BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

dokumen-dokumen yang mirip
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Upacara tradisional merupakan wujud dari suatu kebudayaan. Kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS TENTANG UPACARA MANGANAN

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

BAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD. sekitar klenteng dalam menanggapi pelaksanaan tradisi sedekah bumi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA SEDEKAH DESA KRAJAN WUJIL KECAMATAN BERGAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai

BAB IV ANALISIS DATA. A. Makna Tradisi Ruwatan Desa dalam Slametan Sya`banan

Tradisi Nyadran sebagai Komunikai Ritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa termasuk agamapun banyak aliran yang berkembang.

BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH. A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano

BAB III DESKRIPSI DATA PENELITIAN DI DESA JATI KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebagai objek daya tarik wisata meliputi; pesta panen hasil kebun, makan adat Horum

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI

Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM TRADISI RASULAN (Studi Kasus di Dukuh Ngadipiro Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

BAB III PELAKSANAAN SEDEKAH BUMI DI DESA ROWOSARI. A. Gambaran Umum Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI NYADRAN DI DESA PAGUMENGANMAS KEC. KARANGDADAP KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. memelihara nilai-nilai budaya yang diperolehnya dari para karuhun mereka.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB IV MAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DAN LAUT SERTA KAITANNYA DENGAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Fenomena kebudayaan selalu hadir dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sudah dilanda dengan modernitas. Hal ini menyebabkan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang

PERANG TOPAT 2015 KABUPATEN LOMBOK BARAT Taman Pura & Kemaliq Lingsar Kamis, 26 November 2015

BAB IV PENYIMPANGAN AQIDAH DALAM SEDEKAH LAUT DI KELURAHAN BANDENGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HASIL PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan salah satu alat untuk mempersatukan antar masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB IV. Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan. 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN


BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. media bagi bangsa Indonesia untuk mempelajari kejayaan masa lalu. Hal ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NGOPI SEPULUH EWU. Ide festival ini terinspirasi dari kebiasaan minum kopi warga Kemiren, yakni tradisi ngopi bareng.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan normanorma

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

II. TINJAUAN PUSTAKA

ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia, Allah telah menciptakan bumi dengan segala isinya dan Allah juga yang telah menjaganya, dengan berbagai perubahan musim yang telah mempengaruhi siklus bumi agar seimbang dan berbagai fenomena Alam lain yang kadang manusia tak dapat menyadari bahwa semua itu menunjukkan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Oleh karena itu, salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan bumi dengan segala isinya yaitu dengan melaksanakan ritual upacara sedekah bumi. Sikap masyarakat yang religius, tercermin pada sikap masyarakat yang selalu ingat kepada Allah SWT, sebab alam dan seluruh isinya adalah ciptaan Allah. Semakin manusia itu dekat kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan menurunkan karunia dan rahmatnya yang dapat berupa kesejahteraan dan kedamaian. Sebelum melaksanakan sedekah bumi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipelajari terlebih dahulu. Yaitu sebagai berikut: 1. Latar belakang upacara sedekah bumi Dalam kehidupan masyarakat, tentu saja terdapat kebudayaan yang telah sejak dahulu ada dalam masyarakat, serta dipercayai dan dibudayakan oleh masyarakat itu sendiri, baik secara sadar maupun tidak 60

61 disadari oleh masyarakat yang bersangkutan, meskipun tindakan yang dilakukan tersebut bersifat non rasional. Tindakan tersebut tetaplah dilakukan dan dibudayakan oleh masyarakat yang bersangkutan karena sudah merupakan kebiasaan yang dibudayakan dan dilestarikan oleh masyarakat tersebut. Upacara sedekah bumi merupakan sebuah tradisi. Tradisi sendiri adalah suatu kebiasaan yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya muncul dari suatu wilayah, negara, kebudayaan, dan agama yang sama. Masyarakat Jawa terkenal dengan beragam jenis tradisi atau budaya yang ada di dalamnya, salah satu tradisi masyarakat Jawa yang hingga sampai sekarang masih tetap eksis dilaksanakan dan sudah mendarah daging serta menjadi rutinitas bagi masyarakat Jawa pada setiap tahunnya adalah sedekah bumi. Tradisi sedekah bumi ini merupakan salah satu bentuk ritual tradisional masyarakat di pulau Jawa yang sudah berlangsung secara turun temurun dari nenek moyang orang Jawa jaman dahulu. Berdasarkan hasil wawancara yang tertulis pada bab III latar belakang belakang adanya sedekah bumi yang sampai sekarang dilaksanakan oleh masyarakat desa Rowosari yaitu tidak ada, hanya saja tradisi ini memang sudah ada pada zaman dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa di zaman yang sudah modern ini, masyarakat masih menghormati upacara tradisi yang sudah ada dari dahulu dan melestarikannya agar tidak punah.

62 2. Prosesi upacara sedekah bumi Upacara sedekah bumi ini biasanya dilakukan oleh mereka pada masyarakat Jawa yang berprofesi sebagai petani, dan nelayan yang menggatungkan hidup keluarga dan sanak saudara atau sanak keluarga mereka dari mengais rizki dari memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi. Sedekah bumi di laksanakan semua warga Desa Rowosari. Dari anak-anak sampai orang tua, keterlibatan anak-anak hanya sebagai penggembira untuk meramaikan jalannya upacara sedekah bumi. Pada waktu itu terlihat adanya interaksi antara yang tua, muda, dan anak-anak. Keterlibatan warga dimulai dari persiapan upacara, diawali dari penetapan panitia penyelenggara, pemasangan umbul-umbul, spanduk, dan hiasan-hiasan lainnya, juga tempat pertunjukan wayan kulit yang akan diselenggarakan pada malam harinya. Berdasarkan wawancara yang tertulis dalam bab III, dapat dianalisis mengenai prosesi upacara sedekah bumi. Sebelum masuk ke rangkaian acara sedekah bumi masyarakat terlebih dahulu membuat nasi berkat yang diberi lauk pauk hasil olahan bumi dan ditambah dengan jajanan daerah. Setelah tersedia kemudian dibawa ke Balai Desa. Menurut analisis penulis, dengan melihat hasil wawancara pada bab III sedekah bumi ini cukup menarik acaranya. Karena adanya seserahan yang disumbangkan oleh setiap warga. Sebagai salah satu ucapan terima kasih warga kepada sang pencipta, setiap warga akan menyumbangkan beberapa hasil bumi yang mereka dapatkan dalam setahun untuk disumbangkan

63 pada acara sedekah bumi. Seluruh seserahan yang dikumpulkan pada akhirnya juga akan dinikmati bersama oleh seluruh warga desa. 3. Rangkaian upacara sedekah bumi a. Arak-arakan sedekah bumi Di dalam acara arak-arakaan biasanya dipimpin oleh seorang yang disebut modin. Modin yaitu aparat desa di bidang urusan agama yang didampingi oleh pemangku adat atau tokoh agama setempat. Berikutnya kelompok ibu-ibu PKK, diikuti kelompok aparat desa yaitu kepala desa dan staf, serta masyarakat yang melibatkan diri dalam prosesi ritual sedekah bumi. Terakhir adalah kelompok masyarakat yang mengikuti perjalanan ritual ini, sebagai penggembira dan menambah maraknya suasana. Hal ini menggambarkan suasana yang begitu penuh kehangatan antar satu warga dengan warga lainnya. Semuanya berkumpul dan ikut serta dalam arak-arakan tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan di bab III, dalam wawancara tertulis dengan seorang tokoh agama di Desa Rowosari. Setelah diadakannya arakarakkan dengan mengelilingi desa, nasi tumpeng dikumpulkan kembali di halaman kantor Balai Desa untuk dimakan bersama-sama dengan warga yang ikut dalam acara arak-arakan. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sangat kompak, tanpa membedakan status sosial diantara mereka.

64 b. Tahlil dan selametan Acara tahlil dan selamatan ini dilaksanakan setelah arak-arakan selesai, sebelum warga menikmati nasi tumpeng dan nasi berkatnya, terlebih dahulu didoakan oleh sesepuh desa. Seperti yang sudah dijelaskan oleh salah seorang tokoh agama yang tertulis dalam bab III. Setelah acara arak-arakan selesai nasi tumpeng itu didoakan bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa, dengan menggelar tahlil bersama, selanjutnya nasi tumpeng di santap bersama-sama seluruh lapisan masyarakat Tahlil dilakukan untuk memohon petunjuk dan pertolongan dari Tuhan dalam bentuk zikir dan membaca doa bersama. Zikir sendiri adalah sebagai penghubung antara hamba dengan Tuhan, doa yang dipanjatkan dalam tahlil tentunya masyarakat memohon agar diberikan keberkahan, keselamatan dari berbagai macam bahaya, dan semoga hasil panennya diberikan hasil yang bagus. Ucapan syukur atas apa yang masyarakat dapatkan selama ini tercermin ketika mereka khusyuk memanjatkan doa kepada sang pencipta. c. Pertunjukkan kesenian wayang kulit Dalam tradisi sedekah bumi ini, pertunjukkan wayang kulit ataupun wayang golek merupakan suatu kesenian yang bersifat sakral dan juga merupakan adat istiadat masyarakat setempat. Pertunjukkan wayang semakin tersisihkan oleh nilai-nilai modern. Modernisasi masyarakat setempat dapat terlihat dari kalangan anak muda yang

65 sudah tidak mau mengenal budayanya sendiri. Kebanyakan kalangan anak-anak muda menganggap pertunjukkan wayang kulit sebagai tontonan yang kuno dan ketinggalan zaman. Maka dari itu panitia membuat konsep acara sedekah bumi ini sedikit berbeda dengan tahun lalu, yaitu dengan menyelenggarakan pengajian umum sebagai pengganti dari pertunjukkan wayang kulit. Yang didalamnya membahas tentang bagaimana cara kita mengucap syukur kepada Allah atas rezeki yang didapat melalui upacara sedekah bumi. Berdasarkan hasil wawancara yang tertulis dalam bab III, bahwasannya seperti yang disampaikan bapak ustad Shodiqon yaitu pada intinya upacara sedekah bumi tahun ini pertunjukkan wayang kulit tahun ini tidak diadakan, dan diganti dengan pengajian umum. Hal ini menunjukkan bahwa panitia pelaksana ingin mengikut sertakan pemuda atau remaja Desa Rowosari untuk hadir dalam acara pesta rakyat yang dikemas secara alami melalui pengajian umum. Dan terbukti antusias para remaja dan warga cukup banyak dibanding dengan diadakannya pertunjukkan wayang. Pengunjung banyak yang hadir di acara pengajian umum tersebut.

66 B. Analisis Nilai-nilai Keagamaaan Dalam Sedekah Bumi 1. Nilai Syukur Upacara Sedekah bumi merupakan sebuah ritual yang biasanya di lakukan oleh masyarakat jawa, sedekah bumi berarti menyedekahi bumi atau niat bersedekah untuk kesejahteraan bumi. Bersedekah adalah hal yang sangat di anjurkan, selain sebagai bentuk dari ucapan syukur atas segala nikmat yang telah di berikan Allah, bersedekah juga dapat menjauhkan diri dari sifat kikir dan dapat pula menjauhkan diri dari musibah. Berdasarkan hasil wawancara yang tertulis di bab III, yaitu dari bapak kepala desa dapat dianalisis bahwa sedekah bumi ini sebagai bentuk apresiasi warga, ucapan terima kasih warga karena panen mereka diberikan hasil yang bagus. Maka dari itu mereka ingin menyedakahkan sebagian beras mereka dengan membuat nasi tumpeng atau nasi putih biasa yang diberi lauk pauk dalam acara sedekah bumi. Tidak jauh beda dengan jawaban dari bapak ustad Miftahudin pada dasarnya sedekah bumi itu hanya sebagai simbol untuk mengucapkan rasa syukur terrhadap sang pencipta, meskipun rasa syukur tidak harus dengan diadakannya sedekah bumi. Bisa saja dengan kita lebih tekun beribadah-sholat lima waktu tepat waktu, masyarakat menganggap upacara sedekah bumi ini sebagai acara yang sakral yang harus dilaksanakan setiap tahunnya.

67 2. Nilai Silaturahmi Sedekah bumi banyak nilai-nilai agama yang terkandung didalamnya, salah satunya sebagai tempat silaturahmi dan berkumpulnya warga, tidak setiap waktu bahkan diri kita mampu untuk berinteraksi terhadap seluruh warga desa. Baik karena kesibukan ataupun karena keterbatasan waktu dan tempat. Melalui acara sedekah bumi ini menjadi ajang silaturahmi, berbagi cerita dan pengalaman serta dapat menambah harmonisasi tatanan hidup kehidupan warga. 3. Nilai Ta awun Kehidupan manusia dalam masyarakat tidak terlepas akan adanya interaksi sosial antar sesamanya. Pada dasarnya manusia sesuai dengan fitrahnya yaitu makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri melainkan membutuhkan pertolongan orang lain. Oleh sebab itu, di dalam kehidupan masyarakat diperlukan adanya kerjasama dan sikap gotong-royong dalam menyelesaikan segala pekerjaan. Masyarakat Indonesia terkenal dengan sikap ramah, kekeluargaan dan gotong-royongnya di dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kegiatan gotong-royong yang sering dilakukan terdapat dalam masyarakat pedesaan. Mereka biasanya bergotong-royong dengan mengerahkan tenaga tambahan dalam segala aspek kehidupan, terutama dalam pekerjaan bercocok tanam yang masih dilakukan secara tradisional. Ta awun atau dalam bahasa indonesianya adalah tolong menolong, bisa juga disebut gotong royong. Gotong royong merupakan ciri dari

68 kehidupan sosial bermasyarakat, manusia tidak akan bisa hidup sendiri tetapi memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan gotong royong itu secara jelas tercermin dalam seluruh rangkaian upacara sedekah bumi, bentuk dari gotong royong dalam upacara sedekah bumi dapat dilihat pada seluruh rangkaian upacara. Dalam upacara sedekah bumi baik sebelum ataupun sesudahnya, semua warga bekerja secara gotong royong dan membaur tanpa ada sekat pembeda status sosial mulai dari yang kecil, menengah, hingga kalangan atas. Seluruh warga Desa Rowosari bergotong royong demi satu tujuan bersama yaitu menyukseskan upacara sedekah bumi. Seperti yang sudah dijelaskan oleh bapak kepala desa dalam wawancaranya yang tertulis di bab III gotong royong dapat juga dilihat pada saat membungkus nasi berkat dan saat mempersiapkan tempat untuk pertunjukan wayang malam harinya. 4. Nilai Ukhuwah Islamiyah Melihat kenyataan sekarang ini ukhuwah atau persaudaraan itu sangat penting. Di tengah-tengah gejolak modernisasi yang mengarah kepada kepentingan-kepentingan pribadi untuk diutamakan dan meninggalkan kepentingan-kepentingan umum / masyarakat. Sehingga dengan selalu melestarikan tradisi sedekah bumi ini akan menepis dan menghilangkan sifat-sifat egois pribadi. Semuanya bersifat terbuka dan umum untuk kepentingan masyarakat demi persatuan dan kesatuan serta ukhuwah islamiyah.

69 Persatuan umat (ukhuwah islamiyah) pada masa sekarang ini adalah bagian dari kewajiban yang harus ditunaikan, terlebih dunia Islam sedang menghadapi ujian dan cobaan yang berat untuk diselesaikan secara bersama dalam kerangka persatuan. Ada ciri khas yang menonjol dari umat Islam. Mereka adalah umat tauhid dan satu kesatuan. Dilihat dari konteks tradisi sedekah bumi, ukhuwah Islamiyah sangatlah menyatu dengan tradisi itu. Karena dengan adanya tradisi sedekah bumi sikap persaudaraan Islam terjalin dengan bentuk silaturrahim.