diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan suatu negara berbeda antara negara yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYYAH AWALIYYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenjang Sekolah Dasar (SD) sebagai lembaga pendidikan dasar memiliki peran penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang keberadaannya merupakan fondamen dari pendidikan pada jenjang di atasnya. Oleh karena itu, jenjang Sekolah Dasar perlu ditata sedemikian rupa, agar mampu mencapai standar kelulusan yang telah ditargetkan sebagaimana pemerintah mengupayakannya dengan salah satu cara mencanangkan target kelulusan sesuai Badan Standarisasi Nasional Pendidikan. Dalam pelaksanaannya pendidikan merupakan suatu sistem yang di dalamnya terkandung berbagai unsur atau komponen dalam penyelenggaraan pendidikan. Karena terdiri dari berbagai komponen dalam pendidikan, maka dari tiap komponen itu bukan tidak mungkin akan menimbulkan permasalahan jika tidak dapat berperan secara optimal. Komponen yang dimaksud antara lain unsur tujuan, siswa, guru, kurikulum. Dari berbagai komoponen itulah maka masing-masing unsur harus bekerja secara maksimal dalam rangka pencapaian tujuan. Sumber daya manusia menjadi salah satu permasalahan penting bagi negara berkembang seperti Indonesia. Untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia itu tidak terlepas dari masalah pendidikan, yang secara umum diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk mencapai salah satu tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam 1

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pemerintah juga menjamin hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan termasuk anak yang mengalami kesulitan belajar tanpa adanya diskriminasi, seperti yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 Bab IV pasal 11 yang berbunyi: 1. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. 2. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. Menurut Winarno Surakhmad (2002: 12) untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional maka pengelolaan pendidikan harus dikembalikan pada masyarakat. Dengan demikian, tidak ada lagi kebijakan di bidang pendidikan yang hanya mencerminkan kemauan menteri atau pemerintah saja, tetapi juga harus mencerminkan aspirasi dari masyarakat umum. Pemerintah memang harus menetapkan tujuan pendidikan nasional, tetapi masyarakat sendirilah 2

yang mengatur operasionalisasi pendidikannya. Hal ini merupakan tugas berat seorang guru terutama guru SD, karena merekalah yang meletakan pondasi pada diri para peserta didik. Pondasi itulah yang merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu rangkaian kegiatan yang sangat komplek, dalam kegiatan ini banyak sekali faktor yang saling mempengaruhi dan saling menunjang. Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia untuk menunjang hidupnya. Melalui pendidikan yang baik manusia dapat membuka wawasannya dan hidup lebih baik. Pendidikan bisa diperoleh melalui lemabaga-lembaga pendidikan mulai pendidikan dasar hingga Perguruan Tinggi. Pendidikan di Sekolah Dasar sangatlah penting bagi peserta didik karena hal ini merupakan dasar perkembangan pengetahuan yang diperoleh siswa. Berbagai macam ilmu pengetahuan diberikan kepada siswa melalui berbagai macam mata pelajaran antara lain Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika, PKn dan sebagainya. Pendidikan di Sekolah Dasar juga mengajarkan keterampilan-keterampilan dasar. Pengajaran keterampilanketerampilan dasar adalah untuk mempersiapkan siswa dalam memasuki jenjang yang lebih tinggi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, 3

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dari Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional diungkapkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dalam proses pembelajaran agar peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Pendidikan dasar sebagai pendidikan awal juga sangat berpengaruh terhadap pendidikan yang selanjutnya. Pemerintah Indonesia telah serius melakukan usaha peningkatan guru menjadi guru yang profesional melalui berbagai kebijakan dalam bentuk peraturan perundang-undangan serta pengembangan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan. Peningkatan ini menyangkut usaha pada semua subsistem yang berkaitan dengan perjalanan karir guru. Diantaranya fungsi, peran dan kedudukan, guru perlu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikat pendidik, sebab, guru yang profesional akan menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang bermutu dalam rangka mewujudkan manusia indonesia seutuhnya, cerdas dan kompetitif, yaitu manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki akhlak yang mulia, sehat fisik dan rohani, memiliki pengetahuan yang luas, cakap, kritis dan bertanggung jawab. Dalam usaha menjawab tuntutan membangun korp guru profesional, pada tingkat kebijakan makro, telah disiapkan landasan berupa berbagai produk peraturan perundang-undangan dalam peraturan sistem pendidikan nasional. Produk itu diantaranya adalah Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional, Undang-Undang No 14 Tahun 2005 4

tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Dalam pasal 8, 9, dan 10 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi pendidik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau Diploma IV ( D-IV) yang relevan. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Jika guru telah memenuhi syarat-syarat tersebut, mereka diberikan sertifikat pendidik. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang sangat progresif dan memberikan dampak yang sangat besar baik dalam manajemen tenaga kependidikan maupun dalam hubunganya dengan motivasi guru secara individual. Misalnya guru sudah mendapatkan sertifikasi, mereka berhak atas tunjangan profesi, yang akan sangat berpengaruh dalam budget pendidikan manajemen sumber daya manusia dalam pendidikan. Mengingat jumlah guru dalam jabatan yang sangat besar dan keinginan untuk segera meningkatkan kinerja mereka melalui program sertifikasi mendesak, perlu ditempuh dengan cara-cara cepat yang non konvensional untuk meningkatkan kinerja mereka. Program sertifikasi dilaksanakan oleh Lembaga Tenaga Kependidikan (LPTK) melalui dua jalur, yaitu jalur penilaian portofolio (murni dan melalui Pendidikan dan Latihan 5

Profesi Guru PLPG) dan jalur pendidikan profesi. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 (http://www.scribd.com/satria60/d/79592525-permendiknas-no-40tahun- 2007-Sertifikasi-Bagi-Guru-Dalam-Jabatan-Melalui-Jalur-Pendidikan), pendidikan profesi dilaksanakan melalui pendidikan prajabatan. Sebelum rencana jalur pendidikan prajabatan direalisasikan sejak tahun 2007, telah dirintis sertifikasi melalui jalur portofolio murni (melalui pengumpulan dan pemeriksaan self report dalam bentuk portofolio) dan PLPG (diberi pelatihan singkat secara khusus) bagi yang belum memenuhi standar dengan jalur murni. Program rintisan ini merupakan program yang harus dilaksanakan segera, sebagai usaha cras program yang menggunakan sumber daya besar dan merupakan sesuatu yang baru, implementasi kebijakan ini perlu dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana efektivitasnya. Hal tersebut di atas juga didukung dengan apa yang ada pada kompas 24 november 2010 menyatakan bahwa fenomena kecurangan dalam pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan lewat portofolio kian menguak apa yang sesungguhnya. Telah jadi rahasia umum terungkapnya kasus plagiasi 1.700 guru di Riau menunjukkan sebagian kecil dari kekurangan dalam memenuhi portofolio sertifikasi guru. Kalau sudah terjadi ketidakjujuran dalam mendapatkan sertifikat pendidik sudah dapat dibayangkan bahwa proses pembelajaran yang akan terjadi selanjutnya. Kompas tanggal 28 November 2010 menyebutkan bahwa guru-guru yang sudah lolos seritfikasi umumnya tidak menunjukkan kemajuan, naik dari 6

sisi pedagogik, kepribadian, profesional maupun sosial. Guru hanya aktif menjelang sertifikasi, tetapi setelah dinyatakan lolos, kualitas mereka justru semakin menurun. Hal itu disampaikan Menteri Pendidikan Nasional Mohamamad Nuh dalam pembukaan seminar dan pelatihan guru menulis di media massa yang diadakan harian kompas dan surya serta ikatan guru Indonesia di gedung PDAM Surabaya, Jawa Timur, minggu (31/10). Dalam usaha mengetahui efektivitas program sertifikasi ini, perlu dilakukan penelitian kebijakan, dengan membandingkan kompetensi guru yang telah bersertifikat dan belum mendapatkan sertifikat serta mengetahui berbagai faktor yang ada hubungannya dengan kualitas kinerja guru. Berpijak dari keadaan itulah maka dalam penelitian ini akan mengangkat tema tentang kompetensi guru bersertifikat pendidik dan yang belum bersertifikat pendidik di SD Negeri se gugus III Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditentukan identifikasi masalah sebagai berikut. 1. Pendidikan dasar di Indonesia belum sepenuhnya mengembangkan potensi peserta didik sehingga perlu diperhatikan oleh pemerintah. 2. Belum tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia salah satu sebabnya adalah guru dalam proses pelaksanaan pendidikan belum profesional. 3. Guru yang sudah lulus sertifikasi dan mendapat gelar guru profesional belum tentu bisa meningkatkan kompetensinya seperti yang diharapkan 7

C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan melihat kondisi serta permasalahan yang kompleks maka penelitian ini akan membatasi pada kompetensi pedagogik guru bersertifikat pendidik dengan kompetensi pedagogik guru belum bersertifikat pendidik di SD Negeri se Gugus III, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Sejauh mana kompetensi pedagogik guru bersertifikat pendidik di SD Negeri se gugus III Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas? 2. Sejauh mana kompetensi pedagogik guru yang belum bersertifikat pendidik di SD Negeri se gugus III Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas? 3. Sejauh mana kompetensi pedagogik guru bersertifikat pendidik dengan kompetensi guru belum bersertifikat pendidik di SD Negeri se gugus III Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui: 1. Kompetensi pedagogik guru bersertifikat pendidik di SD Negeri se gugus III Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas. 8

2. Kompetensi pedagogik guru belum bersertifikat pendidik di SD Negeri se gugus III Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas. 3. Kompetensi pedagogik guru bersertifikat pendidik dengan kompetensi guru belum bersertifikat pendidik di SD Negeri se gugus III Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas. F. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri se Gugus III, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas ini memiliki beberapa manfaat antara lain. 1. Secara Teoritis a. Bagi Peneliti Penelitian ini memberi masukan sekaligus menambah pengetahuan serta wawasan untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru bersertifikat pendidik dan yang belum bersertifikat pendidik. b. Bagi Pemerintah Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah dan lembaga-lembaga untuk menentukan kebijaksanaan tentang peraturan-peraturan kependidikan. 9

2. Secara Praktis a. Bagi Guru Hasil penelitian dapat digunakan untuk memaksimalkan kompetensi pedagogik guru bersertifikat pendidik dan yang belum bersertifikat pendidik b. Bagi Siswa Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu melalui penelitian ini motivasi siswa dalam proses pembelajaran akan meningkat. 10