BAB I PENDAHULUAN. perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia ( SDM) untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ( 10 Agustus 2008). Dengan maraknya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan usaha. Pesatnya perkembangan teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. produksi/operasi merupakan salah satu fungsi pokok dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN. skills termasuk komunikasi dan kemampuan berinkteraksi, kemampuan

PENGEMBANGAN PRAKTEK INDUSTRI YANG BERBASIS PADA ANALISIS KOMPETENSI SEBAGAI MANAJER USAHA MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang berupaya meningkatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk mendapatkan Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

Disusun Oleh : 1. Rozaq Dwi Utomo ( ) 2. Ma ruf Mujahid ( ) 3. Maulana Hasyim Khasbullah ( )

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizkika Fitri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia berkembang dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah lama dilakukan dengan melaksanakan inovasi pada program

NIP NIM

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tata boga merupakan pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan) yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

SEMINAR NASIONAL PELUANG DAN TANTANGAN ALUMNI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNM MENYONGSONG ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan fasilitas fisik, peningkatan mutu guru, dan perubahan kurikulum.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan komponen penunjang suksesnya program. negeri yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

PT.Indofood CBP Sukses Makmur Jambi

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persoalan ketenagakerjaan di Indonesia tidak hanya terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. Problematika yang muncul dibidang pendidikan kejuruan adalah sulitnya

Laporan Kerja Praktek PT.Astra Daihatsu Motor BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru-guru pada semua jenjang pendidikan, yang setiap harinya bersama-sama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan di dunia Internasional dan meningkatkan pengembanga

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia. Dengan diberlakukannya MEA (masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan tempat dimana peserta didik melakukan proses pembelajaran. dan dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan.

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif ( descriptive research).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas manusia sebagai sumber daya diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dalam beberapa. pembangunannya. Dalam perkembangannya, Indonesia memiliki beberapa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya, sumber daya manusia sering juga disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seni peran mengalami perkembangan yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam era tersebut dengan berbekal soft skills, hard skills,

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan. Seiring dengan hal tersebut, perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia ( SDM) untuk mengantisipasi terjadi perubahan lingkungan. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam ketatnya persaingan, yakni bagaimana menciptakan sumber daya manusia ( SDM) yang berkualitas dan memiliki ketrampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global. Ada dua hal penting menyangkut kondisi sumber daya manusia (SDM) Indonesia, yaitu adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja dan tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Lulusan perguruan tinggi di Indonesia pun tidak mampu dengan cepat beradaptasi dengan dunia industri. Sebaliknya tenaga kerja asing yang berasal dari perguruan tinggi luar negeri terus berdatangan ke Indonesia. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia adalah tenaga kerja yang belum siap pakai (http://www.e-psikologi.com/manajemen/111202.html, 14 Februari 2008). Meskipun angkatan kerja yang berpendidikan terus bertambah namun perkembangan teknologi dan informasi jauh lebih cepat, sehingga dibutuhkan perbaikan dalam sistem pendidikan Indonesia agar dapat

2 menghasilkan tenaga kerja yang profesional, karena lulusan perguruan tinggi Indonesia pada saat terjun ke dunia kerja belum siap untuk menangani sistem dengan teknologi yang lebih maju. Industri jasa boga memiliki potensi pasar yang sangat besar, mengingat makanan merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Oleh karena itu, penyelenggaraan makanan merupakan suatu keharusan, baik di dalam lingkungan maupun diluar lingkungan keluarga. Penyelenggaraan makanan di luar lingkungan diperlukan oleh sekelompok konsumen karena berbagai hal tidak dapat makan bersama dengan keluarganya di rumah, karena kesibukan masing-masing. Orang yang tidak dapat makan bersama keluarga di dalam rumah memerlukan pelayanan makanan di luar rumah yang diselenggarakan secara khusus dalam skala besar atau kecil, sehingga memanfaatkan industri jasa boga, seperti industri katering. Saat ini, persaingan industri katering sudah sangat kompetitif. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya industri katering yang bermunculan, baik dalam skala besar maupun kecil. Produk masakan yang dihasilkan di katering sangat menjadi penentu perkembangan suatu industri katering. Dalam usaha jasa boga, persoalan produksi makanan yang timbul untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen diantaranya rasa yang kurang enak, makanan yang terlihat kurang bersih, dan penampilan yang kurang menarik. Dengan melihat kenyataan tersebut, sudah sepantasnya apabila pihak industri memiliki tenaga kerja yang handal atau mempunyai kompetensi kerja yang ahli bidang produksi di industri katering.

3 Industri katering dituntut untuk memiliki tenaga kerja yang mempunyai kemampuan profesional dan kesiapan kerja dalam bidangnya untuk dapat memenuhi tuntutan pasar akan produktivitas perusahaan yang bermutu. Untuk mengoperasikan katering maka dibutuhkan management yang baik. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat (UU Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003). Tenaga kerja katering bagian produksi adalah tenaga kerja di sebuah katering yang bertugas memproduksi atau membuat berbagai macam makanan sesuai permintaan dan kebutuhan konsumen. Kompetensi tenaga kerja produksi, dapat dilihat dari aspek hard skills dan soft skills yang dimiliki. Kompetensi yang dibutuhkan dalam rekrutmen tenaga kerja oleh perusahaan yaitu kompetensi hard skill dan soft skill (Hariwijaya, 2008:7). Hard skill merupakan cerminan pengetahuan dan keterampilan fisik tenaga kerja, sedangkan soft skill merupakan instuisi dan kepekaan tenaga kerja. Kompetensi hard skill tenaga kerja bagian produksi katering, meliputi pengetahuan bahan pangan, pengetahuan peralatan, pengetahuan area kerja dan sanitasi hygiene, pengetahuan menu dan resep, pengetahuan karakteristik masakan, keterampilan mengoperasikan alat, keterampilan mengolah masakan, keterampilan menyajikan masakan. Sedangkan kompetensi soft skill meliputi mampu bekerja sama dan komunikasi dengan orang lain, mampu memecahkan masalah, mampu memahami diri sendiri, mampu berpikir kreatif dalam pekerjaan (Sufi S, 2008)

4 Profesionalitas dalam bidang produksi pada industri jasa boga tidak berkembang dengan sendiri, namun dilakukan melalui sebuah proses yang diupayakan. Kemampuan profesional dapat diperoleh dengan pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh lembaga pendidikan secara maksimal. Dibutuhkan kerjasama antara lembaga pendidikan dengan dunia industri agar diperoleh kesesuaian antara pengetahuan dan keterampilan yang dipersiapkan oleh lembaga pendidikan dengan kompetensi kerja yang dibutuhkan oleh dunia industri. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merupakan perguruan tinggi yang terdiri dari enam fakultas. Fakultas Teknik merupakan pelaksana akademik dibawah Universitas yang bertugas untuk melaksanakan Program Strata1 Kependidikan dan Diploma 3 Non Kependidikan dengan lima jurusan, salah satunya adalah Jurusan Pendidikan Teknik Boga, prodi Teknik Busana, dan prodi Rias dan Kecantikan. Program Studi Pendidikan Teknik Boga bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kependidikan yang memiliki kemampuan konseptual, teknikal dalam bidang boga yang berwawasan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni : kemampuan manajerial dalam bidang perancangan, produksi dan pelayanan : tenaga profesional yang kreatif, produktif dan adaptif dalam bidang boga (Kurikulum Fakultas Teknik, 2002). Permasalahan pendidikan saat ini menurut Muchlas Samani (2007) adalah pendidikan di Indonesia bersifat teoritik dan tidak membekali siswa untuk menghadapi kehidupan nyata di masysrakat, padahal kesuksesan seseorang ditentukan oleh 80% kemampuan soft skill dan 20% kemampuan

5 hard skill. Namun saat ini dunia pendidikan masih menekankan pada penguasaan 10% soft skills dan 90% hard skills (http://slametsantoso.multiply.com/journal/item/6, 10 Agustus 2008). Penguasaan kemampuan soft skills belum sepenuhnya dikuasai oleh lulusan perguruan tinggi sehingga masih banyak lulusan perguruan tinggi yang belum terserap di dunia kerja. Pada umumnya kelemahan di bidang soft skill adalah karakter pada diri seseorang. (www.sinauonline.50webs.com/pentingnya%20softskill.html,10 Agustus 2008). Praktik industri merupakan program yang diselenggarakan oleh FT UNY untuk membekali mahasiswa dengan kompetensi teknis berdasarkan pengalaman nyata di lapangan. Praktik industri dilaksanakan selama 256 jam (1,5 bulan) di industri yang sesuai dengan program studi yang ditempuh oleh mahasiswa. Bagi Jurusan Pendidikan Teknik Boga, praktik industri dapat dilakukan di hotel, restoran dan rumah makan, katering, perusahaan roti dan kue (bakery), rumah sakit, asrama dan penyelenggara makanan institusi. Tujuan umum praktik industri adalah agar mahasiswa dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pengalaman langsung di tempat industri, mahasiswa dapat mempelajari aspek-aspek kewirausahaan yang terkait dengan industri yang ditempati, sehingga dapat membawa pengalaman praktik Industrinya ke dalam tugasnya setelah lulus. Tujuan khusus, yaitu menjelaskan manajemen industri dan kompetensi tenaga kerja yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan industri, membantu melaksanakan tugas-tugas dan kegiatan proses produksi di industri, menemukan suatu kasus

6 pada waktu pelaksanaan PI dan menganalisanya secara mendalam (Pedoman Praktik Industri, 2008:3) Adanya kesenjangan yang terjadi antara tuntutan kompetensi kerja yang ditetapkan oleh dunia industri dengan materi yang diberlakukan oleh Jurusan Pendidikan Teknik Boga UNY mengharuskan upaya relevansi oleh kedua belah pihak untuk menjembatani perbedaan tersebut. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan meminta pendapat dari pihak industri tentang materi dan kompetensi apa saja yang perlu diberikan oleh UNY kepada calon tenaga kerja. Penguasaan kompetensi yang diberikan Jurusan Pendidikan Teknik Boga UNY kepada mahasiswa belum sepenuhnya diketahui oleh Jurusan karena kurangnya penerapan kompetensi dalam lapangan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan program praktik industri dan mendatangkan pengusaha atau pekerja industri setempat yang kompeten dalam bidangnya untuk mengevaluasi kompetensi yang dikuasai mahasiswa atau meminta pendapat dan masukan dari industri tersebut. Pendapat dari industri diperlukan sebagai salah satu dasar untuk memberikan informasi dan membenahi tingkat penguasaan kompetensi yang diberikan Jurusan kepada mahasiswa agar mampu menjadi calon tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia industri. Melihat pentingnya kompetensi kerja profesional lulusan LPTK yang sesuai dengan tuntutan dunia industri, maka penulis ingin mengetahui Pendapat Industri terhadap kompetensi kerja mahasiswa praktik

7 industri Pendidikan Teknik Boga UNY sebagai calon tenaga kerja bidang produksi katering di Sleman. B. Identifikasi Masalah Jurusan Pendidikan Teknik Boga UNY bertujuan mempersiapkan tenaga kerja yang profesional baik sebagai tenaga kependidikan maupun tenaga profesional yang siap kerja. Melalui praktik kerja, Jurusan Pendidkan Teknik Boga UNY mengadakan koreksi terhadap kompetensi kerja yang telah diberikan kepada mahasiswa sebagai calon tenaga kerja profesional. Syarat yang harus dimiliki oleh seorang tenaga kerja profesional dalam industri makanan dalam hal ini tenaga bidang produksi katering antara lain memiliki kompetensi hard skills dan soft skills. Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka, dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Mengapa kompetensi kerja lulusan LPTK sebagai tenaga kerja profesional masih dipandang rendah? 2. Mengapa masih terjadi kesenjangan antara kebutuhan kompetensi yang diperlukan oleh dunia industri dengan kompetensi yang berlaku di LPTK? 3. Sejauh mana LPTK memberikan bekal kompetensi bagi mahasiswa yang melaksanakan praktek industri? 4. Apa saja tugas seorang tenaga kerja di bidang produksi katering?

8 5. Kompetensi seperti apa sajakah yang diperlukan di industri agar seseorang dapat menjadi tenaga kerja bagian produksi katering? 6. Kompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh mahasiswa Teknik boga untuk dapat melaksanakan praktek industri di bidang produksi? 7. Bagaimana pendapat industri terhadap kompetensi hard skill mahasiswa Pendidikan Teknik Boga UNY di bidang produksi katering? 8. Bagaimana pendapat industri terhadap kompetensi soft skill mahasiswa Pendidikan Teknik Boga UNY di bidang produksi katering? 9. Seberapa besar kemampuan hard skill yang telah dikuasai oleh mahasiswa? 10. Seberapa besar kemampuan soft skill yang telah dikuasai oleh mahasiswa? 11. Bagaimana pendapat industri terhadap kompetensi mahasiswa Pendidikan Teknik Boga UNY di bidang produksi katering? 12. Apakah terdapat hubungan antara tenaga kerja yang diberikan kepada mahasiswa LPTK dengan kompetisi kerja yang dibutuhkan di industri katering? C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dilihat bahwa masalahmasalah yang muncul dalam penelitian ini cukup banyak dan bervariasi. Pembatasan masalah bertujuan untuk menyederhanakan dan membatasi ruang

9 lingkup penelitian agar lebih mudah dianalisis dan dipahami. Sesuai dengan identifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi pada kompetensi hard skill dan soft skill yang dikuasai oleh mahasiswa Pendidikan Teknik Boga UNY sebagai calon tenaga kerja bagian produksi katering menurut pendapat dari industri katering. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dapat diajukan sebagai berikut: 1. Bagaimana pendapat industri terhadap kompetensi hard skill mahasiswa Pendidikan Teknik Boga UNY di bidang produksi katering? 2. Bagaimana pendapat industri terhadap kompetensi soft skill mahasiswa Pendidikan Teknik Boga UNY di bidang produksi katering? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pendapat industri terhadap kompetensi hard skill mahasiswa Pendidikan Teknik Boga UNY di bidang produksi katering. 2. Untuk mengetahui pendapat industri terhadap kompetensi soft skill mahasiswa Pendidikan Teknik Boga UNY di bidang produksi katering.

10 F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan masukan dan informasi kepada Jurusan Pendidikan Teknik Boga Busana UNY mengenai kompetensi kerja yang diperlukan untuk menghasilkan tenaga kerja yang profesional. 2. Memberikan masukan dan informasi kepada pihak Jurusan Pendidikan Teknik Boga Busana UNY untuk mengadakan proses relevansi dan evaluasi terhadap materi kurikulum dan program-programnya. 3. Bagi industri, dapat memperoleh tenaga kerja profesional dan berkompeten dibidangnya sesuai dengan yang dibutuhkan. 4. Bagi peneliti, dapat memberikan informasi dan masukan yang diperlukan untuk menjadi calon tenaga kerja profesional. 5. Bagi peneliti berikutnya, dapat dijadikan motivasi dan dorongan untuk mengembangkan penelitian ini menjadi lebih baik.