KELIMPAHAN DAN DINAMIKA POPULASI ODONATA BERDASARKAN HUBUNGANNYA DENGAN FENOLOGI PADI. DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
KEANEKARAGAMAN NIMFA ODONATA (Dragonflies) DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT

ISSN Jurnal Exacta, Vol. VI No. 2 Desember 2008

KEANEKARAGAMAN NIMFA ODONATA (Dragonflies) DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT

KEANEKARAGAMAN ODONATA (Dragonflies) DI BEBERAPA PERSAWAHAN BERDASARKAN SEX RASIO ODONATA DEWASA DAN PANJANG TUBUH (INSTAR) NIMFA ODONATA

ABSTRAK KELIMPAHAN DAN DINAMIKA POPULASI ODONATA BERDASARKAN HUBUNGANNYA DENGAN FENOLOGI PADI. DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT

KEANEKARAGAMAN NIMFA ODONATA (Dragonflies) DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT. Oleh Irwandi Ansori

KEPADATAN NIMFA CAPUNG (ODONATA) PADA PERTANAMAN PADI SAWAH DI KANAGARIAN AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT

Oleh Nuri Gustia, Jasmi, dan Putri Pratiwi

Inventarisasi Jenis Capung (Odonata) Pada Areal Persawahan Di Desa Pundenarum Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak

HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Pengamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SURVEI ODONATA DI KAWASAN BEKOL TAMAN NASIONAL BALURAN KABUPATEN SITUBONDO JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. 1. Bapak Dr. Anthony Agustien selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Andalas.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

KEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR SITI NURUL INDAH HIDAYAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Alat yang digunakan adalah jaring serangga ( insect net), jaring serangga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(2):12-18, 2017

INVENTARISASI CAPUNG (INSECTA: ODONATA) DAN VARIASI HABITATNYA DI RESORT TEGAL BUNDER DAN TELUK TERIMA TAMAN NASIONAL BALI BARAT (TNBB)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Wereng batang coklat (WBC) dapat menyebabkan kerusakan dan kematian total

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat

Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA. Capung

TINJAUAN PUSTAKA. ordoodonata, danmemiliki 2 sub ordoyakni sub ordoanisoptera (dragonflies)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

I. PENDAHULUAN. memiliki keanekaragaman spesies tertinggi di dunia, jumlahnya lebih dari

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Aktivitas penyerbukan terjadi pada tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, kacangkacangan,

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dan berkaitan dengan lingkungan hidupnya. Dalam komunitas organisme

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(1):35-45, 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Spesies yang diperoleh pada saat penelitian

Konsep Keanekaragaman METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI KEANEKARAGAMAN CAPUNG (ODONATA) SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI BRANTAS BATU-MALANG DAN SUMBER BELAJAR BIOLOGI

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

JENIS-JENIS CAPUNG (Odonata: Anisoptera) DI DESA SEI DUA INDAH KECAMATAN RAMBAH HILIRKABUPATEN ROKAN HULU. Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK

Nola kartika, Ismed, Elza safitri. Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

KEANEKARAGAMAN CAPUNG DI JOGJA ADVENTURE ZONE SEBAGAI BAHAN PENYUSUNAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BAGI SISWA KELAS X SMA

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur. Fenomena permukaan meliputi bentukan positif, seperti

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

Inventarisasi Serangga Pada Pohon Tembesu (Fragraea fragrans Roxb) INVENTARISASI SERANGGA PADA POHON TEMBESU (Fragraea fragrans Roxb)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Distribusi Peletakan Telur Kepik Coklat pada Gulma

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1

STUDI KEANEKARAGAMAN CAPUNG (ODONATA) SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI BRANTAS BATU-MALANG DAN SUMBER BELAJAR BIOLOGI SKRIPSI

Mengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. Oleh : Budi Budiman

MUSUH ALAMI PREDATOR TANAMAN PADI (Oryza Sativa L) PADA AGROEKOSISTEM BERBEDA ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebaran jenis serangga yang unik. Selain jenis-jenis yang sebarannya

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus. dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan sampel secara langsung dari lokasi pengamatan.

KEANEKARAGAMAN SPESIES INSEKTA PADA TANAMAN RAMBUTAN DI PERKEBUNAN MASYARAKAT GAMPONG MEUNASAH BAK U KECAMATAN LEUPUNG KABUPATEN ACEH BESAR

BAB VII PEMBAHASAN UMUM. Komunitas laba-laba pada ekosistem padi sangat penting untuk

I. PENDAHULUAN. memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun,

Struktur Komunitas Capung di Kawasan Wisata Curug Lawe Benowo Ungaran Barat

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan

Peran Varietas Tahan dalam PHT. Stabilitas Agroekosistem

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dasar atau basic research yang

Inventarisasi Keanekaan Anggota Ordo Odonata di Cagar Alam Nusakambangan Timur dan Sekitarnya Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

BAB III METODE PENELITIAN

PENELITIAN EKOLOGI NEPENTHES DI LABORATORIUM ALAM HUTAN GAMBUT SABANGAU KERENG BANGKIRAI KALIMANTAN TENGAH

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

BAB III METODE PENELITIAN. serangga yang ada di perkebunan jeruk manis semi organik dan anorganik.

Si Pengerat Musuh Petani Tebu..

Transkripsi:

KELIMPAHAN DAN DINAMIKA POPULASI ODONATA BERDASARKAN HUBUNGANNYA DENGAN FENOLOGI PADI. DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT Irwandi Ansori Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK Penelitian keanekaragaman Odonata (Dragonflies) telah dilakukan pada 4 lokasi persawahan di Bandung, yaitu Antapani, Cigadung, Dago Pakar dan Dago Pojok. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis Odonata, dan mengetahui kelimpahan dan dinamika populasinya. Penangkapan Odanata dewasa dilakukan menggunakan sweeping net (kedalam 60 cm, Ø 30-38 cm). Pencuplikan tersebut dilakukan sejalan dengan perkembangan padi. Odonata dewasa yang berhasil diidentifikasi terdiri dari 2 famili (Libellulidae dan Aeshnidae) dan 4 spesies, yaitu Orthetrum sabina, Crocothemis servilia, Neurothemis terminata dan Anaciaeshna jaspidea (Aeshnidae). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Crocothemis servilia dan Orthetrum sabina merupakan spesies yang dominan di empat lokasi penelitian. Pada awal pertumbuhan padi (fase vegetatif sampai fase bunting ~ 22 27 hari), menunjukkan jumlah individu terbesar dibandingkan dengan fase lain, dan populasi Odonata akan menurun sejalan dengan umur padi yang semakin tua. Hasil analisis indeks keanekaragaman untuk Odonata dewasa di empat lokasi penelitian menunjukkan bahwa persawahan Dago Pojok memiliki indeks keanekaragaman tertinggi. Indeks kemerataan tertinggi Odonata dewasa diperoleh di persawahan Antapani dan Dago Pakar. Kata kunci: odonata, fonologi padi, bandung PENDAHULUAN Capung (Odonata) mempunyai peranan penting pada ekosistem persawahan (Shepard et al, 1992). Capung dapat berfungsi sebagai serangga predator, baik dalam bentuk nimfa maupun dewasa, dan memangsa berbagai jenis serangga serta organisme lain termasuk serangga hama tanaman padi, seperti: penggerek batang padi (Chilo sp), wereng coklat (Nilaparvata lugens), dan walang sangit (Leptocorisa acuta) (Borror et al., 1992; Shepard et al, 1992). Selain itu, capung dapat dijadikan sebagai indikator kualitas ekosistem (Jhon, 2001). Hal ini dikarenakan capung memiliki 2 habitat : air dan udara. Odonata dewasa betina dalam melakukan oviposisi memilih habitat perairan yang jernih dan bersih, serta nimfa rentan terhadap kualitas air terpolusi (Borror et al., 1992; Jhon, 2001). Odonata adalah serangga yang relatif besar (panjangnya kira-kira 20 sampai lebih dari 135 mm), seringkali berwarna menarik dan menggunakan sebagaian besar hidupnya dalam dalam kondisi terbang (Borror et al., 1992). Capung sering terlihat terbang berkelompok di daerah pertanian, padang rumput dan kebanyakan Irwandi Ansori Halaman 69

di daerah sawah atau perairan. Odonata mempunyai kemampuan menangkap mangsanya saat terbang, kecepatan terbangnya dapat mencapai 60 Km/jam (Sastrodiharjo, 1971). Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui keanekaragaman spesies Odonata, baik nimfa maupun dewasa di persawahan sekitar Bandung. Kajian ini juga diharapkan akan dapat memberikan gambaran tentang dinamika populadi Odonata. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di areal persawahan sekitar Bandung, yang meliputi wilayah Dago Pakar, Dago Pojok, Cigadung dan Antapani (Gambar III.1). Daerah Antapani merupakan daerah yang paling rendah dibanding daerah penelitan lainnya (Antapani 690 m dpl, Cigadung 710 m dpl, Dago pojok 890 m dpl dan Dago Pakar 910 m dpl). Selain itu persawahan yang dipilih adalah persawahan yang memiliki pengairan yang baik. serta luas area sekitar 1000 m². Pengamatan kelimpahan populasi Odonata dihubungkan dengan fenologi padi, mulai dari fase vegetatif (F.Vg), fase primordia (F.Pr), fase buting (F.Bt), Perkembangan malai dan bunga (P.M.B), fase masak susu (F.Ms), fase masak penuh (F.Mp), masak panen (M.P). Pencacahan capung dewasa dilakukan dengan penangkapan menggunakan jaring udara. Jaring berbentuk kerucut dengan kedalam 60 cm, Ø 300-380 cm, dan panjang tongkat jaring 1 meter (Gambar III.3). Penangkapan dilakukan mulai pukul 09.00 11.00 WIB. Hal ini dilakukan karena Odonata termasuk kelompok serangga yang aktif pada siang hari. Capung yang tertangkap dimasukkan kedalam botol-botol pembunuh yang berisi beberapa kertas tissue dan diisi eter. Setelah Odonata mati, segera dikeluarkan dari botol pembunuh kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Hal ini dilakukan agar warna cemerlang Odonata tidak memudar. Kemudian Odonata disimpan dalam amplop-amplop kertas segitiga yang berukuran 30 x 20 cm dengan posisi sayap terlipat diatas tubuh. Untuk setiap amplop disimpan satu capung. Setelah itu Odonata diidentifikasi dan diamati jenis kelaminnya di laboratorium Entomologi SITH ITB. Identifikasi capung dilakukan sampai dengan spesies dengan menggunakan kunci identifikasi Watson et al, (1991); Miller, (1995); Orr, (2005), selain itu juga dilakukan perbandingan spesimen dengan spesimen Odonata di Laboratorium Zoologi LIPI Cibinong serta komunikasi langsung dengan Dra. Puji Aswari MS. sebagai ahli Odonata. Irwandi Ansori Halaman 70

Hasil dan Pembahasan 1 Identifikasi Odonata Hasil identifikasi Odonata dewasa dari empat lokasi penelitian (Antapani, Cigadung, Dago Pakar, Dago Pojok) terdiri dari famili Libellulidae dan Aeshnidae. Capung dari Famili Libellulidae terdiri dari 3 spesies, yaitu: Orthetrum sabina, Crocothemis servilia, dan Neurothemis terminata. Sedangkan capung dari famili Aeshnidae hanya terdiri dari satu spesies, yaitu Anaciaeshna jaspidea (Gambar 2). Orthetrum sabina Crocothemis servilia (kuning) Crocothemis servilia (merah) Neurothemis terminata Irwandi Ansori Halaman 71

Anaciaeshna jaspidea (Aeshnidae) Gambar 1 Jenis-jenis Odonata dewasa pada empat areal persawahan 2 Dinamika populasi Odonata dewasa di empat kawasan persawahan Total hasil tangkapan capung dari empat kawasan persawahan adalah 275 individu yang terdiri dari 2 famili (Libellulidae dan Aeshnidae) dan 4 spesies. Famili Libellulidae merupakan famili yang dominan, dengan jumlah tangkapan sebesar 258 individu. Hasil tangkapan capung dewasa pada setiap lokasi penelitian disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Populasi Odonata dewasa pada empat lokasi penelitian Lokasi Jumlah individu O. Sabina C. servilia N. terminata A. jaspidea (Aeshnidae) Antapani 32 33 Cigadung 21 55 1 Dago Pakar 27 26 Dago Pojok 20 44 18 Jumlah 100 158 1 18 Jumlah total individu capung pada empat lokasi penelitian menunjukkan bahwa C. servilia merupakan spesies yang terbesar ditemukan hampir diseluruh areal persawahan (jumlah total individu 158). Hal ini berbeda dengan data penelitian Paulson (2004), yang melaporkan bahwa Orthetrum memiliki jumlah individu yang terbanyak dibandingkan Crocothemis dengan jumlah individu 60 dan 10. Perbedaan jumlah individu Odonata ini diduga karena pengaruh faktor kualitas lingkungan suatu habitat, seperti : ph, temperatur, kelembaban udara, kondisi faktor kimia, dan ketersediaan makanan (Corbet, 1980) Berdasarkan analisis kelimpahan relatif dari 4 spesies Odonata dewasa yang ditemukan di empat lokasi penelitian, terdapat beberapa spesies dengan kelimpahan individu relatif lebih dari 5%. Irwandi Ansori Halaman 72

Spesies-spesies itu menunjukkan spesies-spesies dominan yang terdapat di keempat lokasi penelitian (Tabel 2). Tabel 2. Kelimpahan relatif individu spesies Odonata dominan di empat lokasi penelitian No Spesies Lokasi Penelitian Antapani Cigadung D. Pakar D. Pojok 1 O. sabina 11,5% 7,6% 9,7% 7,2% 2 C. servilia 11,9% 19,9% 9,4% 15,9% 3 N. terminata 0,36% 4 A. jaspidea 6,5% Tabel 2. menunjukkan bahwa O. Sabina dan C. Servilia merupakan spesies yang dominan di seluruh lokasi penelitian. Sedangkan A. Jaspidea ditemukan dominan di persawahan Dago Pojok.. Nilai indeks keanekaragaman dan indek kemerataan spesies Odonata dewasa pada masingmasing lokasi penelitian terlihat pada tabel 3. Tabel 3. Analisis indeks keanekaragaman dan indeks kemerataan Odonata dewasa pada masingmasing kawasan persawahan Lokasi Indeks keanekaragaman Indeks kemerataan Antapani 0,301 1,0 Cigadung 0,277 0,581 Dago Pakar 0,301 1,0 DagoPojok 0,438 0,918 Indeks kemerataan, secara umum di seluruh lokasi penelitian menunjukkan nilai lebih dari 0,5 dan 1,0. Artinya di setiap lokasi penelitian, distribusi jumlah individu masing-masing spesies Odonata dewasa relatif terdistribusi secara merata, dengan nilai indeks kemerataan tertinggi diperoleh di kawasan persawahan Antapani dan Dago Pakar (1,0) dan indeks kemerataan terendah diperoleh di persawahan Cigadung (0,581). 3 Dinamika Populasi Odonata Tiap Fase Fenologi Padi Grafik jumlah total Odonata dewasa pada empat lokasi penelitian (Antapani, Cigadung, Dago Pakar, Dago Pojok) di tiap fase fenologi padi sama dengan dinamika populasinya (Gambar 62. Secara umum pada grafik tersebut menunjukkan bahwa, jumlah total Odonata dewasa meningkat pada awal fase fenologi padi (fase vegetatif s/d fase bunting), dan kecenderungan akan mengalami penurunan menjelang akhir fase fenologi padi (fase perkembangan malai dan bunga s/d fase masak panen) atau sejalan dengan umur padi yang semakin tua. Penurunan jumlah total komunitas odonata dewasa kemungkinan karena pengaruh faktor lingkungan, seperti yang dijelaskan di atas. Walaupun menurut penelitian Salmah et al., (2005), yang menyatakan bahwa faktor fisik dan kimia seperti ph, temperatur, larutan oksigen, nitrat, fosfat dan klorofil tidak Irwandi Ansori Halaman 73

berpengaruh terhadap kelimpahan populasi nympha neurothemis tulia (Odonata: Libellulidae) di daerah persawahan di Malaysia. 25 jumlah total Odonata 20 15 10 5 Antapani Cigadung Dago Pakar Dago Pojok 0 Fase F.Vg F.Pr F.Bt F. M & B F.Ms F.Mp M. P fenologi Padi Umur 22 40 52-62 60 72 72-82 82-94 90-102 102 116 (hari) Air (+/-) +++ +++ +++ +++ + + - Gambar 2. Jumlah total Odonata dewasa berdasarkan fase fenologi padi pada empat lokasi penelitian Keterangan : F.Vg : Fase vegetatif, F.Pr: Fase primordial, F.Bt: Fase bunting, P.M.B: Perkembangan malai dan bunga, F.Ms : Fase masak susu, F.Mp: Fase masak penuh, M.P: masak panen. +/- : ada atau tidak ada air Kesimpulan dan Saran 1 Kesimpulan 1. Odonata dewasa yang berhasil diidientifikasi di empat lokasi penelitian, yaitu Orthetrum sabina, Crocothemis servilia, Neurothemis terminata dan Anaciaeshna jaspidea (Aeshnidae). 2. Crocothemis servilia merupakan spesies yang paling dominan diempat lokasi penelitian Irwandi Ansori Halaman 74

3. Odonata yang terbesar ditemukan pada awal fase pertumbuhan padi (fase vegetatif sampai fase bunting ~ 22 27 hari) dibandingkan dengan fase-fase lain, dan populasi Odonata akan menurun sejalan dengan umur padi yang semakin tua. 2. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian yang relatif lebih lama untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai dinamika populasi Odonata, baik nimfa maupun dewasa 2. Perlu dilakukan Penelitian lebih lanjut mengenai faktor lingkungan yang berpengaruh pada kelimpahan populasi Odonata. 3. Penelitian lebih lanjut mengenai dinamika populasi, strategi reproduksi, perilaku yang berpotensi sebagai spesies indikator kualitas lingkungan dan kontrol hama sangat perlu dilakukan khususnya untuk mengetahui peran masing-masing spesies tersebut secara fungsional sebagai indikator kualitas lingkungan dan kontrol hama DAFTAR PUSTAKA Ahmad, I. (1982), Kehadiran Nimfa Odonata di Beberapa Habitat Persawahan, Skripsi Program Sarjana, Institut Teknologi Bandung. Asahina, S. (1970), Indian Paddy Field Odonat, Taken by Miss I Hattori, Mushi, Pp 115-125. Anonim, Asia-dragonfly data base, http://www. Asia-dragonfly.net/forum/forum list.php, Diakses 28 juni 2006.176-178;238 Needham, J. G. (1937). Culture Methods for Invertebrata Animals, Ithaca, N.Y: Comstock pp: 590. Field Key to Adult Washington Dragonflies (Odonata). Orr, A. G. (2005), Dragonflies Of Peninsular Malaysia and Singapura, Natural History Publications (Borneo). Panggabean, P. R. (1988), Distribusi Makrozoobentos di Jeram Sungai Cikapundng Bandung, Thesis Jurusan Biologi, Institute Teknologi Bandung. Paulson, D. (1998), Field Key to Adult Dragonflies (Odonata), University of Puget Sound USA,http://www.ups.edu.edu.com pdf, Diakses 20 Maret 2006. Paulson, D. (2004), Families and Genera Odonata. University of Puget Sound USA, http://www.ups.edu.com pdf, Diakses 20 Maret 2006. Paulson, D. (2004), Collection Inventory Odonata, Slater Maseum Of Natural History, Universitas of Puget Sound USA, http://www.ups.edu..com, Diakses 27 juni 2006 Malaysia. http://www.odonata USU.com notepad. Diakses 27 Maret 2006. Susanti, S and Puji, A. (1998), Mengenal Capung, Puslitbang Biologi LIPI. Rowe, J.R. (1997) Characteristics of Odonata Larvae. http://www :Richard.Rowe@jcu.edu.au. Department of Zoology & Tropical Ecology, School of Tropical Biology, James Cook University of North Queensland, Townsville, QLD 4811, Australia. Diakses 15 april 2006. Irwandi Ansori Halaman 75