ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP DIFERENSIASI PRODUK SIM CARD IM3 DI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jumlah pemain dilihat dari munculnya berbagai merek baru yang menawarkan

I. PENDAHULUAN. yang semakin kecil. Demikian pula para vendor pembuat telepon selular bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan bersifat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menguasai pasar. Bermacam-macam

Sugeng Ristanto B

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

BAB I PENDAHULUAN. pilihan kartu simcard yang ditawarkan oleh penyedia jaringan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai macam alat komunikasi yang semakin memudahkan penggunanya

I. PENDAHULUAN. memberikan peluang-peluang baru bagi pemain industri telekomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada dunia usaha. Dengan adanya perkembangan dan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KUALITAS LAYANAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA KARTU SELULER INDOSAT IM3. Skripsi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat memberikan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan alat komunikasi yang disebut Handphone (HP) atau telepon

Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi UNS dalam membeli produk IM3

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pun telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, kebutuhan manusia akan telekomunikasi menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan sangat dinamis telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pertumbuhan pengguna telefon selular yang tinggi. Maka, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

Pasar pengguna ponsel yang diperkirakan mencapai juta pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu kebutuhan masyarakat modern adalah kebutuhan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan di dunia ini dapat diakui banyak menarik minat para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak adanya globalisasi adalah perkembangan teknologi dibidang

BAB I PENDAHULUAN. IM3, Mentari, XL, Axis, 3, Matrix, dll. Masing masing provider telepon seluler

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran merupakan sumber kehidupan dari sebuah. perusahaan. Karena kegiatan pemasaran dilaksanakan dengan efisien dan

BAB I PENDAHULUAN. cara berfikir kita dituntut untuk mengikuti kemajuan teknologi tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pengaruh switching..., Adhitya Buwono, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi. Keberadaan teknologi selular pertama kali masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan jaman. Selain itu didukung

BAB I PENDAHULUAN. umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang prospektif. Bisnis operator selular

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. tantangan sektor telekomunikasi semakin bertambah. Karena kebutuhan

I. PENDAHULUAN. kepemilikan. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BABI PENDAHULUAN. Industri seluler saat ini sangat menggairahkan, sebab potensi

Gambar 1.1 Logo PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Sumber: Telkomsel (2015)

BAB I PENDAHULUAN. peluncuran pertama kali layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah,

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota pelajar dan banyak mahasiswa yang datang dari

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah, mengingat perubahan-perubahan dapat terjadi setiap saat, baik

BAB I PENDAHULUAN. banyak menghadapi masalah masalah dalam menjual produk khususnya. masa depan cerah dimasa mendatang sebagai zamannya komunikasi.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang

Dalam subbab ini penulis memberikan beberapa SIMCARD GSM yang dipakai oleh penulis.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modernisasi dan globalisasi saat ini alat telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada konsep komunikasi. Oleh karena merupakan bentuk. merupakan pencerminan dari keberhasilan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi profit tentunya mempunyai tujuan

I. PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang semakin ketat. Ketatnya persaingan menuntut

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan berbagai strategi untuk keberlangsungan perusahaan. Ditengah

BAB I PENDAHULUAN. dampak pada segala aspek kehidupan manusia. Salah satunya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. informasi terbaru. Seiring dengan meningkatnya pengguna telepon seluler (smart

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan industri manufaktur maupun jasa menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang cepat dan mudah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor

BAB I PENDAHULUAN. Demikian para provider berusaha mengeluarkan produk-produk untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan banyak menghadapi masalah-masalah dalam menjual produk

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dalam era globalisasi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. ini sangatlah pesat. Seiring dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini telepon seluler sebagai alat komunikasi modern dan manfaatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin rendahnya pertumbuhan pasar serta tingginya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersaingan di era globalisasi ini. Perusahaan diharapkan mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Sebagai contoh, di Indonesia, perkembangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat, hal ini menuntut setiap perusahaan atau operator (provider) yang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen dicecar dengan banyaknya iklan dan promosi penurunan tarif, kini

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dan promosi yang berkualitas dan bermutu tinggi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis telekomunikasi berkembang terus menerus dengan

Market Share Operator Selular GSM Q

BAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. peradaban manusia masih ada teknologi akan selalu menjadi hal penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap bentuk kegiatan usaha maupun pribadi menjadi sebuah kebutuhan primer

BAB I PENDAHULUAN. mencari suatu informasi. Berkembangnya teknologi komunikasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pesan pendek (short message service), kini telah memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi seluler. Mobilitas serta meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan zaman. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas dikalangan bisnis saja tetapi juga merambah dikalangan

BAB I PENDAHULUAN. informasi-informasi mengenai konsumen secara keseluruhan agar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Hingga saat ini, tercatat 10 operator telepon di Indonesia. Telkom (PT

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP KARTU SELULER SIMPATI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. zaman yang semakin modern, kebutuhan manusia semakin tidak dapat dibatasi.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Hal ini ditandai dengan banyak munculnya perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. PT Industri Telekomunikasi Indonesia ( INTI ) sebagai Badan Usaha Milik

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan masyarakat tentang teknologi menjadikan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kebutuhan masyarakat akan alat komunikasi pada saat ini sangat

HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN LOYALITAS MEREK KARTU PRABAYAR IM3 PADA REMAJA

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas & Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Market Share Operator Selular Indonesia Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP DIFERENSIASI PRODUK SIM CARD IM3 DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : YUDI SANTOSO B 100 020 545 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2 0 0 8 i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi memaksa perusahaanperusahaan untuk meningkatkan produknya agar menjadi lebih baik dan berkualitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar dapat bersaing di pasar, perusahaan harus mengetahui dan memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen dan berusaha untuk memuaskannya. Misalnya dengan memberikan produk yang harganya lebih murah, kualitasnya lebih baik, desain yang lebih menarik dan teknologi yang lebih bervariasi daripada para pesaingnya. Saat ini, penggunaan telpon genggam atau telpon seluler sudah merupakan sarana telekomunikasi yang hampir digunakan siapa saja. Telepon seluler bukan merupakan barang mewah yang hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja, sehingga bisnis telepon seluler maupun jasa pelayanan telepon seluler berkembang dengan pesat di Indonesia. Prospek yang cerah ini seperti yang dikatakan oleh Christiantoko, dkk (Kontan, edisi 15/V/tanggal 8 Januari 2001) dikatakan bahwa lewat produk inovatif berupa kartu pra-bayar, bisnis telepon seluler (ponsel) dua tahun belakangan menjadi atraktif. Bukan cuma eksekutif kantoran yang merasa butuh ponsel, ibu rumah tangga, anak-anak sekolah, mahasiswa, hingga sopir pribadi pun kini mengantonginya. Dari riset yang dilakukan PT. Indosat pada akhir tahun 2002, dalam tiga tahun mendatang jumlah pelanggan ponsel sudah dua juta lebih banyak 1

2 daripada pelanggan telepon kabel (fixed) yang cuma 8,21 juta sambungan telepon (SST). Operator seluler berbasis satelit yang belakangan gencar berpromosi adalah kartu Biru, mulai beroperasi sejak September 2000. Pemerintah hingga saat ini sudah mengeluarkan izin operasi tujuh operator regional GSM 1800. Sistem telekomunikasi bergerak (mobile) ini sebenarnya menggunakan teknologi sama seperti tiga operator GSM sebelumnya (Telkomsel, Satelindo, dan Excelcomindo) tapi memakai frekuensi 1800 yang lebih lebar. Ketujuh operator GSM 1800 yang baru itu adalah Astratel Nusantara untuk wilayah operasi Sumatera, PT. Inti (Ex-indocel) di Jakarta, Ariawest International di Jawa Barat, PT. Mitra Perdana di Jawa Tengah dan Yogyakarta, Natrindo di Jawa Timur, Primarindo Sistel di Kalimantan dan Kodel Margahayu di wilayah Indonesia Bagian Timur (IBT). Ramainya persaingan masih ditambah dengan keluarnya izin nasional GSM 1800 untuk PT. Indosat dan PT Telkom sebagai kompensasi pencabutan lebih dini hal monopoli yang mereka miliki. Perusahaan-perusahaan tersebut bukan hanya pelayanan dan perluasan jaringan. Saat ini ada tiga operator telepon seluler berbasis GSM 900 yang beroperasi di Indonesia, yaitu Telkomsel, Satelindo dan Pro XL. Masingmasing mempunyai pasar sendiri-sendiri dan produk yang ditawarkan juga bervariasi, baik untuk kartu pra-bayar maupun kartu pasca bayar. Sebagai contoh Kartu Hallo dan Simpati adalah kartu pasca-bayar dan pra-bayar keluaran Telkomsel. Satelindo dan Excelcomindo mengeluarkan kartu Mentari dan Pro XL. Fokus pengembangan pasar GSM 900 yang hanya pada penambahan pelanggan di kota besar dan sentra bisnis memang membawa

3 konseuensi kanal pembicaraan di setiap base tranceiver station (BTS). Pengguna ponsel sering tidak kebagian tempat untuk melakukan hubungan telepon sehingga sulit untuk menghubungi atau dihubungi, suara terputusputus, bahkan mati mendadak ketika berbicara sambil bergerak. Pemakaian frekuensi 1800 merupakan obat mujarab bagi teknologi GSM 900 yang sudah sangat padat. PT. Indosat yang sudah berpengalaman dalam usaha di bidang telekomunikasi berusaha memasuki bisnis ini dengan meluncurkan produk jasa pelayanan telepon seluler berbasis GSM 1800. Sejak 31 Agustus 2001 melalui anaknya perusahaan PT. Indosat Multi Media Mobile (IM3), Indosat memberikan layanan dengan menggunakan teknologi terbaru yaitu berbasis GSM 1800. IM3 ini merupakan operator seluler berbasis GSM 1800 yang pertama di Indonesia dan telah mendapatkan ijin, baik dari Departemen Telekomunikasi dan Perhubungan maupun dari Direktorat Perhubungan. Peluncuran perdananya di Batam, kemudian berturut-turut di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur, dan saat ini sedang diluncurkan di Jabodetabek. Kecanggihan kartu ponsel ini, antara lain kartu SIM hingga 64 Kb sehingga mampu menyimpan 200 nomor telepon dan 20 teks SMS. Selain itu teknologi SMS tool kit dengan micro browser yang memungkinkan pengguna telepon genggam mengakses internet secara mobile. Target pasar IM3 adalah orang muda yang berjiwa aktif dan dinamis, maka kami harus memberikan berbagai fasilitas canggih yang mereka butuhkan. Harga yang kami tetapkan juga sangat kompetitif agar bisa dijangkau oleh kalangan tersebut, tutur

4 Direktur Utama IM3, Hasnul Suhaimin (Marketing, 21/I/22 November 5 Desember 2001). Pemilihan segmen ini dimaksudkan agar IM3 tidak bersaing secara frontal dengan sesama seluler lain yang sudah eksis. Di kota Bandung dan Yogyakarta, IM3 memilih pasar baru yang belum tergarap, yakni kalangan ABG (anak baru gede) dan twenties (mahasiswa). Menurut Suzana W, pimpinan wilayah IM3 Bandung (Pikiran Rakyat, November 2001) kalangan ABG dan mahasiswa sangat dinamis dan merupakan pasar potensial yang masih bisa dioptimalkan bagi pengembangan bisnis seluler, khususnya jenis layanan pra-bayar. Hingga saat ini pelanggan IM3 sudah mencapai ratusan ribu dari target pelanggan yang 500 ribu. Menurut Taufik, pengamat pemasaran dari Mark-Plus, IM3 berpeluang menjadi raja pasar di bisnis operator seluler. Taufik juga memperkirakan pada tahun 2004 pengguna ponsel akan mencapai 20 jutaan (Marketing 21/I/22 November 5 Desember 2001). Strategi PT satelindo dan IM3 untuk menambah jumlah pelanggan dengan menggerojok pasar lewat kartu-kartu perdana murah, Telkomsel dan Excelcomindo menekan pasar dengan berbagai kemudahan baru. Strategi ini diharapkan sesuai dengan target konsumen yang ada yaitu kalangan ABG dan Mahasiswa. Hal ini yang dilakukan oleh salah satu pesaingnya yaitu Telkomsel. Telkomsel sejak awal memang menerapkan doktrin Satu Nusa, satu Bangsa, Satu Bahasa, Satu Cakupan, Indonesia yang merambah sampai ke desa-desa di seluruh tanah air. Strategi pemasaran yang dilakukan IM3 ternyata masih jauh dibandingkan dengan prestasi salah satu pesaingnya yaitu

5 Telkomsel. Sebagai perbandingan prestasi pasar IM3 saat ini memiliki 1.200.000-an pelanggan, sedangkan jumlah pelanggan PT Telkomsel baik pra-bayar maupun pasca-bayar (postpaid) mencapai 2.000.000, dengan kemungkinan churn (pelanggan pindah) atau bad debt (ngemplang) di bawah 3 persen. Melihat strategi yang dilakukan IM3 dalam merebut pasar dibandingkan prestasi pertumbuhan jumlah pelanggan yang telah dimiliki IM3 maka tampak terdapat Gap antara strategi pemasaran yang dilakukan dengan tuntutan dan kebutuhan pengguna ponsel berdasarkan segmentasi pasar yang dilakukan. Jumlah pelanggan IM3 saat ini adalah sekitar 1.200.000 (masih rendah jika dibandingkan salah satu pesaingnya misal Telkomsel yaitu 2.000.000-an. Dalam hal lain lemahnya pulsa IM3 pada banyak daerah banyak dikeluhkan pelanggan. Namun demikian, strategi perusahaan untuk menipis kesan bahwa IM3 atas keluhan produk IM3 tersebut yaitu dengan menggalakkan strategi periklanan untuk menunjang image brand yang dapat tersarang di pikiran konsumen. Secara empiris survei yang dilakukan oleh media cetak di atas menunjukkan bahwa berapapun dana yang dikeluarkan perusahaan IM3 untuk membiayai kegiatan above the line, dengan ide-ide yang mengagungkan orisinalitas dan idealisme agensi periklanan, tidak bisa dikatakan efektif apabila tidak memberikan implikasi yang baik terhadap brand awareness konsumen. Dalam bukunya Marketing Insight A to Z (2003: 3), Philip Kotler menulis bahwa sebelum menggunakan iklan, perusahaan-perusahaan

6 seharusnya melontarkan pertanyaan berikut pada diri mereka sendiri: Apakah menghabiskan uang dalam iklan akan menghasilkan lebih banyak konsumen yang puas pada produk kita ketimbang dengan apabila perusahaan menggunakan uang tersebut untuk meningkatkan brand experience yang lebih kuat?. Pada halaman yang sama Kotler menambahkan baha perusahaan seharusnya lebih menitikberatkan penggunaan dana dan waktunya untuk menciptakan desain produk yang lebih baik, daripada untuk secara psikologis memanipulasi persepsi masyarakat lewat kampanye iklan yang menghamburkan uang. Semakinm baik produk, semakin sedikit dana yang harus dihabiskan untuk iklan. Karena bagaimanapun juga, promosi yang paling baik adalah yang dilakukan oleh pelanggan yang terpuaskan. Sedangkan Hermawan Kartajaya dalam bukunya Positioning, Diferensiasi, dan Brand (2004: 23) menyatakan bahwa setiap produk yang sukses, dibangun dengan menguatkan positioning, diferensiasi, dan brand. Persepsi konsumen yang positif terhadap produk dapat diciptakan dengan positioning yang tepat dari produk tersebut. Positioning merupakan suatu sistem yang terorganisir untuk menemukan jendela dalam pikiran. Hal ini tergantung pada konsep pada komunikasi dapat mengambil tempat pada saat yang tepat dan didalam lingkungan yang tepat (Ries dan Trout, 2002: 30) dalam Prasetijo dan Sutiono (2005). Produk yang didukung oleh diferensiasi yang kuat dan solid maka dengan sendirinya akan membentuk brand image yang kuat dan solid pula. Oleh karena itu, perlu adanya kesesuaian antara perserpsi konsumen dan strategi pemasaran yang menjadi alasan konsumen dalam keputusan pembelian kartu IM3 di wilayah Surakarta. Suatu produk ideal dengan

7 kualitas dan fasilitas kemudahan tinggi tapi dengan harga yang rendah adalah sulit dilakukan. Hal ini diperlukan keputusan terhadap prioritas kebijakan pemasaran sesuai dengan target konsumen yang ada. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini diberi judul: ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP DIFERENSIASI PRODUK SIM CARD IM3 DI SURAKARTA. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan dimuka, maka pokok masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini: Bagaimana konsumen mempersepsikan diferensiasi pada produk Sim Card IM3 dengan beberapa kriteria yang disesuaikan dengan variabel-variabel penelitian, yaitu, Konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (anabler)?. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini: Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap diferensiasi pada produk Sim card IM3 dengan beberapa kriteria yang disesuaikan dengan variabelvariabel penelitian, yaitu, Konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (anabler). D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

8 1. Diharapkan dapat memberikan masukan-masukan dibidang manajemen pemasaran kepada lembaga atau produsen telephone seluler khususnya dan SIM Card umumnya, khususnya mengenai persepsi konsumen mengenai diferensiasi pada produk Sim Card IM3 dengan beberapa kriteria yang disesuaikan dengan variabel-variabel penelitian, yaitu, Konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (anabler)?. 2. Diharapkan hasil penelitian ini bagi pihak lain dapat menambah wawasan pengetahuan masalah persepsi konsumen dan dapat meningkatkan pengetahuan. E. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memperjelas isi dari skripsi dari awal sampai akhir, maka dapat dibuat suatu sistematika skripsi sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menjabarkan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan mengemukakan teori-teori dari hasil studi pustaka yang erat hubungannya dalam bidang penelitian antara lain: pengertian persepsi, persepsi konsumen, diferensiasi produk, perilaku konsumen, tinjauan penelitian terdahulu, dan perumusan hipotesis.

9 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian yang terdiri dari kerangka pemikiran, data dan sumber data, metode pengumpulan data, dan rencana analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum tempat penelitian, deskripsi data, analisis data dan pembahasan hasil analisis. BAB V PENUTUP Dalam bab ini, akan dikemukakan kesimpulan dan saran-saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN