Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 5E Pada Materi Ekologi Kelas X SMA

dokumen-dokumen yang mirip
e-journal PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

EFEKTIVITAS LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MODEL 5E UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

53. Mata Pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

ISSN No Media Bina Ilmiah 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Ary Maf ula, Amy Tenzer, Nuning Wulandari Universitas Negeri Malang

FISIKA SEKOLAH 1 FI SKS

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

12. Mata Pelajaran Biologi Untuk Paket C Program IPA

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh seorang guru. Dewasa ini, telah banyak model pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

C026 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, ilmu yang pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD DENGAN POKOK BAHASAN ENERGI

JOURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS X SMAN 7 MALANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. trigonometri. Tahap-tahap yang digunakan dalam pengembangan ini adalah

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan; merancang dan merakit

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

yang ditetapkan di sekolah yaitu 100% siswa memperoleh nilai 65.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

Siti Solihah, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitar (Sirhan, 2007:1). Ilmu kimia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DAN METODE PRAKTIKUM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

C. Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan, penulis menyusun alur penelitian seperti pada Gambar 3.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Discovery-

Transkripsi:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 5E Pada Materi Ekologi Muh. Nasir Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran model 5E. Pengembangan perangkat pembelajaran dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah model Dick dan Carey. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan divalidasi dan diuji cobakan secara terbatas pada 10 siswa kelas XI SMA Negeri 1 Woha Bima, Hasil uji ahli terhadap perangkat yang dikembangkan meliputi Silabus, RPP, PKS, LHKS, instrumen kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan berargumen memenuhi kriteria sangat layak untuk digunakan dengan skor rata-rata sebesar 3,37 dengan kategori sangat baik. Respon siswa terhadap PKS dan LHKS sangat layak dengan rata-rata skor sebesar 3,73. Kata Kunci: Model 5E, perangkat pembelajaran. PENDAHULUAN Dalam lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, dinyatakan pembelajaran biologi di SMA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; (2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain; (3) Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis; (4) Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi; (5) Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri; (6) Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia; 7) Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian lingkungan. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistimatis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan seharihari. Proses pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi 12 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014

dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Salah satu model pembelajaran yang potensial untuk membantu siswa agar terlibat aktif dalam kegiatan belajar adalah model 5E (Bass et al, 2009). Model 5E merupakan suatu model yang terdiri dari lima tahapan, yaitu engage, exsplore, explain, elaborate, dan evaluate. Setiap tahap model 5E bertujuan untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Dasna dan Sutrisno (2005) menyatakan bahwa dalam model 5E siswa mengembangkan pemahamannya terhadap suatu konsep dengan kegiatan mencoba (hand-on activities) sebelum diperkenalkan dengan kata-kata melalui diskusi atau memperoleh informasi dari buku. Oleh sebab itu, model 5E juga dapat mengembangkan keterampilan proses siswa, memberi kesempatan kepada mereka melakukan percobaan sains secara langsung dan membuat pembelajaran bermakna. Untuk memfasilatis hal tersebut, maka dalam penelitian ini perlu dilakukan kegiatan pengembangan perangkat pembelajaran biologi model 5E, perangkat yang dikembangkan meliputi silabus, RPP, PKS, LHKS, instrumen kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berargumen yang memuat langkah-langkah pendekatan saintifik. Perangkat yang dikembangkan diharapkan dapat digunakan oleh guru sebagai media pengembangan yang efektif dan efisien. Selain itu, juga dapat digunakan oleh siswa sebagai sumber belajar sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran biologi, memotivasi siswa dalam belajar, dan ajang berlatih untuk belajar mandiri dalam memahami konsepkonsep biologi. Berdasarkan atas permasalahan tersebut tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan Perangkat pembelajaran model 5E yang layak. METODE Perangkat pembelajaran model 5E dalam penelitian ini dikembangkan dengan mengikuti model Dick & Carey (2001) yang terdiri dari sepuluh tahap dengan tujuan untuk menghasilkan prototype perangkat pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa. Komponen perangkat yang dikembangkan terdiri atas Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Petunjuk Kerja Siswa (PKS), Lembar Hasil Kerja Siswa (LHKS), instrumen kemampuan berpikir kritis dan instrumen kemampuan berargumen. Uji coba kelompok kecil dilakukan pada 10 orang siswa SMA Negeri 1 Woha Bima. Data kualitatif yang dikumpulkan berdasarkan penilaian kelayakan perangkat oleh ahli mencakup empat kategori yakni: 4 13 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014

untuk kategori sangat layak, 3 untuk kategori layak, 2 untuk kategori kurang layak dan 1 untuk kategori tidak layak. Adapun aspekaspek yang diamati dan dinilai oleh validator berdasarkan instrumen lembar validasi yang dibuat peneliti pada masing-masing perangkat pembelajaran, yaitu: (a) Silabus, terdiri dari: isi yang disajikan, bahasa, dan Waktu; (b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), terdiri dari: perumusan tujuan pembelajaran, isi yang disajikan, bahasa, dan waktu; dan (c) Lembar Kerja Siswa (PKS dan LHKS), terdiri dari: isi yang disajikan dan bahasa. Selanjutnya, data penilaian kelayakan masingmasing perangkat pembelajaran ditabulasi dan dihitung rata-rata skor, kemudian diubah menjadi nilai dalam bentuk kriteria. Adapun kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini Widoyoko (2012): Tabel 1. Kriteria Nilai Rerata Total Skor Masing-Masing Komponen Nilai Interval Skor Kategori A 3,26 4,00 Sangat Layak B 2,51 3,25 Layak C 1,76 2,50 Kurang Layak D 1,00 1,75 Tidak Layak Nilai kelayakan produk dalam penelitian ini ditetapkan minimal B kriteria layak. Dengan demikian, hasil penilaian validator jika memberi hasil akhir B atau layak, maka produk pengembangan layak digunakan dalam uji coba produk. Namun sebelum di uji coba, terlebih dahulu masingmasing perangkat pembelajaran tersebut di revisi sesuai dengan komentar/saran yang dikemukakan diakhir lembar validasi perangkat HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat pembelajaran yang terdiri atas Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Petunjuk Kerja Siswa (PKS), Lembar Hasil Kerja Siswa (LHKS) dan instrumen yang digunakan dalam penelitian, sebelum digunakan telah mengalami proses validasi oleh 3 orang ahli. Skor penilaian kelayakan perangkat mengacu pada Widoyoko, 2012, yaitu: nilai 3,26-4,00, kategori sangat layak; 2,51-3,25, kategori layak; 1,76-2,50, kategori kurang layak; 1,00-1,75, kategori tidak layak. Adapun hasil validasi ahli terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Silabus Ringkasan hasil penilaian kelayakan dari silabus disajikan dalam Tabel 2 berikut: 14 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014

Tabel 2 Hasil Validasi Silabus No Aspek yang dinilai Skor rata-rata Kategori 1 Kesesuaian antara kompetensi dasar dengan materi pokok 3,33 2 Kesesuaian antara kompeteni dasar dengan indikator 3.33 3 Kesesuaian antara materi pokok dengan indikator 3.33 4 Kesesuaian antara indikator dengan pengalaman belajar 3.00 5 Kesesuaian antara pengalaman belajar dengan instrumen penilaian 3.33 6 Kesesuaian antara pengalaman belajar dengan sumber belajar 3.33 7 Kesesuaian antara pengalaman belajar dengan alokasi waktu 3.33 8 Bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah dipahami 3.67 9 Bahasa yang digunakan sesuai dengan sasaran pengguna 3.33 Rata-rata 3,33 Tabel 2 menunjukkan rata-rata skor penilaian kelayakan silabus dari tiga validator adalah sebesar 3,33, nilai rata-rata tersebut berada pada kategori sangat layak. Dari sembilan aspek yang dinilai, delapan aspek mendapatkan kategori sangat layak, dan satu aspek mendapatkan kategori layak, yaitu aspek kesesuaian antara indikator dengan pengalaman belajar, aspek ini mendapatkan koreksi dan saran perbaikan dari para validator, yaitu perlunya mengintegrasikan langkah-langkah model 5E dengan pendekatan saintifik dalam pengalaman belajar siswa dan disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai. Berdasarkan koreksi dan saran dari validator dilakukan perbaikan terhadap aspek kesesuaian antara indikator dengan pengalaman belajar, perbaikan yang dilakukan adalah mengintegrasikan langkah model 5E (engage, explore, explain, elaborate, dan evaluasi) ke dalam pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyimpulkan dan menyajikan) dalam kegiatan pengalaman belajar. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tabel 3 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) No Aspek yang dinilai Skor rata-rata Kategori 1 Kelengkapan komponen RPP 4.00 2 Sistematika susunan RPP 3.67 3 Kejelasan rumusan indikator dan tujuan pembelajaran 3.33 4 Kesesuaian indikator dengan tujuan pembelajaran 3.33 5 Kesesuaian antara langkah pembelajaran dengan model 5E menggunakan pendekatan saintifik 3.00 6 Kesesuaian antara langkah pembelajaran dengan penggunaan LHKS 3.33 7 Kesesuaian antara langkah pembelajaran dengan alokasi waktu 3.33 8 Kesesuaian antara sumber belajar dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa 3.00 9 Bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah dipahami 3.33 10 Bahasa yang digunakan sesuai dengan sasaran pengguna 3.33 Rata-rata 3,37 15 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014

Tabel 3 menunjukkan rata-rata skor penilaian kelayakan RPP dari tiga validator adalah sebesar 3,37, skor rata-rata tersebut berada pada kategori sangat layak, Dari sebelas aspek yang dinilai, sembilan aspek mendapatkan kategori sangat layak, dan dua aspek mendapatkan kategori layak, yaitu aspek kesesuaian antara langkah pembelajaran dengan model 5E menggunakan pendekatan saintifik, dan aspek kesesuaian antara sumber belajar dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, kedua aspek ini mendapatkan saran perbaikan dari para validator, saran perbaikan yang dimaksud adalah: (1) perlunya pengintegrasian antara langkah pendekatan saintifik ke dalam langkah-langkah model 5E dalam pengalaman belajar siswa, (2) perlu adanya penambahan sumber belajar. Berdasarkan koreksi dan saran dari validator dilakukan perbaikan terhadap aspek kesesuaian antara langkah pembelajaran dengan model 5E menggunakan pendekatan saintifik, dan aspek kesesuaian antara sumber belajar dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, perbaikan yang dilakukan adalah: (1) mengintegrasikan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyimpulkan dan menyajikan ke dalam langkah model 5E (engage, explore, explain, elaborate, dan evaluasi) dalam kegiatan pengalaman belajar, (2) penambahan sumber belajar yang digunakan, semula hanya menggunakan buku teks pelajaran biologi dan LKS model 5E kemudian dilengkapi dengan gambar dan ekosistem kolam dan sawah pada lingkungan sekolah yang disesuaikan dengan kegiatan belajar siswa. 3. Petunjuk Kerja Siswa Tabel 4 Hasil Validasi Petunjuk Kerja Siswa (PKS) No Aspek yang dinilai Skor ratarata Kategori 1 Kesesuaian antara PKS dengan indikator 3.33 2 Kejelasan kalimat petunjuk pengerjaan 3.33 3 Kesesuaian antara persoalan yang diangkat dengan tingkat kognitif siswa 3.00 Layak 4 Kemenarikan tampilan dan gambar pada PKS 3.33 5 Kesesuaian PKS untuk memfasilitasi siswa berpikir kritis dan berargumen 3.33 6 Kesesuaian PKS untuk membangkitkan motivasi/minat/rasa ingin tahu 3.33 7 Kesesuaian antara gambar dengan uraian materi 3.33 8 Bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah dipahami 3.67 9 Bahasa yang digunakan sesuai dengan sasaran pengguna 3.00 Layak Rata-rata 3,30 Tabel 4 menunjukkan rata-rata skor penilaian kelayakan Petunjuk Kerja Siswa (PKS) dari tiga validator adalah sebesar 3,37, nilai rata-rata tersebut berada pada kategori 16 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014

sangat layak. Dari sembilan aspek yang dinilai, tujuh aspek mendapatkan kategori sangat layak, dan dua aspek mendapatkan kategori layak, yaitu aspek kesesuaian antara persoalan yang diangkat dengan tingkat kognitif siswa, dan aspek bahasa yang digunakan sesuai dengan sasaran pengguna, kedua aspek ini mendapatkan saran perbaikan dari validator, saran perbaikan yang dimaksud adalah: (1) kegiatan belajar pada PKS disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari siswa (2) redaksi kalimat dan urutan prosedur kerja PKS 01 diperbaiki, Berdasarkan koreksi dan saran dari validator dilakukan perbaikan terhadap aspek kesesuaian antara persoalan yang diangkat dengan tingkat kognitif siswa, dan aspek bahasa yang digunakan sesuai dengan sasaran pengguna, perbaikan yang dilakukan adalah: (1) mengganti bahan untuk pengamatan 01 pengaruh ph terhadap pernapasan ikan yang semula menggunakan air cuka diganti dengan menggunakan air limbah tahu, kemudian pada pengamatan 0 2 identifikasi pengaruh CO 2 terhadap fotosintesis diganti dengan pengamatan gambar saling ketergantungan dalam ekosistem, (2) posedur kerja PKS 01 dilakukan perbaikan yang semula menggunakan sebelas langkah, diringkas menjadi delapan langkah, pengurangan langkah kerja ini untuk lebih memudahkan siswa dalam memahami prosedur kerja. 4. Lembar Hasil Kerja Siswa (LHKS) Tabel 5 Hasil Validasi Lembar Hasil Kerja Siswa (LHKS) No Aspek yang dinilai Skor rata- Kategori rata 1 Kesesuaian antara LHKS disajikan dengan PKS 3.67 2 Kemenarikan tampilan dan gambar pada LHKS 3.33 3 Kesesuaian LHKS untuk memfasilitasi siswa berpikir kritis dan berargumen 3.33 4 Kesesuaian kolom jawaban dengan soal 3.67 5 Bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah dipahami 3.67 6 Bahasa yang digunakan sesuai dengan sasaran pengguna 3.33 Rata-rata 3,50 Tabel 5 menunjukkan rata-rata skor penilaian kelayakan silabus dari tiga validator adalah sebesar 3,37, skor rata-rata tersebut berada pada kategori sangat layak. Dari enam aspek yang dinilai semuanya mendapat kategori sangat layak, walaupun demikian LHKS masih mendapat koreksi dan saran perbaikan dari validator, koreksi dan saran yang dimaksud adalah: (1) urutan kegiatan sebaiknya didahulukan masalah baru tujuan (2) warna tabel pengamatan sebaiknya jangan terlalu mencolok. Berdasarkan koreksi dan saran dari validator dilakukan perbaikan terhadap LHKS, perbaikan yang dilakukan adalah: (1) perubahan urutan kegiatan yang semula 17 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014

menampilkan tujuan pengamatan terlebih berwarna hijau diganti dengan warna putih dahulu kemudian diganti dengan masalah percobaan sebagai urutan pertama, baru dikuti tujuan percobaan, pengurutan ini agar sesuai dengan prosedur metode ilmiah, (2) warna tabel hasil pengamatan LHKS 02 yang semula sehingga tulisan mudah untuk dibaca. 5. Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Berargumen Ringkasan hasil penilaian kelayakan dari instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 6 berikut: Tabel 6 Hasil Validasi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Berargumen N Aspek yang dinilai Kemampuan Kemampuan Kategori o Berpikir Kritis Berargumen 1 Kesesuaian antara soal dengan indikator pembelajaran 3.33 3.33 2 Kesesuaian antara soal dengan indikator 3.33 3.33 3 Kesesuaian antara soal dengan pengalaman belajar 3.33 3.33 yang telah dilakukan 4 Keterkaitan antara item soal ganjil (akibat) dan item - 3.33 soal genap (sebab) 5 Kejelasan kalimat soal 3.67 3.33 6 Kesesuaian antara data, gambar, atau tabel dengan inti 3.33 3.33 pertanyaan 7 Kejelasan kalimat petunjuk pengerjaan soal 3.33 3.33 8 Bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah 3.67 3.33 dipahami 9 Bahasa yang digunakan sesuai dengan sasaran 3.33 3.33 pengguna Rata-rata 3,42 3,33 Berdasarkan data pada Tabel 6 hasil adalah: (1) soal kemampuan berargumen penilaian yang dilakukan para ahli terhadap nomor 11 dan 12 belum terkait dengan baik, instrumen kemampuan berpikir kritis dan (2) perlu adanya penambahan kolom alasan kemampuan berargumen menunjukkan bahwa untuk soal kemampuan berargumen (3) redaksi instrumen mendapatkan penilaian dengan skor kalimat butir soal nomor 1b dan 1c rata-rata sebesar 3,43 untuk instrument kemampuan berpikir kritis diperbaiki. kemampuan berpikir kritis dan 3,33 untuk Berdasarkan koreksi dan saran dari instrument kemampuan beragumen, skor ratarata validator dilakukan perbaikan terhadap yang diperoleh kedua instrumen berada instrumen, perbaikan yang dilakukan adalah: pada kategori sangat layak, sehingga (1) mengganti soal kemampuan berargumen instrumen layak digunakan dalam penelitian. nomor 11 dan 12 dengan butir soal yang baru, Walaupun demikian instriumen masih (2) soal kemampuan berargumen dilakukan mendapat koreksi dan saran perbaikan dari penambahan kolom alasan, yang awalnya validator, koreksi dan saran yang dimaksud hanya memuat soal akibat sebab, dan (3) 18 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014

dilakukan perbaikan redaksi soal nomor 1b yang awalnya menggunakan kata diatas diganti dengan kata disamping, semantara soal nomor 1c yang awalnya mengunakan perintah berikan kesimpulan terkait data disamping kemudian diganti redaksinya menjadi kesimpulan apa yang bisa diambil terkait grafik disamping Rekapitulasi hasil validasi kelayakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan disajikan dalam Tabel 7 berikut: Tabel 7 Rekapitulasi Hasil Penilaian Perangkat Pembelajaran No Perangkat Pembelajaran Nilai Rata-rata Kualifikasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. Silabus Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Petunjuk Kerja Siswa Lembar Hasil Kerja Siswa Tes Kemampuan Berpikir Kritis Tes Kemampuan Berargumen 3.30 3.37 3.30 3.50 3.42 3.33 Rata-rata 3,37 Hasil data pada Tabel 7. menunjukkan bahwa skor rata-rata perangkat pembelajaran yang dikembangkan sebesar 3,37, skor ini berada pada kategori sangat layak, ini berarti bahwa seluruh perangkat pembelajaran yang dikembangkan layak digunakan dalam penelitian. Hasil ini sesuai dengan Indriyani (2013), Purnama (2014) menunjukkan bahwa RPP yang dikembangkan baik dan layak digunakan dengan. Hasil penelitian serupa oleh Sari (2013) menunjukan bahwa hasil pengembangan LKS model 5E memiliki kategori baik dan layak. Indriyani (2013) menunjukan bahwa LKS ditinjau dari aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian dan aspek kegrafikan secara keseluruhan baik dan layak digunakan. Shofiyah (2013) menunjukkan bahwa LKS efektif untuk menumbuhkan penalaran ilmiah siswa. Uji kelompok kecil terhadap perangkat yang telah dikembangkan diujikan pada 10 orang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Woha Bima untuk memberikan tanggapan terhadap Lembar Kerja Siswa (PKS dan LHKS). Hasil uji kelompok kecil di sajikan pada Tabel 8 sebagai berikut: 19 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014

Tabel 8 Rekapitulasi Tanggapan Siswa Terhadap Lembar Kerja Siswa (PKS dan LHKS) Pada Uji Kelompok Kecil No Aspek yang dinilai Skor Rata-rata Kategori 1 2 3 4 5 3,5 3,9 3,7 3,8 6 7 8 9 10 LKS dapat membangkitkan motivasi/minat/rasa ingin tahu saya LKS dapat membuat saya lebih aktif bekerja dalam kelompok LKS dapat mempermudah memahami materi mata pelajaran biologi LKS dapat meningkatkan kemampuan berfikir berdasarkan hasil percobaan. LKS dapat meningkatkan kemampuan mencari sebab dan akibat suatu fenomena LKS yang digunakan sesuai dengan persoalan yang ada dilingkungan sekitar LKS dapat memfasilitasi siswa berpikir kritis dan berargumen Soal-soal tes yang diberikan sesuai dengan materi yang diajarkan Tampilan dan gambar LKS sangat menarik Bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dipahami 3,7 3,8 3,5 3,8 3,8 3,8 Jumlah rata-rata 3,73 Tabel 8. yang disajikan diatas menunjukkan bahwa penggunaan Lembar Kerja Siswa (PKS dan LHKS) mendapatkan respon sangat baik untuk digunakan pada proses pembelajaran. Komentar dan saran dari hasil uji yaitu: (1) penampilan dan isinya sangat baik, (2) sangat menarik dan mudah dipahami, (3) bahasa, warna dan gambar sudah menarik, (4) background sebaiknya dihilangkan. Hasil uji coba kelompok kecil digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penyempurnaan perangkat pembelajaran pada uji lapangan. Revisi yang telah dilakukan sebelum uji lapangan yaitu menghilangkan background yang berwarna biru pada Petunjuk Kerja Siswa (PKS). Hasil pengamatan keterlaksanaan langkah-langkah perangkat model pembelajaran 5E oleh observer dari 5 (lima) kali pertemuan disajikan pada Tabel 9 sebagai berikut: Tabel. 9 Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP Petemuan ke Rata-rata Kategori I 4,00 II 4,00 III 3.90 IV 3.90 V 3.90 Rata-rata 3,94 Tabel 9 di atas menunjukkan keterlaksanaan RPP pada pertemuan I sampai IV untuk penggunaan perangkat pembelajaran model 5E telah dilakukan dengan sangat baik. Hal ini berarti proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Respon Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Menggunakan Perangkat Model 5E pada materi ekologi diperoleh dengan menggunakan angket respon siswa dan diberikan setelah berakhirnya prosesn pembelajaran. Data yang diperoleh disajikan dalam Tabel 10 sebagai berikut: 20 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014

Tabel 10 Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan Perangkat Model 5E No Aspek yang dinilai Skor Rata-rata Kategori 1 Saya menjadi termotivasi selama mengikuti kegiatan pembelajaran 3,95 2 LKS dapat membuat saya lebih aktif bekerja dalam kelompok 3,85 3 Saya diberikan kesempatan secara lisan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan 3,74 4 Saya lebih aktif bekerja dalam kelompok selama kegiatan pembelajaran. 3,88 5 Saya memahami dengan jelas bahasa pada kalimat 3,76 Petunjuk Kegiatan Siswa (PKS) 6 7 8 9 10 11 Saya memahami dengan jelas kalimat soal pada Petunjuk Kegiatan Siswa (PKS) dan soal tes LHKS yang digunakan selama kegiatan pembelajaran membangkitkan motivasi/minat/rasa ingin tahu saya LHKS yang digunakan selama kegiatan pembelajaran menarik Soal-soal tes yang diberikan sesuai dengan materi yang diajarkan selama kegiatan pembelajaran Saya menjadi lebih mampu berpikir kritis dan berargumen setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan 3,73 3,94 3,91 3,92 3,82 3,88 Jumlah rata-rata 3,85 Tabel 10. yang disajikan diatas menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran model 5E adalah sangat baik, hal ini ditunjukkan oleh rata-rata nilai skor yang diberikan siswa sebesar 4,3, skor ini berada pada kategori sangat setuju dari kriteria skor yang dibuat (3,26-4,00, sangat baik; 2,51-3,25, baik; 1,76-2,50, kurang baik; 1,00-1,75, tidak baik), artinya penggunaan perangkat pembelajaran model 5E memberikan dampak positif kepada siswa dalam mempelajari materi ekologi. KESIMPULAN Perangkat pembelajaran model 5E yang dikembangkan meliputi silabus, RPP, LKS (PKS dan LHKS), instrumen kemampuan berpikir kritis dan instrumen kemampuan berargumen. Karakteristik silabus yang dikembangkan terletak pada kegiatan pemberian pengalaman belajar siswa yang memuat tahapan model 5E (Engage, Explore, Explain, Elaborate, dan Evaluasi) dan memuat indikator pembelajaran kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berargumen. Karakteristik RPP terletak pada kegiatan pembelajaran yang disusun berdasarkan tahapan model pembelajaran 5E yang memuat langkah-langkah saintifik (mengamati, 21 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014

menanya, mencoba, menalar, menyimpulkan dan menyajikan) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berargumen siswa. Karakreistik LKS (PKS dan LHKS) yaitu materi pengamatan memuat konteks permasalahan yang dekat dengan kehidupan di sekitar siswa, dan dirancang mengikuti tahapan model 5E, komponen PKS meliputi judul pengamatan, masalah pengamatan, tujuan, prosedur pengamatan yang memuat alat dan bahan dan langkah kerja, bahan diskusi, dan kesimpulan. Sementara Instrumen kemampuan berpikir kritis dan instrumen kemampuan berargumen memiliki karakteristik yaitu memuat indikator kemampauan berpikir kritis dan kemampuan berargumen. Hasil penilaian perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah sangat layak untuk digunakan dalam pembelajaran biologi khususnya pada materi ekologi Keterlaksanaan sintaks pembelajaran selama berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran model 5E pada materi ekologi telah dilakukan dengan sangat baik. Hal ini berarti proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran model 5E adalah sangat baik, hal ini ditunjukkan oleh rata-rata skor yang diberikan siswa sebesar 4,3 DAFTAR PUSTAKA Bass, J. EContat, T.L. and Carin, A. A. 2009. Teaching Science as Inquiry. Boston: Pearson. Dasna, I.W dan Sutrisno. 2005. Model-model Pembelajaran Konstruktivistik dalam Pengajaran Sains/ Kimia. Malang: Universitas Negeri Malang. Dick,W, Carey, L, Carey, J.O. 2001. The Systematic Design of Instruction. United States: Addison-Wesley Education Publisher. Indriyani.,R.I. 2013. Pengembangan LKS Berbasis Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Siswa SMA Kelas X Pokok Bahasan Elektromagnetik. Tesis. FKIP.Yogyakarta. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Sari.,S.I 2013. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Beroreantasi Model Learning Cycle 5E pada Materi Ekosistem. Jurnal Unesa BioEdu vol.2/no.1/januari. Shofiyah, N., Supardi, Jatmiko. 2013. Mengembangkan Penalaran Ilmiah (Scientific Reasoning) Siswa Melalui Model Pembelajaran 5E pada Siswa N 15 Surabaya. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Widoyoko E.P. 2012. Tehnik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 22 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014