apabila permukaan beton penumpu lebih lebar di kesemua sisinya daripada daerah yang dibebani.

A Namun nilai dari 2 A1 tidak boleh diambil lebih dari 2. Sehingga persamaan dapat dituliskan kembali menjadi :

Apabila beban aksial terfaktor, P u, yang disalurkan kolom ke pondasi melebihi nilai dari N 1 atau N 2, maka diperlukan sejumlah tulangan tambahan untuk menyalurkan kelebihan gaya ini. Tulangan yang disediakan ini dapat berasal dari tulangan kolom yang diteruskan ke pelat pondasi, atau bisa juga dengan menyediakan sejumlah tulangan stek/pasak. Kelebihan gaya yang harus dipikul oleh stek/pasak adalah : P u lebih = P u N 1 dan luas tulangan stek/pasak yang dibutuhkan dapat dihitung melalui persamaan :

Contoh 13.1 Lakukan analisis terhadap pondasi telapak bujur sangkar pada Gambar C.13.1.a berikut ini. Pondasi memikul beban dari kolom akibat beban mati sebesar 1300 kn dan beban hidup 700 kn. Mutu beton f / c = 20 MPa dan mutu baja tulangan f y = 400 MPa. Daya dukung ijin tanah sebesar 250 kn/m 2. Pada pondasi terdapat timbunan tanah setebal 0,6 m dengan berat jenis tanah dianggap sebesar 16 kn/m 3. a home base to excellence

Contoh 13.2 Rencanakan suatu pondasi telapak bujur sangkar yang memikul beban mati 875 kn dan beban hidup 700 kn dari suatu kolom struktur berukuran 400 400 mm 2. Tegangan ijin tanah s all = 250 kn/m 2. Tinggi timbunan tanah 0,6 m dengan berat jenis tanah sebesar 15 kn/m 3. Mutu beton f / c = 20 MPa, mutu baja tulangan f y = 400 MPa.

Contoh 13.3 Rencanakan suatu pondasi empat persegi panjang yang harus memikul beban mati sebesar 1050 kn dan beban hidup sebesar 500 kn. Ukuran kolom sebesar 450 450 mm 2. Lebar pondasi dibatasi sebesar 2,00 m. Tegangan ijin tanah sebesar 260 kn/m 2. Pengaruh timbunan tanah diabaikan dalam contoh ini, sedangkan mutu beton f / c = 20 MPa dan mutu baja tulangan f y = 400 MPa.