JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

PERUBAHAN WARNA SUBSTRAT PADA DAERAH HUTAN MANGROVE DESA PASSO. (Change of Substrate Colour at Mangrove Forest in Passo Village)

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS CAHAYA DENGAN KEKERUHAN PADA PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di :

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

PERUBAHAN MUSIM TERHADAP BEBAN MASUKAN NUTRIEN DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM PENDAHULUAN

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

PENDAHULUAN karena sungai-sungai banyak bermuara di wilayah ini. Limbah itu banyak dihasilkan dari

PENGARUH MUSIM TERHADAP FLUKTUASI KADAR FOSFAT DAN NITRAT DI LAUT BANDA

ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK

KAJIAN SPASIAL FISIKA KIMIA PERAIRAN ULUJAMI KAB. PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

STUDI DAN HUBUNGAN ARUS TERHADAP SEBARAN DAN FLUKTUASI NUTRIEN (N DAN P) DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KUALITAS AIR LAUT DI PERAIRAN SELAT BANGKA BAGIAN SELATAN ANALYSIS OF SEA WATER QUALITY IN THE SOUTHERN OF BANGKA STRAIT

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

KAJIAN SEBARAN SPASIAL PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN TELUK SEMARANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRODUKSI DAN LAJU DEKOMPOSISI SERASAH DAUN MANGROVE API-API

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang s

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab V Hasil dan Pembahasan

SEBARAN NITRAT DAN FOSFAT DI PERAIRAN MUARA SUNGAI PORONG KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Sebaran Nutrien dan Oksigen Terlarut (DO) di Teluk Jakarta

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

I. PENDAHULUAN. besar di perairan. Plankton merupakan organisme renik yang melayang-layang dalam

PROFIL PARAMETER KIMIA OSEANOGRAFI PANTAI TIMUR SUMATERA Oleh: Fani Fadli 1), Joko Samiaji 2), Bintal Amin 2)

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PERAIRAN KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

HUBUNGAN ANTARA SUKSESI FITOPLANKTON DENGAN PERUBAHAN RASIO N DAN P DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM PENDAHULUAN

STATUS MUTU KUALITAS AIR LAUT PANTAI MARUNI KABUPATEN MANOKWARI

PEMETAAN SEBARAN SPASIAL KUALITAS AIR UNSUR HARA PERAIRAN TELUK LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang

Gambar 1. Kondisi Teluk Benoa saat surut. (

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas budidaya. Air yang digunakan untuk keperluan budidaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kesesuaian Lokasi dan Data Spasial Budidaya Laut berdasarkan Parameter Kualitas Perairan di Teluk Lasongko Kabupaten Buton Tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mempunyai

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMASI SPASIAL PERAIRAN PULAU 3S (SALEMO, SAGARA, SABANGKO) KABUPATEN PANGKEP UNTUK BUDIDAYA LAUT Fathuddin dan Fadly Angriawan ABSTRAK

HIDRODINAMIKA FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI PORONG SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. sampai sub tropis. Menurut Spalding et al. (1997) luas ekosistem mangrove di dunia

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MASPARI JOURNAL Juli 2015, 7(2):25-32

III. METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Juli 2014 untuk

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

DAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR LAMPUNG SELATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MASPARI JOURNAL Januari 2017, 9(1):33-42

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

KATA PENGANTAR. Jatinangor, 22 Juli Haris Pramana. iii

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Volume VII Nomor 1, Februari 2017 ISSN: Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan selalu terbawa arus karena memiliki kemampuan renang yang terbatas

KAJIAN KONSENTRASI NITRAT DAN SILIKAT PADA KONDISI PASANG DAN SURUT DI PERAIRAN MOROSARI KABUPATEN DEMAK

SEBARAN SPASIAL LUASAN AREA TERCEMAR DAN ANALISIS BEBAN PENCEMARAN BAHAN ORGANIK PADA PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

DI DWERAN INTERTlDAk PBNTAI KAMAL

Gambar 4. Peta Rata-Rata Suhu Setiap Stasiun

PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM

POTENSI ESTUARIA KABUPATEN PASAMAN BARAT SUMATERA BARAT. Oleh : Eni Kamal dan Suardi ML

3. METODE PENELITIAN

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

DEBIT AIR DI SUNGAI TERINDIKASI CEMAR DESA BERINGIN MALUKU UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi,

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang. berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Laut Belawan merupakan pelabuhan terbesar di bagian barat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPADATAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA PADA MANGROVE DI PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATRA UTARA

Kandungan Klorofil-a Fitoplankton di Sekitar Perairan Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

Parameter Oseanografi pada Calon Daerah Kawasan Konservasi Perairan Laut Kabupaten Luwu Utara

TINJAUAN PUSTAKA. lainnya yang berbahasa Melayu sering disebut dengan hutan bakau. Menurut

Transkripsi:

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN Volume, Nomor, April 00 VALUASI EKONOMI WISATA SANTAI BEACH DAN PENGARUHNYA DI DESA LATUHALAT KECAMATAN NUSANIWE STRUKTUR MORFOLOGIS KEPITING BAKAU (Scylla paramamosain) PENGENDALIAN CACING POLIKAETA PADA ANAKAN TIRAM MUTIARA DENGAN PERENDAMAN DALAM SALINITAS YANG BERBEDA TINGKAH LAKU PERGERAKAN GASTROPODA Littorina scabra PADA POHON MANGROVE Sonneratia alba DI PERAIRAN PANTAI TAWIRI, PULAU AMBON SEBARAN NITRAT DAN FOSFAT PADA MASSA AIR PERMUKAAN SELAMA BULAN MEI 00 DI TELUK AMBON BAGIAN DALAM APLIKASI TEKNOLOGI REMOTE SENSING SATELIT DAN SIG UNTUK MEMETAKAN KLOROFIL-a FITOPLANKTON (Suatu Kajian Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan) KAROTENOID, PIGMEN PENCERAH WARNA IKAN KARANG EKSISTENSI SASI LAUT DALAM PENGELOLAAN PERIKANAN BERKELANJUTAN BERBASIS KOMUNITAS LOKAL DI MALUKU JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON TRITON Vol. No. Hlm. - Ambon, April 00 ISSN -

Tuahatu dan Tubalawony, Sebaran Nitrat dan Fosfat Pada Massa Air Permukaan SEBARAN NITRAT DAN FOSFAT PADA MASSA AIR PERMUKAAN SELAMA BULAN MEI 00 DI TELUK AMBON BAGIAN DALAM (Distribution of Nitrat and Phosphate from Surface Water Mass in Inner Ambon Bay on May 00) Juliana W. Tuahatu dan Simon Tubalawony Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Jalan Mr. Chr. Soplanit, Poka- Ambon. Kode Pos ABSTRACT: This research was carried out in inner Ambon Bay for the whole May. Sample was collected at stations during tidal cycle in order to show the influence of nitrate and phosphate concentration. The results indicated that nitrate concentration was high compared to the previous research. In addition, nitrate and phosphate concentration tend to be high during the low tide and remained steady at the coastal water territory. Otherwise, it declined toward the middle area of the Bay. Keywords: Nitrate, phosphate, concentration, Inner Ambon Bay PENDAHULUAN Perairan Teluk Ambon Dalam (TAD) merupakan bagian dari Teluk Ambon secara keseluruhan. Perairan tersebut merupakan perairan semi tertutup yang dipengaruhi oleh pasang surut dan masukan dari daratan. Hal ini disebabkan Teluk Ambon Dalam merupakan tempat bermuaranya beberapa sungai, sehingga masukan dari darat akan membawa kontribusi bagi perubahan kualitas air. Selain itu perubahan massa air yang disebabkan oleh pasang surut turut mempengaruhi sebaran massa air di perairan tersebut. Perubahan-perubahan di atas akan mempengaruhi berbagai parameter kualitas air perairan Teluk Ambon Dalam. Nitrat (NO ) dan fosfat (PO ) merupakan dua parameter kualitas air dari sekian banyak parameter, merupakan komponen penting sebagai zat hara untuk kehidupan di laut. Nitrat merupakan salah satu jenis nitrogen anorganik yang utama dalam air (Achmad, 00). Selain itu nitrat merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga (Effendy, 00), sedangkan fosfat merupakan salah satu bentuk phosphorus di laut yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan (Dugan, dalam Effendy, 00), serta sangat mempengaruhi produktivitas perairan. Di laut, nitrat dan fosfat dibutuhkan oleh jenis-jenis diatom yang merupakan komponen utama flora laut. Keberadaan fosfat di perairan alami biasanya relatif kecil, karena sumber fosfat lebih sedikit dibandingkan dengan

Jurnal TRITON Volume, Nomor, April 00, hal. 0 sumber nitrogen di perairan. Keberadaan kedua parameter tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan perairan. Dengan kondisi perairan Teluk Ambon Dalam seperti dikemukakan di atas, maka diduga kedua parameter tersebut akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut akan turut mempengaruhi produktivitas suatu perairan (Lalli & Parsons, 000). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran konsentrasi nitrat dan fosfat selama bulan Mei 00 pada massa air permukaan Teluk Ambon Dalam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan konsentrasi nitrat dan fosfat di perairan Teluk Ambon Dalam. METODOLOGI Sampel air dikoleksi dari stasiun pengamatan pada Teluk Ambon Dalam (Gambar ). Pada tiap stasiun pengamatan, sampel diambil dari kedalaman satu meter, ketika air bergerak pasang dan air bergerak surut selama bulan Mei 00 dalam interval waktu minggu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pasang surut terhadap perubahan konsentrasi nitrat dan fosfat. Sampel yang diperoleh kemudian dibawa ke laboratorium untuk dianalisa konsentrasi nitrat dan fosfat dengan menggunakan colory meter tipe DR/0 HACH. Data hasil analisa laboratorium yang diperoleh disajikan secara diskriptif. Selanjutnya untuk mengetahui sebaran horisontal dilakukan analisis dengan program computer Surfer ver.. Gambar. Peta lokasi penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Sebaran Nitrat pada massa air permukaan Teluk Ambon Dalam Konsentrasi nitrat (NO ) selama penelitian berkisar antara,-,. Konsentrasi nitrat (NO ) pada waktu air bergerak pasang berkisar antara,-, mg/l, sedangkan saat air bergerak surut berkisar antara,-, mg/l. Secara keseluruhan selama periode sampling, konsentrasi nitrat cenderung tinggi pada

Tuahatu dan Tubalawony, Sebaran Nitrat dan Fosfat Pada Massa Air Permukaan waktu air bergerak surut (Tabel ). Saat air bergerak pasang sebaran nitrat memperlihatkan nilai yang tinggi pada perairan sekitar Poka, Waiheru, dan Passo serta rendah pada bagian barat daya dan bagian tengah teluk (Gambar ). Tingginya konsentrasi nitrat pada daerah ini karena adanya masukan dari daratan melalui aliran sungai yang bermuara di sekitar lokasi tersebut. Selain itu diduga karena adanya sumbangan dari hutan mangrove. Koesoebiono () mengatakan bahwa konsentrasi nitrat di perairan dekat pantai cenderung tinggi sebagai akibat adanya tambahan dari daratan melalui aliran sungai. Kemungkinan lain adalah karena pada waktu air bergerak pasang, daerah tersebut tidak terlalu mendapat pengaruh massa air Teluk Ambon Luar yang masuk ke dalam Teluk Ambon Dalam. Selain itu perairan tersebut cenderung mempunyai salinitas yang lebih rendah karena dipengaruhi oleh aliran sungai. Dengan demikian massa air dengan salinitas yang lebih rendah akan berada pada lapisan bagian atas dari massa air yang bergerak. Sebaliknya konsentrasi nitrat yang rendah pada bagian barat daya dan perairan tengah teluk dikarenakan daerah tersebut banyak dipengaruhi oleh massa air dari luar yang masuk pada waktu pasang. Gambar dan memperlihatkan adanya pengaruh massa air dari Teluk Ambon Luar yang cenderung bersalinitas tinggi (- ). Daerah ambang teluk hingga pertengahan teluk merupakan daerah yang lebih dipengaruhi massa air dari luar teluk. Pada daerah ini juga terjadi proses percampuran massa air yang terlihat melalui sebaran nilai salinitas permukaan perairan yang cenderung mengalami penurunan. Tabel. Konsentrasi nitrat (mg/l) di Teluk Ambon Dalam selama penelitian Minimum Maximum Rerata St.deviasi Air bergerak pasang...0 0. Periode Air bergerak surut... 0. -. -. -..-.. -.. -..0..0 -... -... -...0..... (A) -...0..... Gambar. Sebaran konsentrasi nitrat (mg/l) massa air permukaan laut Teluk Ambon Dalam pada bulan Mei saat air bergerak pasang. A = Minggu I dan B = Minggu III. (B)

Jurnal TRITON Volume, Nomor, April 00, hal. 0 Pada waktu air bergerak surut, konsentrasi nitrat cenderung tinggi di perairan sekitar Poka, Waiheru hingga Lateri, dan rendah di sekitar ambang hingga bagian tengah teluk (Gambar ). Sebaran nitrat pada waktu surut menunjukkan adanya pengaruh daratan yang cukup kuat terhadap konsentrasi nitrat di perairan Teluk Ambon Dalam. Secara keseluruhan rata-rata konsentrasi nitrat yang diperoleh pada waktu pasang dan surut cukup tinggi (berkisar antara,0-, mg/l), dibandingkan dengan nilai yang diperoleh Mainassy dkk. (00) yaitu 0,0-0, mg/l, maupun Selanno dkk. (00) yaitu 0,-0, mg/l. Nilai tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi nitrat telah melebihi nilai baku mutu bagi kehidupan biota aquatic, yaitu 0,00 mg/l. Effendi (00) mengatakan bahwa kadar nitrat pada perairan alami tidak melebihi 0, mg/l. Konsentrasi nitrat yang tinggi juga disebabkan oleh adanya curah hujan yang tinggi selama bulan Mei. Curah hujan yang tinggi akan mempengaruhi debit air yang masuk ke perairan laut melalui aliran sungai. Curah hujan yang tinggi di sekitar pulau Ambon terjadi pada bulan Mei-Agustus (Huwae, ). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada tahun 00, intensitas curah hujan sangat tinggi, sehingga berkontribusi terhadap tingginya konsentrasi nitrat di perairan. -. -. -.. -.. -...0 -...0 -... -... -...0..... (A) -...0..... (B) Gambar. Sebaran konsentrasi nitrat (mg/l) massa air permukaan laut Teluk Ambon Dalam pada bulan Mei saat air bergerak surut. A = Minggu II dan B = Minggu IV Sebaran fosfat pada massa air permukaan Teluk Ambon Dalam Selama bulan Mei 00 konsentrasi fosfat berkisar antara 0,-0, mg/l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi fosfat tinggi pada waktu air surut (tabel ). Sebaran fosfat pada waktu air bergerak pasang selama penelitian berlangsung memperlihatkan nilai yang tinggi pada perairan sekitar Poka dan Waiheru, kemudian menurun ke arah pertengahan teluk (Gambar ). Tingginya fosfat pada perairan dekat pesisir menunjukkan bahwa masukan akibat aktivitas daratan sangat mempengaruhi konsentrasi fosfat di Teluk Ambon Dalam. Hal ini disebabkan pada waktu surut, Teluk Ambon Dalam lebih banyak dipengaruhi oleh aliran air tawar dari beberapa sungai yang bermuara pada perairan tersebut.

Tuahatu dan Tubalawony, Sebaran Nitrat dan Fosfat Pada Massa Air Permukaan Tabel. Konsentrasi fosfat (mg/l) di Teluk Ambon Dalam selama penelitian Minimum Maximum Rerata St.deviasi Air bergerak pasang 0. 0. 0. 0. Periode Air bergerak surut 0. 0. 0. 0. -. -. 0. 0.0 -. -. 0. 0.0 -. 0. -. 0. 0.0 0.0 0. 0.0 -. -. 0. 0.0 0. 0.0 -. -...0.......0..... (A) (B) Gambar. Sebaran konsentrasi fosfat (mg/l) massa air permukaan laut Teluk Ambon Dalam pada bulan Mei saat air bergerak pasang. A = Minggu I dan B = Minggu III. Daerah aliran sungai (DAS) merupakan penghubung antara berbagai aktivitas daratan dengan wilayah pesisir sebagai penerima dampak kegiatan tersebut (Bengen, 00). Sungai-sungai yang bermuara pada Teluk Ambon Dalam adalah sungai Air Besar (Halong), sungai Waerekan (Lateri), sungai Waetonahitu (Passo) dan sungai Waiheru. Sastrawijaya () mengemukakan bahwa fosfat memasuki suatu perairan melalui berbagai jalur diantaranya limbah kotoran hewan, sisa pertanian, sisa tanaman dan hewan yang mati serta butiran sedimen yang masuk ke laut. Pada waktu air bergerak surut, konsentrasi fosfat tertinggi dijumpai pada perairan Poka, Waiheru, dan Lateri, serta menurun pada bagian tengah hingga dekat ambang teluk. (Gambar ). Pola sebaran seperti ini juga terjadi pada waktu surut, hal ini memberikan indikasi yang kuat bahwa keberadaan nitrat dan fosfat di Teluk Ambon Dalam lebih banyak dipengaruhi oleh masukan dari daratan. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mainassy dkk (00), yakni kisaran konsentrasi nitrat dan fosfat berkisar antara 0,0-0, mg/l, konsentrasi yang diperoleh pada penelitian ini cukup besar. Hal ini juga disebabkan karena adanya tingkat curah hujan yang tinggi selama bulan mei 00 yaitu ±, mm/hari (BMG, 00), maupun pada bulan-bulan sebelumnya. Curah hujan yang tinggi umumnya akan membawa banyak zat hara ke laut.

Jurnal TRITON Volume, Nomor, April 00, hal. 0 Keseluruhan data nitrat dan fosfat menggambarkan bahwa konsentrasi kedua parameter tersebut cenderung meningkat ke arah pesisir, terutama pada bagian utara Teluk Ambon Dalam. Tingginya konsentrasi nitrat dan fosfat pada daerah tersebut, selain dipengaruhi oleh aliran sungai juga akibat adanya komunitas mangrove. Komunitas manggrove merupakan salah satu penyumbang unsur hara di perairan (Bengen, 00). -. -. 0. 0.0 -. -. 0. 0.0 -. 0. -. 0. 0.0 0.0 0. 0.0 -. -. 0. 0.0 0. 0.0 -...0..... (A) -...0..... (B) Gambar. Sebaran konsentrasi fosfat (mg/l) massa air permukaan laut Teluk Ambon Dalam pada bulan Mei saat air bergerak surut. A = Minggu II dan B = Minggu IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah: () Konsentrasi nitrat maupun fosfat yang diperoleh selama penelitian cukup tinggi, dibandingkan dengan pada penelitian sebelumnya, terutama pada waktu surut. () Sebaran konsentrasi nitrat dan fosfat menunjukkan nilai yang tinggi pada daerah pesisir dibandingkan dengan pada daerah bagian pertengahan dan ambang teluk. () Periode pasang dan surut turut mempengaruhi sebaran konsentrasi nitrat dan fosfat, yang menunjukkan pola sebaran yang sama. DAFTAR PUSTAKA Achmad, R. 00. Kimia Lingkungan. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Bengen, D. 00. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bengen, D. 00. Ekosistem Pesisir. Institut Pertanian Bogor. Bogor. BMG. 00. Data Curah Hujan Pulau Ambon dan Sekitarnya. Ambon. Effendy, H. 00. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Huwae.. A Brief description of Ambon. Preliminary report on Ambon survey. Koesoebiono.. Plankton dan Produktivitas Bahari. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lalli, C.M. & T.R. Parsons. 000. Biological Oceanography An introduction. ( nd edition).

0 Tuahatu dan Tubalawony, Sebaran Nitrat dan Fosfat Pada Massa Air Permukaan Mainassy, B., N.V. Huliselan, S.F. Tuhumury, & J.J. Wattimury. 00. Penentuan Lokasi Pengembangan Budidaya Keramba Jaring Apung di Perairan Teluk Ambon Dalam Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Ichthyos. (): -0. Selanno, D.A.J., E.M. Adiwilaga, R. Dahury, I. Muchsin, & H. Effendy. Analisa Kualitas Air Beberapa Wilayah Sungai dan DAS pada Teluk Ambon Bagian Dalam, Suatu Pendekatan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan. Jurnal Ichthyos (): -. Sastrawijaya, A.. Pencemaran Lingkungan. Bhineka Cipta. Jakarta.