PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN NEGERI 3 NARINGGUL KECAMATAN NARINGGUL KABUPATEN CIANJUR. Ugan Hermawan NIM :

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN CILALAWI

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FAST WRITING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Swie Indarti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

ARTIKEL ILMIAH SYAFRI YULLANDA NIM

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS RANGKUMAN DENGAN METODE INKUIRI DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KADUNGORA GARUT MAKALAH. Oleh. Dede Anisa 1021.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

RANI HANDAYANI NIM

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

L I S N I A W A T I NPM

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

A. LATAR BELAKANG MASALAH

SUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS WACANA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI DI KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK TAMTAMA PREMBUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII-A MTS NEGERI MODEL PALOPO

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS, KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS V SDN SUKASENANG 1 BANYURESMI GARUT MAKALAH.

MAKALAH. Oleh DEDE KOMALA

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMPNEGERI 1 SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO

Oleh ISNAYANTI LUBIS ABSTRAK

PEMBELAJARAN MENULIS SURAT PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 CIDAUN KABUPATEN CIANJUR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUIHAMMAD BAKRI

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

Transkripsi:

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI Yayan Yayan 56@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi kurang minatnya siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia khususnya kegiatan menulis karangan. Penelitian ini mengkaji masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran menulis karangan narasi. Masalah tersebut terdiri atas 2 butir : 1) keefektifan teknik kontekstual dipergunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi, 2) keberhasilan penggunan teknik kontekstual pada pembelajaran menulis karangan narasi. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui kemampuan menulis karangan narasi dengan teknik kontekstual pada siswa kelas VI, 2) mengetahui keberhasilan penggunaan teknik kontekstual pada pembelajaran menulis karangan narasi, 3) mengetahui keefektifan teknik kontekstual pada pembelajaran menulis karangan narasi. Berdasarkan hasil penelitian ini maka pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik kontekstual pada siswa kelas VI dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Karena berdasarkan hasil tes siswa menunjukan adanya peningkatan kemampuan keterampilan menulis karangan narasi. Kata Kunci : Narasi, Teknik Kontekstual PENDAHULUAN Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan aspek penting yang perlu diajarakan kepada peserta dididk di sekolah. Dalam konteks kegiatan belajar mengajar keterampilan menulis bukanlah sesuatu yang diajarkan melalui uraian atau penjelasan saja. Siswa tidak dapat memperoleh keterampilan menulis hanya dengan duduk mendengarkan penjelasan guru dan mencatat apa yang didengarnya. Keterampilan menulis hanya dapat diperoleh dengan latihan berbahasa khususnya latihan menulis terus-menerus. Hal ini dikemukakan oleh H.G Tarigan (1933:1), bahwa keterampilan menulis hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan yang kontinyu, sementara Djago Tarigan (1955:2) mengemukakan pendapat yang sama bahwa keterampilan berbahasa bersifat mekanistis. Artinya, keterampilan ini hanya bisa dikuasai melalui latihan yang kontinyu dan sistematis. Ini berarti bahwa siapa saja yang ingin terampil mengemukakan bahasa Indonesia, maka yang bersangkutan harus sering berlatih menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Implikasi pernyataan ini bagi pengajar bahasa ialah siswa harus diberi kesempatan mengalami berbagai kegiatan berbahasa dalam beraneka situasi dan tujuan berbahasa. Upaya pertama yang harus segera dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan menulis siswa adalah pembenahan dalam lingkungan metode dan teknik pembelajaran. Kegiatan pembelajaran menulis diupayakan mampu menarik perhatian dan minat siswa, mendukung siswa berkreasi dan berekspresi dalam mengemukakan idenya secara tertulis dan mampu memberi motivasi dengan rangsangan yang tidak membosankan. 1 Suasana belajar yang menyenangkan dengan ditunjang penggunaan teknik pembelajaran yang komunikatif, proses kegiatan belajar-mengajar akan lebih bervariatif. Dengan demikian, diharapkan akan menjadi motivasi bagi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik dan dapat meningkatkan kemampuan belajarnya. Di samping itu, pemilihan teknik pembelajaran harus dapat mengungkapkan berbagai realitas yang sesuai dengan situasi dan tujuan yang hendak dicapai. Salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk mempermudah belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terutama pada keterampilan menulis karangan narasi ialah dijadikan media pembelajaran. Pendekatan yang memberdayakan alam ini dapat menciptakan suasana yang interaktif, dimana siswa tidak lagi bersifat reseftif terhadap materi,salah satu teknik pembelajaran tersebut adalah teknik kontekstual. Teknik kontekstual adalah konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan yang disesuaikan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Narasi adalah suatu bentuk wacana atau karangan yang berusaha mengisahkan satu kejadian atau peristiwa yang terjalin dalam satu kesatuan waktu sehingga seolah-olah pembaca melihat atau mengalami peristiwa itu. Isi dari karangan narasi yaitu berupa cerita yang memaparkan suatu peristiwa, baik peristiwa rekaan maupun peristiwa kenyataan. Karangan narasi bertujuan memperluas pengetahuan orang. Selain itu, karangan narasi berusaha untuk memberikan maksud tertentu,

menyampaikan maksud terselubung kepada pembaca atau pendengar. Karangan narasi ditandai dengan adanya penokohan, jalan cerita, dan konflik. Sedangkan dari segi penggunaan bahasa dalam karangan narasi yang digunakan penulis bersifat subjektif kata-kata yang digunakan sangat dipengaruhi oleh jiwa pengarangnya. Bentuk-bentuk narasi dapat dibedakan mejadi dua bentuk, yaitu narasi faktual dan narasi fiksional. Narasi faktual terdiri dari sejarah, biografi, dan autobiografi. Sedangkan narasi fiksional terdiri dari roman, novel, cerpen dan dongeng. Permasalahan yang dapat kita temukan dalam upaya menyusun teknik pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik kontekstual dibatasi sebagai berikut : 1) keberhasilan penggunaan teknik kontekstual pada pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas VI, 2) keefektifan teknik kontekstual dipergunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas VI. Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1) apakah teknik kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas VI?, 2) efektifkah teknik kontekstual dipergunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas VI? Tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) mengetahui kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas VI, 2) mengetahui keberhasilan penggunaan teknik kontekstual pada pembelajaran karangan narasi, 3) mengetahui keefektifan teknik kontekstual pada pembelajaran menulis karangan narasi. Suatu penelitian yang dilakukan peneliti tidak terlepas dari manfaat yang ingin dicapai. Oleh karena itu penulis mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk semua orang terutama bagi penulis, siswa, guru, dan dunia pendidikan. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diujicobakan..adapun hipotesis yang akan diajukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) siswa kelas VI lebih berhasi dalam menyerap materi pelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik kontekstual, 2) teknik kontekstual lebih efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas VI. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Arikunto (1998:115), adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI yang berjumlah 36 siswa terdiri dari 20 orang siswa lakilaki dan 16 orang siswa perempuan. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan sampel seluruh kelas VI. Hal tersebut 2 didukung oleh pendapat Suherman (1993:107) bahwa untuk menentukan sampel penelitian apabila subjeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. KAJIAN TEORI DAN METODE PENELITIAN Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-komponen yang mendukung terjadinya proses belajar. Di dalam kata pembelajaran, ditekankan pada kegiatan belajar siswa yang dilakukan melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar. Dalam proses pembelajaran terjadi pengorganisasian, pengolahan, transformasi informasi oleh guru kepada siswa. Pada hakikatnya pembelajaran mempunyai empat unsur, yaitu sebagai berikut : 1) persiapan, 2) penyampaian, 3) Pelatihan, 4) Penampilan hasil. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) tujuan -tujuan pembelajaran terdapat dalam Standar Isi ( SI ). Standar Kompeten si ( SK ), dan Kompetensi Dasar ( KD ) yang ditetapkan berdasarkan musyawarah antara pemegang wewenang dalam mengatur pendidikan di setiap sekolah dengan melibatkan peran serta anggota masyarakat ( Komite Sekolah). Tujuan pembelajaran khusus pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP-2006 ) adalah membekali siswa dengan kompetensi-kompetensi dasar yang telah dibuat, dan keberhasilan penyampaian materi atau penguasaan akan kompetensi yang diharapkan dilihat dari indikator yang nampak pada peserta didik setelah proses pembelajaran. Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis dalam arti sederhana adalah membuat huruf, angka dan sebagainya dengan alat tulis pada kertas, buku, papan tulis. Sedangkan dalam arti yang luas, Sutari dkk (1997:36) mengatakan bahwa menulis adalah kegiatan mengekspresikan gagasan, perasaan, pengalaman, dengan menggunakan bahasa tulis sehingga menjadi tulisan yang mudah dipahami pembaca, sesuai dengan tujuan yang telah digariskan penulisnya. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan keterampilan. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis. Seorang penulis akan terampil apabila dia sering melakukan latihan yang teratur. Kemampuan penulis sering dipandang sebagai kemampuan berbahasa yang paling sulit. Itulah sebabnya tidak semua orang memiliki kemampuan dalam menulis. Seorang penulis tidak hanya dituntut menguasai permasalahan yang ditulisnya, tetapi dia juga harus menguasai tata cara

penulisan, menguasai kaidah-kaidah penggunaan bahasa tulis dan menguasai gaya penulisan agar tulisannya menjadi menarik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 574) Menulis adalah menggunakan pena, potlot, bolpoin di atas kertas, kain, papan dan sebagainya untuk menghasilkan huruf, kata atau kalimat. Dari pengertian yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu keterampilan bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi tidak langsung yang berfungsi untuk menuangkan pikiran, perasaan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan suatu cara berkomunikasi melalui bahasa tulis. Bahasa sebagai suatu alat komunikasi manusia berupa lambang atau tanda dan selalu mengandung pikiran dan perasaan. Menurut Sutari dkk (1997:19), Keterampilan menulis merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang dianggap primer. Keterampilan menulis dapat dikatakan sebagai keterampilan berbahasa yang paling kompleks dan sulit jika dibandingkan dengan keterampilan bebahasa lainnya. Mengapa demikian? karena pada waktu kita menulis sebuah karangan, kita harus mampu mengingat dan menerapkan berbagai unsur menulis serta- merta. Kegiatan menulis adalah kegiatan aktif produktif karena dengan menulis sipenulis harus aktif kreatif menyusun pikirannya dengan teratur sehinnga tulisannya dipahami orang lain. Menulis dikatakan produktif karena dengan menulis penulis menghasilkan sesuatu yaitu buah pikiran yang telah dikarangnya, diorganisasi dengan sistematis dan logis sehingga menjadi karya tulis yang dapat diterima oleh pembaca. Ada beberapa penjelasan mengenai pengertian karangan narasi yang dikemukakan oleh sejumlah pakar. Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian karangan narasi dari para pakar tersebut. Parera (1993:5) mengemukakan bahwa narasi merupakan bentuk perkembangan karangan dan tulisan yang bersifat mensejarahkan sesuatu berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan kronologis suatu peristiwa. Pengarang bertindak sebagai sejarawan atau tukang cerita. Sementara itu Keraf (2003:136) mengemukakan bahwa karangan narasi merupakan suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya merupakan suatu tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Bila ditelaah pengertian karangan narasi yang telah dikemukakan oleh beberapa pakar di atas, maka dapat ditarik garis besar bahwa pengertian narasi adalah suatu bentuk wacana atau karangan yang berusaha mengisahkan satu kejadian atau peristiwa yang terjalin dalam satu kesatuan waktu sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami peristiwa itu. Menurut kejadiannya narasi dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu narasi faktual dan narasi fiksional. Narasi faktual terdiri dari sejarah, biografi, dan autobiografi, sedangkan narasi fiksional terdiri dari roman, novel, karangan narasi dan dongengpengembangan sebuah karangan narasi dapat disusun berdasarkan tujuan dan sasarannya. Keraf (2003:136), membagi karangan narasi menjadi karangan narasi yang bertujuan menyampaikan informasi kepada para pembaca agar pengetahuannya bertambah luas yaitu narasi ekspositoris, tetapi ada juga narasi yang disusun dan disajikan sekian macam sehingga mampu menimbulkan daya khayal kepada pembaca yaitu narasi sugestif. Dalam KTSP, guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai teknik pembelajaran, guru perlu memanfaatkan teknik pembelajaran yang dapat membangkitkan minat, perhatian dan kreativitas peserta didik, karena dalam KTSP guru berfungsi sebagai fasilitator dan pembelajaran berpusat pada peserta didik, sehingga teknik ceramah perlu dikurangi. Oleh karena itu, sebagai seorang yang memiliki tugas untuk memandu jalannya proses pembelajaran, guru harus pandai memilih sebuah teknik dan metoda yang tepat agar tujuan dari pembelajaran menulis dapat tercapai. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual ( Contextual Teaching and Lerning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajarannya diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. (Depdiknas,2003:1). Kita akan lebih memahami konsep pendekatan kontekstual melalui beberapa kata kunci yang sekaligus menunjukan karakteristik pembelajaran kontekstual, yaitu : 1) situasi belajar yang sesungguhnya, 2) Mengutamakan pengalaman nyata, 3) Berpikir tingkat tinggi, 4) Berpusat pada siswa, 5) Siswa aktif, kritis dan kreatif, 6) Pengetahuan bermakna dalam kehidupan, 7) Dekat dengan kehidupan nyata, 8) Perubahan perilaku, 9) Siswa berpraktik, bukan menghapal, 10) Learning bukan 3

teaching. 11) Pendidikan ( education) bukan pengajaran ( instruction), 12) Pembentukan manusia, 13) Memecahkan masalah, 14) Siswa akting guru mengarahkan, 15) Hasil belajar diukur dengan berbagai cara, bukan hanya dengan tes. (Depdiknas,2003:6). HASIL DAN PEMBAHASAN Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tahap-tahap atau langkah-langkah untuk proses penelitian ini adalah ; tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap tindak lanjut. Untuk memberikan uraian mengenai langkah atau tahapan tersebut, penulis jelaskan secara terperinci sebagai berikut : 1) Pada tahapan atau langkah persiapan, penulis mengadakan studi pendahuluan di perpustakaan untuk mencari bahanbahan tertulis berupa hal-hal lain yang berhubungan dan berkaitan dengan bahan penelitian yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis, 2) Pada langkah pelaksanaan ini penulis melakukan kegiatan penelitian sebagai berikut : a) Mengadakan studi kepustakaan, b) Mengadakan kuesioner, c), Pengumpulan dokumentasi. 3) Langkah atau Tahapan Tindak Lanjut, Pada tahapan atau langkah tindak lanjut ini, penulis menyusun data yang diperoleh dari lapangan dan disusun dalam sebuah bentuk karya ilmiah. Teknik pengolahan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah kecendrungan memusat. Teknik kecendrungan memusat terdiri atas tiga macam yaitu modus, median dan mean atau ratarata hitung. Tetapi yang dipergunakan penulis dalam menganalisis data penelitian ini adalah mean atau rata-rata hitung. Rumus yang digunakan dalam menentukan rata-rata atau mean dalam penelitian ini adalah : X = ( ) Ket : X ( Sujana) = rata-rata hitung. F(X) = jumlah skor. n = jumlah frekuensi / individu. Setelah didapatkan hasil karangan siswa, langkah selanjutnya adalah tahap analisis karangan. Hasil karangan dianalisis berdasarkan kriteria 4 penilaian karangan siswa. Dari hasil analisis karangan tes awal diperoleh data nilai rata-rata yaitu, tidak ada karangan yang termasuk kategori sangat baik, kategori baik sebanyak dua siswa (6,7%), kategori cukup sebanyak tiga belas siswa (43,3%), kategori kurang sebanyak lima belas siswa (50%), dan tidak ada siswa yang mendapat kategori sangat kurang. Sedangkan nilai rata-rata pada saat tes akhir karangan yang termasuk kategori sangat baik sebanyak tiga siswa (10%), kategori baik sebanyak tiga belas siswa (43,3%), kategori cukup sebanyak delapan siswa (26,7), kategori kurang sebanyak enam siswa (20%), dan tidak ada siswa yang mendapat kategori sangat kurang. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan interprestasi data melalui pembahasan serta penafsiran dari Bab keseluruhan, penulis menemukan beberapa kesimpulan sebagai berikut : a) Pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik kontekstual dapat meningkatkan kemampuan siswa, hal ini dapat dibuktikan dari hasil pre test siswa yaitu 58,5% sedangkan hasil pos test siswa 70,6%, artinya hasil pos test siswa lebih baik dari pada hasil pre test. b) Berdasarkan hasil pengolahan dari analisis data yang diuraikan pada Bab IV dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran menulis karangan narasi yang menggunakan teknik kontekstual dengan yang tidak menggunakan tekik kontekstual. c) Pembelajaran menulis karangan dengan teknik kontekstual cukup berkualitas, hal ini berdasarkan hasil pre test dan pos test, yang memiliki hasil dengan nilai cukup. Sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis narasi masih perlu ditingkatkan lagi.d) Pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan teknik kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis dan dapat meningkatkan keterampilan berbicara yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam artian pembelajaran menulis narasi dengan teknik kontekstual dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur suatu pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Keraf, Gorys. 2003. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. Penelitian

Sujana. Nana. 1996. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar baru. Depdikbud. 2002. Pembelajaran Kontekstual. Sutari. Jakarta: Pustaka setia 1997. Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Buku Materi Perkuliahan menulis. Bandung: FPBS IKIP Tarigan, H.G. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Agkasa Depdikbud. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:BP 5

6