BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. belah pihak. Tujuan diciptakan fanpage sangat banyak. Perihal diterima baik oleh

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

BAB I PENDAHULUAN. munculnya perkembangan dalam berbagai bidang salah satunya teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial atau yang biasa dikenal dengan facebook. Dalam perkembangan teknologi tersebut, handphone juga ikut

2015 HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan muatan lokal. Dan dibuatlah Suplemen Kurikulum berbagai macam sumber ilmu, tidak hanya dari guru kelas saja.

BAB I PENDAHULUAN. besar yang sudah terfasilitasi oleh provider jaringan-jaringan internet.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dahlia Veronika Sitanggang, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2 gambar terbaik untuk mengatur kesan yang baik kepada orang lain. Hal ini terlihat, data dari Taylor Nelson Sofres (TNS) tahun 2015 tercatat lebih da

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan dengan orang lain di beda tempat (Dyah, 2009). Remaja

BAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster.

BAB I PENDAHULUAN. situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. sejatinya bisa memberikan banyak pelajaran bagi hidup. Peristiwa yang mengharukan

BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini kemajuan teknologi sudah sangat berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Sosioteknologi), (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), hlm. 187.

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

MENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan juga dapat membawa budaya baru bagi penggunanya.

PENDAHULUAN. bermunculan. Diawali dengan adanya kemudian friendster dan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

MAKALAH PENGARUH SMARTPHONE TERHADAP INTERAKSI SOSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keterampilan tersebut terdapat di

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional. Ahlqvist, dkk (2008 dalam Sulianta, Feri 2015). Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Internet atau interconnection networking telah membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan

BAB V PENUTUP. Pemberian telepon genggam oleh orang tua kepada anak di SDN. Ungaran 01 pada dasarnya sebagai alat komunikasi mereka untuk dapat

adalah sebesar 1,628 milyar US dollar (naik 15% dari tahun sebelumnya), untuk beriklan di koran sebesar 501 juta US dollar (naik 8,5%), di internet 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 88 juta orang dengan komposisi sebagai berikut: Tabel 1.1 Komposisi Pengguna Internet Indonesia Berdasarkan Usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi sangat terasa cepat di segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sosial merupakan saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia berinteraksi dengan manusia yang lain. Miler (dalam Daryanto, 2011) menjelaskan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERHATIAN: Anda TIDAK MEMILIKI hak untuk menjual materi ini

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rogers dan Kincaid, seorang ilmuwan komunikasi (dalam. Cangara, 2000) komunikasi adalah proses pertukaran informasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perceptions of Personal and Group Discrimination menyatakan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Internet singkatan dari Interconected networking yang apabila di artikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung, maka dapat dikemukakan beber apa

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan inovasi media komunikasi di bidang teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selaras dengan tuntutan dunia, hal-hal baru pun bermunculan dengan siap

BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi tersebut adalah internet. menjadi fenomena masa modern ini adalah facebook.

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL OLEH WANITA DALAM MASA IDDAH DAN IHDÂD. A. Penggunaan Media Sosial Oleh Wanita Dalam Masa Iddah Dan Ihdâd

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik Uno, H.B &

BAB I PENDAHULUAN. materialistis yang tercipta dalam dunia maya. berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan sekarang ini mengalami peningkatan yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. efisien dibandingkan jenis komunikasi lainnya. mulai mewabah di Indonesia seperti Facebook, twitter, myscape, friendster,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan ini juga menyebabkan perubahan-perubahan peran para. individu dalam kehidupanya (Tancer 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang teknologi, tetapi juga pada aspek sosial, politik, ekonomi-budaya,

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Setiap individu membutuhkan interaksi dan komunikasi dengan orang lain.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PATH SEBAGAI SARANA PENGAKUAN SOSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan masa yang banyak mengalami perubahan dalam status emosinya,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi kini dapat mengaksesnya melalui handphone dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh sejumlah provider telepon selular. Saat ini masyarakat tidak hanya menggunakan internet untuk berinteraksi dengan orang lain, namun juga menggunakannya sebagai sebuah sarana bersosialisasi, membentuk hubungan yang lebih bertahan lama, bahkan malah dapat berkembang secara nyata di dalam kehidupan sosial (Pribadi A., dkk, 2011). Situs jejaring sosial yang marak belakangan ini seperti facebook, twitter dan google plus adalah produk-produk teknologi yang kini sedang digemari banyak kalangan termasuk anak-anak dan remaja. Dengan layanan ini kita dapat berkomunikasi dengan teman lama, memperluas jaringan pertemanan, ataupun sekedar mengetahui keadaan atau status teman atau kerabat (Pribadi A., dkk, 2011). Fungsi lain dari penggunaan internet adalah untuk memudahkan orang menghubungi kerabat yang berada jauh diluar pulau, diluar negeri, bahkan berbeda benua. Ada e-mail yang bisa digunakan atau chating dengan sarana Yahoo Messenger atau social networking yang memudahkan kita mencari teman baru seperti Friendster, Facebook atau juga Twitter (Pribadi A., dkk, 2011). 1

2 Jejaring sosial merupakan sarana untuk berbagi bagi remaja. Maksudnya yaitu tempat berbagi pengalaman hidup atau suatu informasi yang telah mereka dapat mengenai hal-hal yang menyenangkan bahkan hal yang menyedihkan. Selain itu jejaring sosial merupakan sarana yang baik bagi anak dan remaja yang belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain. Dengan demikian, situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian dan empati terhadap sesamanya (Pribadi A., dkk, 2011). Bagi remaja pemalu, jejaring sosial semacam Facebook sangat membantunya mengungkapkan perasaan, seperti masalah yang dialami nya dibanding berbicara langsung. Facebook dan jejaring sosial lain ternyata juga mampu menghadirkan hubungan sosial yang menyehatkan, sebuah langkah penting pada usia remaja (Pribadi A., dkk, 2011). Belakangan ini situs jejaring sosial semacam Facebook dan Twitter, ramai memberitakan berbagai peristiwa yang menjadi perhatian dunia misalnya peristiwa mengerikan yang terjadi di Mesir, Suriah, Rohingya, dan wilayah konflik lainnya, yang saat ini masih bergolak menjadi top news oleh berbagai media. Di jejaring sosial semua itu disajikan dengan lebih terbuka dan langsung yang dapat dikomentari dengan berbagai respon dari individu yang melihat beritanya (http://news.viva.co.id/news/read/202078-china-sensor-berita-mesir-di-- twitter--lokal, diakses pada September 2013). Memang ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari jejaring sosial, dan salah satunya adalah sebagai sarana untuk mencari dan mendapatkan

3 dukungan sosial atau empati masyarakat. Seperti yang pernah terjadi di Indonesia, melalui jejaring sosial masyarakat berhasil membangun gerakan sosial untuk mendukung kasus Prita Mulyasari, Bibit-Chandra, membantu korban meletusnya Gunung Sinabung, serta yang terbaru saat ini banjir bandang yang terjadi di Manado, atau ada juga yang saat ini menjadi topik pembicaraan di media sosial yaitu aktifitas seorang Ibu Negara, Ani Yudhoyono di Instagram, salah satu jejaring sosial yang paling banyak digunakan sekarang. Aktifitas Ibu Ani Yudhoyono di Instagram menghadirkan pembicaraan yang sangat menarik, bagaimana seorang Ibu negara berinteraksi melalui jejaring sosial dengan rakyatnya. Sayangnya, interaksi yang terjalin menghadirkan pro dan kontra. Aktifitas Ibu Ani yang begitu sering di jejaring sosial ini ternyata menuai banyak kritik, banyak pengguna yang merupakan rakyatnya berpendapat bahwa seorang Ibu Ani tidak mempunyai empati kepada korban bencana yang sedang terjadi, seperti banjir Jakarta, Manado dan letusan gunung Sinabung, saat semua orang sibuk membantu dan banyak korban yang sedang kesusahan Ibu Negara malah sibuk mengunggah aktifitas keluarganya yang ceria dan mewah di jejaring/media sosial (http://jateng.tribunnews.com/2014/01/15/dikritik-ani-ibu-jokowi-dan-ibuahok-ke-mana-ya-koq-saya-yang-dimarahi, diakses pada September 2013). Dukungan sosial sebagai produk empati merupakan ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa jejaring sosial merupakan salah

4 satu sumber daya atau suatu alat yang digunakan untuk menunjukkan dan memberikan rasa empati penggunanya kepada pengguna lainnya atau kepada seseorang yang dibahas di jejaring sosial tersebut sehingga memperoleh kenyamanan psikologis, baik berupa menampilkan status atau mengomentari status yang diartikan sebagai kegiatan meminta dan memberi perhatian sesama teman, keluarga ataupun kelompok sosial. Memang, empati dan pemahaman itu sebatas digital. Larry Rosen, peneliti soal-soal media sosial di California State University menemukan bahwa meski dalam tataran digital, ternyata sifat baik tadi bisa meluber dalam dunia nyata (http://intisari-online.com/read/baikkah-facebookbagi-remaja, diakses pada September 2013). Empati merupakan bagian penting kemampuan sosial (social competency). Empati juga merupakan salah satu dari unsur-unsur kecerdasan sosial. Ia terinci dan berhubungan erat dengan komponen-komponen lain, seperti empati dasar, penyelarasan, ketepatan empatik dan pengertian sosial. Empati dasar yakni memiliki perasaan dengan orang lain atau merasakan isyarat-isyarat emosi non verbal. Penyelarasan yakni mendengarkan dengan penuh reseptivitas, menyela-raskan diri pada seseorang. Ketepatan empatik yakni memahami pikiran, perasaan dan maksud orang lain dan pengertian sosial yakni mengetahui bagiamana dunia sosial bekerja (Goleman, 2007). Menurut Taylor ( 2011), empati merupakan faktor esensial untuk membangun hubungan yang saling memercayai. Ia memandang empati sebagai usaha menyelam ke dalam perasaan orang lain untuk merasakan dan menangkap makna perasaan itu. Empati memberikan sumbangan guna terciptanya hubungan

5 yang saling mempercayai karena empati mengkomunikasikan sikap penerimaan dan pengertian terhadap perasaan orang lain secara tepat. Dengan demikian penekanan empati tersebut menyatakan bahwa kemampuan menyelami perasaan orang lain tersebut tidak membuat kita tenggelam dan larut dalam situasi perasaannya tetapi kita mampu memahami perasaan negatif atau positif seolah-olah emosi itu kita alami sendiri (resonansi perasaan). Kemampuan berempati akan menjadi kunci dalam keberhasilan bergaul dan bersosialisasi (Goleman, 2007). Sebagai individu yang memiliki perasaan, tentu sangat sedih melihat fotofoto korban yang mayoritasnya adalah anak-anak di jejaring sosial. Tiap kali ada tampilan gambar, sebagian orang pasti tersentuh perasaannya. Sebagian orang yang merasakan kesedihannya tentu ada yang membagikan gambar dan informasi kepada teman-teman agar mereka juga dapat merasakan penderitaan yang dirasakan orang lain di sisi belahan dunia lain. Facebook, YouTube, Twitter atau media sosial yang lebih fokus pada gambar, seperti Instagram dan Path semuanya itu merupakan situs jejaring sosial yang menyediakan layanan interaksi sosial di dunia maya dengan desain yang sederhana namun mampu membuat penggunanya merasa betah. Facebook dan Twitter adalah jejaring sosial elektronik yang dapat digunakan untuk menyebarluaskan berbagai informasi yang bersifat empatik. Sayangnya, sebagian besar pengguna jejaring sosial elektronik di atas, lebih menggunakannya untuk hal-hal yang bersifat narsis (http://id.wikipedia.org/wiki/media_sosial, diakses pada September 2013).

6 Selain itu, permasalahan yang sering dihadapi ketika menggunakan situs jejaring sosial adalah membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu dengan internet. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang berempati di dunia nyata (http://health.kompas.com/pengguna.ponsel.dan.media.sosial.lebih.egois, diakses pada September 2013). A.M. 17 tahun yang peneliti wawancarai via chatting pada akhir Desember 2013 menyatakan tertarik melihat foto-foto aktivitas teman-teman di jejaring sosial. Menurutnya jejaring sosial sebagai wadah untuk berbagi dan mengutarakan keluh kesah yang ingin ia sampaikan secara langsung atau tidak langsung terhadap objek yang ia tujukan. Supaya orang tau kalok dia itu lagi galau kak.. Mengungkapkan perasaan dia saat itu... atau secara nggk langsung, dia pengen orang yg buat dia sedih itu, tau kalok dia lagi sedih gegara dia. Selain itu, menurut TS (18 tahun) saat peneliti tanya mengenai tanggapannya kepada temannya sesama pengguna jejaring sosial yang sering mencurahkan isi hatinya, ia berpendapat bahwa itu hal yang lumrah dan biasa. Kalau saya pribadi sih mas, saya berani berkomentar jika saya pernah ikut merasakan hal yg sama atau saya benar benar tau dan paham maksud dari bahasa tersirat yg mereka tuliskan. Itu juga dengan niat yang positif, atas dasar ikut prihatin, juga empati. Heheee. Fenomena ini patut mendapatkan perhatian. Berdasarkan wawancara yang pernah penulis lakukan pada beberapa remaja dan berdasarkan pengamatan yang

7 peneliti lakukan selama lebih kurang dua bulan terhadap remaja SMP dan SMA di Kota Pekanbaru banyak di antara remaja tersebut yang merupakan pecandu jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Mereka membuka jejaring sosial setiap hari bahkan setiap beberapa menit hanya untuk mengikuti informasi tentang teman dunia maya mereka (http://techno.okezone.com/terlalu Aktif di Jejaring Sosial Bikin Anda Lupa Diri, diakses pada September 2013). Berdasarkan uraian di atas tampak ada kaitan antara penggunaan jejaring sosial terhadap empati. Melalui jejaring sosial dapat diperoleh empati atau bahkan untuk mendapatkan empati, untuk itu penulis ingin meneliti pada remaja SMA dan akan memaparkannya dalam bentuk karya ilmiah dengan judul: Hubungan intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan empati pada remaja kelas XI SMA Negeri 10 Pekanbaru. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu; bagaimana hubungan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan empati pada remaja. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang telah diuraikan diatas yaitu apakah terdapat hubungan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan empati pada remaja.

8 D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis bagi perkembangan disiplin ilmu psikologi, terutama psikologi sosial, dan juga pendidikan dengan memberikan masukan mengenai hubungan antara penggunaan situs jejaring sosial dengan empati pada remaja. Selain itu semoga dapat berguna untuk menambah pengetahuan bidang ilmu komunikasi berbasis komputer dalam kajian hubungan media maya dengan komunikasi antar pribadi dan penelitian ini dapat dijadikan acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Secara praktis Kegunaan Praktis Penelitian ini memuat saran untuk pengguna situs jejaring sosial di dunia maya (internet) agar dapat menggunakan media jejaring sosial dengan lebih bijak dan bagi orang tua yang mempunyai anak remaja lebih dapat meluangkan waktu untuk mengawasi remaja, berbicara soal teknologi yang sesuai dengan umur mereka dan bangunlah rasa saling percaya sehingga ketika ada persoalan, entah mereka diganggu oleh teman atau melihat gambar yang tak sesuai, mereka akan bicara dengan orang tua.