PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA DENGAN MEDIA SCRABBLE AKSARA JAWA

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENERAPAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS AKSARA JAWA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R ( SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENERAPAN METODE TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASA PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SDN 02 NGASEM KARANGANYAR 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW - WANT TO KNOW - LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE MIND MAPPING

PENERAPAN TEKNIK SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA SISWA KELAS III

3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PINTAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENGGUNAAN MEDIA REALITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN

PENGGUNAAN MEDIA EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF SEBAB AKIBAT MELALUI MEDIA FLIPCHART

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN HIPOTESIS MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY (SAVI)

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENIGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY

PENERAPAN METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ACTIVE LEARNING BERBANTUAN MEDIA FLASH CARDS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEKHASAN BANGSA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN STRATEGI KARTU SORTIR (CARD SORT)

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE INISIASI DEBAT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PENINGGALAN SEJARAH NASIONAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN MIND MAP

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DALAM MATEMATIKA MELALUI METODE NUMBER SENSE

PENGGUNAAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERGERAKAN NASIONAL

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LERANING) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi 36 A, Surakarta

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA DENGAN MEDIA SCRABBLE AKSARA JAWA Dwi Ariyanti 1), Sutijan 2), Samidi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: ariyantidwi23@yahoo.co.id Abstract: The purpose of the research is improving reading and writing ability of Javanese letters by using Javanese letters scrabble media. The form of this research was classroom action research, it consist of two cycles that each cycle consist of two meeting. Each cycle has four phases, those are planning, action implementation, observation, and reflection. Data collecting technique are observation, interview, documentation, and test. Data validity test of the research was sources triangulation and triangulation method. The techniques of data analysis used analytical interactive model (Miles and Huberman), it consists of three components, those are data reduction, data display, and taking the conclucion, and then used descriptive comparative analysis. It was compared result among cycles. The conclusion of this research is the using Javanese letter scrabble media chould improve reading and writting ability of Javanese letter at the third grade students of SD Negeri 02 Ngasem in the academic year of 2014. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis aksara Jawa dengan menggunakan media scrabble aksara Jawa. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berlangsung dalam dua siklus. Tiap siklus mempunyai empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data adalah observai, wawancara, dokumentasi, dan tes. Uji validitas data yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif (Miles & Huberman) yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, serta menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil antar siklus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan media scrabble aksara Jawa dapat meningkatkan kemampuan didik kelas III SD Negeri 02 Ngasem tahun 2014. Kata Kunci : Media scrabble, aksara Jawa, membaca, menulis. Negara Indonesia memiliki beraneka ragam suku dan budaya yang perlu dilestarikan. Pemerintah telah mengupayakan pelestarian beraneka ragam budaya Indonesia ini, terlihat dari adanya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VII pasal 33 ayat 2 yang menerangkan bahwa, bahasa daerah dapat digunakan menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan tahap awal apabila diperlukan untuk menjabarkan pengetahuan dan atau keterampilan. Selain itu pemerintah juga memasukkan mata pelajaran muatan lokal dalam kurikulum. Hal ini dapat dilihat dari adanya SK Gubernur Jawa Tengah No.423.5/5/2010 yang menetapkan kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal (bahasa Jawa) di jenjang pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/MA/SMK. Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran muatan lokal (bahasa Jawa) yaitu membaca dan menulis aksara Jawa. Anderson (1972) dalam Tarigan (2008: 7) mengungkapkan bahwa dari segi linguistik, membaca merupakan suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi. Akhadiah, dkk (1991: 2) menyatakan tentang pengertian menulis bahwa, Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Menurut Ali dalam Purwadi (2008: 82), Aksara ialah sistem tanda-tanda grafis yang dipakai manusia untuk berkomunikasi dan juga sedikit banyak mewakili ujaran. Aksara Jawa adalah simbol huruf Jawa yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa. Aksara Jawa juga merupakan peninggalan luhur budaya bangsa Indonesia yaitu suku Jawa dan telah resmi diakui keberadaannya oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Meskipun telah mendapat pengakuan oleh UNESCO, tidak serta merta menyebabkan aksara Jawa dikenal dan diminati oleh orang banyak. Dewasa ini, banyak dari masyarakat Jawa yang kurang memahami aksara Jawa. Hal ini terlihat dari kurangnya kemampuan peserta didik dalam membaca dan menulis aksara Jawa nglegena khususnya pada peserta didik kelas III sekolah dasar. Hadiwirodarsono (2010: 5) berpendapat meganai pengertian aksara Jawa nglegena bahwa, Aksara Jawa nglegena adalah aksara 1) Mahasiswa Program Studi PGSD UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD UNS

2 yang belum mendapat sandhangan atau belum diberi sandhangan (belum disandangi). Jumlah aksara Jawa nglegena terdapat 20 huruf, disebut carakan. Dari hasil pre-test membaca dan menulis aksara Jawa nglegena yang dilakukan peneliti pada peserta didik kelas III SD Negeri 02 Ngasem Colomadu Karanganyar, menunjukkan bahwa hanya terdapat dua peserta didik dari 20 peserta didik atau sebesar 10% yang mendapat nilai di atas atau sama dengan nilai KKM. Dengan demikian masih terdapat 18 peserta didik atau 90% yang mendapatkan nilai di bawah KKM dengan batas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan yaitu 76. Hasil ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan membaca dan menulis aksara Jawa nglegena pada peserta didik kelas III SD Negeri 02 Ngasem Colomadu Karanganyar. Rendahnya kemampuan membaca dan menulis aksara Jawa pada peserta didik kelas III SD Negeri 02 Ngasem Colomadu Karanganyar ini disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya yaitu pembelajaran yang berlangsung masih konvensional, pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Sebagian besar pembelajaran didominasi oleh guru. Dapat juga dikatakan pembelajaran masih bersifat teacher center. Selama pelaksanaan pembelajaran belum menggunakan media yang inovatif untuk menyampaikan materi tentang aksara Jawa. Sehingga peserta didik sulit menyerap materi pembelajaran dan merasa bosan karena proses pembelajaran yang monoton dan kurang menyenangkan. Oleh sebab itu, sebaiknya guru menggunakan media saat menyampaikan materi aksara Jawa guna memudahkan siswa memahami dan membedakan bentuk-bentuk setiap aksara yang ada. Anitah (2009: 5-6) bahwa, Media adalah setiap orang, bahan, alat, dan atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Media yang cocok dalam penyampaian materi membaca dan menulis aksara Jawa yaitu media Scrabble Aksara Jawa. Scrabble adalah permainan papan dengan cara menyusun kata yang dimainkan 2 atau 4 orang yang mengumpulkan poin berdasarkan nilai kata yang dibentuk dari keping huruf di atas papan permainan berkotak-kotak 15 kolom dan 15 baris. Penggunaan media ini akan lebih memudahkan peserta didik dalam mempelajari aksara Jawa. Karena pada prinsipnya, media scrabble aksara Jawa ini merupakan sebuah permainan susun kata menggunakan aksara Jawa yang sesuai untuk menjadikan pembelajaran membaca dan menulis aksara Jawa menjadi menarik bagi peserta didik. Slamet berpendapat bahwa untuk menjadikan pembelajaran membaca dan menulis menjadi menarik bagi siswa, guru perlu mencari berbagai cara. Salah satu cara yang dapat digunakan guru adalah memanfaatkan permainan dalam kegiatan pembelajaran (2008: 137). Menurut Stone dalam Slamet (2008: 137) permainan memiliki peranan yang amat penting dalam membantu pertumbuhan serta perkembangan anak. Oleh karena itu, penggunaan dari media scrabble aksara Jawa ini sangat cocok diterapkan untuk pembelajaran membaca dan menulis aksara Jawa pada peserta didik kelas III SD Negeri 02 Ngasem. Karena penggunaan dari media ini pada prinsipnya merupakan sebuah permainan edukatif yang tentunya a- kan menarik minat peserta didik serta dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Serta sesuai dengan perkembangan kognitif anak usia diantara 7-11 tahun. Menurut Piaget, peserta didik berada pada tahap intelektual Konkret Operasional (Kurnia, dkk., 2007). Peserta didik memerlukan benda konkret dalam proses belajar. METODE Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 02 Ngasem tahun 2014, yang beralamat di Desa Kujon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Subjek penelitian yaitu guru dan peserta didik kelas III SD Negeri 02 Ngasem tahun 2014 berjumlah 20 peserta didik, yang terdiri dari 12 peserta didik putra dan 8 peserta didik putri. Penelitian ini berlangsung selama lima bulan yaitu dari bulan Januari hingga bulan Mei 2014. Prosedur penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam empat tahapan antara lain perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi tindakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan

3 pada penelitian ini antara lain observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Uji validitas pada penelitian ini yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012) yang memiliki tiga komponen, diantaranya reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, serta menggunakan pula teknik analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil antar siklus. HASIL Pada kondisi awal, kemampuan membaca dan menulis aksara Jawa peserta didik kelas III SD Negeri 02 Ngasem masih rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil pretest hanya 2 peserta didik yang memenuhi KKM dari 20 peserta didik, sehingga masih terdapat 18 peserta didik yang belum memenuhi KKM. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hasil Nilai Kemampuan Membaca dan Menulis Peserta Didik pada Prasiklus No Interval f i x i fi. xi Persentase 1 40-47 2 43,5 87 10 % 2 48-55 7 51,5 360,5 35 % 3 56-63 3 59,5 178,5 15 % 4 64-73 6 67,5 405 30 % 5 74-81 2 77,5 155 10 % Jumlah 20 299,5 1186 100 % Nilai Rata-rata = 59,3 Nilai Tertinggi = 80 Nilai Terendah = 40 Berdasarkan data tabel 1 di atas, peserta didik yang mendapat nilai 76 yaitu dua peserta didik atau 10%, sedangkan 18 peserta didik mendapat nilai < 76 atau 90%. Nilai rata-rata prasiklus yaitu 59,3. Nilai terendah 40, sedangkan nilai tertinggi yaitu 80. Pada siklus pertama dilakukan tindakan dalam dua kali pertemuan dengan menggunakan media scrabble aksara Jawa. Peserta didik dikelompokkan dalam menggunakan media scrabble aksara Jawa. Setelah menggunakan media scrabble ini, nilai kemampuan membaca dan menulis aksara Jawa meningkat namun belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 90%. Data frekuensi nilai kemampuan membaca dan menulis aksara Jawa siklus pertama dapat dilihat pada tabel 2 yang telah peneliti sajikan berikut ini. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca dan Menulis Aksara Jawa Siklus I No Interval fi Xi fi.xi Persentase 1 51-60 3 55,5 277,5 10 % 2 61-70 5 65,5 262 16 % 3 71-80 3 75,5 151 16 % 4 81-90 4 85,5 342 47 % 5 91-100 5 95,5 477,5 11 % Jumlah 20 377,5 1540 100 % Nilai Rata-rata = 77 Tingkat Ketuntasan = 50% Nilai Terendah = 51, Nilai Tertinggi = 100 Berdasarkan tabel 2. di atas, dapat dilihat bahwa peserta didik yang mendapat nilai 76 sebanyak 10 peserta didik atau 50% dengan nilai rata-rata 77. Nilai terendah 51, sedangkan nilai tertinggi yaitu 100. Pada siklus I sudah terlihat peningkatan nilai kemampuan didik, namun hasil akhirnya belum memenuhi indikator kinerja yang ditentukan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena pemahaman dari peserta didik dalam menggunakan media scrabble aksara Jawa masih kurang. Pembentukan kelompok peserta didik masih belum bervariasi dan belum heterogen, sehingga peserta didik yang pintar berkumpul menjadi satu menyebabkan kelompok dengan anggota peserta didik yang kurang pandai sama sekali belum paham menggunakan media scrabble aksara Jawa. Selain itu, pengawasan dan bimbingan dari guru kurang menyeluruh sehingga membuat beberapa kelompok kurang maksimal menggunakan media scrabble aksara Jawa. Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan, yaitu guru harus variatif membentuk peserta didik menjadi kelompok, supaya anggota setiap kelompok menjadi heterogen, sehingga peserta didik yang kurang pandai dapat dibantu oleh peserta didik yang pandai. Pembentukan kelompok yang heterogen juga dapat meminimalisir akan terjadinya ketidakpahaman dari seluruh anggota kelompok dalam menggunakan media scrabble aksara Jawa, sehingga seluruh peserta didik dapat memainkan serta menggunakan media scrabble tersebut dengan baik.

4 Pelaksanaan tindakan pada siklus II semakin baik. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada siklus II, guru telah variatif dalam membentuk peserta didik menjadi beberapa kelompok. Kelompok yang terbentuk telah heterogen. Terlihat bahwa seluruh kelompok telah dapat menggunakan media scrabble aksara Jawa dengan baik. Selain itu, peserta didik tidak mencontek buku ketika mengerjakan tugas kelompok yang mereka dapat. Hampir seluruh peserta didik telah hafal aksara Jawa, sehingga peserta didik telah dapat menyusun bidak-bidak dari scrabble aksara Jawa dengan lancar, namun masih terdapat satu dua peserta didik yang belum hafal, sehingga kurang lancar dalam menggunakan media scrabble aksara Jawa tersebut. Peningkatan kemampuan membaca dan menulis aksara Jawa telah dapat meningkat pada siklus II ini, serta telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil dan tidak perlu dilakukan penelitian lagi. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca dan Menulis Siklus II No Interval fi xi fi.xi Persentase 1 63-70 2 66,5 133 10 % 2 71-78 3 74,5 223,5 15 % 3 79-86 9 82,5 742,5 45 % 4 87-94 3 90,5 271,5 15 % 5 95-102 3 98,5 295,5 15 % Jumlah 20 412,5 1666 100 % Nilai Rata-rata = 83,3 Tingkat Ketuntasan = 90% Nilai Terendah = 63, Nilai Tertinggi = 100 Berdasarkan tabel 3. di atas, dapat diketahui bahwa peserta didik yang memperoleh nilai 76 meningkat menjadi 18 peserta didik atau 90% dengan nilai rata-rata 83,3. Nilai terendah adalah 63 dan nilai tertinggi 100. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan media scrabble aksara Jawa dapat meningkatkan kemampuan didik. PEMBAHASAN Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dari prasiklus, siklus pertama, dan siklus kedua dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan kemampuan membaca dan menulis aksara Jawa peserta didik kelas III SD Negeri 02 Ngasem pada setiap pertemuan. Pada kondisi awal sebelum digunakannya media scrabble aksara Jawa dalam pembelajaran membaca dan menulis aksara Jawa, kemampuan membaca dan menulis aksara Jawa pada peserta didik masih rendah. Peserta didik masih kesulitan dalam mengenali dan menghafal bentuk aksara jawa yang rumit. Hal ini dapat terjadi karena dalam pembelajaran membaca dan menulis aksara Jawa belum menggunakan media yang dapat memudahkan peserta didik mengenali dan juga menghafal bentuk aksara Jawa nglegena dengan mudah. Sehingga nilai kemampuan dari didik belum maksimal dan sebagian besar masih di bawah KKM (76). Tingkat ketuntasan belajar peserta didik hanya mencapai 10% pada prasiklus. Pada siklus pertama dilakukan tindakan dalam pembelajaran membaca dan menulis aksara Jawa yaitu dengan menggunakan media scrabble aksara Jawa. Setelah guru menjelaskan mareri tentang membaca dan menulis aksara Jawa, kemudian peserta didik dibentuk menjadi beberapa kelompok, selanjutnya diberikan tugas kelompok menggunakan media scrabble aksara Jawa. Hasilnya peserta didik dapat aktif dan antusias dalam menyusun bidak-bidak scrabble menjadi sebuah kata dalam bahasa Jawa. Peserta didik saling berdiskusi dalam membaca dan menulis aksara Jawa dalam lembar kerja kelompok ketika menyusun bidak-bidak scrabble tersebut pada papan. Selain itu tingkat ketuntasan klasikal kemampuan membaca dan menulis aksara Jawa pada peserta didik pada siklus I meningkat menjadi 50%. Namun belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan, sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus II, guru lebih variatif dalam membentuk kelompok agar heterogen dan memberikan bimbingan serta memberikan arahan secara menyeluruh kepada peserta didik. Pada siklus II, sebagai langkah perbaikan guru lebih variatif dalam membentuk peserta didik dalam sebuah kelompok, sehingga kelompok yang terbentuk dapat menjadi kelompok yang heterogen. Kelompok hetero-

5 gen dengan anggota kelompok yang memiliki kemampuan berbeda dapat mengoptimalkan seluruh anggota kelompok dalam menggunakan media scrabble aksara Jawa. Guru juga telah dapat memberikan arahan dan bimbingan secara menyeluruh kepada peserta didik yang merasa kesulitan, sehingga hampir seluruh peserta didik telah mahir dalam menggunakan media scrabble aksara Jawa dalam diskusi kelompok. Ketuntasan klasikal pada siklus II juga meningkat menjadi 90%. Faktor dari meningkatnya kemampuan didik tidak hanya disebabkan oleh media pembelajaran inovatif yang digunakan, model pembelajaran inovatif, serta keaktifan peserta didik namun juga disebabkan karena meningkatnya kinerja guru pada setiap siklus. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru selama melakukan pembelajaran di kelas, dapat dilihat adanya peningkatan kualitas kinerja guru pada tiap siklusnya. Pada siklus I kinerja guru memperoleh skor rata-rata yaitu 3,2 atau masuk dalam kategori memuaskan, selanjutnya pada siklus II kinerja guru memperoleh skor rata-rata 3,85 atau masuk dalam kategori sangat memuaskan. Peningkatan kemampuan membaca dan menulis aksara Jawa pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4. berikut. Tabel 4. Rekapitulasi Data Perbandingan Peningkatan Kemampuan Membaca dan Meniulis Aksara Jawa No Kriteria Prasiklus Siklus I Siklus II 1 Nilai 40 51 63 Terendah 2 Nilai 80 100 100 Tertinggi 3 Nilai ratarata 59,3 77 83,3 4 Jumlah peserta didik tuntas 2 10 18 5 Persentase ketuntasan klasikal 10% 50% 90% Berdasarkan analisis tabel 4. mengenai data perbandingan antar siklus bahwa dapat diketahui adanya peningkatan kemampuan membaca dan menulis aksara Jawa dengan media scrabble aksara Jawa pada peserta didik ke-las III SD Negeri 02 Ngasem tahun 2014. Jumlah peserta didik yang tuntas dari pra-siklus yaitu 2 peserta didik atau 10%, lalu meningkat menjadi 10 peserta didik atau 50% dan pada siklus II kembali meningkat menjadi 18 peserta didik atau 90%. Bermain scrabble dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dari seseorang. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Hinebaugh (2009: 48) bahwa, The very play of scrabble build language arts, vocabulary, and spelling skills. Proses Pembelajaran membaca dan menulis aksara Jawa dengan menggunakan media scrabble aksara Jawa dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik, sehingga peserta didik merasa senang serta menikmati selama proses belajar berlangsung. Peserta didik juga berperan aktif dalam proses pembelajaran. Selaras dengan pendapat dari Kline dalam Mujib & Rahmawati (2011), yang menyatakan bahwa proses belajar dapat berlangsung secara efektif jika peserta didik dalam keadaan yang menyenangkan. SIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus dengan menggunakan sebuah media yaitu media scrabble aksara Jawa dalam pembelajaran membaca dan menulis aksara Jawa, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan membaca dan menulis aksara Jawa dengan menggunakan media scrabble aksara Jawa pada peserta didik kelas III SD Negeri 02 Ngasem tahun 2014. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan dari persentase ketuntasan secara klasikal. Ketuntasan klasikal pada prasiklus hanya 10% atau hanya terdapat 2 peserta didik yang memperoleh nilai 76. Pada siklus I ketuntasan klasikal meningkat menjadi 50% atau sebanyak 10 peserta didik yang mencapai KKM. Selanjutnya ketuntasan klasikal meningkat lagi pada siklus II yaitu menjadi 90% atau 18 peserta didik yang nilainya 76.

6 DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri. (2009). Media Pembalajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta. Hadiwirodarsono. (2010). Belajar Membaca dan Menulis Aksara Jawa. Surakarta: Kharisma. Hinebaugh, P. Jeffrey. (2009). Aboard Game Education. Google Books, 45-49. Diperoleh 31 Januari 2014, dari http://books.google.com/books?isbn=1607092611. Kurnia, I. dkk. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Mujib, F. & Rahmawati, N. (2011). Metode Permainan-permainan Edukatif dalam Belajar Bahasa Arab. Jogjakarta: Diva Press. Purwadi.(2008). History of Java (Melacak Asal-usul Tanah Jawa). Yogyakarta: Mitra Abadi. Slamet, ST. Y. (2008). Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Tarigan, H. G. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.