Kajian Teknis Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PADA PT RIMAU ENERGY MINING SITE JAWETEN, KECAMATAN KAROSEN JANANG, KABUPATEN BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

Analisis Kebutuhan Pompa pada Sistem Penyaliran Tambang Terbuka dengan Persamaan Material Balance (Studi Kasus pada PT TIA)

Evaluasi Sistem Penyaliran Tambang Di Pit Tutupan Pt. Pamapersada Nusantara Jobsite Adaro Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan

Kajian Teknis Sistem Penyaliran pada Tambang Batubara PIT 1 Utara Banko Barat PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Tanjung Enim Sumatera Selatan

BAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Evaluasi Teknis Sistem Penyaliran Tambang Studi Kasus: PT. Bara Energi Lestari Kabupaten Nagan Raya, Aceh

EVALUASI KAPASITAS POMPA PADA SISTEM PENIRISAN TAMBANG BANKO BARAT PIT

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

PERENCANAAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG TERBUKA DI PT. BARA ANUGRAH SEJAHTERA LOKASI PULAU PANGGUNG MUARA ENIM SUMATERA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Hidrologi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

BAB V PEMBAHASAN. menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

PERENCANAAN SISTEM PENYALIRAN TAMBANG TERBUKA BATUBARA. Muhammad Endriantho*, Muhammad Ramli*

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA

KAJIAN TEKNIS PENIRISAN TAMBANG NIKEL LATERIT MENGUNAKAN METODE MINE DEWATERING

KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL

Rt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam

Prabumulih Km. 32 Indralaya, 30662, Indonesia ABSTRAK

SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PIT AB EKS PADA PT. ANDALAN MINING JOBSITE KALTIM PRIMA COAL SANGATTA KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan aliran sungai mempunyai masalah dengan adanya air tanah. Air tanah

DAFTAR ISI. BAB III TEORI DASAR Lereng repository.unisba.ac.id. Halaman

ANALISIS REDUKSI LIMPASAN HUJAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DI KAMPUS I UNVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

PERHITUNGAN METODE INTENSITAS CURAH HUJAN

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

ANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN LINGKAR BOTER KABUPATEN ROKAN HULU

EVALUASI DAN ANALISA DESAIN KAPASITAS SALURAN DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN TUGAS AKHIR

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

WATER MANAGEMENT SYSTEM TAMBANG PADA PIT PT ULIMA NITRA JOBSITE PT MENAMBANG MUARA ENIM WATER MANAGEMENT SYSTEM OF MINE ON PIT PT ULIMA NITRA

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

SIMULASI POMPA BANJIR UNTUK MENGATASI BANJIR DI JALAN SEI MASANG KOTA DUMAI

KAJIAN PENGENDALIAN BANJIR DI KECAMATAN ILIR TIMUR I PALEMBANG. Zainuddin

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.

KATA PENGANTAR. Penulis, Efrilia Wardani. vii

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

REKAYASA HIDROLOGI. Kuliah 2 PRESIPITASI (HUJAN) Universitas Indo Global Mandiri. Pengertian

SIMULASI POMPA PADA KOLAM RETENSI UNTUK PENANGANAN BANJIR PADA DRAINASE JALAN BELIMBING KOTA DUMAI

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

Analisis Keputusan Hidrogeologi : Optimasi Sump pada Sistem Tambang Terbuka. Hydrogeological Decision Analysis : Sump Optimization at an Open Pit Mine

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan

Besar, Palembang, 30139, Indonesia PT. Bukit Asam, Tanjung Enim, 31712, Indonesia ABSTRAK ABSTRACT

Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo

PENGENDALIAN BANJIR MENGGUNAKAN POMPA (Studi Kasus: Drainase Jalan Simpang Tetap Kota Dumai)

EVALUASI SISTEM PENIRISAN TAMBANG BLOK AIR GETUK GARUK PT DANAU MASHITAM BENGKULU TENGAH

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

RANCANGAN SUMP D1 BLOK D1-D2 PIT ROTO SELATAN PT PAMAPERSADA NUSANTARA DISTRIK KIDECO BATU KAJANG KALIMANTAN TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Survey lapangan yang dilakukan bertujuan untuk peninjauan dan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

TINJAUAN PUSTAKA. Gambaran umum Daerah Irigasi Ular Di Kawasan Buluh. Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai pada 18 Desember 2003, semasa

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISA PENYALIRAN AIR TAMBANG BATU KAPUR PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) DI PABRIK BATURAJA

ANALISA DAN PEMBAHASAN

DAERAH ALIRAN SUNGAI

TUGAS AKHIR. Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong sawo No. 8 Surabaya. Tjia An Bing NRP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Menurut Dr.Ir. Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase mempunyai arti

Perencanaan Sistem Drainase Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran, Surabaya

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

BAB I PENDAHULUAN. mungkin terdapat kehidupan. Air tidak hanya dibutuhkan untuk kehidupan

aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013,

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF

BAB IV PEMODELAN SISTEM POLDER PADA KAWASAN MUSEUM BANK INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM XP SWMM

Tommy Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado

BAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODE ANALISIS

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.

KAJIAN SISTEM PENYALIRAN PADA TAMBANG TERBUKA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut Triatmodjo (2008), Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya,

BAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI POMPA SULZER 385 KW (ENGINE) SISTEM PENIRISAN TAMBANG DI MAIN SUMP PIT 1 BARAT BANKO BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK TANJUNG ENIM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RANCANGAN SISTEM PENYALIRAN PADATAMBANG BATUBARA TAMBANG AIR LAYA TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE STADION BATORO KATONG KABUPATEN PONOROGO

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

Transkripsi:

Kajian Teknis Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan Uyu Saismana 1, Riswan 2 1,2 Staf Pengajar Prodi Teknik Pertambangan, Fak. Teknik Universitas Lambung Mangkurat Jln. A. Yani KM 36 Kampus Unlam Banjarbaru Kalimantan Selatan Corresponding Email: uyusaismana1@gmail.com INTISARI Kegiatan penambangan batubara pada PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam menggunakan sistem tambang terbuka dengan Metode Open Pit sehingga seluruh rangkaian kerja penambangan akan dipengaruhi oleh iklim dan cuaca secara langsung. Sistem penyalirannya menggunakan kolam terbuka (open sump) dengan sistem pemompaan tunggal. Sumber air utama yang masuk ke dalam pit adalah air limpasan. Pit 4 penambangan PT. DEWA, Tbk memiliki dua daerah tangkapan hujan yang masing-masing memiliki satu sump yaitu Sump Pit 4 Barat dan Sump Pit 4 Timur dengan menggunakan pompa multiflow 420. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalisasikan sistem pemompaan yang ada dan mengkaji sistem penyaliran pada pit 4 yang ada untuk mencegah meluapnya air pada sump yang melebihi kapasitas agar lokasi dan kegiatan penambangan tidak terganggu. Penentuan curah hujan rencana didasarkan pada data curah hujan maksimum selama 6 tahun (2010-2015) dengan Metode Distribusi Normal. Perhitungan intensitas curah hujan menggunakan Metode Mononobe. Luas daerah tangkapan hujan (DTH) didapatkan langsung tinjauan di lapangan. Perhitungan debit air limpasan, debit aktual pompa, serta penentuan volume sump dan pemompaan masing-masing dilakukan dengan Metode Rasional, Metode Discharge, dan Water Balance. Nilai curah hujan rencana untuk periode ulang 2 tahun sebesar 143,55 mm dengan intensitas 14,09 mm/jam. DTH Pit 4 Timur sebesar 21 ha menghasilkan debit limpasan sebesar 0,74 m 3 /detik, sedangkan DTH Pit 4 Barat sebesar 45 ha menghasilkan debit limpasan sebesar 1,59 m 3 /detik. Debit aktual pompa sump Pit 4 Timur pada 1.150 rpm adalah 386,08 m 3 /jam dengan head 89,82 m. Volume aktual sump Pit 4 Barat (4.959 m 3 ) kurang dari volume daya tampung (33.856 m 3 ). Sedangkan volume aktual sump Pit 4 Timur (6.462 m 3 ) kurang dari volume daya tampung (15.187 m 3 ), sehingga perlu perbaikan kinerja pompa. Kata kunci: sistem penyaliran, catchment area, sump, pompa 1. PENDAHULUAN Sistem penyaliran tambang yang digunakan PT Darma Henwa, Tbk adalah sistem kolam terbuka dan terdapat saluran pembuang pada batas pit. Tujuan saluran pembuang adalah memperkecil atau mengurangi luas catchment area (tangkapan hujan) dengan membuat saluran berbentuk trapesium. Sedangkan sistem kolam terbuka bertujuan untuk menampung sementara air yang masuk ke tambang dengan membuat sump pada dasar pit kemudian air dikeluarkan dengan menggunakan system pemompaan tunggal. Pit 4 penambangan PT Darma Henwa, Tbk memiliki dua daerah tangkapan hujan. Masingmasing daerah tangkapan hujan memiliki satu buah sump yaitu sump I pada pit 4 Timur dan sump II pada pit 4 Barat. Ketika musim penghujan, terjadi permasalahan air yang masuk menuju pit 4 penambangan mengakibatkan debit air yang masuk pun menjadi lebih besar dari pada sebelumnya dan melebihi dari daya tampung sump baik itu sump I maupun sump II. Untuk mengatasi permasalahan air yang masuk ke dalam tambang maka perlu adanya sistem penyaliran tambang. Sistem penyaliran tambang atau penirisan tambang adalah suatu upaya untuk mencegah atau mengeluarkan air yang masuk ke dalam tambang. Berdasarkan permasalahan di atas, perlu adanya perencanaan pada sistem penyaliran tambang yang ada di pit penambangan terutama untuk memperlancar kegiatan penambangan agar dapat memenuhi target produksi yang diinginkan perusahaan. Permasalahan yang ingin diteliti adalah penelitian ini adalah mengevaluasi sistem penyaliran dan penirisan tambang yang ada di pit 4 untuk mencegah terjadinya genangan air pada pit yang mengakibatkan proses penambangan terkendala. Penelitian ini dibatasi pada pembahasan masalah sebagai berikut: 1. Lokasi penelitian dilakukan di pit 4 Timur dan pit 4 Barat pada PT. Darma Henwa. 33

2. Sumber air berasal dari air permukaan saja. Air tanah dan penguapan dianggap kecil pengaruhnya sehingga dapat diabaikan. 3. Jenis pompa yang digunakan MF420. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menghitung curah hujan rencana dengan distribusi hujan, intensitas hujan dan debit limpasan. 2. Menentukan luas catchment area (daerah tangkapan hujan) 3. Mengevaluasi kapasitas atau volume tampung dari sump Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalisasikan sistem pemompaan yang ada dan mengkaji sistem penyaliran pada pit 4 yang ada untuk mencegah meluapnya air pada sump yang melebihi kapasitas agar lokasi dan kegiatan penambangan tidak terganggu. 2. METODOLOGI 2.1. Tahap Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data ini dimana data diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan (data primer) dan literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang ada (data sekunder). Pengambilan data tergantung dari jenis data yang dibutuhkan, yaitu: a. Data Primer - Luas Catchment Area Pembagian daerah tangkapan hujan dan luasannya ditentukan dengan menggunakan Software. Menentukan batas wilayah tangkapannya dari titik-titik elevasi tertinggi sehingga akhirnya merupakan suatu poligon tertutup yang mana polanya disesuaikan dengan kondisi topografi, dengan mengikuti kecenderungan arah aliran air. - Debit Pompa Aktual Pengambilan data ini diambil outlet pompa pit 4 dengan menentukan panjang curah air yang keluar dari pipa menggunakan Metode Discharge. - Dimensi sump Data ini berguna untuk mengetahui kapasitas daya tampung sump yang akan diteliti dan akan dilakukan evaluasi. b. Data Sekunder - Gambaran umum daerah penelitian - Curah hujan - Peta Topografi - Spesifikasi Pompa 2.2. Tahap Pengolahan Data Tahap pengolahan data ini yaitu pengolahan data setelah pengumpulan data. Data yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan sesuai dengan kegunaannya untuk lebih memudahkan dalam penganalisaan, yang selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau perhitungan penyelesaian. a. Pengolahan data ini mengenai data curah hujan untuk menentukan curah hujan rencana. Disini akan dibahas tentang penentuan curah hujan dengan berbagai macam metode dan selanjutnya data ini diperlukan untuk menentukan intensitas curah hujan. b. Pengolahan data selanjutnya mengenai penentuan luas catchment area untuk perhitungan debit air limpasan yang masuk ke area penambangan. c. Pengolahan data selanjutnya adalah perhitungan debit aktual pompa yang telah didapatkan langsung di lapangan. Untuk mengetahui kapasitas pompa aktual. d. Selanjutnya yaitu perhitungan head total pompa dan efisiensi pompa. e. Kemudian perhitungan pada dimensi sump untuk mengetahui kapasitas dan daya tampung sump secara aktual. 2.3. Analisa Data Analisis dilakukan terhadap hasil pengolahan data kemudian analisa pembahasan dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengolahan data dengan masalah yang diteliti. a. Analisis perbaikan desain sump Analisis ini dilakukan dengan memasukkan data-data hasil pengolahan yaitu volume sump aktual, curah hujan rencana untuk menentukan besar intensitas hujan dan debit limpasan dan debit pompa aktual. Kemudian dari data debit limpasan dihitung sebagai volume air yang 34

masuk ke sump dan debit pompa sebagai jumlah air yang keluar. Hal ini dilakukan untuk untuk mengkaji daya tampung sump. b. Analisis sistem pemompan Analisa ini dilakukan dengan memasukkan data-data hasil pengolahan yaitu debit pompa aktual, head total pompa, efisiensi, dan daya pompa. Kemudian dari nilai debit pemompaan secara aktual, untuk menentukan apakah pompa dioperasikan dengan kondisi normalnya. Berikut dasar teori yang digunakan dalam penelitian di lokasi PT Darma Henwa, Tbk ini antara lain : a. Air Limpasan Air limpasan permukaan adalah air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah. Air limpasan ini secara garis besar dipengaruhi oleh elemen-elemen meteorologi yang diwakili oleh curah hujan dan elemen-elemen daerah pengaliran yang menyatakan sifat-sifat fisik dari daerah pengaliran. b. Analisa Curah Hujan Periode ulang hujan adalah jangka waktu suatu hujan dengan tinggi intensitas yang sama atau lebih besar kemungkinan dapat terjadi lagi. Tujuan analisis periode ulang hujan adalah menentukan besaran peristiwa-peristiwa ekstrim yang berkaitan dengan frekuensi kejadiannya melalui penerapan distribusi kemungkinan. c. Analisa Intensitas Hujan Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan per satuan waktu tertentu dan dinyatakan dengan satuan mm/jam. Dengan kata lain bahwa intensitas curah hujan menyatakan besarnya curah hujan dalam jangka pendek yang memberikan gambaran derasnya hujan perjam. Jika data curah hujan yang digunakan adalah curah hujan harian, maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus Mononobe, yaitu: R I 24 t 24 24 2 3 (1) I = Intensitas curah hujan (mm/jam) t = Lama waktu hujan atau waktu konstan (jam) R 24 = Curah hujan maksimum (mm) d. Catchment area Merupakan suatu areal atau daerah tangkapan hujan dimana batas wilayah tangkapannya ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi sehingga akhirnya merupakan suatu poligon tertutup yang mana polanya disesuikan dengan kondisi topografi, dengan mengikuti kecenderungan arah gerak air. e. Debit Limpasan Hujan yang terjadi mengakibatkan adanya air hujan yang kemungkinan sebagian besar menggenang dan mengalir di permukaan tanah (run off) dan sebagian kecil meresap kedalam lapisan tanah (infiltrasi). Debit aliran maksimum dianalisis berdasarkan metode Rasional USSCS (1973) berikut ini: Qt = 0,278 C I A keterangan : Qt = Debit air, m 3 /detik C = Koefisien limpasan I = Intensitas curah hujan, mm/jam A = Luas daerah limpasan (penadah hujan) dalam km 2. (2) f. Debit Pompa Pengukuran Debit Pompa dengan Metode Discharge dengan pendekatan rumus, debit aktual pompa dapat dihitung dengan: 35

Q = X. 1,28. D 2 Keterangan : Q = Debit pompa (gpm) X = Jarak horisontal (inch) D = Diameter dalam pipa (inch) (3) g. Head Pompa Dalam pemompaan dikenal istilah julang (head), yaitu energi yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi tertentu. Semakin besar debit air yang dipompa, maka head juga akan semakin besar. Head total pompa untuk mengalirkan sejumlah air seperti yang direncanakan dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa tersebut, sehingga julang total pompa dapat dituliskan sebagai berikut: Ht hs h f 1 h f 2hv (4) Ht = Head total pompa (m) hs = Head statis pompa (m) h f1 = Head gesekan pipa (m) h f2 = Head untuk mengatasi berbagai hambatan pada pompa dan pipa, seperti head belokan (m) = Head kecepatan (m) h v h. Daya dan Efisiensi Pompa Daya air adalah energi yang secara efektif diterima oleh air dari pompa per satuan waktu. Jika γ adalah berat jenis (kg/m 3 ), Q adalah debit air (m 3 /detik) dan H adalah head total (m), maka daya air (P w ) adalah: P w = γ. H. Q (5) Sedangkan daya poros adalah daya yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah pompa. Daya poros adalah sama dengan daya air ditambah kerugian daya pompa. Daya ini dapat dinyatakan sebagai beikut: P P w (6) P = daya pompa (kwatt) η = efisiensi pompa (%) i. Water Balance Hubungan antara aliran masuk, kapasitas pompa dan aliran keluar dan kapasitas tampungan dinyatakan dengan persamaan kontinuitas dalam bentuk sebagai berikut: Q i = laju aliran masuk (m 3 /dtk), Q o = laju aliran keluar atau kapasitas pompa (m 3 /dtk), = volume tampungan (m 3 ), dan t = waktu (detik). (7) 36

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu melakukan pengamatan dan pengambilan data di lapangan. Pengamatan dan pengambilan data di lapangan dilakukan dengan melihat dan mengambil data langsung pada kondisi aktual daerah penelitian. Data utama yang digunakan untuk melakukan perhitungan yaitu curah hujan, luas catchment area, dimensi sump, debit pompa aktual dan efisiensi pompa. Data utama digunakan untuk mendapatkan kapasitas pompa aktual, kapasitas sump dan system penyaliran yang efektif dan efisien pada bulan Mei - Juni 2015. Penyusunan laporan disertai penyajian data berupa tabel dan grafik yang dapat membantu dalam penyampaian informasi hasil penelitian. Sedangkan data penunjang lainnya adalah peta lokasi dan kesampaian daerah, kondisi geologi regional, data iklim dan curah hujan, serta keadaan umum perusahaan tersebut. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pengolahan Data a. Curah Hujan Rencana Berdasarkan data curah hujan harian maksimum per tahun, dilakukan perhitungan dengan Distribusi Log Pearson III. Nilai curah hujan harian rencana yang diperoleh dengan Metode Distribusi Log Pearson III adalah 143,55 mm dan 216,39 mm, dengan masing-masing Periode Ulang Hujan 2 tahun dan 5 tahun b. Intensitas Curah Hujan Rencana Berdasarkan hasil perhitungan intensitas curah hujan, didapatkan intensitas curah hujan sebesar 14,09 mm/jam. c. Catchment area Pembagian daerah tangkapan hujan seperti ditunjukan pada Peta Daerah Tangkapan Hujan dan luasannya ditentukan dengan menggunakan Software. Luas masing-masing daerah tangkapan hujan pada pit 4 Timur sebesar 0,21 km 2 dan pit 4 Barat sebesar 0,45 km 2. d. Air limpasan permukaan Nilai koefisien limpasan (C) pada daerah tambang adalah 0,9. Perhitungan debit air limpasan permukaan dilakukan dengan menggunakan Rumus Rasional, hasil perhitungan pada pit 4 Timur sebesar 0,74 m 3 /s dan pada pit 4 Barat sebesar 1,59 m 3 /s. e. Kapasitas sump Kapasitas volume sump aktual pada pit 4 Barat sebesar 4.959 m 3 dan pada pit 4 Timur sebesar 6.462 m 3. f. Kapasitas Pompa Aktual Dari hasil pengukuran menggunakan Metode Discharge, maka diperoleh kapasitas pompa ratarata MF420 sebesar 642,75 m 3 /jam pada pit 4 Barat dan MF420 sebesar 386,08 m 3 /jam pada pit 4 Timur. 3.2. Pembahasan Berdasarkan data hasil pengamatan dan perhitungan didapatkan hasil bahwa pada bulan Mei Juni 2015 sistem penyaliran belum efektif dan efisien baik pada kapasitas pompa maupun kapasitas sump. Setelah dilakukan analisis pada data maka dilakukan rekomendasi pada kebutuhan pompa, kapasitas sump serta rekomendasi perbaikan saluran. a. Kemampuan Pompa Kemampuan pompa dalam bekerja dapat ditentukan dengan efisiensi dan daya poros pompa ketika bekerja. Penentuan secara teoritis dapat dilakukan dengan membaca kurva daya guna sesuai dengan jenis pompa yang digunakan. Penentuan efisiensi dan daya poros pompa berdasarkan data-data aktual kemudian akan dibandingkan dengan efisiensi dan daya poros pompa secara sehingga akan dapat ditentukan bagaimana kemampuan pompa saat penelitian. b. Analisa Sump dan Kebutuhan Pompa Pit penambangan PT Darma Henwa, Tbk memiliki 2 (dua) daerah tangkapan hujan. Dengan luas 0,21 km 2 pada pit 4 Timur dan luas pit 4 Barat sebesar 0,45 km 2. Masing-masing daerah tangkapan hujan memiliki satu buah sump yaitu Sump pit 4 Timur dan sump pit 4 Barat. Total debit air yang masuk ke dalam lokasi penambangan berasal dari debit air limpasan dengan debit sebesar 0,74 m 3 /dtk pada sump pit 4 Timur dan pada sump pit 4 Barat sebesar 37

1,59 m 3 /dtk. Berdasarkan perhitungan daya tampung sump, sump pit 4 Timur dan sump pit 4 Barat dengan dimensi aktual tidak dapat menampung debit total rencana. Pada sump Pit 4 Barat hanya dapat menampung 4.959 m 3, sedangkan volume air yang masuk sebesar 33.856 m 3 dengan durasi hujan rencana 6,64 jam dan 6.462 m 3 Pada sump Pit 4 Timur dengan volume air sebesar 15.187 m 3. Masing-masing sump memiliki satu buah pompa jenis Multiflow 420. Berdasarkan hasil perhitungan water balance, volume tampung sump pit 4 Barat sebesar 15.187 m 3 /hari, lebih besar dibandingkan dengan volume sump aktual sebesar 6.462 m 3. Volume tampung sump pit 4 Barat sebesar 33.856 m 3, lebih besar dengan volume aktual 4.959 m 3, sehinggga kedua pompa tidak mampu mengeluarkan air yang memenuhi sump dan pit penambangan mengalami banjir. 4. KESIMPULAN a. Curah hujan rencana sebesar 143,55 mm (periode ulang hujan 2 tahun),intensitas curah hujan 14,09 mm/jam, dan durasi hujan rencana 6,64 jam. b. Luas catchment area untuk pit 4 Timur 0,21 km 2 dan pit 4 Barat 0,45 km 2. Debit air limpasan pit 4 Timur 0,74 m 3 /dtk dan pit 4 Barat 1,59 m 3 /dtk. c. Volume sump aktual pada pit 4 Barat sebesar 2.833,902 m 3 dan pada pit 4 Timur sebesar 3.692,8 m 3. d. Kapasitas pompa dihitung menggunakan Metode Discharge, diperoleh kapasitas pompa ratarata MF420 sebesar 642,75 m 3 /jam pada pit 4 Barat dan MF420 sebesar 386,08 m 3 /jam pada pit 4 Timur. e. Pada sump Pit 4 Barat hanya dapat menampung 4.959 m 3, sedangkan volume air yang masuk sebesar 33.856 m 3 dan pada pit 4 Timur daya tamping 6.462 m 3, padahal volume air yang masuk sebesar 15.187 m 3. Masing-masing sump memiliki satu buah pompa jenis Multiflow 420. f. Alternatif upaya perbaikan antara lain: menaikkan rpm pompa, menambah pompa, dan memperbesar kapasitas volume sump untuk ketahanan sump minimal 3 hari. DAFTAR PUSTAKA Budiarto, 1997, Sistem Penirisan Tambang, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta, 149 Hal., Cassidy, S., 1973, Elements of Practical Coal Mining, Society of Mining Engineers, New York, p. 174-176, Suripin, 2003, Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, Penerbit ANDI, Semarang, Hal. 19-106, Suwandhi, A., 2004, Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang, Diklat Perencanaan Tambang Terbuka, Unisba, 12-22 Juli, 17 Hal., Triatmodjo, B., 1992, Hidrolika I, Beta Offset, Yogyakarta, 218 hal. 38