Studi Dan Implementasi Steganografi Pada Video Digital Di Mobile Phone Dengan DCT Modification

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pembangunan Perangkat Lunak Steganografi Audio MP3 dengan Teknik Parity Coding pada Perangkat Mobile Phone

Studi dan Implementasi Steganografi pada Video Digital di Mobile Phone dengan DCT Modification

N, 1 q N-1. A mn cos 2M , 2N. cos. 0 p M-1, 0 q N-1 Dengan: 1 M, p=0 2 M, 1 p M-1. 1 N, q=0 2. α p =

BAB II DASAR TEORI. Terdapat dua metode dalam menampilkan atau melakukan scan pada video digital, yaitu progressive dan interlace [MED05].

Penyembunyian Pesan pada Citra Terkompresi JPEG Menggunakan Metode Spread Spectrum

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan bagi sebagian besar manusia. Pertukaran data dan informasi semakin

Penyembunyian Pesan pada Citra GIF Menggunakan Metode Adaptif

Tabel 6 Skenario pengujian 4

EKSPLORASI STEGANOGRAFI : KAKAS DAN METODE

PERANCANGAN DAN ANALISIS STEGANOGRAFI VIDEO DENGAN MENYISIPKAN TEKS MENGGUNAKAN METODE DCT

Tanda Tangan Digital Untuk Gambar Menggunakan Kriptografi Visual dan Steganografi

BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Steganografi adalah teknik menyisipkan pesan kedalam suatu media,

STEGANOGRAPHY CHRISTIAN YONATHAN S ELLIEN SISKORY A. 07 JULI 2015

1.1 LATAR BELAKANG I-1

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH

Pada tugas akhir ini citra yang digunakan adalah citra diam.

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

I. PENDAHULUAN. Key Words Tanda Tangan Digital, , Steganografi, SHA1, RSA

PENGAMANAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI SPREAD SPECTRUM BERBASIS ANDROID

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan Second Least Significant Bit dan Kunci Dua Kata Untuk Mencegah Serangan Enhanced LSB Pada Citra Digital

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. perancangan dan pembuatan akan dibahas dalam bab 3 ini, sedangkan tahap

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT UNTUK ANALISIS STEGANOGRAFI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu, pentingnya kerahasiaan suatu informasi telah menjadi suatu perhatian tersendiri. Manusia berusaha mencari cara

Watermark pada Game I. PENDAHULUAN II. TEKNIK WATERMARKING PADA CITRA

Digital Watermarking pada Gambar Digital dengan Metode Redundant Pattern Encoding

Teknik Konversi Berbagai Jenis Arsip ke Dalam bentuk Teks Terenkripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam. kehidupan kita. Seperti dengan adanya teknologi internet semua

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Studi dan Analisis Mengenai Teknik Steganalisis Terhadap Pengubahan LSB Pada Gambar: Enhanced LSB dan Chi-square

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA

BAB 1 PENDAHULUAN. keamanan data sangatlah penting, terutama dalam bisnis komersil maupun. mengakses atau mendapatkan data tersebut.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

Teknik Penyembunyian Pesan Rahasia Pada Berkas Video

BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

STEGANOGRAFI, MENYEMBUNYIKAN PESAN ATAU FILE DALAM GAMBAR MENGGUNAKAN COMMAND/DOS

ANALISA WATERMARKING MENGGUNAKAN TRASNFORMASI LAGUERRE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang telah dilakukan berpedoman dari hasil penelitian-penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Steganografi dalam Penurunan dan Pengembalian Kualitas Citra konversi 8 bit dan 24 bit

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Perangkat Lunak Enkripsi Video MPEG-1 dengan Modifikasi Video Encryption Algorithm (VEA)

IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DALAM PENGAMANAN DATA PADA FILE AUDIO MP3

Penyisipan Citra Pesan Ke Dalam Citra Berwarna Menggunakan Metode Least Significant Bit dan Redundant Pattern Encoding

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan penggunaan komputer pada kehidupan setiap hari telah menjadi

Studi Perbandingan Metode DCT dan SVD pada Image Watermarking

BAB III ANALISIS MASALAH

Aplikasi Steganografi Untuk Penyisipan Data Teks Ke dalam Citra Digital. Temmy Maradilla Universitas Gunadarma

Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra digital.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

Implementasi Boosted Steganography Scheme dengan Praproses Citra Menggunakan Histogram Equalization

Penerapan Steganografi Video Dengan Metode Discrete Cosine Transform

BAB II LANDASAN TEORI

Optimasi Konversi String Biner Hasil Least Significant Bit Steganography

KOMBINASI KRIPTOGRAFI DENGAN HILLCIPHER DAN STEGANOGRAFI DENGAN LSB UNTUK KEAMANAN DATA TEKS

BAB II DASAR TEORI. 1. Citra diam yaitu citra tunggal yang tidak bergerak. Contoh dari citra diam adalah foto.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penerapan Pengkodean Huffman dalam Pemampatan Data

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN METODA FILE COMPRESSION PADA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI

Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio

BAB I PENDAHULUAN. Media digital merupakan media yang sangat berpengaruh di era modern. Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYISIPAN WATERMARK MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA CITRA DIGITAL

PENYEMBUNYIAN PESAN TEKS PADA FILE WAV DENGAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT BERBASIS ANDROID

ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT UNTUK ANALISIS STEGANOGRAFI

IMPLEMENTASI STEGANOGRAPHY MENGGUNAKAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM

BAB I PENDAHULUAN. diakses dengan berbagai media seperti pada handphone, ipad, notebook, dan sebagainya

Penerapan Metode Adaptif Dalam Penyembunyian Pesan Pada Citra

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN DIGITAL SIGNATURE DALAM SURAT ELEKTRONIK DENGAN MENYISIPKANNYA PADA DIGITIZED SIGNATURE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEKNIK PENYEMBUNYIAN PESAN TEKS PADA MEDIA CITRA GIF DENGAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

APLIKASI STEGANOGRAFI UNTUK PENYISIPAN PESAN

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Jenis Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 15 Potongan piksel cover video. 2 Windowing

Transkripsi:

Studi Dan Implementasi Steganografi Pada Video Digital Di Mobile Phone Dengan DCT Modification Paul Gunawan Hariyanto (13504023) Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Bandung e-mail: paul_xp87@yahoo.com Abstrak - Steganografi merupakan ilmu dan seni yang mempelajari cara penyembunyian informasi rahasia ke dalam suatu media sedemikian sehingga manusia tidak dapat menyadari keberadaan tersebut. Pada makalah ini, dilakukan studi mengenai bagaimana steganografi pada media video digital. Video yang digunakan memiliki format 3GP dan codec H.263, dan teknik steganografi akan menggunakan DCT Modification, yaitu melakukan perubahan terhadap koefisien DCT (Discrete Cosine Transform) pada video sesuai dengan masukan. Terdapat juga sebuah perangkat lunak yang dihasilkan, yang memiliki fungsi utama untuk melakukan steganografi pada media video 3GP. Penggunaan kunci juga dilakukan untuk memperkuat keamanan, dimana hanya kunci yang digunakan pada saat penyisipan saja yang dapat mengekstraksi tersebut. Perangkat lunak ini dibangun pada perangkat mobile phone yang mendukung aplikasi Java dengan konfigurasi CLDC 1.1 dan MIDP 2.0. Kakas pembangun yang digunakan adalah Java 2 Micro Edition, dengan IDE NetBeans, dan emulator Sun Java Wireless Toolkit. Kata kunci: steganografi, DCT, video 3GP, mobile phone. 1. PENDAHULUAN Steganografi merupakan salah satu bagian dari kriptografi, yaitu ilmu dan seni dalam menyembunyikan rahasia sedemikian sehingga manusia tidak dapat menyadari keberadaan tersebut. Pada masa kini, steganografi lebih banyak dilakukan pada data digital, dengan menggunakan bentuk media digital seperti teks, gambar, audio, atau video [03]. Proses penyisipan pada steganografi membutuhkan dua buah masukan, yaitu yang media penyisipan, yang ingin disisipkan, serta kunci sebagai pengaman. Sistem proses ini ditunjukkan pada Gambar 1. Penjelasan detil mengenai format 3GP dapat dilihat pada [01], sedangkan codec H.263 dapat dilihat pada [02]. Proses penyisipan diawali dengan mengklasifikasi frame dari video yang akan ingin disembunyikan, dan media penyisipan. Hasil dari proses ini dinamakan dengan stego-object, yaitu suatu media yang mirip dengan media pada masukan, yang sudah terdapat tersembunyi di dalamnya. Kebanyakan media yang merupakan stego-object tidak dapat dikembalikan lagi seperti semula, karena data dari media stego-object sudah diubah. Teknik steganografi yang digunakan adalah DCT Modification, yang bekerja pada domain frekuensi. Oleh karena itu, cara ini hanya dapat dipakai pada format gambar yang disimpan dalam domain frekuensi, seperti JPEG yang menggunakan Discrete Cosine Transform (DCT) sebagai proses transformasi domain. Proses steganografi biasanya terdapat masukan kunci tambahan, yang berguna untuk menambah faktor keamanan, sehingga hanya kunci yang digunakan pada saat penyisipan saja yang dapat mengekstraksi. Dalam makalah ini juga akan dibahas mengenai dampak perubahan dari video yang dihasilkan setelah penyisipan, yang akan menggunakan metode pengukuran secara subjektif dan objektif. Subjektif berarti dilakukan pengamatan secara langsung, dan objektif akan menggunakan metode SSIM (Structural SIMilarity) yang mengukur tingkat perbedaan video tersebut. 2. ANALISIS Berikut ini adalah analisis dari proses penyisipan dan proses ekstraksinya. Terdapat juga analisis mengenai penggunaan kunci, pengukuran kualitas video, serta pengaruh perangkat mobile phone pada implementasi perangkat lunak. 2.1. Penyisipan Pesan Sistem untuk menyisipkan pada video, membutuhkan masukan berupa video sebagai disisipkan. Video codec H.263 yang digunakan memiliki dua jenis frame. Jenis frame pertama adalah I-frame, yang menggunakan kompresi intraframe dengan DCT. Kemudian jenis frame yang kedua adalah P-frame yang menggunakan kompresi interframe yaitu motion estimation dan compensation.

video pemilihan frame pemilihan koefisien pembacaan pengacakan penyisipan stego-object video kunci pembangkitan bilangan acak Gambar 1 Sistem Penyisipan Pesan stego-object video pemilihan frame pemilihan koefisien pembacaan data kunci pembangkitan bilangan acak pengurutan Gambar 2 Sistem Ekstraksi Pesan Teknik penyisipan yang akan digunakan adalah DCT Modification, yang berarti melakukan perubahan pada koefisien DCT. Oleh karena itu, penyisipan hanya dapat dilakukan pada I-frame yang menyimpan koefisien DCT di dalamnya. Perubahan pada frame ini akan mempengaruhi semua P-frame berikutnya, karena kompresi interframe menjadikan I-frame ini sebagai frame referensi, sehingga perubahan pada I-frame akan ikut terbawa. Setelah didapatkan frame yang sesuai, dicari juga koefisien yang dapat disisipkan, yaitu INTRA-DC, yang merupakan koefisien DC dari matriks frekuensi pada gambar. Kedua masukan lainnya, yaitu dan kunci, dipakai untuk menghasilkan yang acak. Proses ini akan dijelaskan pada Subbab 2.3. Objek keluaran yang dihasilkan adalah sebuah stego-object, yaitu video yang sudah memiliki di dalamnya. Video ini akan mengalami sedikit penurunan kualitas dibandingkan video masukan, dan diharapkan penurunan ini tidak dapat dideteksi oleh manusia. Untuk menguji penurunan kualitas video, akan dilakukan pengukuran kualitas video yang akan dibahas pada Subbab 2.4. 2.2. Ekstraksi Pesan Sistem untuk mengekstraksi dari video memerlukan dua buah masukan, yaitu video yang mengandung, serta kunci sebagai pengaman. Sistem ini ditunjukkan pada Gambar 2. Proses ekstraksi dimulai dengan pemilihan frame dan koefisien pada video yang akan dibaca. Kemudian di dalamnya dibaca, menjadi dalam bentuk acak. Kunci yang dimasukkan akan menjadi penentu kebenaran, dimana deretan bilangan acak yang dibangkitkan oleh kunci akan mengatur bagaimana urutan tersebut. Hanya kunci yang digunakan pada saat penyisipan yang dapat menghasilkan asli kembali. Pada proses ini, sistem tidak bisa mengetahui apakah kunci yang dimasukkan benar atau salah, karena kunci masukan hanya digunakan sebagai pengatur data saja. Proses pengurutan dengan kunci akan dijelaskan pada Subbab 2.3. Sistem ekstraksi tidak dapat mengembalikan stego-object menjadi video 3GP yang asli, karena di dalam video sudah menjadi bagian dari video tersebut. 2.3. Penggunaan Kunci Pesan yang disisipkan akan melalui proses pengacakan terlebih dahulu, sehingga proses ekstraksi nantinya juga harus diurutkan kembali. Kedua proses ini menggunakan kunci, yaitu sebagai seed dalam pembangkitan deretan bilangan acak yang menjadi pengatur letak. Pesan diubah ke dalam bentuk biner, dan pengacakan atau pengurutan dilakukan dengan mengubah letak biner tersebut. Deretan bilangan acak ini memakai algoritma LCG (Linear Congruential Algorithm), yang telah terdapat pada Java. Nilai seed dibangkitkan melalui fungsi MD5 dari string kunci, yang menjadi sebuah bilangan dengan ukuran 63-bit. Karena MD5 yang dihasilkan adalah 128-bit, maka hanya digunakan separuh pertama saja. Jumlah bilangan acak yang dihasilkan adalah sebanyak biner, dan proses pengurutan akan memakai deretan yang sama untuk mengembalikannya menjadi 2.4. Pengukuran Kualitas Video Metode proses pengukuran kualitas video akan dilakukan secara subjektif dan objektif. Cara subjektif yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap video hasil penyisipan dan video

Sedangkan cara objektif akan memakai teknik Structural Similarity (SSIM). Pemilihan metode ini dikarenakan akan lebih cocok untuk pengukuran terhadap video yang telah mengalami kompresi, dan perbandingan yang berbasis struktur dari gambar lebih mirip terhadap persepsi manusia. Kode SSIM dapat diambil pada [04]. Langkah-langkah yang dilakukan pada pengukuran kualitas video adalah: 1. Mengekstrak semua frame pada video 3GP yang asli dan video yang sudah disisipkan. 2. Menggunakan penghitungan SSIM untuk mengukur kualitas dari semua frame, pada kedua video tersebut. 3. Mencari nilai index Mean SSIM (MSSIM), yaitu rata-rata dari semua nilai SSIM yang diperoleh. Untuk nilai batas perbandingan, diambil nilai antara dari kisaran MSSIM, yaitu 0,7. Sehingga apabila nilai MSSIM yang dihasilkan lebih besar atau sama dengan 0.7, maka video hasil penyisipan sudah dapat dikatakan baik. Demikian juga sebaliknya, nilai MSSIM lebih kecil dari 0.7 berarti video yang dihasilkan memiliki perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan video aslinya. 2.5. Implementasi Pada Mobile Phone Perangkat lunak akan diimplementasikan pada mobile phone, dimana memiliki beberapa perbedaan dengan implementasi pada komputer biasa. Salah satunya adalah terbatasnya jumlah memori yang dapat digunakan, yang mengakibatkan pembacaan video atau harus dilakukan secara bagian per bagian. Dampak lainnya adalah pengacakan tidak dapat dilakukan langsung terhadap secara utuh, tetapi tiap sebagian saja, dimana dalam hal ini sejumlah 1024-bit, atau 128 byte. Perbedaan lainnya adalah pengembangan pada perangkat mobile phone biasanya lebih lambat, jika dibandingkan dengan perangkat lunak pada komputer biasa. Selain itu, tidak seragamnya spesifikasi antar mobile phone, sehingga implementasi pada mobile phone yang berbeda akan membutuhkan pengembangan perangkat lunak yang berbeda juga. Sebagai contoh, apabila ingin dibuat perangkat lunak yang dapat mendukung MIDP 1.0, maka perangkat lunak tersebut harus dikembangkan ulang yang khusus mendukung MIDP 1.0, karena akan terdapat beberapa fungsi yang tidak kompatibel dengan perangkat lunak pada MIDP 2.0. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis, telah berhasil dikembangkan perangkat lunak yang memiliki fungsi untuk menyisipkan dan mengekstraksi. Kemudian dilakukan pengujian untuk memeriksa kebenaran dari perangkat lunak tersebut, beserta kinerja perangkat lunak tersebut. Untuk menguji kebenaran perangkat lunak, dilakukan pengujian dengan melakukan penyisipan dan ekstraksi suatu pada video. Terdapat dua jenis kunci dipakai, yaitu kunci yang benar dan salah. Kunci yang benar diharapkan akan menghasilkan yang sama, dan kunci yang salah akan menghasilkan yang berbeda. Sedangkan untuk menguji kinerja perangkat lunak, dilakukan pengamatan berdasarkan subjektif dan objektif terhadap video hasil penyisipan dan video 3.1. Pengujian Kebenaran Perangkat Lunak Dengan Kunci Yang Sama Pengujian ini dilakukan dengan cara menyisipkan ke dalam video, kemudian mengekstraksinya kembali. Video yang menjadi media penyisipan adalah sebuah video 3GP dengan screenshot pada Gambar 3. File yang menjadi adalah sebuah file teks dan file gambar, yang isinya ditunjukkan pada Tabel 1. String kunci yang digunakan adalah string 123. Gambar 3 Screenshot Video Penyisipan Tabel 1 Isi File Penyisipan File teks Ini adalah sebuah file untuk pengujian. File gambar

Setelah proses penyisipan selesai, dilakukan proses ekstraksi dari masing-masing video. Kunci sama pada proses penyisipan, yaitu string 123, sehingga diharapkan isi yang dihasilkan juga sama. Isi dari file hasil ekstraksi, dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Isi File Ekstraksi File teks Ini adalah sebuah file untuk pengujian. File gambar menjadi gambar berformat JPG. Untuk cara objektif, dicari nilai SSIM dari masing-masing gambar, lalu diambil nilai rata-ratanya atau nilai MSSIM-nya. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil Pengujian Kinerja Perangkat Lunak Jenis file Screenshot video Nilai SSIM File teks 0.99987 Dari hasil pengujian, terbukti bahwa perangkat lunak yang dibuat sudah berhasil menjalankan proses penyisipan dan ekstraksi dengan benar. Semua yang menjadi masukan telah berhasil disisipkan, dan kemudian dapat diekstraksi dengan baik. Pesan yang diekstraksi sama dengan yang asli, dan kunci yang digunakan pada proses penyisipan dan ekstraksi juga sama. File gambar 0.99627 3.2. Pengujian Kebenaran Perangkat Lunak Dengan Kunci Yang Berbeda Pengujian ini dilakukan dengan langkah-langkah yang sama pada pengujian sebelumnya, hanya saja menggunakan kunci yang berbeda pada saat ekstraksi, yaitu string 456. Sehingga diharapkan isi file hasil ekstraksi berbeda dari file Isi file ekstraksi ditunjukkan padatabel 3. Tabel 3 Isi File Ekstraksi Dengan Kunci Berbeda File teks O5"äEÉ } ²³ õ ó V Çørëˆ Â File gambar Gambar tidak bisa dimunculkan Dari hasil pengujian, terbukti bahwa perangkat lunak telah dapat melakukan aspek penggunaan kunci dengan baik. Proses ekstraksi dengan kunci yang salah dapat ditangani, yaitu dengan menghasilkan yang berbeda dengan 3.3. Pengujian Kinerja Perangkat Lunak Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan video hasil penyisipan pada Subbab 3.1, baik dengan cara subjektif maupun objektif. Frame dari kedua video yang ingin dibandingkan tersebut diekstraksi terlebih dahulu, Pada cara subjektif, video hasil penyisipan dianggap mirip dengan video Sedangkan pada cara objektif, semua perbandingan memperoleh nilai SSIM di atas 0,7. Hal ini membuktikan bahwa proses penyisipan dengan metode DCT Modification ini tidak mengubah kualitas struktur video secara signifikan. Dan tingginya nilai ini dikarenakan resolusi video 3GP yang cukup kecil, dan SSIM akan lebih akurat dengan resolusi frame yang lebih tinggi, sehingga struktur frame lebih terlihat. Walaupun demikian, hal tersebut masih konsisten dengan persepsi manusia yang tidak dapat melihat perbedaan dari resolusi video atau frame yang kecil. 4. KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Telah berhasil dikembangkan perangkat lunak yang dapat melakukan steganografi pada video 3GP. Kebutuhan fungsional dari perangkat lunak, seperti proses penyisipan dan ekstraksi, serta penggunaan kunci sudah dapat dilakukan dengan benar. 2. Teknik DCT Modification sebagai teknik penyisipan sudah dapat dilakukan dengan benar, yaitu menyisipkan ke dalam koefisien INTRA-DC. Keberhasilan

ini terletak pada proses pembacaan atau parsing video 3GP dan codec H.263, sehingga perubahan yang dilakukan dapat terjadi hanya pada bit video yang sudah ditentukan. 3. Perangkat keras mobile phone yang menjadi lingkungan pengembangan perangkat lunak memiliki berbagai keterbatasan, seperti jumlah memori, atau jenis fungsi yang ada, sehingga perlu dicari cara-cara yang lebih lanjut untuk menangani keterbatasan tersebut. DAFTAR REFERENSI [01] 3rd Generation Partnership Project. 2007. Transparent end-to-end packet switched streaming service (PSS) 3GPP file format (3GP). France. [02] International Telecommunication Union. 2005. ITU-T Recommendation H.263: "Video coding for low bit rate communication". [03] Munir, Rinaldi. 2006. Diktat Kuliah IF5054 Kriptografi. Indonesia: Institut Teknologi Bandung. [04] Wang, Zhou. 2008. <http://www.ece.uwaterloo.ca/~z70wang/re search/ssim/> Tanggal akses 5 Juni 2008