BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Penelitian mengenai kerusakan sepeda motor bisa dilihat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI DIAGNOSA KERUSAKAN MESIN SEPEDA MOTOR BEBEK 4 TAK DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. inferensi Forward Chaining dan Backward chaining. Hasil penelitian

SISTEM PAKAR ANALISA PERMASALAHAN MESIN BAGI SEPEDA MOTOR BEBEK 4TAK SISTEM CDI (NON PLATINA) BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA DAN SOLUSI MENGATASI MASALAH KERUSAKAN PADA SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 4 TAK INJEKSI MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Pengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN SEPEDA MOTOR NON MATIC

ABSTRAK. Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, dempster shafer.

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Implementasi Metode Certainty Factor pada Identifikasi Kerusakan Kendaraan Bermotor Roda Dua

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Pelacakan ke depan adalah pendekatan yang dimotori data (data driven). Dalam

Review JURNAL Sistem Pakar Diagnosa Kerusakan Pada Motor Matic Vario Berbasis Web Studi Kasus : Bengkel Jozz Motor Cangkiran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III ANALISA SISTEM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI DASAR. dalam penelitian yang akan dilakukan. Pustaka yang digunakan ditinjau dari objek

BAB I PENDAHULUAN. sama dengan kemampuan seorang pakar dibidang keilmuan tertentu.

Struktur Sistem Pakar

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk menghasilkan aplikasi sistem pakar yang baik diperlukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

By: Sulindawaty, M.Kom

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Kata Kunci : Sistem Pakar, Ginjal, Metode Forward Chaining, Java

SISTEM PAKAR ASPHYXPERT UNTUK DIFERENSIAL DIAGNOSA DAN TATALAKSANA PENANGANAN DINI UNTUK PENYAKIT SESAK NAPAS. KHAIRUNNISA, S.Pd., M.

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS METODE CERTAINTY FACTOR DALAM SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT SAPI PEDAGING

TAKARIR. : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya. dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk. kesimpulannya

Sistem Berbasis Pengetahuan. Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Diagnosa Kerusakan Mobil Suzuki Carry Dengan Metode Forward Chaining

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

Untung Subagyo, S.Kom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT.

Sistem Pakar untuk Mendeteksi Kerusakan Sepeda Motor Berbasis Android

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

TAKARIR. Aedes aegypti : nyamuk yang menularkan penyakit demam. Database : kumpulan file atau tabel yang saling

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU DENGAN METODE FORWARD CHAINING

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

Jurnal Komputasi. Vol. 1, No. 1, April Pendahuluan. Hal 1 dari 90

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

Abstrak. Kata Kunci : Medical Expert System, Mycin PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN JENIS KERUSAKAN SEPEDA MOTOR HONDA MATIC DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB 2 Tinjauan Pustaka

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand.

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA)

APLIKASI ANALISA MASALAH MESIN MOTOR BEBEK MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. (propulsion) sendiri, hanya sebagian kecil saja kapal yang tidak mempunyai

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA KERUSAKAN SISTEM BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA 4 TAK DENGAN BAHASA PROGRAM VISUAL BASIC 6.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tema : Sistem Pakar Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB I PENDAHULUAN. membantu proses dan cara berpikir manusia yang disebut sebagai artificial

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INFERENSI DAN PENALARAN. PERTEMUAN 8 Oleh : Diema Hernyka Satyareni, M.Kom

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA JENIS CEDERA PADA PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. Nama Avanza berasal dari bahasa Italia avanzato, yang berarti peningkatan.

Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Tanaman Padi

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

ANALISIS METODE SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS PENYAKIT DALAM DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR PENDETEKSI GEJALA KERUSAKAN PADA MESIN INJEKSI MOBIL TOYOTA DENGAN METODE BACKWARD CHAINING

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

BAB I PENDAHULUAN. SLB-BC Sukapura merupakan lembaga pendidikan khusus bagi anak

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT

Gambar Lampu kepala

BAB I PENDAHULUAN. seperti layaknya para pakar (expert). Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi

SISTEM PAKAR KERUSAKAN MOTOR KENDARAAN RODA DUA JENIS YAMAHA MATIC PADA REZA JAYA MOTOR SAMARINDA

PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM MENGANALISIS PENGARUH RELAKSASI MANAJEMEN STRES

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian mengenai kerusakan sepeda motor bisa dilihat pada tabel 2.1 yang sudah dilakukan oleh: 1. Lilis Rahmannor dan Budi Rahmani (2011) yang berjudul Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Kerusakan Sepeda Motor Suzuki 4 Tak di STMIK Banjarbaru. 2. Sugiharto (2012) yang berjudul Sistem Pakar Untuk Diagnosa Kerusakan Motor dan Kelistrikan Pada Kendaraan Bermotor Tipe Yamaha Majesty 125 cc di UNISBANK Semarang. 3. Supyani, Bebas Widada, dan Wawan Laksito (2013) yang berjudul Aplikasi Diagnosa Kerusakan Mesin Sepeda Motor Bebek 4 Tak Dengan Metode Forward Chaining. 4. Aditya Prapanca dan Mochammad Sofyan Arif (2015) yang berjudul Rancang Bangun Sistem Pakar Untuk Diagnosa Kerusakan Sepeda Motor Dengan Metode Forward Chaining di Universitas Negeri Surabaya. 5

5. Rully Wahyu Bintoro, dan Muhammad Habib (2016) yang berjudul Sistem Pakar Analisa Permasalahan Mesin Bagi Sepeda Motor Bebek 4 Tak Sistem Cdi (Non Platina) Berbasis Web di STMIK AMIKOM Yogyakarta. 6

Nama (tahun) 1.Lilis Rahmannor Problem Mendiagnosa Kerusakan Diagnosis dan gejala 35 gejala Metode Tabel 2.1. Tabel Penelitian Terkait Hasil Berdasarkan uji realibilas terhadap item-item pertanyaan pada user acceptance survei terhadap penggunaan sistem pakar yang dibuat, 2.Budi Rahmani (2011) Sepeda Motor Suzuki 4 Tak 5 diagnosa kerusakan Forward Chaining didapat nilai Alpha Cronbach adalah 0,670 dengan jumlah pertanyaan 8 item. Alpha Cronbach = 0,670 terletak diantara 0,60 hingga 0,80 sehingga tingkat reliabilitasnya adalah reliabel. Artinya berdasarkan hasil survei terhadap 30 orang responden, sistem yang dibangun telah dapat membantu user dalam menganalisa kerusakan sepeda motor suzuki 4 tak. Sugiharto Mendiagnosa Kerusakan 27 gejala. 1. Aplikasi untuk diagnosa kerusakan motor dan kelistrikan pada kendaraan bermotor tipe Yamaha Majesty 125 cc dengan metode forward (2012) Motor dan Kelistrikan Pada Kendaraan Bermotor Tipe Yamaha Majesty 125 cc. 7 diagnosa kerusakan. Forward Chaining chaining dengan melakukan pelacakan menggunakan gejala-gejala yang dialami oleh Yamaha Majesty 125 cc dengan mudah dan cepat dan mendapatkan hasil konsultasi yang akurat mengenai jenis kerusakan motor Yamaha Majesty 125 cc. 2. Kelebihan dari aplikasi ini adalah aplikasi ini memiliki basis pengetahuan yang dinamis dimana jika ada kerusakan dan gejala-gejala baru ditemukan dapat langsung ditambahkan tanpa mengubah kode program. 1.Supyani Diagnosa Kerusakan 38 gejala. Implementasi dalam inferensi menggunakan metode runut maju (forward chaining), karena pada aplikasi sistem pakar ini meliputi masalah 2.Bebas Widada 3.Wawan Laksito (2013) Mesin Sepeda Motor Bebek 4 Tak 7 diagnosa kerusakan. Forward Chaining kasus kerusakan pada mesin sepeda motor 4 tak, yang mana untuk menentukan kerusakan harus terdapat fakta yang harus terpenuhi terlebih dahulu. Hasil dari implementasi yaitu berupa aplikasi yang dapat mendiagnosa kerusakan mesin sepeda motor 4 tak. 1.Aditya Prapanca 21 gejala. Dengan menerapkan metode forward chaining dalam sistem diagnosa kerusakan sepeda motor untuk memberikan hasil kerusakan, gejala- 2.Mochammad Sofyan Arif (2015) Diagnosa Kerusakan Sepeda Motor 8 diagnosa kerusakan. Forward Chaining gejala yang digunakan merupakan gejala utama untuk mendapatkan hasil kerusakan. Sistem diagnosa kerusakan sepeda motor ini menggunakan rule sebab akibat, yang akan melakukan penelusuran apabila faktanya benar maka akan melakukan proses selanjutnya, sehingga menghasilkan sebuah diagnosa kerusakan sepeda motor, serta memberikan rekomendasi berupa solusi sesuai dengan gejala yang terjadi pada sepeda motor. 1.Rully Wahyu Bintoro Analisa permasalahan 45 gejala. Berdasarkan dengan metode forward chaining. Di dapati ketika sebuah sistem tidak bisa menemukan hasil diagnosa dari permasalahan 2.Muhammad Habib (2016) mesin Bagi sepeda Motor Bebek 4 tak Sistem Cdi (Non 13 diagnosa kerusakan. Forward Chaining yang di pilih oleh pengguna tidak dapat menunjukkan hasil output yang bisa menjadi acuan untuk pengguna dalam melakukan perbaikan kendaraanya. Dapat di simpulkan bahwa dengan metode forward chaining masih terdapat kekurangan dalam membuat pola solusi untuk Platina) penggunanya. Ikfal Sofian Mendiagnosa Kerusakan 61 gejala. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang dipaparkan sebelumnya maka disimpulkan bahwa dengan dibangunnya sistem pakar (2016) Pada Sistem Kelistrikan Sepeda Motor 4-Tak Injeksi. 8 diagnosa kerusakan. Certainty Factor mendiagnosa kerusakan pada sistem kelistrikan sepeda motor 4-Tak injeksi menggunakan metode certainty factor dapat memberikan informasi kepada mekanik junior penyebab kerusakan pada sistem kelistrikan sepeda motor 4-Tak injeksi dan memberikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut, sistem mengimplementasikan metode certainty factor / faktor kepastian dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan. untuk mendapatkan hasil kerusakan yaitu dengan melakukan pelacakan dengan cara memberikan pertanyaan gejala. Hasil yang diperoleh pada sistem diagnosa ini yaitu hasil kerusakan dan tingkat keyakinan kerusakan yang di alami pada sistem kelistrikan sepeda motor 4-Tak injeksi yang didapat dari perkalian nilai CF kaidah dari pakar dan nilai CF yang diinputkan oleh user. 7

2.2. DASAR TEORI 2.2.1. SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 4-Tak INJEKSI Sistem kelistrikan merupakan bagian terpenting karena sistem ini menyediakan arus listrik untuk keperluan pembakaran dan untuk menggerakkan pendukung pada sepeda motor. Gambar 2.1. Komponen Pada Sistem Kelistrikan Sepeda Motor Sistem kelistrikan pada sepeda motor 4-Tak injeksi terdiri dari beberapa sistem, yaitu : 1. Sistem pengapian. Sistem ini erat hubungannya dengan tenaga (daya) yang dibangkitkan oleh suatu mesin. Apabila sistem tidak bekerja dengan baik maka dapat menggangu kelancaran pembakaran didalam silinder sehingga tenaga yang dihasilkan oleh mesin berkurang. Sistem pengapian yang digunakan pada sepeda motor keluaran terbaru menggunakan pengapian ECU (Electronic Control Unit). 8

2. Sistem starter kelistrikan. Rangkaian sistem starter pada dasarnya menggunakan motor listrik sebagai pemutarnya sehingga sistem bahan bakar dan sistem pengapian dapat bekerja. Komponen yang ada pada motor starter adalah baterai, netral switch (hanya ada pada jenis tertentu), kunci kontak, magnetic switch dan motor starter. Setiap rangkaian tersebut pastinya memiliki fungsi yang berbeda-beda. Gambar 2.2. Skema Rangkaian Sistem Starter 3. Sistem pengisian. Beberapa komponen yaitu kumparan pembangkit, generator, ECU, coil pengapian, dan busi. Kumparan pembangkit digunakan sebagai sumber arus, arus yang dihasilkan kumparan pengisian merupakan arus bolakbalik AC. Untuk itu, dibutuhkan regulator yang dapat mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah DC. Untuk menghindari hubungan arus pendek diperlukan sekring. Secara sistematis. 9

4. Sistem penerangan. Bagian dari sistem penerangan diantaranya lampu utama (Hi-Low), lampu belakang/rem, dan lampu meter. Komponen utama yaitu bohlam, fuse, socket bohlam, dan saklar dimmer. Namun, pada sistem penerangan menggunakan tambahan komponen relay. Relay tersebut berfungsi sebagai pengaman dan menstabilkan arus listrik kendaraan sepeda motor. 5. Sistem sinyal. Terdiri dari klakson, lampu belakang/rem, lampu sinyal belok dan indikator belok, dan lampu indikator netral. Pada lampu sinyal belok dan indikator belok menggunakan komponen tambahan yaitu flasher yang berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus secara otomatis, sedangkan pada lampu belakang/rem menggunakan komponen tambahan switch yang berfungsi untuk menstabilkan arus secara manual ketika rem di tekan. 6. Sistem pendinginan. Terdiri dari radiator, kipas, relay, coolant temperatur. Fungsi radiator untuk sirkulasi air radiator dengan cara air yang sudah terisi di dalam radiator mengalir untuk mendinginkan beberapa komponen mesin, kemudian air tersebut dikembalikan ke tampungan air radiator secara bolak-balik. Fungsi kipas radiator untuk mendinginkan kinerja radiator. Sedangkan coolant 10

temperatur akan bekerja apabila suhu panas mencapai 80 o C dan membuat kipas radiator berfungsi. 7. Sistem full injection (FI). Sistem ini tersambung ke komponen ECU yang dilengkapi self-diagnostic function, fungsi ini dapat menjamin FI dapat bekerja dengan normal. Apabila terdapat gejala kerusakan pada sensor, maka ECU akan memberitahu pengendara melalui kedipan lampu indikator mesin yang ada di spidometer. 8. Sistem pompa bahan bakar. Pompa bahan bakar memiliki 2 tipe yaitu tipe mekanik menggunakan diafragma dan biasanya digunakan pada mesin yang mengunakan karburator. Sedangkan pompa bahan bakar tipe elektrik dipakai pada mesin yang menggunakan sistem FI. 2.2.2. SISTEM PAKAR Sistem pakar adalah salah satu teknologi bidang ilmu komputer untuk memecahkan masalah yang komplek dengan cara menirukan proses penalaran seorang manusia dengan keahlian pada pengetahuan yang dimiliki seorang pakar. 11

Komponen-komponen yang terdapat dalam arsitektur sistem pakar: Gambar 2.3. Struktur Sistem Pakar a. Antar muka pengguna Merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dengan sistem untuk berkomunikasi. b. Basis pengetahuan Mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi dan penyelesaian masalah. Disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area permasalahan tertentu dan aturan merupakan informasi tentang cara untuk memperoleh fakta baru dari fakta yang diketahui. c. Mesin inferensi Merupakan otak dari sistem pakar, atau dikenal sebagai penerjemah aturan (rule interpreter). Ada 2 cara dalam melakukan inferensi: 12

1. Forward chaining: pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis. 2. Backward chaining: kebalikan dari forward chaining. Untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada didalam basis pengetahuan. d. Memori kerja Digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung dan kesimpulan yang dicapai. e. Fasilitas penjelasan (Explanation Facility) Menggambarkan penalaran sistem kepada pemakai yang dapat menjelaskan perilaku sistem pakar dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan. f. Fasilitas akuisisi pengetahuan (Knowledge Acquisition Facility) Pengetahuan yang diperoleh dari pakar dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai yang kemudian ditransfer ke dalam program komputer untuk menyelesaikan masalah. Metode utama dalam akuisisi pengetahuan, yaitu: 13

a. Wawancara Metode sering digunakan, yang melibatkan pembicara dengan pakar secara langsung dalam suatu wawancara. b. Analisis protokol Pakar diminta untuk melakukan suatu pekerjaan dan mengungkapkan proses pemikirannya dengan kata-kata. Pekerjaan tersebut direkam, dituliskan dan dianalisis. c. Observasi pada pekerjaan pakar Pekerjaan dalam bidang tertentu yang dilakukan pakar direkam dan diobserbasi. d. Induksi aturan Sistem induksi aturan diberi contoh-contoh dari suatu masalah yang hasilnya telah diketahui, setelah itu sistem tersebut membuat aturan yang benar untuk kasus-kasus contoh, dan selanjutnya aturan dapat digunakan untuk menilai kasus lain yang hasilnya tidak diketahui. 2.2.3. KETIDAKPASTIAN (UNCERTAINTY) Kurangnya informasi yang memadai untuk pengambilan keputusan dianggap sebagai ketidakpastian, karena keputusan yang diambil menjadi tidak tepat. Munculnya ketidakpastian juga disebabkan karena adanya perubahan pada pengetahuan, dan 14

adanya penambahan fakta baru dapat mengubah konklusi yang sudah terbentuk. Salah satu metode untuk mengatasi ketidakpastian adalah faktor kepastian (Certainty Factor): Tabel 2.2. Tabel Kombinasi Evidence Anteseden EVIDENCE E NILAI KETIDAKPASTIAN E1 dan E2 min [CF(H,E1),CF(H,E2)] E1 dan E2 max [CF(H,E1),CF(H,E2)] Not E -CF(H,E) Contoh kombinasi evidence: E=(E1 AND E2 AND E3) OR (E4 AND NOT E5) Menghitung besarnya nilai kepastian untuk gejala E: CF untuk gejala E=max[min(E1,E2,E3), min(e4,e5 ) Dimana nilai: E1=0.9 E2=0.8 E3=0.3 E4=-0.5 E5=-0.4 Nilai CF untuk gejala E: CF gejala E = max[min(0.9,0.8,0.3), min(-0.5,-(-0.4))] = max[min(0.9,0.8,0.3), min(-0.5,0.4)] = max[0.3,-0.5] = 0.3 15

Dasar rumus CF sebuah aturan dalam bentuk if E then H: CF(H,e)=CF(E,e) * CF(H,E) Keterangan: CF(E,e): certainty factor evidence E yang dipengaruhi oleh evidence e. CF(H,E): certainty factor hipotesa H dengan asumsi evidence diketahui dengan pasti ketika CF(E,e)=1 CF(H,e): certainty factor hipotesa yang dipengaruhi oleh evidence e. 2.2.4. JAVA Java merupakan bahasa pemrograman yang dikembangkan dari pemrograman C++, sehingga bahasa pemrograman ini seperti bahasa C++. Perangkat lunak java memiliki edisi yang lengkap untuk beberapa masalah, yaitu pemrograman desktop atau aplikasi, pemrograman database atau enterprise dan pemrograman mobile. Java diciptakan oleh James Gosling dan Patrick Naughton dalam suatu project. Versi pertama java dirilis pada tahun 1996 dengan sebutan Java Development Kit versi 1.1 (JDK 1.1), kemudian versi kedua java yang dilengkapi dengan Swing, yaitu 16

teknologi GUI (Graphical User Interface) yang dapat menghasilkan aplikasi desktop. Pada tahun 1998-1999 diluncurkan teknologi java berbasis enterprise J2EE (Java 2 Enterprise Edition) yang diawali dengan Servlet dan EJBs (Entity Java Beans), kemudian JSP (Java Server Page). Java memiliki teknologi lengkap, diantaranya dekstop, database, game dan mobile. Java juga memiliki karakteristik seperti bahasa yang sederhana, berorientasi obyek, mudah didistribusikan, bahasa sempurna, aman, portable dan multiplatform. 17