Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Mail Handling dengan Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Oktavia Nardiani Sapir Sugeng Hadi Utomo. Keywords: Method Time Token Arends (TPA), Ability inquiry, Learning Outcomes

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Berpendapat

Novela Nariska Putri Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH

PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN BLABAK 1 KANDAT KEDIRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Pendahuluan. Keywords: Scramble, time token, motivation learning, learning outcomes.

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

Pendahuluan. Asyiyah et al., Penerapan Pembelajaran Berbasis Multikultural dengan Model Kooperatif Time Token...

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

PENERAPAN MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA PHOTO STORY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA PADA SISWA KELAS IV SD

Oleh: IMA NUR FITRIANA A

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM-GAME-TOURNAMENTS)

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DALAM MATEMATIKA MELALUI METODE NUMBER SENSE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

ABSTRACT. Candra Rian Irawan 1 & Slamet Priyanto 2 1 & 2

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PENERAPAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SDN 1 PANJER

UTILIZING TIMES TOKEN LEARNING METHOD TO IMPROVE STUDENTS MOTIVATION AND ACHIEVEMENT IN PPKN SUBJECT GRADE X OF SMK NEGERI 11 MALANG

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DENGAN MODEL STAD DI SMKN 1 BAGOR NGANJUK

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PENINGKATAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KASEGERAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh FITRIANI NPM

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, AND SATISFACTION)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SD

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

Oleh: Nanik Tri Sumarti 05667/2008

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013 Annisa Rahmawati & Isroah 91-98

Kata kunci: metode, question student have, kooperatif, pembelajaran, IPS

Key Words: Accelerated learning, student s achievement, Linier Program

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

Keyword: concept sentence model, flashcard media, writing skills

PENERAPAN MODEL NHT DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn JURNAL. Oleh ASEP KURNIAWAN Rapani Asmaul Khair

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Transkripsi:

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Mail Handling dengan Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends Budi Kurniawan SMKN 2 Blitar E-mail: iewan.budhi@gmail.com, budi.padp.2008@um.ac.id Abstract: This study aims at describing the implementation of Time Token Arends learning model on Mail Handling subject for the tenth graders of Office Administration major students of SMKN 2 Blitar, academic year of 2011/2012 with the total number of 34 students. This study is a classroom action research using qualitative approach conducted in two cycles with each cycle consisting of four phases; planning, action, observation, reflection. The data collection techniques used are observation, interview, test, field notes and documentation. The data analysis is conducted in three steps; data reduction, data display, and conclusion drawing. Based on the result of findings showed that the implementation of Time Token Arends learning model increasing student s activity and achievement in Mail Handling subject for the tenth graders of Office Administration of AP 4 students at SMKN 2 Blitar. Keywords: Cooperative Learning, Time Token Arends, Activity, Learning Achievement Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan Model Time Token Arends pada Mata Pelajaran Menangani Surat/Dokumen Kantor studi pada siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran kelas X AP 4 SMKN 2 Blitar, sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X AP 4 SMK Negeri 2 Blitar yang berjumlah 34 siswa. Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, dimana tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui: observasi, wawancara, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui Model Pembelajaran Time Token Arends dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Mail Handling pada siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran kelas X AP 4 SMK Negeri 2 Blitar. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Model Time Token Arends, Aktivitas, Hasil Belajar Pendidikan merupakan suatu hal penting yang dapat dijadikan indikator utama kemajuan suatu bangsa dan negara. Melalui penyelenggaraan pendidikan dengan kualitas yang baik dapat dihasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Menurut Umaedi dalam Mardani (2009), berbagai inovasi dan program pendidikan telah dilaksanakan antara lain: penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku ajar dan referensi, peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan lainnya melalui berbagai kualifikasi pendidikan. Penyempurnaan kurikulum tersebut bukan merupakan satusatunya indikator penentu kualitas pendidikan yang baik. Tanpa campur tangan guru sebagai pelaku kegiatan pembelajaran, mustahil kualitas pendidikan dapat ditingkatkan. Selain 109 faktor guru sebagai salah satu faktor penentu dalam meningkatkan tujuan pembelajaran, faktor siswa juga harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran sering dijumpai siswa kurang aktif dalam menerima materi yang disampaikan guru karena metode ceramah (konvensional) dominan dilakukan. Kondisi seperti ini dapat ditemukan di kelas X AP 4 SMK Negeri 2 Blitar dimana mayoritas siswa belum terbiasa dan aktif dalam mengungkapkan pendapat, belum berani mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan guru tanpa banyak mengungkapkan pendapat atau berbicara sehingga kegiatan belajar terlihat

Kurniawan, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil... 110 membosankan. Padahal siswa harus aktif dalam berpikir kritis menggali kemampuan diri melalui keaktifan saat pembelajaran di kelas berlangsung. Menurut Sadia (2008), berpikir kritis tidak dapat diajarkan melalui ceramah, karena berpikir kritis merupakan proses aktif, yang mencakup berpikir analisis, berpikir sintesis, berpikir reflektif dan sebagainya yang dilakukan melalui aktualisasi penampilan (performance). Untuk mengatasi permasalahan siswa yang kurang aktif tersebut maka peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Model Time Token Arends. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Time Token Arends dapat memberikan alternatif metode pembelajaran selain ceramah dan penugasan. Dengan penerapan model Time Token Arends ini, tidak hanya dapat melatih siswa dalam mengungkapkan pendapat/berbicara, melainkan juga dapat meningkatkan keterampilan sosial bagaimana bekerja sama dalam kelompok, menghargai anggota dalam kelompok, serta saling memberikan informasi demi keberhasilan tujuan kelompok. Dengan penerapan model pembelajaran ini diharapkan siswa lebih aktif dalam mengemukakan pendapat, baik dalam mengajukan maupun menjawab pertanyaan sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang dinamis serta menyenangkan yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada Mata Pelajaran Menangani Surat/Dokumen Kantor (Mail Handling). Slavin (dalam Isjoni, 2010), cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Model pembelajaran Time Token Arends yang ditemukan oleh Arends 1998 merupakan model pembelajaran yang bertujuan agar masing-masing anggota kelompok diskusi mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lain. Model ini memiliki struktur pengajaran yang sangat cocok digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, serta untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali (Widodo, 2009). Aktivitas berasal dari kata aktif yang berarti giat. Menurut Purwodarminto (dalam Rochsun, 2008), dalam bentuk kalimat aktif, aktivitas diartikan sebagai perubahan. Dalam proses belajar perlu adanya aktivitas karena prinsip dari belajar adalah melakukan atau berbuat. Berbuat dalam hal mengubah sesuatu menjadi melakukan kegiatan. Dalam penelitian ini, pengamatan aktivitas siswa tidak hanya pengamatan aktivitas secara umum dalam penerapan Model Time Token Arends, melainkan juga mengamati aktivitas berbicara siswa dalam kelompok. Aktivitas berbicara dibagi menjadi dua, yaitu kemampuan bertanya dan kemampuan menjawab pertanyaan. Hasil belajar merupakan sesuatu yang dicapai atau yang diperoleh dari kegiatan yang telah dilakukan. Dengan berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka peserta didik memperoleh suatu hasil belajar. Menurut Sudjana (2008:3), hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Dalam penelitian ini, ranah kognitif ini ditunjukkan dari penilaian soal pre test dan post test pada tiap siklusnya. Soal pre test dan post test terdiri dari soal pilihan ganda dan uraian. Sedangkan ranah afektif yang dinilai adalah sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam pengukuran sikap akan digunakan instrumen pengukuran sikap berupa rubrik atau kriteria penilaian afektif yang terdiri dari 6 aspek pengamatan sikap. Untuk penilaian aspek psikomotorik dilakukan setelah setiap siklus berakhir. Penilaian aspek psikomotorik ini didasarkan pada kriteria yang dibuat peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan praktik penanganan surat masuk, baik sistem buku agenda maupun kartu kendali. Penilaian aspek psikomotorik ini mulai dari persiapan praktik, proses praktik, hasil pengerjaan praktik, dan kegiatan akhir praktik

111 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 1, Nomor 2, September 2015 dimana masing-masing tahap tersebut terdapat indikator-indikator penilaian. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui Model Pembelajaran Time Token Arends pada Mata Pelajaran Menangani Surat/Dokumen Kantor (Mail Handling) kelas X AP 4 Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Blitar. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Blitar dengan subjek penelitian siswa kelas X AP 4 SMK Negeri 2 Blitar yang berjumlah 34 siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang dikenal dengan nama kualitatif naturalistik atau yang bersifat naturalistik. Naturalistik menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian ini memang terjadi secara alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, serta menekankan pada deskripsi secara alami (Arikunto, 2006:12). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang berusaha mengkaji dan merefleksikan secara mendalam beberapa aspek dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu performance guru, interaksi guru-siswa, interaksi antar siswa untuk dapat menjawab permasalahan penelitian. Sumber data meliputi siswa kelas X AP 4 SMK Negeri 2 Blitar, guru Mata Pelajaran Menangani Surat/Dokumen Kantor, dan teman sejawat. Data yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) soal pre-test, post-test, lembar bahan diskusi dan lembar kerja praktik, 2) lembar observasi aktivitas peserta didik dalam penerapan Model Time Token Arends, 3) wawancara dengan guru Mata Pelajaran Menangani Surat/Dokumen Kantor berkaitan dengan model pembelajaran yang diterapkan sebelum dan sesudah penerapan Model Time Token Arends, dan 4) catatan lapangan. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan enam cara sesuai dengan kebutuhan peneliti, yaitu: 1) observasi; 2) wawancara; 3) tes; 4) catatan lapangan; dan 5) dokumentasi. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi sebagai instrumen untuk mengamati aktivitas peserta didik. Sedangkan wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran baik sebelum maupun sesudah penerapan Model Time Token Arends. Untuk instrumen tes yang dilakukan oleh peneliti berupa pre-test, post-test, dan tes akhir praktik. Sedangkan catatan lapangan digunakan untuk melengkapi data yang tidak tercatat dalam kegiatan pembelajaran. Dokumentasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan data meliputi silabus, RPP, nilai awal dari guru, laporan hasil diskusi kelompok, serta dokumentasi foto saat proses pembelajaran. Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah suatu kegiatan penyelesaian, pemfokusan, penyederhanaan data yang dimulai sejak pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian. Paparan atau penyajian data dilakukan dengan cara menyusun secara naratif informasi-informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi sehingga dapat memberikan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang dianalisis adalah sebagai berikut: a) data hasil observasi aktivitas siswa dalam penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends, b) data hasil penilaian aktivitas berbicara tiap kelompok dalam penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends, dan c) data hasil tes siswa (pre test dan post test), hasil aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan hasil uji praktik siswa untuk mengetahui hasil belajar aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. 1) Lembar Observasi Aktivitas Individu Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends

Kurniawan, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil... 112 % Keberhasilan Tindakan = skoryangdiperoleh x 100% skormaksimum Penentuan taraf keberhasilan aktivitas siswa adalah sebagai berikut. Tabel 1 Kriteria Taraf Keberhasilan Aktivitas Siswa Persentase Keberhasilan Taraf Keberhasilan Nilai dengan Huruf 80-100% 60-79% 40-59% 10-39% 0-9% Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang A B C D E (Sumber: Sugiyono, 2008:115) 2) Data Penilaian Aktivitas Berbicara Kelompok dalam Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends Penilaian aktivitas berbicara ini didasarkan pada jumlah kartu bicara yang digunakan pada tiap kelompok dan juga % Jumlah Perolehan Kartu = Sedangkan, untuk tingkat kualitas berbicara kelompok dapat dihitung dengan rumus dan % Tingkat Kualitas Berbicara Kelompok = KartuYangDiperoleh x 100% KartuMaksimalKelompok JumlahSkorYangDidapat x 100% JumlahPerolehanKartu x SkorMaksimal didasarkan pada kriteria tingkat kualitas capaian siswa dalam berbicara (bertanya, menjawab pertanyaan atau memberikan tanggapan). Perolehan kartu bicara yang digunakan tiap kelompok dihitung dengan rumus sebagai berikut. Penentuan taraf tingkat kualitas aktivitas berbicara kelompok sebagai berikut. Tabel 2 Kriteria Tingkat Kualitas Berbicara Kelompok Persentase Keberhasilan Kualifikasi 91-100% A 84-90% A- 77-83% B+ 71-76% B 66-70% B- 61-65% C+ 55-60% C 41-54% D 0-40% E (Sumber: Buku Petunjuk Teknis Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Malang, 2009/2010) 3) Data Hasil Belajar Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends Data hasil belajar siswa khususnya aspek kognitif dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar. Namun demikian, tetap dilakukan analisis hasil belajar siswa pada aspek afektif dan psikomotorik. Ketuntasan belajar yang digunakan berdasarkan Standar Ketuntasan Minimum yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu 75 untuk kelompok mata pelajaran produktif. Artinya secara individu jika siswa

113 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 1, Nomor 2, September 2015 mencapai <75% maka siswa belum dapat dikatakan tuntas belajar dan jika secara klasikal belum mencapai 85% maka kelas tersebut belum dikatakan tuntas. Ketuntasan Belajar = JumlahSiswayangMemperolehSkor 75 JumlahKeseluruhanSiswa x 100% Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus, dimana tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: 1) perencanaan tindakan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (acting), 3) pengamatan tindakan (obserbving), dan 4) refleksi tindakan (reflecting). Pada tahap perencanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan yaitu: 1) melakukan pertemuan awal dengan wakil kepala kurikulum, Kepala Program Keahlian Administrasi Perkantoran, dan diikuti pertemuan dengan guru Mata Pelajaran Menangani Surat/Dokumen Kantor (Mail Handling) untuk memberitahukan rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan, 2) menyiapkan rencana pembelajaran, 3) HASIL & PEMBAHASAN Aktivitas belajar siswa merupakan serangkaian perilaku siswa yang muncul pada saat kegiatan pembelajaran di kelas dilakukan. Aktivitas siswa dalam kelas merupakan faktor penunjang situasi dan kondisi kelas yang dinamis sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang diharapkan. Menurut Wahoso (2009:74), aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas dalam pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Aktivitas belajar siswa di dalam kelas merujuk pada perilaku aktif siswa terhadap permasalahan materi yang dihadapi. Dalam penerapan Model Time Token Arends ini terdapat tahap diskusi dan presentasi kelompok yang dapat meningkatkan keaktifan siswa di menentukan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti yang berperan sebagai guru menerapkan Model Time Token Arends yang telah direncanakan sebelumnya. Pada tahap pengamatan tindakan, peneliti dibantu dengan observer melakukan pengamatan terhadap peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Pada tahap refleksi tindakan, dilakukan pengolahan dan analisis terhadap data yang diperoleh sehingga dapat diketahui keberhasilan yang perlu dipertahankan dan kekurangan yang perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya. kelas. Dalam kegiatan diskusi dan presentasi kelompok pada Model Time Token Arends ini tidak terlepas dari kegiatan berbicara siswa. Oleh karena itu, peneliti memandang perlu untuk mengamati aktivitas berbicara siswa dalam penerapan Model Time Token Arends. Dalam penelitian ini, aktivitas belajar siswa yang diamati meliputi aktivitas belajar individu dalam penerapan Model Time Token Arends dan aktivitas berbicara kelompok dalam pelaksanaan tahap presentasi kelas menggunakan kupon bicara dalam penerapan Model Time Token Arends. Berikut ini disajikan hasil penelitian tentang aktivitas siswa dalam penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends pada Mata Pelajaran Menangani Surat/Dokumen Kantor (Mail Handling) di kelas X AP 4 SMK Negeri 2 Blitar.

Kurniawan, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil... 114 Tabel 3 Keberhasilan Aktivitas Siswa Siklus I dan II Penilaian 1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa 2. Aktivitas Berbicara Kelompok a. Kualitas Bicara b. Penggunaan Kupon Bicara Siklus I Keberhasilan Kualifikasi Tindakan 250/324 x 100% = 77,16% 77,23% 50,32% Siklus II Keberhasilan Kualifikasi Tindakan A (Sangat Baik) B (Baik) 297/324 x 100% = 91,67% B+ D 87,54% 55,93% A- C Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa dalam penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends siklus I menunjukkan bahwa persentase keberhasilan tindakan mencapai 77,16% termasuk dalam kategori B dengan kualifikasi Baik. Sedangkan pada siklus II, persentase keberhasilan tindakan adalah 91,67% termasuk dalam kategori A dengan kualifikasi Sangat Baik. Hasil observasi aktivitas belajar dalam penerapan Model Time Token Arends ini mengalami peningkatan persentase sebesar 14,51%. Pada siklus II, dua indikator yang ada, yaitu kegiatan setelah selesai diskusi siswa menyalin hasil diskusi kelompok dan siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan, masing-masing pengamat belum memberikan skor maksimal. Dalam menyalin hasil diskusi kelompok, masih banyak siswa yang enggan untuk menulis sebagai catatan pribadi meskipun peneliti sudah berulang kali mengingatkan. Sedangkan untuk kegiatan refleksi sudah dilakukan peneliti, namun dilakukan secara singkat karena terbatas waktu yang harus segera istirahat setelah post test dilakukan. Selain mengamati aktivitas belajar individu dalam penerapan Model Time Token Arends, peneliti mengamati aktivitas berbicara kelompok untuk mengetahui kualitas bicara dalam tahap presentasi kelas. Analisis pada pengamatan aktivitas berbicara kelompok ini dibagi menjadi dua penilaian, yaitu berdasarkan jumlah kupon bicara yang digunakan dan berdasarkan tingkat kualitas berbicara untuk tiap-tiap kelompok. Untuk aktivitas berbicara kelompok dilihat dari segi penggunaan kupon bicara, pada siklus I diperoleh rata-rata penggunaan kupon bicara tiap kelompok sebesar 50,32%. Sedangkan untuk aktivitas berbicara kelompok dilihat dari segi kualitas berbicara kelompok diperoleh rata-rata 77,23%. Pada siklus II, terjadi peningkatan aktivitas berbicara kelompok, baik dalam hal penggunaan kupon bicara maupun kualitas berbicara kelompok. Pada siklus II diperoleh rata-rata penggunaan kupon bicara tiap kelompok sebesar 55,93% mengalami peningkatan sebesar 5,61% jika dibandingkan siklus I. Sedangkan untuk kualitas berbicara kelompok diperoleh rata-rata 87,54% mengalami peningkatan sebesar 10,31% jika dibandingkan dengan siklus I. Dalam hal penggunaan kupon bicara peningkatan masih belum terlalu terlihat. Dari tiga kupon yang diberikan, meliputi kupon bertanya, menjawab dan memberikan tambahan atau sanggahan, mayoritas siswa sudah menggunakan kupon bertanya dan menjawab pertanyaan. Namun, untuk kupon yang ke tiga jarang siswa yang menggunakan. Mereka menganggap sudah berbicara dua kali sudah cukup, padahal mereka harus berusaha menghabiskan semua kupon yang dipegangnya karena berpengaruh pada keberhasilan kelompok. Peneliti berusaha memotivasi siswa untuk menggunakan kartu ke tiga, untuk menyanggah atau memberikan tambahan bahkan peneliti memberikan kesempatan dapat menggunakan kupon ke tiga ini untuk bertanya lagi atau menjawab pertanyaan. Namun demikian, hanya beberapa siswa saja yang menggunakan kupon ke tiga

115 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 1, Nomor 2, September 2015 ini. Peneliti berasumsi bahwa mayoritas siswa takut menyanggah atau memberikan tambahan karena jika kualitas bicaranya rendah maka akan dipermalukan dalam kelas, sehingga hanya siswa-siswa yang pintar saja yang menggunakan kartu ke tiga ini. Hasil belajar akan mencerminkan kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar. Dalam kegiatan pembelajaran, hasil merupakan harapan dari seluruh aktivitas yang dilakukan. Peningkatan hasil belajar merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar. Dengan melihat hasil belajar siswa dapat diketahui sejauh mana pemahaman peserta didik dalam menyerap pengalaman dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar ini bisa berbentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sejalan dengan pernyataan Sudjana (2008:3), hasil belajar siswa merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam pembahasan hasil belajar siswa ini, peneliti akan menjelaskan hasil belajar pada tiga aspek penilaian, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Tabel 4 Keberhasilan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II Siklus Ke- Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Kognitif* Afektif Psikomotorik I 77,32 70,10 76,41 II 86,14 84,07 83,93 *Nilai post test Dalam penelitian ini, untuk mengukur hasil belajar aspek kognitif peneliti memberikan tes yang dilaksanakan pada awal dan akhir pada tiap siklusnya yang berupa pre test dan post test. Berdasarkan data hasil tes siswa, pada pre test siklus I diketahui nilai ratarata hasil belajar siswa adalah 56,08, belum mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan pada post test siklus I dapat diketahui nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 77,32 mengalami peningkatan sebesar 37,88%. Hasil belajar aspek kognitif siswa pada siklus I Tabel 5 Hasil Ketuntasan Belajar Aspek Kognitif Siklus Rata-Rata Nilai Ketuntasan Klasikal (%) Pra Tindakan 60,06 2,84 (1 siswa) Siklus I 77,32 64,70 (22 siswa) Siklus II 86,14 97,06 (33 siswa) dikategorikan belum mencapai ketuntasan belajar klasikal ( 85%), dengan persentase ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 64,7%. Pada pre test siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 64,94, sedangkan pada post test siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 86,14, mengalami peningkatan sebesar 32,65%. Hasil belajar siswa pada siklus II dikategorikan sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal ( 85%) dengan persentase ketuntasan belajar klasikal yang dicapai adalah 97,06%. Pada siklus II, siswa tampak lebih siap dan percaya diri dalam mengerjakan soal karena siswa sudah terbiasa dalam mengerjakan soal seperti pada siklus sebelumnya. Namun begitu, masih banyak dijumpai beberapa siswa yang tidak jujur saat tes berlangsung. Untuk itu, peneliti harus mengawasi secara ketat agar diperoleh hasil belajar yang valid sesuai kemampuan siswa. Untuk hasil belajar aspek afektif siswa, peneliti menggunakan lembar penilaian aspek afektif siswa selama proses pelaksanaan

Kurniawan, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil... 116 pembelajaran dengan Model Time Token Arends. Berdasarkan data hasil belajar aspek afektif siklus I menunjukkan bahwa aktivitas siswa masuk dalam kategori baik, yakni nilai rata-rata per kegiatan 2,80, dengan persentase pencapaiannya 70,1%. Sedangkan pada siklus II diperoleh gambaran bahwa hasil belajar siswa aspek afektif siswa masuk dalam kategori sangat baik, yakni mencapai nilai rata-rata per kegiatan 3,36, dengan persentase pencapaiannya 84,07%. Hasil belajar siswa aspek afektif pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I yaitu sebesar 14,6%. Untuk hasil belajar aspek psikomotorik siswa, penilaian dilakukan pada saat unjuk kerja praktik pengurusan surat masuk sistem buku agenda ataupun sistem kartu kendali. Hasil belajar siklus I menunjukkan hasil belajar aspek psikomotorik siswa sudah masuk dalam SIMPULAN & SARAN Simpulan Berdasarkan pembahasan di atas serta uraian sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1) Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam Mata Pelajaran Menangani Surat/Dokumen Kantor (Mail Handling) siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran kelas X AP 4 di SMK Negeri 2 Blitar. Hal ini terlihat dari peningkatan aktivitas siswa, baik secara individu maupun secara kelompok dari siklus I hingga siklus II pada penelitian ini. 2) Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Menangani Surat/Dokumen Kantor (Mail Handling) siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran kelas X AP 4 di SMK Negeri 2 Blitar yang kategori baik, yakni mencapai nilai rata-rata per kegiatan 3,06, sedangkan persentase pencapaiannya adalah 76,41%. Sedangkan siklus II menunjukkan hasil belajar siswa aspek psikomotorik sudah masuk dalam kategori sangat baik, yakni mencapai nilai rata-rata per kegiatan 3,36, sedangkan persentase pencapaiannya adalah 83,93%. Hasil belajar aspek psikomotorik siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II ini terjadi peningkatan nilai psikomotorik siswa meskipun tidak terlalu signifikan yaitu 7,52%. Dalam kegiatan praktik pengurusan surat masuk sistem kartu kendali siklus II, siswa lebih siap dalam melakukan praktik. Mulai dari kegiatan awal menyiapkan bahan dan alat, proses pelaksanaan kerja praktik, hasil kerja praktik hingga pengumpulan hasil sudah lebih baik dibanding siklus I. ditunjukkan dengan adanya peningkatan capaian ke tiga aspek hasil belajar (kognitif, afektif dan psikomotorik) dari siklus I hingga siklus II pada penelitian ini. Saran Saran yang diberikan adalah: 1) bagi sekolah, diharapkan dapat mengembangkan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa serta sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, 2) bagi guru, agar dapat menerapkan Model Time Token Arends, sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, 3) Bagi siswa, agar dapat meningkatkan keaktifan dalam kelas, saling menghargai dan bekerjasama dengan teman, 4) Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan kegiatan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan pembelajaran kooperatif Model Time Token Arends.

117 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 1, Nomor 2, September 2015 DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Mardani. 2009. Penerapan Model Partisipasif Membaca Bermakna untuk Meningkatkan Kemampuan Surat Menyurat di Kelas III Administrasi Perkantoran 2 SMK Negeri 1 Boyolali. Jurnal Penelitian Pendidikan, (Online), 2(3): 2-3, (http://isjd.pdii.go.id), diakses 23 April 2011. Rochsun. 2008. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Statistika Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments Berbasis Kontekstual. Jurnal Paradigma Pendidikan, (Online), Tahun XIII Nomor 26, Juli-Desember 2008, (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/), diakses 19 Maret 2012. Sudjana, N. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta. UPT Program Pengalaman Lapangan. 2009. Buku Petunjuk Teknis Praktik Pengalaman Lapangan Bidang Studi Administrasi Perkantoran. Malang: Universitas Negeri Malang. Wahoso. 2009. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Bagi Siswa Kelas V SD Tinapan 1 Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Tahun 2008/2009. Jurnal Kependidikan, (Online), Vol. 2 No. 5 hlm. 71-76, 5 Agustus 2009, (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/), diakses 19 Maret 2012. Widodo, R. 2009. Model Pembelajaran Time Token Arends 1998, (Online),(http://wyw1d.wordpress.com ), diakses 23 April 2011.