Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

dokumen-dokumen yang mirip
Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Lingkungan Rumah Ideal

Rumah Impian Mahasiswa

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

Persepsi Masyarakat terhadap Transportasi Umum di Jababodetabek

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

BAB I PENDAHULAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Preferensi Hunian yang Ideal Bagi Pekerja dan Mahasiswa pada Kelompok Umur Dewasa Awal / Early Adulthood

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan

Preferensi Masyarakat dalam Menikmati Streetscape Perkotaan yang Ideal

Eksternalitas Penggunaan Ruang Publik sebagai Pasar Kaget (Pop-up Market) bagi Masyarakat Dewasa Muda Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

Teritori Ruang Dagang Bazar di Tangerang Selatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tempat dengan Desain Menarik di Bandung

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prasarana dan sarana perkotaan, misalnya peningkatan dan

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Mushola di dalam Rumah

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

Ruang Favorit dalam Rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengurangan tingkat..., Arini Yunita, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa

BAB III DESKRIPSI PROYEK

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis kualitas aplikasi mobile GO-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

BAB 5 KESIMPULAN PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

Hasil Observasi Karakter Gang di Kawasan Kampung Kota Bantaran Sungai di Babakan Ciamis, Bandung

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasian fasilitas transportasi yang ada (Wahyuni.R, 2008 ).

MENARA SINAR MAS DI KAWASAN MEGA KUNINGAN, JAKARTA DRAFT LAPORAN TUGAS AKHIR AR 4099

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya Alfiani Rahmawati Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Masalah kemacetan lalu lintas sudah menjamur di wilayah perkotaan di Indonesia. Hal tersebut dirasa sangat mengganggu keberlangsungan aktivitas masyarakat secara umum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab dan solusi dari permasalahan kemacetan tersebut dari persepsi masyarakat secara umum saat ini. Metode yang dilakukan pada penelitian ini berupa data teks yang didapatkan dari kuesioner yang disebarkan secara online sehingga responden berasal dari berbagai daerah dan berbagai kalangan. Hasil analisis data penelitian mengungkapkan berbagai macam faktor penyebab kemacetan dan solusinya yang dirasa tepat oleh masyarakat umum saat ini. Kata-kunci: kemacetan, penyebab, solusi, transportasi Pengantar Kondisi jalan perkotaan di Indoensia saat ini sudah sangat dipenuhi oleh kendaraan bermotor. Hal tersebut ditandai dengan fenomena kemacetan yang semakin banyak terjadi di wilayah perkotaan. Kemacetan lalu lintas kendaraan bermotor sebagai akibat dari tidak sebandingnya pertambahan jumlah kendaraan bermotor (mobil dan sepeda motor) yang sangat tinggi terhadap panjang jalan yang tersedia (Adisasmita & Adisasmita, 2011). Indonesia memiliki wilayah yang cukup luas, sehingga berdampak pada banyaknya perkotaan yang memiliki masalah kemacetan lalu lintas. Setiap perkotaan di Indonesia memiliki kondisi infrastruktur yang berbeda yang menimbulkan kemungkinan bahwa faktor penyebab dan solusi masalah kemacetan di setiap kota berbeda-beda. Untuk mengetahui faktor penyebab kemacetan disebuah kota diperlukan penilaian secara langsung kepada masyarakat luas yang merasakan bagaimana kondisi lalu lintas di kota tempat ia tinggal. Kemacetan lalu lintas kendaraan bermotor menimbulkan dampak negatif dalam berbagai aspek, yaitu mengurangi (mengganggu) kelancaran lalu lintas, waktu perjalanan menjadi lebih lama, konsumsi bahan bakar meningkat dan menimbulkan polusi (pencemaran) udara. (Adisasmita & Adisasmita, 2011) Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bagaimana persepsi masyarakat umum menanggapi permasalahan kemacetan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk medapatkan deskripsi mengenai faktor apa yang menyebabkan adanya masalah kemacetan dan bagaimana solusinya dari masyarakat sesuai dengan pengalaman diri masing-masing. Besar harapannya dengan adanya penelitian ini mampu membantu menyelesaikan masalah kemacetan sesuai dengan kondisi kota saat ini. Pendapat masyarakat juga dapat tersalurkan untuk membantu menyelesaikan masalah kemacetan melalui penelitian ini. Metode Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif (Creswell, 2008). Metode penelitian ini bersifat eksploratif (Groat & Wang, 2002). Metode tersebut dipilih guna mendapatkan hasil data yang beragam dan memunculkan berbagai kemungkinan. Kemudian didapatkan kesimpulan mengenai faktor penyebab dan solusi kemacetan lalu lintas ter- Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 B 043

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya banyak menurut sudut pandang masyarakat umum. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dengan survey menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online. Kuesioner online dibagikan secara bebas kepada semua kerabat dan kolega yang dikenal melalui media sosial. Hasil penyebaran kuesioner online mendapatkan 60 responden dari berbagai kota yang berbeda. Responden yang paling banyak berdomisili di Kota Bandung yaitu 18 orang. Kemudian responden yang berdomisili di Kota Surabaya sebanyak 17 orang. Responden yang berdomisili di Kota Malang sebanyak 7 orang. Responden yang berdomisili di Kota Jakarta sebanyak 6 orang. Dan responden yang berdomisili di Kota Yogyakarta sebanyak 3 orang, di Kota Bogor dan Sidoarjo masing-masing sebanyak 2 orang. Responden yang berdomisili di Batam, Bekasi, Denpasar, Gresik dan Jember masing-masing 1 orang. Pertanyaan pada kuesioner online disusun secara kuantitatif dan kualitatif (mix-method). Pertanyaan kuantitatif menggunakan struktur pertanyaan tertutup (close-ended). Sedangkan pertanyaan kualitatif menggunakan struktur pertanyaan terbuka (open-ended). Pada penelitian ini, data yang digunakan merupakan data kualitatif (open-ended) karena beragamnya tanggapan yang diberikan oleh responden. Responden diminta untuk mendeskripsikan penyebab masalah kemacetan yang sering terjadi saat ini. Kemudian diminta untuk mendeskripsikan solusi dari permasalahan kemacetan tersebut dari sudut pandang masing-masing responden. Keduanya didapatkan melalui pertanyaan terbuka (open-ended) sehingga responden dapat menjawab sesuai dengan apa yang mereka rasakan dan pikirkan. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan menggunakan dua cara yaitu, kualitatif dan kuantitatif. Analisis data B 044 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 secara kualitatif menggunakan metode content analysis supaya mendapatkan banyak informasi mengenai penyebab dan solusi kemacetan dari sudut pandang masyarakat umum. Analalisis data secara kuantitatif dilakukan dengan analisis distribusi dan analisis korespondensi. Analisis distribusi dilakukan untuk mengetahui frekuensi dari jawaban responden yang dominan atau tidak dominan mengenai penyebab dan solusi kemacetan. Analisis korenspondensi dilakukan untuk melihat hubungan korespondesi antara penyebab kemacetan dengan solusi yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kemacetan tersbut. Analisis dan Interpretasi Tahapan pertama yang dilakukan untuk mengolah data yang sudah ada ialah tahap mengidentifikasi kata kunci (open coding) dari deskripsi yang sudah diberikan oleh responden. Berikut diberikan contoh open coding mengenai penyebab dan solusi kemacetan di bawah ini. Waktu jam kerja yang sama, banyaknya orang yg lebih senang memakai kendaraan pribadi karena kendaraan umum tidak menjangkau tempat kerja (Responden No 5) Menyediakan transportasi umum yg merata dan berkualitas (Responden No 5) Berdasarkan deskripsi di atas, maka didapatkan beberapa kata kunci dari penyebab kemacetan saat ini, yaitu Jam kerja yang sama, penggunaan kendaraan pribadi, kendaraan umum yang tidak menjangkau tempat kerja. Sedangkan untuk solusi kemacetan didapatkan kata kunci yaitu transportasi umum yang merata, transportasi umum yang berkualitas. Tahap selanjutnya adalah axial coding. Pada tahap ini dikelompokkan kata kunci yang sudah didapat menjadi kategori. Tahapan ini dilakukan dengan diskusi bersama supaya hasil yang didapatkan tidak bias. Setelah didapatkan kategori yang pertama, dilakukan kembali pengelompokkan kategori tahap dua supaya tidak ada kategori yang saling tumpang tindih. Pada penelitian ini, penyebab kemacetan terdiri dari 9 kategori. Sedangkan solusi kemacetan terdiri dari 13 kategori. Berikut merupakan contoh

tahap axial coding terhadap penyebab dan solusi kemacetan menurut masyarakat umum. Tabel 1. Contoh axial coding penyebab kemacetan. No Kategori Kata Kunci 1 Jam Padat Jam berangkat/pulang Aktivitas sekolah dan kerja. Jalan sempit 2 Keterbatasan Tidak ada jalan alternatif Jalan Sulit dilakukan pengembangan jalan. 3 Volume Penggunaan kendaraan Kendaraan pribadi Meningkat Banyak kendaraan 4 Layanan Transportasi Transportasi umum yang terbatas Umum Kurang Angkutan yang berhenti Baik disembarang tempat Tabel 2. Contoh axial coding solusi kemacetan. No Kategori Kata Kunci 1 Titik Transportasi Tempat pemberhentian Umum khusus angkutan umum 2 Jalur Alternatif Penambahan jalur alternatif Jalan layang Jalan tol Transportasi umum seperti di Negara maju Peningkatan Perbaikan transportasi 3 Fasilitas umum Trasportasi Penggunaan transportasi Umum umum Biaya transportasi umum terjangkau 4 Pengaturan Jalur Transportasi Pemisahan jalur kendaraan One-way system Dari semua kategori yang didapatkan, kemudian dianalisis frekuensinya dengan cara analisis distribusi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jawaban yang dominan ataupun tidak dominan terhadap pertanyaan penyebab dan solusi kemacetan berdasarkan persepsi masyarakat umum. Alfiani Rahmawati Hasil analisis distribusi untuk penyebab terjadinya kemacetan di beberapa kota di Indonesia dapat dilihat pada Diagram 1. Menurut persepsi masyarakat secara umum, faktor penyebab terbesar dari masalah kema-cetan yang terjadi adalah volume kendaraan yang meningkat sebesar 30 responden (29%). Kemudian terdapat faktor keterbatasan jalan sebesar 17 responden (16%) dan faktor jam padat sebesar 15 responden (14%). Sedangkan faktor layanan transportasi umum yang kurang baik mendapatkan 13 responden (12%). Kegiatan tertentu Infrastruktur kota yang buruk Penggunaan ruas jalan untuk aktivitas lain Pelanggaran peraturan lalu lintas Layanan transportasi umum yang kurang Volume kendaraan meningkat Keterbatasan jalan Jam padat aktivitas Area padat aktivitas 0 10 20 30 40 Diagram 1. Analisis distribusi faktor penyebab kemacetan. Hasil ini menunjukkan bahwa masyarakat secara umum merasa faktor utama penyebab kemacetan adalah bertambahnya volume kendaraan di jalan. Bahwa responden menekankan terhadap banyaknya penggunaan kendaraan pribadi saat ini. Selanjutnya faktor penyebab kemacetan yang harus diperhatikan lainnya adalah keterbatasan jalan yang ada. Disebutkan bahwa faktor tidak adanya jalan alternatif dan sulitnya dilakukan pengembangan jalan dirasa menjadi salah satu faktor utama terjadinya kemacetan. Terdapat pula faktor jam padat aktivitas, seperti jam masuk sekolah dan kantor yang bersamaan, Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 B 045

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya menjadi penyebab terjadinya kemacetan. Layanan transportasi umum yang kurang baik di Indonesia juga mendapat sorotan oleh masyarakat sebagai penyebab terjadinya kemacetan. Pemberhentian angkutan umum yang belum diorganisir dengan baik, kurangnya pilihan moda transportasi umum, serta kalayakan transportasi umum, dan keamanan transportasi umum menjadi poin utama yang dirasa perlu untuk diperbaiki. Juga terdapat beberapa penyebab kemacetan yang disebutkan oleh sebagian kecil responden seperti... Untuk solusi kemacetan, jawaban dari responden yang paling mendominasi adalah peningkatan fasilitas transportasi umum sebanyak 32 responden (33%). Kemudian solusi yang penting selanjutnya adalah penertiban kawasan lalu lintas sebanyak 12 responden (12%). Solusi yang perlu diperhatikan lainnya ialah pengurangan volume kendaraan, perbaikan jalan, dan jalur alternatif, masing-masing memiliki responden sebesar 8 orang (8%). Media informasi Penerapan Peningkatana Alur transportasi perbaikan jalan Menaikkan biaya Pengaturan jam Pengurangan Penertiban kawasan Pengaturan jalur Peningkatan fasilitas jalur alternatif Titik transportasi 0 10 20 30 40 Diagram 2. Analisis distribusi solusi kemacetan. Hasil ini menunjukkan bahwa solusi kemacetan yang dianggap paling penting oleh masyarakat umum adalah peningkatan fasilitas transportasi umum. Kondisi transportasi umum di Indonesia dianggap tidak memuaskan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti, rendahnya tingkat keamanan dalam transportasi umum tersebut, kondisi kendaraan yang sudah tidak layak beroperasi, dan pengemudi yang tidak tertib di jalan. Maka dari itu, peningkatan layanan fasi-litas transportasi umum sangat penting untuk mengatasi masalah kemacetan. Kemudian ada pula solusi yang harus diperhatikan juga adalah penertiban kawasan lalu lintas. Yang dimaksudkan dalam penertiban kawasan lalu lintas disini adalah perbedaan jalur transportasi bagi kendaraan bermotor, penerapan peraturan lalu lintas yang ketat, dan pembersihan area jalan dari pedagang kaki lima. Perbedaan jalur transportasi bagi kendaraan bermotor dilakukan dengan membedakan jalur transportasi kendaraan pribadi dengan kendaraan umum, atau kendaraan angkut barang. Seperti yang kita ketahui, masyarakat sendiri sering melanggar peraturan lalu lintas. Namun, pada penelitian ini dikatakan bahwa sangat penting untuk menerapkan peraturan lalu lintas secara ketat supaya masyarakat sadar pentingnya tertib lalu lintas. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah adanya polisi lalu lintas pada jalan yang ramai kendaraan. Kondisi jalan di Indonesia diwarnai dengan adanya pedagang kaki lima (PKL). Penertiban PKL sangat berpengaruh dalam mengurangi kemacetan karena kondisi jalan akan kembali sebagaimana mestinya. Solusi-solusi lain yang tidak dapat diabaikan ialah pengurangan volume kendaraan, perbaikan jalan, dan jalur alternatif. Pengurangan volume kendaraan disini ditekankan kepada pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dan kemudian menggunakan transportasi umum. Solusi perbaikan jalan yang dimaksud adalah adanya pelebaran jalan di daerah yang masih memungkinkan untuk dilakukan hal tersebut. Kemudian, solusi adanya alternatif jalan yang dimaksudkan adalah pembangunan jalan tol atau jalan layang di kota. B 046 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Tahap akhir dari analisis dalam penelitian ini adalah tahap selective coding. Tahap ini di dapatkan melalui analisis korespondensi. Analisis korespondensi dilakukan untuk melihat hubungan antara penyebab kemacetan yang telah dideskripsikan oleh masyarakat umum dengan solusi kemacetan menurut persepsi masingmasing. Alur transportasi umum Alur transportasi yang umum yang jelas dan terhubung terhubung Penertiban kaw asan Penertiban lalu kaw lintas asan lalu lintas Penggunaan ruas jalan Penggunaan untuk ruas jalan untuk aktivitas lain lain Area padat aktivitas Area padat aktivitas Peningkatan fasilitas Peningkatan fasilitas transportasi umum perbaikan jalan perbaikan jalan Volume kendaraan meningkat Volume kendaraan meningkat Jam padat aktivitas Jam padat aktivitas Menaikkan biaya pendukung Menaikkan biaya pendukung penggunaan transportasi transportasi pribadi pribadi Titik transportasi umum Titik transportasi umum Layanan transportasi Layanan umum transportasi umum yang kurang baik baik jalur alternatif jalur alternatif Pengurangan volume Pengurangan kendaraan volume kendaraan Infrastruktur kota yang Infrastruktur buruk kota yang buruk Pelanggaran peraturan Pelanggaran lalu peraturan lintas lalu lintas Penerapan kebijakan Penerapan pemerintah kebijakan pemerintah yang tegas tegas Keterbatasan jalan Keterbatasan jalan Peningkatana fasilitas Peningkatana jalur fasilitas jalur pedestrian dan kendaraan dan kendaraan tidak bermotor tidak bermotor Pengaturan jalur transportasi Pengaturan jalur transportasi Pengaturan jam aktivitas Pengaturan jam aktivitas Media informasi transportasi Media informasi transportasi dan dan jalan Kegiatan tertentu Kegiatan tertentu Diagram 3. Analisis koresponden antara faktor penyebab kemacetan dengan solusi masalah kemacetan menurut masyarakat umum. Pada Diagram 3, dapat diketahui hubungan antara faktor penyebab kemacetan dengan solusi menyelesaikan kemacetan menurut masyarakat umum. Penggunaan ruas jalan untuk aktivitas lain dan area padat aktivitas menjadi faktor penyebab terjadinya kemacetan. Solusi yang di sarankan untuk faktor tersebut adalah penertiban kawasan lalu lintas dan adanya alur transportasi umum yang jelas dan terhubung. Alfiani Rahmawati Faktor penyebab kemacetan yang lain adalah volume kendaraan meningkat. Solusi yang paling tepat menurut responden adalah adanya perbaikan jalan dan peningkatan fasilitas transportasi umum. Sedangkan untuk faktor layanan transportasi yang kurang baik, solusinya adalah dengan menata titik transportasi umum. Selain itu juga didukung dengan menaikkan biaya pendukung penggunaan transportasi pribadi sehingga orang akan beralih menggunakan transportasi umum. Permasalahan infrastruktur kota yang buruk dapat diselesaikan dengan adanya jalur alternatif dan pengurangan volume kendaraan. Faktor penyebab kemacetan lainnya adalah keterbatasan jalan. Solusi yang disarankan adalah penerapan kebijakan pemerintah yang tegas. Sehingga lalu lintas menjadi tertib dan lacar. Faktor penyebab kemacetan yang terakhir adalah adanya kegiatan tertentu di jalan yang masyarakat tidak ketahui, seperti parade kemerdekaan atau pesta rakyat. Solusi yang disarankan adalah dengan media informasi transportasi dan jalan, sehingga masyarakat dapat merencanakan kegiatannya dengan baik. Kesimpulan Hasil dari analisis keseluruhan data yang dilakukan (content analysis, analisis diatribusi, dan analisis korespondensi), ditemukan bahwa menurut persepsi masyarakat secara umum, faktor penyebab terjadinya kemacetan saat ini antara lain volume kendaraan meningkat, keterbatasan jalan, jam padat aktivitas, dan layanan transportasi umum yang kurang baik. Selain itu, hasil analisis data yang dilakukan juga menemukan solusi yang dianggap mampu untuk menyelesaikan masalah kemacetan oleh masyarakat. Solusi tersebut antara lain peningkatan fasilitas transportasi umum dan penertiban kawasan lalu lintas. Selain itu solusi yang juga perlu diperhatikan adalah perbaikan jalan dan pengurangan volume kendaraan. Dari data yang diberikan oleh responden, di dapatkan hasil korespondensi, yaitu hubungan faktor permasalahan kemacetan di berbagai kota di Indonesia dengan solusi pemecahan masalah tersebut. Muncul berbagai faktor penyebab kemacetan, namun yang paling utama yaitu faktor volume kendaraan meningkat. Menurut hasil analisis korespondensi, solusi yang berhubungan dengan faktor tersebut adalah Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 B 047

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya perbaikan jalan. Untuk mengimbangi kenaikan volume kendaraan, kondisi jalan setidaknya harus kembali seperti semula. Sedangkan solusi kemacetan yang paling utama adalah peningkatan fasilitas transportasi umum. Solusi tersebut menanggapi adanya faktor penyebab kemacetan yaitu volume kendaraan meningkat. Dapat kita ketahui bahwa faktor penyebab kemacetan yang paling utama dari persepsi masyarakat umum, dapat diselesaikan dengan solusi yang memiliki jumlah responden terbanyak. Responden penelitian ini dikatakan masih kurang untuk dapat meneliti faktor penyebab dan solusi kemacetan di Indonesia secara menyeluruh. Dikarenakan responden penelitian ini masih terbatas jumlah dan asal kota responden. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik mengenai penyebab dan solusi masalah kemacetan di Indonesia, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Dimana penelitian dilakukan dengan jumlah responden yang lebih banyak dan di berikan batasan yang jelas, seperti kota apa saja yang dapat dimasukkan kedalam penelitian. Daftar Pustaka Adisasmita, Rahardjo & Adisasmita, Sakti Adji. (2011) Manajemen Transportasi Darat: Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas di Kota Besar (Jakarta). Jakarta: Graha Ilmu. Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. B 048 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016