BAB III PELAKSANAAN SEDEKAH BUMI DI DESA ROWOSARI. A. Gambaran Umum Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PELAKSANAAN SEDEKAH BUMI DI DESA ROWOSARI. A. Gambaran Umum Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten"

Transkripsi

1 BAB III PELAKSANAAN SEDEKAH BUMI DI DESA ROWOSARI A. Gambaran Umum Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang 1. Letak Desa Desa Rowosari adalah nama sebuah desa di Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, dengan luas wilayah Hektar, yang letaknya paling timur dari wilayah Kabupaten Pemalang dan berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan yang dipisahkan oleh aliran sungai Sragi. Rowosari berada di daerah pantai utara (pantura), jaraknya +20 km dari kota Kabupaten Pemalang dan +13 km dari kota Pekalongan. Adapun batas-batas wilayah desa Rowosari adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Desa Samong, desa Wiyorowetan b. Sebelah Timur : Sungai Sragi, kabupaten Pekalongan c. Sebelah Selatan : Desa Tengeng, Desa Botekan, Desa Ambokulon, Desa Lowa d. Sebelah Barat : Desa Ambowetan, Desa Pagergunung 2. Data Desa Perkembangan masyarakat desa Rowosari secara umum sudah mengalami perubahan dan peningkatan yang lebih baik, dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam pembangunan suatu daerah selain sumber daya alam. Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kepala desa Rowosari 34

2 35 kecamatan Ulujami kabupaten Pemalang dari hasil statistik yang dilakukan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Jumlah penduduk desa Rowosari menurut jenis kelamin, adalah sebagai berikut: Tabel I Data penduduk berdasarkan jenis kelamin 1 Per 2014 (Jiwa) No Pria Wanita Jumlah Sumber: Kantor Kepala Desa Rowosari b. Jumlah penduduk desa berdasarkan mata pencahariannya Dari segi mata pencahariannya, masyarakat desa Rowosari sebagian besar berwirausaha (home industry) konveksi, baik sebagai pengusaha maupun sebagai buruh atau karyawan,, selain dari itu sebagian warga juga ada yang bekerja sebagai petani, pedagang, pegawai negeri sipil,tni, POLRI, dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya berikut tabel mengenai mata pencahariannya penduduk desa Rowosari 1 Mengutip Data Statistik Penduduk Desa Rowosari Tahun 2014

3 36 Tabel II Data Penduduk Berdasarkan Kelompok Mata Pencaharian 2 Per 2014 (Orang) No. Jenis Pekerjaan Jumlah 1. petani 5 orang 2. Buruh tani 3 orang 3. Buruh 235 orang 4. Karyawan swasta 55 orang 5. Wiraswasta 25 orang 6. PNS 9 orang 7. Pedagang 5 orang 8. Peternak 2 orang 9. Pengusaha 192 orang 10. Tukang katu 3 orang 11. Tukang batu 8 orang Jumlah Orang Sumber: Kantor Kepala Desa Rowosari c. Jumlah penduduk desa Rowosari dilihat dari tingkat pendidikannya Kesadaran masyarakat desa Rowosari terhadap pendidikan tergolong kurang, karena pengaruh lingkungan yang tidak mendukung pendidikan. Sebagian besar penduduknya 2 Mengutip Data Statistik Penduduk Desa Rowosari Tahun 2014

4 37 memilih untuk bekerja dan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih lanjut. Ini disebabkan karena lingkungan sekitar, masyarakat, peluang pekerjaan yang luas. Anggapan yang ada di masyarakat bahwa dengan bekerja sebagai buruh industri konveksi lebih baik dari pada melanjutkan sekolah. Akan tetapi meskipun sebagian memilih bekerja, sebagian yang lain telah banyak orang tua, masyarakat desa Rowosari yang memasukkan anak-anaknya ke sekolah hingga ke perguruan tinggi. Untuk lebih jelas tingkat pendidikan di desa Rowosari dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel III Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Rowosari 3 No. Pendidikan Jumlah 1. Tamat SD orang 2. Tamat SMP 100 orang 3. Tamat SMA 600 orang 4 Diploma 68 orang 5. S1 52 orang 6. S2 4 orang Sumber: Kantor Kepala Desa Rowosari 3 Mengutip Data Statistik Penduduk Desa Rowosari Tahun 2014

5 38 d. Kondisi Keagamaan Masyarakat desa Rowosari mayoritas adalah beragama Islam, sebagian besar warga menganut faham Nahdlatul Ulama dengan jumlah anggotanya hampir 2/3 penduduk desa Rowosari. Selain sebagai warga NU, sebagian masyarakat juga sebagai warga Muhammadiyah dengan jumlah anggotanya hampir 1/3 penduduk desa Rowosari. Kegiatan rutinitas keagamaan seperti pengajian, yasinan, membaca siroh nabi (berzanji), manaqib, dan lainnya merupakan kegiatan yang mendukung untuk meningkatkan Ukhuwah Islamiyah. Selain itu ada sebagian penduduk Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang yang beragama non muslim. Akan tetapi dengan perbedaan itu masyarakat masyarakat Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang tetap menjalin ukhuwah tanpa berselisih paham tentang perbedaan pendapat. Keadaan sosial keagamaan masyarakat Desa Rowosari pada umumnya bersifat kondusif. Hal ini terkait dengan dengan maraknya kegiatan tahlilan (bapak-bapak), tahlilan (remaja putra putri), tirakatan, nyekar (ziarah ke makam ketika menjelang Ramadhan). Dengan fasilitas tempat peribadatan yang cukup memadai, sehingga dalam hal inimenuntut adanya partisipasi orang-orang yang dianggap mampu dalam hal pengembangan

6 39 agama atau kegiatan keagamaan untuk melaksanakan pengajian di masjid dan mushola-mushola serta tempat lain yang kondusif. Masyarakat Desa Rowosari selalu guyub dalam hal kegiatan keagamaan. e. Keadaan Sosial Budaya Sudah menjadi kodrat manusia dilahirkan dan dijadikan makhluk sosial yang tidak lepas dari hak dan tanggung jawab karena kesadaran manusia yang saling membutuhkan. Rata-rata masyarakat Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang masih banyak menyadari dan sadar akan perlakuannya sendiri-sendiri, terutama tingkah laku dan keadaan yang masih berhubungan dengan dengan etik dan norma serta adat yang berlaku walaupun ada masyarakat yang yang sifatnya berubah dengan adanya tuntutan zaman dan banyak juga dalam artian segalanya masih terbatas, yaitu perkembangan budaya mengikuti zaman. Bersamaan dengan itu maka Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang ingin meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Oleh karena itu perlu terus dikembangkan iklim sosial budaya yang mendukung agar dapat menciptakan dan memanfaatkan seluas-luasnya kesempatan untuk mengembangkan kemampuan melalui peningkatan pengetahuan, keahlian, dan

7 40 keterampilan dengan tetap mempertahankan kodrat, harkat, dan martabat sebagai manusia beriman. Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang terus berusaha dalam bidang sosial dan budaya guna meningkatkan pembangunan keluarga bahagia sejahtera sebagai wahana perwujudan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur bangsa guna meningkatkan kesejahteraan sosial dan membina ketahanan keluarga agar mampu mendukung kegiatan pembangunan. Keadaan sosial budaya yang ada di Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang yaitu kebudayaan yang mencoba menggali dari budaya-budaya yang sudah ada secara turun temurun. Seperti tradisi edekah bumi. Hal ini berarti masyarakat Desa Rowosari masih tetap kuat melestarikan kebudayaan warisan nenek moyang mereka. Kebudayan-kebudayaan yang ada mencoba untuk tetap dipertahankan dan tetap eksis sepanjang zaman serta budaya-budaya ini tidak akan punah oleh arus globalisasi yang semakin canggih dan pengaruh budaya-budaya barat yang bertentangan terhadap kebudayaan bangsa pada umumnya dan masyarakat Desa Rowosari pada khususnya.

8 41 3. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Rowosari Struktur organisasi pemerintahan desa Rowosari adalah sebagai berikut BPD H. NUR HANIF KADES Slamet Nur LEBE DESA M. ULI NUHA SEKRETARIS PLT POLISI DESA ISMAIL KAUR PEMERINTAHAN AGUS SUBEKTI KAUR UMUM M. AIDIN KAUR PEMBANGUNAN KISNOYO KADUS 1 KADUS 2 KADUS 3 KADUS 4 KADUS 5 PRIYONO MALIKI JAERI HERU SETIADI SYA BAN

9 42 4. Sarana dan prasarana desa Rowosari Sarana dan prasarana merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh desa, karena dengan adanya sarana dan prasarana di desa dapat memperlancar sistem pemerintah, meningkatkan mutu desa, mempermudah masyarakat dalam kehidupannya atau kegiatannya. Sarana dan prasarana dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sarana umum dan sarana pendidikan. a. Sarana umum yang terdapat di desa Rowosari dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel IV Sarana dan prasarana desa Rowosari No. Bangunan Jumlah 1. Kantor kelurahan 1 buah 2. BKD 1 buah 3. WC Umum 1 buah 4. Poliklinik 1 buah Sumber: Kantor Kepala Desa Rowosari

10 43 b. Sarana pendidikan yang terdapat di desa Rowosari dapat dilihat dari tabel berikut Tabel V Sarana dan prasarana pendidikan desa Rowosari No. Sarana Pendidikan Jumlah 1. Madrasah Ibtidaiyah 1 buah 2. Sekolah Dasar 4 buah 3. TK 2 buah 4. PAUD 2 buah 5. TPQ 1 buah 6. Madrasah Diniyah 1 buah Sumber: Kantor Kepala Desa Rowosari 5. Faktor pendukung dan penghambat desa Rowosari Suatu desa akan maju dan berkembang dalam mutu maupun kualitasnya jika terdapat faktor pendukung di desa tersebut. Akan tetapi suatu desa akan mengalami kemunduran jika ada tidak ada pendukung dari desa itu sendiri. Maka di sini akan sedikit dibahas tentang faktor yang menghambat kemajuan desa tersebut. a. Faktor pendukung 1) Aspek ekonomi Masyarakat desa Rowosari sebagian besar sebagai pengusaha konveksi (industri kecil). Dengan adanya faktor ini, menjadikan nama desa Rowosari terkenal, dan memiliki peluang

11 44 kerja yang luas, sehingga penduduk dapat dengan mudah memperoleh pekerjaan. Dengan melihat faktor di atas, maka penduduk desa sangat mudah untuk ditarik iuran atau dilakukan penggalangan dana apabila desa mengadakan suatu kegiatan. 2) Aspek sosial Organisasi keagamaan serta organisasi kemasyarakatan juga berkembang di desa Rowosari. Dengan adanya faktor ini, penduduk mempunyai wadah untuk menyalurkan setiap aspirasinya, selain itu adanya organisasi keagamaan dan kemasyarakatan ini telah memupuk semangat persatuan dan kerukunan yang mendukung ketentraman desa ini. Organisasi kemasyarakatan meliputi : - Muhammadiyah - Nahdlatul Ulama (NU) Organisasi keagamaan : - Jama ah tahlil - Jama ah majlis taklim - IRMA (Ikatan Remaja Masjid) - IPNU/IPPNU Selain adanya organisasi tersebut, desa Rowosari didukung pula oleh lembaga pemerintahan yaitu: - Badan Perwakilan Desa (BPD) - Lembaga Permusyawaratan Masyarakat Desa (LPMD) - Karang Taruna - PKK

12 45 - RT/RW b. Faktor penghambat Penghambat pada penduduk desa Rowosari lebih dipengaruhi aspek pendidikan, karena tingkat pemahaman masyarakat bahwa lebih baik bekerja daripada sekolah, menyebabkan minat masyarakat terhadap pendidikan masih kurang. Peluang lapangan yang luas menggiurkan generasi muda untuk memilih pekerjaan daripada melanjutkan sekolah. Dengan demikian, maka secara tingkat pendidikan, penduduk desa Rowosari rendah. Hal ini berdampak pada mutu sumber daya manusianya yang cukup rendah. B. Pelaksanaan Sedekah Bumi di Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang 1. Latar belakang upacara sedekah bumi Asal mula budaya tradisional Jawa datangnya dari orang Hindu. Lama-kelamaan orang Hindu di tanah Jawa kawin dengan perempuan Jawa, lalu beranak. 4 Sehingga banyak orang Jawa yang kemudian masuk menjadi pemeluk agama Hindu. Kebudayaan Jawa yang semula mengacu kepada animisme dan dinamisme, dengan kedatangan orang Hindu menyebabkan lambat laun kebudayaan Jawa dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu (India). Pada tahun M merupakan masa berkuasanya 4 Purwadi, Upacara Tradisional Jawa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 6

13 46 kerajaan Majapahit dan menurut pendapat sebagian ahli sejarah, masa ini disebut juga masa datangnya sumber-sumber Islam. Pertama kali Islam masuk di Indonesia pada abad 7-8 M pertengahan hijriyah dan langsung dari Arab. 5 Ditengah-tengah tantangan yang semakin besar pada masa kini dan masa yang akan datang, peranan Islam sebagai tenaga pendorong yang memberi makna dan orientasi kehidupan pemeluknya sangat diperlukan, lebih dari masa-masa sebelumnya. Dilihat dari pandangan ini, nampak bahwa kebudayaan adalah inti pengembangan kehidupan manusia, karena kebudayaan merupakan tenaga endogen yang menjadi jiwa dan semangat hidup suatu bangsa. Ini berarti setiap upaya pembangunan manusia hendaknya berpijak pada landasan realitas budayanya. Kesenian dan tradisi yang beraneka macam lebih banyak yang harus dihadapi, yang memang merupakan suatu keharusan dalam kehidupan manusia. Sama halnya dengan tradisi sedekah bumi yang sudah berkembang dan menjadi tradisi kebudayaan orang Jawa yang ada sejak zaman dahulu. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang warga yang bernama bapak Abdul Jalal pada tanggal 22 september 2014: 6 Beliau mengatakan: adapun yang melatarbelakangi adanya tradisi sedekah bumi tidak ada bahwasannya tradisi tersebut telah dilaksanakan secara turun temurun dan tidak diketahui asal usul serta awal mula 5 Saefudin Zuhri, Sejarah Kebangkitan Umat Islam di Indonesia, (Bandung: Al-Ma arif, ), hlm Abdul Jalal, Warga Masyarakat Rowosari, Wawancara Pribadi, Desa Rowosari, 22 September 2014

14 47 dilaksanakannya. Perayaan ini biasa dilaksanakan penduduk desa Rowosari setiap setahun sekali pada bulan dzulqaidah. Diadakannya tradisi tersebut bertujuan untuk memohon keselamatan desa agar desa tersebut menjadi tentram, sejahtera, harmonis, selaras dan seimbang. Jadi, kesimpulan dari hasil wawancara tentang latar belakang diadakannya acara sedekah bumi tidak ada, itu hanya tradisi orang-orang zaman dahulu saja. 2. Prosesi upacara sedekah bumi Kegiatan sedekah bumi ini dilaksanakan setiap setahun sekali dan jatuh pada bulan legeno atau dzulqaidah. Mengenai tanggalnya tidak dapat dipastikan. Upacara sedekah bumi ini dilaksanakan pada hari jum at tanggal 19 September Menurut sesepuh desa setempat, bahwa dipilihnya hari jum at dimaksudkan supaya masyarakat bisa menyaksikan prosesi jalannya upacara sedekah bumi. Disamping itu karena hari jumat merupakan hari libur, masyarakat yang bekerja di konveksi libur. Sehingga menambah income daerah karena dari dukuh-dukuh karena banyak pengunjung yang datang ke sana. Sebelum masuk ke rangkaian acara sedekah bumi, masyarakat ada yang membuat tumpeng maupun nasi berkat berupa nasi uduk atau nasi putih biasa ditambah dengan jajanan khas atau jajanan daerah yang disebut masyarakat dengan juadah pasar. Hal ini juga dijelaskan oleh salah seorang tokoh agama ustad Miftahudin yang mengatakan: adapun sedekah bumi dimulai dengan menyiapkan uborampe sesaji yang berupa

15 48 hasil olahan bumi dan juadah pasar atau jajanan pasar, yaitu makanan kecil-kecilan seperti kacang, lemper, slondok, dan sebagainya yang dibeli di pasar. Selanjutnya dibawa ke Balai Desa 7 3. Rangkaian upacara sedekah bumi a. Arak-arakan sedekah bumi Dijelaskan oleh bapak ustad Tarmidi: 8 Rangkaian kegiatan sedekah bumi diawali dengan diadakannya sebuah acara pawai keliling desa dengan arak-arakan membawa nasi tumpeng dari masing-masing dusun yang sebelumnya dikumpulkan terlebih dahulu di Balai Desa Rowosari. Setelah selesai nasi tumpeng dikumpulkan kembali di halaman kantor Balai Desa. b. Tahlil dan selametan Tahlil adalah akronim dari kalimat lailaha illallah, kumpulan doa yang disusun oleh ulama yang terdiri dari ayat-ayat Al-Qur an dan hadits-hadits nabi itu dinamakan tahlil karena ucapan lailaha illallah adalah ucapan yang termulia dari seluruh ucapan dan zikir yang dikenal manusia. 9 Zikir dan istighfar adalah sebagai penghubung antara hamba dengan Tuhan. Bahwa Tuhan adalah sumber daripada segala cahaya dan ilmu. Jadi jelaslah disini, bahwa faidah daripada zikir dan istighfar adalah merupakan kunci pembuka tabir yang menutup 7 Miftahudin, Tokoh Agama, Wawancara Pribadi, Desa Rowosari, 18 September Tarmidi, Tokoh Agama, Wawancara Pribadi, Desa Rowosari, 18 Januari M. Quraish Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian dan Kematian Surga dalam Ayatayat Tahlil, (Jakarta: Lentera Hati, 2001), hlm

16 49 hubungan antara hamba dengan Tuhan. Maka ketika itu, Tuhan telah menumbuhi hati dengan nur atau cahaya, sehingga iman dalam hati menjadi bercahaya pula yang terang benderang. 10 Dijelaskan oleh bapak H. Fathurrohman, berikut petikan wawancaranya: 11 Setelah acara arak-arakan selesai nasi tumpeng itu didoakan bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa, dengan menggelar tahlil bersama, selanjutnya nasi tumpeng di santap bersama-sama seluruh lapisan masyarakat. c. Pertunjukkan kesenian wayang kulit Pertunjukkan wayang kulit ini sebagai tindak lanjut dari acara sedekah bumi, yang diadakan pada malam hari. Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh agama yang saya wawancara, beliau biasa di panggil pak kyai Hasan Jumaedi yang mengatakan: 12 Pertunjukkan wayang biasanya diadakan setiap tahunnya setiap ada upacara sedekah bumi. Dengan maksud untuk menghindari kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti gagal panen yang dapat menurunkan pendapatan masyarakat karena sebagian besar penduduk Desa Rowosari adalah petani. Wayang sebagai bentuk ekspresi seni multimedia telah dikenal sebelum zaman Islam sebagai media pendidikan. Adapun dalam ritual ini wayang bertujuan sebagai hiburan, dan wayang di sini juga 10 Musthafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, cet ke 2 (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995), hlm Fathurrohman, Tokoh agama, wawancara Pribadi, Desa Rowosari, 18 Januari Hasan Junaedi, Tokoh agama, wawancara Pribadi, Desa Rowosari, 20 September 2014

17 50 menceritakan tentang dalam istilah Jawa mbangun ndeso atau bisa disebut dengan istilah memperbaiki desa atau kampung. Yang menceritakan bagaimana masyarakat menjaga dan melestarikan desa. Adapun wayang ini juga bertujuan selain untuk hiburan akan tetapi, wayang di sini di dalam ceritanya juga sebagai atau memberikan contoh kepada masyarakat umumnya dan khususnya pada masyarakat Desa Rowosari bagaimana cara menjaga dan melestarikan desa. Dijelaskan pula oleh bapak ustad Agus: 13 sebagai hiburan untuk warga masyarakat kita biasanya mendatangkan pentas wayang kulit semalam suntuk ini merupakan keinginan seluruh warga desa utamanya generasi tua yang masih cinta akan kesenian wayang kulit. Ada yang berbeda pada acara sedekah bumi tahun ini. Seperti pernyataan yang disampaikan oleh bapak ustad Shodiqon, beliau mengatakan: 14 Pada upacara sedekah bumi tahun ini, pertunjukkan wayang tidak di adakan karena ada beberapa permintaan dari masyarakat setempat khususnya dari gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) Desa Rowosari, mereka meminta untuk sedekah bumi tahun ini diadakan pengajian umum saja. Dan ternyata antusias dari masyarakat pun lebih besar dari pada diadakannya pertunjukkan wayang. September Kartono, Warga Masyarakat Rowosari, Wawancara Pribadi, Desa Rowosari, Shodiqon Habsy, Tokoh Agama, Wawancara Pribadi, Desa Rowosari, 21 September

18 51 Jadi, kesimpulan dari wawancara dengan bapak ustad Shodiqon yaitu antusias dari masyarakat dengan diadakannya pengajian umum ternyata lebih besar dari pada diadakannya wayang kulit seperti tahuntahun sebelumnya. C. Nilai-nilai Keagamaan dalam sedekah bumi Untuk mengetahui nilai-nilai keagamaan dalam sedekah bumi di Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, maka saya akan mewawancarai 9 responden yang terdiri dari beberapa unsur yaitu kepala desa, tokoh agama, dan masyarakat berikut datanya Tabel VI Data Karakteristik Subjek Penelitian No Nama Identitas Alamat 1 Slamet Nur Kepala Desa Rowosari 2 Ustad Ahmadin Tokoh agama Rowosari 3 Ustad Miftahudin Tokoh agama Rowosari 4 Ustad Tarmidi Tokoh agama Rowosari 5 Ustad Shodiqon Tokoh agama Rowosari 6 Kyai Hasan Junaedi Tokoh agama Rowosari 7 Ustad Fathurrohman Tokoh agama Rowosari 8 Kartono Masyarakat Rowosari 9 Abdul Jalal Masyarakat Rowosari

19 52 Dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber yang terdiri dari berbagai karakteristik dan berbagai pekerjaan, maka diperoleh data mengenai nilai-nilai keagamaan dalam sedekah bumi yaitu sebagai berikut: 1. Nilai Syukur Bersyukur atau syukuran merupakan ibadah kepada Allah SWT, apabila syukuran merupakan ibadah, tentu mengandung konsekuensi pahala apabila dikerjakan, dan mengandung konsekuensi siksaan apabila ditinggalkan. Seperti firman Allah dalam surat 14 ayat 7 yang berbunyi: Artinya: dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-ku), Maka Sesungguhnya azab-ku sangat pedih". 15 Dalam acara sedekah bumi, terdapat nilai-nilai keagamaan didalamnya, yaitu sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas limpahan rezeki yang diberikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh agama di Desa Rowosari, diperoleh data sebagai berikut: 1997), hlm Depaertemen Agama, Al Qur an dan Terjemahannya, (Surabaya: CV Jaya Sakti,

20 53 a. Slamet Nur, Kepala Desa, Rowosari. 16 Menurutnya, setiap desa memiliki tradisi dan cara masing-masing dalam mengapresiasikan rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah dengan melaksanakan sedekah bumi. Misalnya Desa Rowosari ini, karena sedekah bumi sebagai ungkapan rasa syukur warga atas rezeki yang diberikan oleh Allah. b. Bapak ustad Miftahudin, Tokoh Agama, Rowosari. 17 Menurutnya, nilai agamanya dari sedekah bumi salah satu nya yaitu mengucap syukur. Sedekah bumi ini diadakan sebagai sebuah simbolisasi terhadap rasa syukur kita terhadap Tuhan yang Maha Esa. 2. Nilai silaturahmi Dalam Islam hubungan silaturahmi atau hubungan kekerabatan dalam menyambung tali persaudaraan sangat penting, seperti yang dijelaskan dalam Q.s Ar-Ra ad: 21, yang berbunyi: Artinya : dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk Slamet Nur, Tokoh agama sekaligus Kepala Desa Rowosari, wawancara Pribadi, Desa Rowosari, 16 Januari Miftahudin, Tokoh Agama, Wawancara Pribadi, Desa Rowosari, 15 Januari 2015

21 54 a. Ustad Ahmadin, Tokoh Agama, Rowosari. 19 Menurutnya, nilai agama yang terdapat di sedekah bumi yaitu dapat mempererat tali silaturahmi, dengan adanya acara ini juga dapat mempererat tali persaudaraan antar sesama muslim yang ikut acara tersebut. b. Ustad Tarmidi, Tokoh Agama, Rowosari. 20 Menurutnya, bahwa tradisi sedekah bumi merupakan sebuah ajang silaturahmi yang sudah mengakar di masyarakat Rowosari. Tradisi tersebut mempunyai nilai positif maka harus dilaksanakan dan dilestarikan, dijaga keutuhannya yang sudah turun-temurun. c. Ustad Miftahudin, Tokoh Agama, Rowosari. 21 Menurutnya, adanya tradisi sedekah bumi di Desa Rowosari dirasa sangat baik. Kegiatan ini bisa dijadikan sebagai ajang silaturahmi antar masyarakat desa. 3. Nilai Ta awun ي ت ع او ن ت ع او ن ا Ta awun berasal dari bahasa arab yang berarti tolong menolong, gotong royong, atau ت ع او ن bantu membantu dengan sesama. Ta awun adalah kebutuhan hidup 1997), hlm Depaertemen Agama, Al Qur an dan Terjemahannya, (Surabaya: CV Jaya Sakti, 19 Ustad Ahmadin, Tokoh Agama, Wawancara Pribadi, Desa Rowosari, 18 Januari Ustad Tarmidi, Tokoh Agama, Wawancara Pribadi, Desa Rowosari, 18 Januari Miftahudin, Tokoh Agama, Wawancara Pribadi, Desa Rowosari, 15 Januari 2015

22 55 manusia yang tidak dapat dipungkiri, kenyataan membuktikan bahwa suatu pekerjaan atau apa saja yang membutuhkan pihak lain pasti tidak akan dapat dilakukan sendiri oleh seseorang meskipun dia memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang hal itu. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dalam masyarakat tanpa bantuan dan kerjasama dengan manusia lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari baik yang sifatnya material maupun non material. Saling tolong menolong tidak hanya dalam hal materi tetapi dalam berbagai hal diantaranya tenaga, ilmu, dan nasihat. Suatu masyarakat akan nyaman dan sejahtera jika dalam kehidupan masyarakat tertanam sikap ta awun dan saling membantu satu sama lain. Seperti penjelasan dalam Al-Qur an Q.S Al-Maidah: 2 yang berbunyi:... Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya. 22 hlm Depaertemen Agama, Al Qur an dan Terjemahannya, (Surabaya: CV Jaya Sakti, 1997),

23 56 a. Menurut bapak ustad Tarmidi, beliau mengatakan: 23 Memang ini adalah cara untuk melestarikan tradisi sedekah bumi yang ada disini, selain itu acara sedekah bumi juga sebagai pembangkit semangat gotong royong warga desa yang sudah mulai mengendur tidak seperti dulu lagi. b. Menurut bapak Slamet Nur selaku kepala desa beliau mengatakan: 24 Gotong royong disini tercermin pada saat membungkus nasi berkatan dan pada saat mempersiapkan tempat untuk pertunjukan wayang atau pengajian. Saya harap masyarat bisa tetap menjaga kekompakan dan gotong royong seperti saat acara sedekah bumi ini. Nilai gotong royong sebagaimana yang dimaksud adalah mau bekerja sama dengan baik, berprinsip bahwa tujuan akan lebih mudah dan cepat tercapai jika dikerjakan bersama-sama, tidak memperhitungkan tenaga untuk saling berbagi dengan sesama, mau mengembangkan potensi diri untuk dipakai saling berbagi agar mendapatkan hasil yang terbaik, tidak egoistik. 25 Dalam upacara sedekah bumi tergambar dari sikap perilaku gotong royong masyarakat dalam pelaksanaan sedekah bumi. Hal ini terlihat dari antusias warga dalam membawa bahan-bahan sesaji berupa berkatan. Dengan adanya 23 Ustad Tarmidi, Tokoh Agama, Wawancara Pribadi, Desa Rowosari, 18 Januari Slamet Nur, Tokoh agama sekaligus Kepala Desa Rowosari, wawancara Pribadi, Desa Rowosari, 16 Januari Muchlas Samani dan Hariyanto, Pendidikan Karakter Konsep dan Model, (Bandung: PT Rosdakarya, 2011), hlm. 51

24 57 sikap gotong royong dari masyarakat maka beban yang terasa berat jadi ringan Nilai Ukhuwah Islamiyah Ukhuwah berasal dari kata Akh, Ikhwatun, Ikhwanun, yang mempunyai arti bersaudara. 27 Ukhuwah ialah persaudaraan, sedangkan islamiyah ialah berkenaan dengan Islam. 28 Jadi Ukhuwah Islamiyah adalah ikatan tali persaudaraan sesama umat Islam yang didasarkan atas taqwa kepada Allah, saling menghormati, tolong menolong, cinta kasih, persamaan hak dan lain sebagainya tanpa memandang keturunan atau warna kulit, pangkat, derajat, dan kekayaan. 29 Ukhuwah (ukhuwwah) yang biasa diartikan sebagai persaudaraan terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti memperhatikan. Makna asal ini memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara. 30 Boleh jadi, perhatian itu pada mulanya lahir karena adanya persamaan diantara pihak-pihak yang bersaudara, sehingga makna tersebut kemudian berkembang dan pada akhirnya ukhuwah diartikan sebagai setiap persamaan dan keserasian dengan pihak lain,baik persamaan keturunan, maupun dari segi persaudaraan. Al Quran menjadikan persaudaraan dalam bermasyarakat di antara orang- 26 Data Observasi Prosesi Sedekah Bumi, Jumat 19 September 2014, di Dukuh Pejaten Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang 27 Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir: Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), hlm Depdikbud, Op. Cit...,hlm Shodiq. Dkk, Kamus Istilah Agama, (Jakarta: CV Sientarama, 1983), hlm M Quraisy Shihab, Wawasan Al-Qur an, (Bandung: Mizan, 2000), hlm. 486

25 58 orang mukmin sebagai konsekuensi keimanan yang tidak terpisah satu sama lain di antara keduanya. Seperti yang dijelaskan dalam Qs Al- Hujurat : 10 yang berbunyi: Artinya: Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. 31 a. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ustad Miftahudin, berikut petikan wawancaranya: 32 Sedekah bumi selain sebagai ucapan rasa syukur, juga bisa menumbuhkan rasa ukhuwah islamiyah antar warga. Yang tadinya sibuk dengan kerjaannya, acuh tak acuh dengan tetangga, kemudian dengan adanya acara ini semua warga berkumpul jadi satu. Dari yang anak kecil sampai orang tua, petani, pedagang sampai pengusaha. hlm Depaertemen Agama, Al Qur an dan Terjemahannya, (Surabaya: CV Jaya Sakti, 1997), 32 Miftahudin, Tokoh Agama, Wawancara Pribadi, Desa Rowosari, 15 Januari 2015

26 59 b. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak H. Fathurrohman, berikut wawancaranya: 33 Acara sedekah bumi sangat bagus, karena warga sehariharinya jarang sekali bisa kumpul-kumpul bareng. Dengan berkumpulnya warga-warga tersebut maka terjalinlah ukhuwah islamiyah antar warga. 33 Fathurrohman, Tokoh Agama, Wawancara Pribadi, Desa Rowosari, 18 Januari 2015

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

BAB III URGENSI PENDIDIKAN FORMAL TINGKAT SMA MENURUT BURUH KONVEKSI DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPETEN PEMALANG

BAB III URGENSI PENDIDIKAN FORMAL TINGKAT SMA MENURUT BURUH KONVEKSI DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPETEN PEMALANG BAB III URGENSI PENDIDIKAN FORMAL TINGKAT SMA MENURUT BURUH KONVEKSI DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPETEN PEMALANG A. Gambaran Umum Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang 1. Sejarah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Upacara tradisional merupakan wujud dari suatu kebudayaan. Kebudayaan adalah

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Upacara tradisional merupakan wujud dari suatu kebudayaan. Kebudayaan adalah BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Legeno-nan di Desa Kwayangan Upacara tradisional merupakan wujud dari suatu kebudayaan. Kebudayaan adalah warisan sosial yang akan diteruskan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. KESIMPULAN 1. Kesimpulan umum Budaya tolak bala masih tetap dipertahankan

Lebih terperinci

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Saparan di Kaliwungu Kabupaten Kendal Pelaksanaan tradisi Saparan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN A. Sejarah Desa Sumberagung Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan Desa Sumberagung merupakan desa terbesar sekecamatan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dusun mojosantren bila dilihat dari sudut geografis termasuk pada klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

Lebih terperinci

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN 42 BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Titik Lokasi penelitian ini berada di wilayah Kabupaten Lamongan, dengan luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km2 atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS HASIL PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS HASIL PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Ngapatidi Desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha. BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK A. Letak Geografis dan Demografis 1. Geografis Desa Teluk Batil merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sungai Apit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan salah satu kekayaan yang Indonesia miliki, kebudayaan yang beranekaragam ini merupakan aset negara yang harus tetap dipertahankan maupun dilestarikan.

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK A. Kondisi Geografis Kondisi geografis penelitian di Desa Margamulya yang penulis akan utarakan dalam Bab II ini, yaitu hasil observasi dan

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Tahlil secara etimologi dalam tata bahasa Arab membahasnya sebagai sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti mengucapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul Kedudukan agama dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupan pribadi sebagai makhluk Tuhan merupakan unsur yang terpenting, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Secara fitrah manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling bergantung satu sama lain. Dengan fitrah tersebut, maka manusia akan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung BAB V PEMBAHASAN A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung Banyak cara yang digunakan untuk mengurangi kerusakan alam. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Relasi antarumat Islam dan Kristen di Kelurahan Pakis Kecamatan Sawahan Kota Surabaya. Kondisi relasi Islam-Kristen berbasis kerukunan di Kelurahan Pakis Kecamatan Sawahan Kota

Lebih terperinci

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DATA PENELITIAN DI DESA JATI KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

BAB III DESKRIPSI DATA PENELITIAN DI DESA JATI KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN BAB III DESKRIPSI DATA PENELITIAN DI DESA JATI KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Letak Geografis Desa Jati terletak diatas permukaan laut 56 M, memiliki luas wilayah 600

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN 23 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN A. Keadaan Umum Kelurahan Banyurip Kelurahan Banyurip adalah satu Kelurahan di Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota

Lebih terperinci

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Oleh : Muhamad Arif Susanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa MuhamadArif347@yahoo.co.id Abstrak:

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DAN LAUT SERTA KAITANNYA DENGAN ISLAM

BAB IV MAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DAN LAUT SERTA KAITANNYA DENGAN ISLAM BAB IV MAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DAN LAUT SERTA KAITANNYA DENGAN ISLAM A. Makna Tradisi Sedekah Bumi dan Laut 1. Makna teologis dari Tradisi Sedekah Bumi dan Laut Setelah penulis mengadakan wawancara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Geografis KelurahanMaharatu Desa Swamedyaialah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam hal dana modal sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun lingkungan sosial artinyahubungan antara manusia dengan lingkungan dihubungkan dengan tradisi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning bangsa (kebudayaan itu menjadi cermin besar yang menggambarkan peradaban suatu bangsa). Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI NYADRAN DI DESA PAGUMENGANMAS KEC. KARANGDADAP KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI NYADRAN DI DESA PAGUMENGANMAS KEC. KARANGDADAP KAB. PEKALONGAN 60 BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI NYADRAN DI DESA PAGUMENGANMAS KEC. KARANGDADAP KAB. PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Nyadran di desa Pagumenganmas Tradisi Nyadran

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Pada bab ini, penulis akan menganalisis kebijakan pemerintah kelurahan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK 25 BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK A. Kondisi Geografis Desa Klampok Secara geografis letak wilayah Desa Klampok khususnya sangatlah strategis dan menguntungkan karena berada pada perbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat manusia secara keseluruhan. Ajaran Islam dapat berpengaruh bagi umat manusia dalam segala

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG. Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan

BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG. Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG A. Letak dan Sejarah Desa. Letak Desa Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatea Selatan. Luas areal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom 1. Remaja melakukan penyimpangan karena kurangnya pengetahuan agama. Akhlak remaja adalah tingkah laku

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH A. Letak Geografis Desa Kecamatan 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading Desa Batur terletak di Kecamatan Gading,

Lebih terperinci

BAB II KEADAAN DESA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN NUURUL QURAN

BAB II KEADAAN DESA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN NUURUL QURAN 30 BAB II KEADAAN DESA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN NUURUL QURAN A. Desa Bukateja 1. Letak Geografis Secara administratif, Desa Bukateja merupakan salah satu desa di Kecamatan Bukateja termasuk dalam

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN NAMA : AHMAD ARIFIN NIM : 140711603936 OFFERING : C Tugas untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional lahir dari budaya masyarakat terdahulu di suatu daerah tertentu yang terus berkembang secara turun temurun, dan terus dinikmati oleh

Lebih terperinci

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN 1. Kesimpulan Umum Upacara adat nyangku merupakan upacara adat warisan dari raja-raja Panjalu yang masih menjadi tradisi turun temurun masyarakat desa Panjalu. Dalam

Lebih terperinci

BAB III MENEROPONG BENTANG ALAM DESA BUNGURASIH. Desa Bungurasih 20 tahun yang lalu adalah Desa yang penuh damai, tentram,

BAB III MENEROPONG BENTANG ALAM DESA BUNGURASIH. Desa Bungurasih 20 tahun yang lalu adalah Desa yang penuh damai, tentram, 32 BAB III MENEROPONG BENTANG ALAM DESA BUNGURASIH A. Potret Desa Bungurasih Desa Bungurasih 20 tahun yang lalu adalah Desa yang penuh damai, tentram, wilayahnya masih 'hijau', sawah, pepohonan, terhampar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah Desa Rambah terbentuk pada tahun 2000. Dimekarkan dari Desa induk, yaitu Desa Rambah Hilir. Nama Desa Rambah diambil

Lebih terperinci

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NILAM FAHRIDA A 220080068 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI NILAI GOTONG-ROYONG DAN SOLIDARITAS SOSIAL DALAM MASYARAKAT (Studi Kasus pada Kegiatan Malam Pasian di Desa Ketileng Kecamatan Todanan Kabupaten Blora) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PROSESI LAMARAN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus Di Dukuh Sentulan, Kelurahan Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak geografis, luas wilayah dan kependudukan Desa Petaonan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Periode LXI Divisi XIV Kelompok C Unit 3 Universitas Ahmad Dahlan tahun akademik 2016/2017, berlokasi di Dusun, Seloharjo, Pundong,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya dengan ragam kebudayaan. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global, plural, multikultural seperti sekarang setiap saat dapat saja terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama

Lebih terperinci

BAB III PROFIL LOKASI PENDAMPINGAN

BAB III PROFIL LOKASI PENDAMPINGAN BAB III PROFIL LOKASI PENDAMPINGAN A. Letak Geografis Agrowisata Belimbing terletak di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, yang dikenal sebagai desa agrowisata Belimbing jaraknya

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL A. Monografi dan Demografi Desa Sriwulan Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 1. Monografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan budaya. Hal ini menyebabkan daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial. BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA A. Keadaan Geografi Wanayasa merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, terletak

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif, Desa Tangkil Kulon merupakan salah satu desa di

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif, Desa Tangkil Kulon merupakan salah satu desa di BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Secara administratif, Desa Tangkil Kulon merupakan salah satu desa di Kecamatan Kedungwuni, yang terletak di sebelah utara Kecamatan Kedungwuni

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Geografis Desa Tanjung Medan Desa Tanjung Medan merupakan salah satu desa diantara desa yang berada di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan ajaran yang diberikan kepada manusia untuk dijadikan dasar dan pedoman hidup di dunia. Ajaran ini diturunkan untuk dilaksanakan di tengah-tengah kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 93 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Sumberejo Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Desa Sumberejo Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang secara geografis merupakan wilayah yang

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA A. Aparat Desa Margolinduk Bonang Demak B. Tokoh Mayoritas NU di Desa Margolinduk Bonang Demak

PEDOMAN WAWANCARA A. Aparat Desa Margolinduk Bonang Demak B. Tokoh Mayoritas NU di Desa Margolinduk Bonang Demak PEDOMAN WAWANCARA A. Aparat Desa Margolinduk Bonang Demak 1. Bagaimana menyikapi perbedaan keyakinan diantara minoritas Syi ah dan mayoritas NU di Desa Margolinduk Bonang Demak 2. Adakah program untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Penyajian Data Dalam penganalisaan data penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan memakai angket dan jumlah angket yang peneliti sebarkan sebanyak 100 angket.

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF KELURAHAN GELAM DAN MAJLIS TA LIM MIFTAHUL JANNAH

BAB II KONDISI OBJEKTIF KELURAHAN GELAM DAN MAJLIS TA LIM MIFTAHUL JANNAH BAB II KONDISI OBJEKTIF KELURAHAN GELAM DAN MAJLIS TA LIM MIFTAHUL JANNAH A. Latar belakang berdirinya kelurahan Paradigma Pemerintah Daerah yang mengacu pada UU No. 32 Tahun 2004 telah merubah peran lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan masyarakat. Keberagaman tersebut mendominasi masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan masyarakat. Keberagaman tersebut mendominasi masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat di Indonesia sangat beragam, mulai dari keberagaman suku, ras, agama, pekerjaan, jenis kelamin, dan warna kulit, hal tersebut tidak menjadi

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA SEDEKAH DESA KRAJAN WUJIL KECAMATAN BERGAS

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA SEDEKAH DESA KRAJAN WUJIL KECAMATAN BERGAS 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA SEDEKAH DESA KRAJAN WUJIL KECAMATAN BERGAS TANGGAL 18 SEPTEMBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan banyaknya pulau tersebut Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat banyak sekali. Perkembangan

Lebih terperinci

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA Nama : M. Akbar Aditya Kelas : X DGB SMK GRAFIKA DESA PUTERA Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa, didalamnya memiliki keragaman budaya yang mencerminkan kekayaan bangsa yang luar biasa. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD. sekitar klenteng dalam menanggapi pelaksanaan tradisi sedekah bumi.

BAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD. sekitar klenteng dalam menanggapi pelaksanaan tradisi sedekah bumi. BAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD Bab ini akan memberikan penjelasan tentang prosesi pelaksanaan tradisi bunceng (sedekah bumi), respon masyarakat serta berbagai pendapat masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di muka bumi ini selain menjadi makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial harus

Lebih terperinci

Hasil analisis dari 6 pranata sosial yang ada di desa Haurwangi:

Hasil analisis dari 6 pranata sosial yang ada di desa Haurwangi: Hasil analisis dari 6 pranata sosial yang ada di desa Haurwangi: 1. Wilayah a. Batas Wilayah - Sebelah Utara : Desa Kertasari Kecamatan Haurwangi - Sebelah Selatan : Desa Sukatani Kecamatan Haurwangi -

Lebih terperinci

BAB III PROFIL UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PROFIL UMUM LOKASI PENELITIAN BAB III PROFIL UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kelurahan 15 Ilir adalah salah satu kelurahan dari kecamatan Ilir Timur I, Secara administrativ Kecamatan Ilir Timur I mempunyai batas-batas sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku

Lebih terperinci

TAKABUR (SOMBONG) Ustzh. Umi Hanik

TAKABUR (SOMBONG) Ustzh. Umi Hanik No.34/Th.2/ Sya ban 1429H/Agustus 2008 Jum at IV TAKABUR (SOMBONG) Ustzh. Umi Hanik Kata takabur berasal dari kata Kabiru yang berarti besar. Untuk itu takabur bisa berarti sifat seseorang atau sekelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan semakin berkembangnya cara berfikir masyarakat pada masa sekarang ini. Ternyata tak jarang juga dapat menyebabkan berubahnya pola pikir masyarakat

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Desa Bantarjo merupakan salah satu pedukuhan yang berada di Desa Banguncipto Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo Yogykarata, luas wilayah 96.5 ha,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Selain merubah status seseorang dalam masyarakat, pernikahan juga merupakan hal yang

Lebih terperinci

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

PERSATUAN DAN KERUKUNAN PERSATUAN DAN KERUKUNAN PENGERTIAN PERSATUAN DAN KESATUAN A. PERSATUAN Dari segi bahasa persatuan berarti gabungan, ikatan atau kumpulan. Sedangkan menurut istilah persatuan adalah kumpulan individu manusia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Kasikan Desa Kasikan berada di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yang mempunyai luas 22.700 ha yang terdiri dari 4 dusun dan 11 RW dan

Lebih terperinci

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA Dosen : Drs.Tahajudin Sudibyo N a m a : Argha Kristianto N I M : 11.11.4801 Kelompok : C Program Studi dan Jurusan : S1 TI SEKOLAH TINGGI TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 97 Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua makhluk Allah SWT yang bernyawa. Adanya pernikahan bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tidak hilang seiring dengan kemajuan zaman, karena budaya merupakan kekayaan

I. PENDAHULUAN. tidak hilang seiring dengan kemajuan zaman, karena budaya merupakan kekayaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berasal dari bermacammacam suku, keanekaragaman budaya tersebut harus senantiasa dilestarikan agar tidak hilang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU Pluralisme adalah sebuah realitas sosial yang siapapun tidak mungkin memungkirinya, kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah khalifah di muka bumi, Islam memandang bumi dan beserta segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN A. Kondisi Masyarakat Desa Sendangrejo 1. Keadaan Geografi dan Demografi Desa Sendangrejo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Dalam perkembangan manusia, pendidikan mempunyai peranan penting dalam usaha membentuk manusia yang berkualitas. Pendidikan bagi kehidupan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D ===============================================================

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D =============================================================== LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D =============================================================== PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mendirikan shalat merupakan suatu ibadah yang wajib dilakukan bagi seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada manusia tersebut,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja 13 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas di Propinsi Sumatera Utara dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari. 1 BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Dengan tumbuhnya pengetahuan tentang agama-agama lain, menimbulkan sikap saling pengertian dan toleran kepada orang lain dalam hidup sehari-hari, sehingga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji Desa Sungai Keranji merupakan desa yang berada Di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi dengan luas

Lebih terperinci

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Oleh : Ahmad Muhlasin program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa a_muhlasin@ymail.com

Lebih terperinci