BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Energi Kinetik Alat Kebugaran Lat Pull Down untuk Lampu LED dan Pemandu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

BAB II KWH-METER ELEKTRONIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan.

DAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Gambar 9.1 Gambar 9.2

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram Blok Untuk blok diagram dapat dilihat pada gambar 3.1. di bawah ini:

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN TENAGA PUTARAN KIPAS AIR CONDISIONER ( AC ) UNTUK MENDAPATKAN ENERGI LISTRIK.

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

SOAL DINAMIKA ROTASI

BAB III PERANCANGAN ALAT

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari eksperimen yaitu berupa tegangan out put

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sistem kendali yang efektif, efisien dan tepat. Sesuai dengan

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan alat fitness jenis Lat Pulldown termodifikasi penghasil energi listrik alternatif. 2.1. Energi Potensial Energi potensial merupakan sebuah fungsi koordinat/letak sedemikian sehingga perbedaan antara nilai/harga di posisi awal dan di posisi akhir sama dengan sama dengan usaha yang dilakukan sebuah benda untuk menggerakkan dari posisi awal (A) ke posisi akhir(b).[6] Dimana F merupakan gaya sistem dari benda itu sendiri (F sistem ) m A F =m g h B Gambar 2.1. Potensial Gravitasi W(A B) = = (E p )A - (E p )B (2.1) Apabila persamaan 2.1 kita terapkan pada potensial gravitasi maka diperoleh E p = (2.2) E p = (2.3) E p = (2.4) Dimana E p = Energi potensial (Joule) m = Massa (Kg) g = Gravitasi Bumi ( ) h = Tinggi benda (m) 5

2.2. Gerak Rotasi Benda Tegar Gerak rotasi merupakan gerak suatu benda yang berputar terhadap sumbu putarnya, gerak rotasi ini dibagi menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah gerak rotasi benda tegar sekitar sumbu tetap dan yang kedua adalah gerak rotasi benda tegar sekitar sumbu bergerak. [7] Dalam gerak rotasi benda tegar pada sumbu tetap memiliki besaran fisika sebagai berikut. Gambar 2.2. Rotasi Benda Tegar [7] Posisi sudut (θ) dapat dinyatakan dengan persamaan: θ = (radian) (2.5) di mana s adalah panjang segmen lingkaran yang disapu jari-jari r. Kecepatan sudut ratarata dapat dinyatakan oleh persamaan: ω = (radian/detik) (2.6) t = waktu (detik) Nilai energi kinetik dari sebuah benda yang berotasi adalah E k = (2.7) Untuk benda tegar berbentuk silinder I =, maka energi kinetiknya adalah E k = (2.8) dimana I = momen inersia benda tegar (Kgm 2 ) ω = kecepatan sudut rata-rata (rad/detik) m = massa benda tegar (Kg) r = jarak dari sumbu rotasi (m) 6

2.3. Perbandingan Roda Gigi Roda gigi merupakan suatu benda dari logam atau bukan logam dengan bentuk bulat pipih dan pada tepinya bergerigi. Roda gigi sangat berguna untuk memindahkan daya atau energi dari suatu penggerak kepada benda yang digerakkan. A C B E D F Gambar 2.3. Kombinasi Roda Gigi Roda gigi dapat dikombinasikan untuk memperoleh hasil akhir sesuai kebutuhan. Kombinasi roda gigi digambarkan pada Gambar 2.3. Perbandingan roda gigi dalam kombinasi dapat dihitung dengan prinsip berikut. [8] (2.9) Dimana GR = Gear Ratio atau rasio gir N 1 = Jumlah roda gigi pada gir yang memutar N 2 = Jumlah roda gigi pada gir yang diputar 2.4. Generator Generator listrik adalah mesin yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Suatu sumber energi eksternal (seperti motor diesel atau turbin uap) memutar kumparan jangkar dalam suatu medan magnet B. Kawat kumparan memotong garis-garis medan, dan gaya gerak listrik (ggl).[9] (2.10) Ɛ = Gaya gerak listrik N = jumlah lilitan B = kuat medan magnet A = luas penampang kumparan ɷ = kecepatan sudut putaran 7

Dalam hubungan ini, N adalah jumlah lilitan (masing-masing dengan luas A) pada kumparan, dan ɷ adalah kecepatan sudut putarannnya. Gambar 2.4. GGL Induksi[9] 2.5. Penyearah Gelombang Penuh Rangkaian ini terdiri dari empat diode. Bentuk rangkaian penyearah gelombang penuh dengan jembatan dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini: Gambar 2.5. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh [10] Rectifier jembatan menyerupai rectifier gelombang penuh sebab menghasilkan tegangan keluaran gelombang penuh, Dioda D1 dan D2 menghantar di atas setengah siklus positif D3 dan D4 menghantar di atas setengah siklus negatif. Karena sinyal gelombang penuh mempunyai dua kali sinyal setengah positif, DC atau nilai rata-rata bernilai dua kali nilai dc setengah gelombang.[10] Nilai penyearah gelombang penuh diperoleh dari : 8 (2.12)

karena nilai dari = 0,636, sehingga : Vdc = 0,636 (V P 2V F ) (2.13) Dimana : V P = Tegangan puncak (Volt) V F = Tegangan buka dioda (Volt) 2.6. IC (Integrated Circuit) LM2577-Adj IC LM2577-Adj[11] merupakan salah satu IC yang menyediakan kemampuan sebagai regulator penaik tegangan DC. Dalam rangkaiannya, IC ini hanya membutuhkan sedikit rangkaian luar sehingga mudah untuk didapatkan. Susunan pin dari IC ini ditunjukkan oleh Gambar 2.6, dan blok diagram dari IC ini ditunjukkan oleh Gambar 2.7. Gambar 2.6. Susunan Pin IC LM2577-Adj[11] Gambar 2.7. Blok Diagram IC LM2577-Adj[11] Rangkaian ini mulai bekerja ketika ada tegangan masukan pada pin 5. Kemudian IC ini melakukan pensaklaran hidup dan mati pada switch dengan frekuensi 52 khz, keadaan ini memunculkan energi pada induktor. Ketika transistor NPN dalam keadaan saturasi, 9

terjadi pengisian arus induktor sebesar Vin / L dan disimpan di dalam induktor. Dan ketika transistor cut-off, maka induktor mengalami pengosongan arus melalui dioda menuju kapasitor keluaran (Cout) dengan nilai (Vout Vin) / L. Jadi, energi disimpan dalam induktor saat switch hidup dan dipindahkan ke keluaran saat switch mati. Tegangan keluaran dikontrol oleh jumlah energi yang dipindahkan yang mana dikontrol pula dengan memodulasi puncak arus induktor. Hal ini dilakukan dengan mengumpan balik sebagian tegangan keluaran kepada Error Amp yang menguatkan perbedaan antara tegangan umpan balik dengan tegangan refrensi yaitu 1,230 V. Tegangan keluaran dari Error Amp dibandingkan dengan tegangan yang sebanding dengan arus switch yang merupakan arus induktor saat switch hidup. Komparator akan mematikan switch ketika tegangannya sama, dengan mengontrol arus puncak switch maka akan didapatkan tegangan keluaran yang stabil. Arus maksimum keluaran IC ini dapat dihitung dengan persamaan berikut I LOAD (max) (2.14) Dimana : I LOAD (max) = Maksimum arus pada beban (A) Vin (min) Vout = Tegangan masukan minimum (V) = Tegangan keluaran yang teregulasi (V) Maksimum duty cycle dapat dihitung dengan persamaan berikut D (max) = (2.15) Dimana VF = 0,5 Volt untuk dioda schottky. Untuk nilai minimum induktor dapat dicari dengan persamaan berikut E T = (2.16) (2.17) Kemudian dengan persamaan tersebut, untuk mencari nilai induktor minimum adalah dengan melihat grafik sebagai berikut 10

Gambar 2.8. Grafik Pemilihan Nilai Induktor Pada LM2577[11] Nilai R c dan C c yang terhubung dengan pin 1, dapat dihitung sebagai berikut R c (2.18) C c (2.19) Nilai Cout berdasarkan 2 persamaan berikut Cout (2.20) Dan Cout (2.21) Tegangan keluaran dari IC ini dapat dihitung dengan persamaan berikut R 1,23 1 R 2 V out 1 (2.22) 11

2.7. IC (Integrated Circuit) LM2576-Adj IC LM2576-Adj[12] merupakan salah satu IC yang menyediakan kemampuan sebagai regulator penurun tegangan. Dalam rangkaiannya, IC ini hanya membutuhkan sedikit rangkaian luar sehingga mudah untuk didapatkan. Susunan pin dari IC ini ditunjukkan oleh Gambar 2.9, dan blok diagram dari IC ini ditunjukkan oleh Gambar 2.10. Gambar 2.9. Susunan Pin IC LM2576-Adj[12] Gambar 2.10. Blok Diagram IC LM2576-Adj[12] Rangkaian ini mulai bekerja ketika ada tegangan masukan pada pin 1 yang dihubungkan dengan kaki kolektor switch. Pin 4 berfungsi untuk memberikan tegangan input pada Error Amp, sehingga error tegangan keluaran dapat diketahui dan diperbaiki. Op amp kedua yaitu rangkaian komparator, membandingkan frekuensi tegangan apakah sama dengan 52 khz, jika sama maka op amp tersebut akan memicu gerbang NOR. Gerbang NOR akan memicu driver dengan fitur thermal shutdown (kelebihan beban/panas), driver tersebut yang akan mengatur hidup matinya switch untuk mengantarkan tegangan keluar pada pin2. Saat switch hidup, maka akan terjadi pengisian arus induktor sebesar Vin / L. Ketika switch mati, maka akan terjadi pengosongan arus induktor kepada kapasitor keluaran (Cout). 12

Tegangan keluaran pada IC ini didapat dari persamaan berikut Vout = Vref (1 + ) (2.23) Dimana Vref = 1,23 V dan nilai R1 antara 1K sampai 5K, maka nilai R2 adalah R2 = R1 ( ) (2.24) Untuk nilai minimum induktor dapat dicari dengan persamaan berikut (2.25) Dengan mengetahui nila E T maka nilai induktor dapat dicari dengan grafik dalam gambar 2.11 berikut Gambar 2.11. Grafik Pemilihan Nilai Induktor Pada LM2576[12] Nilai minimum dari kapasitor keluaran didapat dari persamaan berikut (2.26) 13

2.8. Mikrokontroler Mikrokontoler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan umumnya dapat menyimpan program didalamnya. Mikrokontroler umumnya terdiri dari CPU (Central Processing Unit), memori, I/O tertentu dan unit pendukung seperti Analogto-Digital Converter (ADC) yang sudah terintegrasi di dalamnya. Karena komponen di dalam mikrokontroler sudah lengkap, kita tidak perlu menambahkan modul memori dan I/O eksternal lagi karena semua modul tersebut telah tertanam di dalamnya kelebihannya modul yang menggunakan mikrokontroler menjadi lebih mudah daripada menggunakan microprocessor. [13] Mikrokontoler memiliki beberapa bagian atau saluran yang terdapat di dalamnya. Bagian bagian mikrokontroler tersebut yaitu: Input/ Output (I/ O) Central Processing Unit (CPU) Memory Read Only Memory (ROM) Random Acces Memory (RAM) 14