BAB I PENDAHULUAN. kerja sektor informal.tenaga kerja sektor informal merupakan tenaga kerja yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

MENCERMATI PENERBITAN PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA RUMAH TANGGA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN. di kota-kota maupun di desa-desa. Banyak keluarga mempunyai Pembantu Rumah

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kajian Potensi..., Agus Rustanto, Program Pascasarjana, 2008

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. istilah urbanisasi. Urbanisasi merupakan salah satu isu kependudukan yang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyatnya. Menurut Tjiptoherijanto (2000) mobilitas penduduk

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. pengembangan produk permainan anak yang dapat meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

TEKNOLOGI YANG HUMANIS UNTUK MENGENDALIKAN URBANISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk berpengaruh positif apabila perekonomian dapat menyerap tambahan

INDIKATOR PENILAIAN PERLOMBAAN KELURAHAN TAHUN 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Gambaran Umum Daerah

Dalam Tabel 1.1 terlihat bahwa pertumbuhan penduduk Kota Depok menunjukkan peningkatan secara signifikan. Peningkatan jumlah penduduk

PETA SOSIAL DESA CURUG

IV. DESA BABAKAN DALAM KONTEKS LINGKAR KAMPUS IPB DARMAGA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.


PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

I. PENDAHULUAN. berkembang terutama di Indonesia, Pertumbuhan angkatan kerja saat ini lebih

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB. III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

REKAPITULASI KEJADIAN BANJIR BULAN JANUARI cm cm cm

BAB I PENDAHULUAN. penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Jumlah RW RT. Luas Area (Km²) %Terhadap Luas Kota. Kecamatan. Kelurahan

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. angka pertumbuhan penduduk kota yang sangat tinggi, utamanya terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

BAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

BAB II KONDISI UMUM DAERAH

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB I PENDAHULUAN. Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkatan kerja (pekerja) terdiri dari tenaga kerja sektor formal dan tenaga kerja sektor informal.tenaga kerja sektor informal merupakan tenaga kerja yang melakukan pekerjaan secara mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan yang dilakukan pada umumnya terkait dengan usaha-usaha ekonomi informal, tidak diperlukan persyaratan pendidikan tertentu.tenaga kerja sektor informal merupakan aset negara bagi negara berkembang. Seperti di Indonesia, keberadaannya dibutuhkan dalam menunjang sektor formal dan mampu mengurangi angka kemiskinan. Dinamika kehidupan kota besar seperti Jakarta, dengan pembangunan yang mengutamakan modernisasi dan kecanggihan teknologi disegala bidang yang belum linear dengan pembangunan di daerah memicu tingkat urbanisasi pencari kerja di sektor informal. Kondisi dan kesempatan serta peluang kerja di daerah asalnya yang terbatas, dengan tingkat pendidikan yang dimiliki juga terbatas, mendorong terjadinya perpindahan tenaga kerja dari desa ke kota diantaranya menjadi pekerja rumah tangga (PRT) yang semakin meningkat. Di Indonesia, pekerjaan sebagai PRT masih merupakan pekerjaan yang dianggap masih rendah. Dari sisi formalitasnya, pemerintah masih menempatkan profesi PRT sebagai pekerjaan non formal. Akibatnya, perlindungan hak para PRT sebagai pekerja baik di Indonesia sendiri maupun di luar negeri belum 1

2 terakomodir dalam undang-undang ketenagakerjaan yang ada. PRT adalah tenaga kerja sektor informal yang utama dibutuhkan di sektor rumah tangga di perkotaan (pemukiman). Keberadaan PRT di Indonesia belum sepenuhnya dihargai, dan belum memperoleh perlindungan baik hukum maupun sosial yang memadai, sebagai pelaku kerja kerumahtanggaan yang memberikan kontribusi penting dalam suatu keluarga/rumah tangga, sehingga mereka rentan menghadapi berbagai bentuk kekerasan (fisik, seksual, psikis, dan ekonomis). PRT yang bekerja di dalam negeri umumnya belum terikat dengan kesepakatan tertulis dengan majikan, yang berakibat PRT tidak memperoleh kondisi kerja yang telah terstandarisasi sesuai kesepakatan. Kondisi demikian hanya membuat PRT pada posisi yang lemah atau memiliki sedikit nilai tawar ketika terjadi seperti gaji yang dijanjikan tidak dipenuhi majikan atau ketika mendapat tugas lain yang tidak disepakati sebelumnya. Sebagai langkah awal perlindungan bagi pekerja rumah tangga harus menggunakan pendekatan berbasis hak (Organisasi Perburuhan Internasional, 2006, hal. 16). Pekerjaan sebagai PRT merupakan sumber penghasilan bagi ribuan perempuan, terutama perempuan dari desa yang hanya memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan rendah. Pekerjaan sebagai PRT bersifat sementara, umumnya dianggap sebagai lanjutan dari sifat alami perempuan di dalam keluarga dan rumah tangga, pekerjaan tersebut belum dinilai sebagai suatu kegiatan ekonomis dan tidak dianggap membutuhkan peraturan dan perlindungan. PRT yang dikenal masyarakat sebagai pelayan, harus patuh dan tunduk kepada pemberi pekerjaan (majikan), sehingga pekerjaan PRT sangat rentan terhadap pelanggaran

3 terhadap hak-hak para PRT. Namun demikian adanya berbagai peristiwa atau pengalaman buruk yang banyak dialami oleh para PRT baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri, tidak menyurutkan minat para perempuan dari desa untuk bekerja menjadi PRT. Pendapatan yang diperoleh dari sektor informal pekerja rumah tangga di perkotaan seperti di DKI Jakarta setidaknya dapat memenuhi kebutuhan hidup PRT maupun rumah tangga PRT, sehingga pekerjaan di sektor informal dapat menjadi alternatif jangka pendek dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan di perkotaan. Kontribusi ekonomi yang diberikan oleh PRT di samping kepada rumah tangga PRT, keberadaan PRT juga berperan bagi kelancaran aktivitas kehidupan keluarga pemberi pekerjaan PRT terutama bagi pasangan yang keduanya bekerja di sektor publik, dalam hal ini tugas-tugas rumah tangga yang digantikan oleh PRT (Komalasari, 2007). Dalam hubungan kerja bagi kedua belah pihak antara PRT dan majikan diperlukan adanya suatu ikatan yang jelas dan terdapat legalitas, karena hubungan kerja antara PRT dan majikan yang saling membutuhkan satu sama lain akan menimbulkan hak dan kewajiban bagi keduanya secara jelas dan legal, karena selama ini hubungan kerja tersebut pada umumnya dilakukan sebatas secara lisan belum dituangkan dalam kesepakatan tertulis. Apabila hak dan kewajiban antara PRT dan majikan telah tertuang dalam kesepakatan tertulis akan lebih memberikan perlindungan baik bagi PRT seperti akan mendapatkan gaji atau pendapatan yang layak dan rasa aman dalam bekerja dengan kewajiban untuk bekerja dengan baik dan jujur, demikian pula bagi majikan tidak akan

4 memperlakukan PRT dengan semena-mena dan majikan berhak melaporkan kepada aparat berwajib, apabila PRT melakukan perbuatan yang merugikan majikan (Komalasari, 2007). Perlunya dibangun kesepakatan antara PRT dengan pemberi pekerjaan (majikan) dalam upaya menghindari terjadinya pelanggaran hukum yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Menjadi PRT, di samping karena peluang kerja di daerah yang masih terbatas, dan pendapatan atau upah yang diperoleh bekerja di daerah dengan di kota besar yang jauh berbeda, karena untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya yang terus meningkat. Dengan demikian dapat dirumuskan permasalahan, seberapa besar sumbangan pendapatan yang diperoleh PRT yang bekerja di Kelurahan Pejaten Barat Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan terhadap ketahanan ekonomi keluarganya?. Seberapa besar pendapatan yang diperoleh PRT dan anggota rumah tangga untuk biaya pengeluaran makanan maupun non makanan yang dibutuhkan. Selanjutnya hasil yang didapat akan dibandingkan dengan ukuran standar kemiskinan BPS. Wilayah Jakarta Selatan dipilih karena merupakan kota administrasi dengan banyaknya pemukiman atau apartemen warga kelas menengah ke atas, tempat rekreasi dan tempat pusat bisnis dan perbelanjaan. Kawasan Selatan Jakarta ini juga tumbuh sebagai pusat perbelanjaan, di samping perumahan yang banyak diminati warga kota. Secara administratif, wilayah ini terbagi menjadi 10 (sepuluh) Kecamatan dan 65 Kelurahan dengan luas keseluruhan mencapai, 145,73 Km2 (sumber SK Gubernur KDH DKI Jakarta No.171 tahun 2007) dengan jumlah penduduk sebesar 2.062.232 jiwa (HSP 2010,BPS). Di wilayah ini

5 selain dekat dengan tempat rekreasi Taman Margasatwa Ragunan, pasar tradisional dan pusat perbelanjaan modern, perhotelan, apartemen, usaha sektor informal yang beragam, terdapat berbagai sekolah negeri dan swasta, juga sekolah negeri unggulan tingkat dasar, menengah maupun atas. 10 (sepuluh) Kecamatan yang ada di wilayah Jakarta Selatan tersebut di antaranya adalah Kecamatan Pasar Minggu yang terdiri dari 7 (tujuh) Kelurahan, yaitu Pejaten Barat, Pejaten Timur, Srengseng Sawah, Pasar Minggu, Kebagusan, Jati Padang, Ragunan dan Cilandak Timur (Data Sudin Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Selatan 2014). Kecamatan Pasar Minggu di sebelah Timur berbatasan dengan kali Ciliwung/Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur, sebelah Utara dengan Kecamatan Mampang Prapatan dan Pancoran, sebelah Barat dengan Kecamatan Cilandak dan di sebelah Selatan dengan Kecamatan Jagakarsa, dengan jumlah penduduk mencapai 287.731 jiwa (HSP 2010, BPS). Kelurahan Pejaten Barat yang memiliki kepadatan penduduk sebesar 40.793 jiwa terdiri dari laki-laki 20.909 jiwa dan perempuan 19.884 jiwa, sebagai lokus peneliti merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan Pasar Minggu yang terbagi dala 8 (delapan) RW dan 101 RT, pertumbuhan penduduknya sebesar 0,01% dengan luas wilayahnya mencapai + 290 Km2 atau 2900 Ha (Sudin Kependudukan Kota Administrasi Jakarta Selatan 2014). Kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Kalibata atau Jl. H.Samali di sebelah Utara, Kelurahan Bangka dan Cilandak Timur atau Jl. Kemang Timur, Jl. Ampera di sebelah Barat, dan Pejaten Timur atau Jl. Raya Pasar Minggu di sebelah Timur, serta Kelurahan Ragunan, Jati Padang dan Pasar Minggu/Jl. Pejaten Barat dan Jl.

6 Pejaten Raya di sebelah Selatan. Letak wilayah Kelurahan Pejaten Barat mudah dijangkau dari berbagai terminal yang ada di Jakarta seperti Lebak Bulus, Cililitan, Kampung Rambutan dan Pasar Minggu, banyak dilintasi berbagai angkutan umum (Metromini, Kopaja, Mikrolet dan angkutan kota lainnya, hingga bajay), serta pangkalan ojek yang siap melayani bagi warga masyarakat yang membutuhkan. Di wilayah Kelurahan Pejaten Barat juga terdapat Perguruan Tinggi Universitas Nasional dan Akademi Pariwisata Patria Wisata, dan sekolah negeri maupun swasta baik nasional maupun internasional seperti Australian International School, serta sekolah berbasis agama yang terkemuka Al Azhar. Di wilayah ini juga terdapat hunian dengan konsep cluster, pemukiman atau perumahan pejabat BUMN, pemukiman dinas Kementerian/Lembaga, Kepolisian, perumahan kalangan pengusaha, kalangan professional, maupun wiraswasta, yang secara tidak langsung kondisi demikian diminati para migran untuk mencari kerja seperti menjadi PRT, dan sebaliknya warga pemukiman membutuhkan keberadaan PRT untuk membantu aktivitas pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan lingkungan rumah tangga, mencuci, memasak, merawat tanaman hingga menjaga putra atau putri majikan PRT. Memperhatikan keterkaitan pekerja rumah tangga dengan perkembangan wilayah Jakarta Selatan, peneliti tertarik untuk mengkaji sumbangan pendapatan pekerja rumah tangga terhadap ketahanan ekonomi keluarga, khususnya bagi pekerja rumah tangga yang bekerja di Kelurahan Pejaten Barat Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan.

7 1.2 Perumusan masalah Masalah pekerja rumah tangga (PRT) merupakan permasalahan bersama baik Pemerintah pusat maupun daerah dan seluruh masyarakat. Dibeberapa daerah, PRT masih belum diakui sebagai suatu pekerjaan yang layak, pada umumnya pekerja rumah tangga banyak dilakukan oleh perempuan dengan tingkat pendidikan formal yang masih rendah, serta berasal dari keluarga dengan ekonomi yang terbatas. Masyarakat di beberapa daerah masih memandang bahwa karakteristik pekerjaan yang dilakukan PRT merupakan standar sosial yang akan membawa pengaruh terhadap status sosial keluarga pekerja rumah tangga. Disisi lain kebutuhan masyarakat perkotaan seperti di Jakarta akan pekerja rumah tangga hingga saat ini masih cukup tinggi. Pekerja Rumah Tangga bekerja dalam lingkup rumah tangga dengan jenis pekerjaan, jumlah keluarga yang harus dilayani, dan adanya ketentuan dari majikan yang bervariatif di setiap rumah tangga. PRT datang dari daerah asal dan disalurkan oleh teman, tetangga atau saudara PRT yang telah menjadi PRT, dan jasa penyalur tenaga kerja PRT, yang pada umumnya antara majikan dan PRT belum memiliki perjanjian secara tertulis dalam hubungan kerja namun hanya sebatas kesepakatan. Kesepakatan kerja yang ada hanya dilakukan secara lisan yang disampaikan pada saat pertama kali PRT diterima bekerja dikeluarga majikan PRT, sehingga ketidak jelasan pada jenis kerja, jam kerja, pendapatan yang diterimakan PRT dan lain-lain sejak awal dapat menjadi pemicu munculnya berbagai permasalahan.

8 Pendapatan yang diperoleh pekerja rumah tangga di perkotaan mampu memberikan sumbangan bagi ekonomi rumah tangga PRT. Namun seberapa besar sumbangan pendapatan PRT khususnya yang bekerja di Kelurahan Pejaten Barat Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan bagi ketahanan ekonomi keluarganya, yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di wilayah tersebut karena disana terdapat banyak pemukiman, cluster, residence dan apartemen, yang hingga saat ini terus berkembang. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan masalah, sebagai berikut: a. Bagaimana profil pekerja rumah tangga dan profil rumah tangga pekerja rumah tangga di Kelurahan Pejaten Barat Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan. b. Bagaimana kesepakatan-kesepakatan yang dibuat antara pekerja rumah tangga dan pemberi kerja (majikan) dalam hal kewajiban dan hak, di Kelurahan Pejaten Barat Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan. c. Berapa besar sumbangan pendapatan pekerja rumah tangga bagi ketahanan ekonomi keluarga pekerja rumah tangga di Kelurahan Pejaten Barat. 1.3 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian terhadap pekerja sektor informal PRT telah dilakukan oleh peneliti lain, namun penelitian tentang Sumbangan Pendapatan Pekerja Rumah Tangga Terhadap Ketahanan Ekonomi Keluarga di kelurahan Pejaten Barat Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan, sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, sehingga keaslian dari penelitian dapat

9 dipertanggungjawabkan. Terdapat beberapa penelitian yang sejenis, seperti yang dilakukan oleh: Endro Wahyuno, tahun 2000 dalam tesisnya yang berjudul Sumbangan Pendapatan Wanita Dalam konteks Ketahanan Ekonomi Keluarga : Studi Kasus Mobilitas Ulang Alik di Pabrik Rokok Djagung Padi Malang Jawa Timur, yang menyatakan bahwa pendapatan pekerja dipengaruhi oleh masa kerja yang telah dimiliki pekerja dan jumlah tanggungan keluarga, sehingga semakin besar pendapatan total keluarga semakin besar pula ketahanan ekonomi keluarga, namun untuk hubungan pendapatan pekerja wanita dengan ketahanan ekonomi keluarga tidak terbukti secara signifikan. Tesis lainnya yang ditulis oleh Tri Hartati, tahun 2006 dengan judul Peran Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga (pada pekerja wanita di RW 03 Kelurahan Madyopuro Kedungkandang kota Malang), menjelaskan bahwa sumbangan pekerja wanita terhadap pendapatan keluarga masih bervariasi. Keragaman sumbangan tersebut sangat ditentukan oleh besarnya pendapatan suami sebagai kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, namun dalam penelitian tersebut menjebutkan bahwa sumbangan wanita sangat berarti bagi kemapanan keluarganya. Dari kedua tesis tersebut mendiskripsikan hal yang sama terhadap sumbangan pendapatan wanita sebagai pekerja bagi pendapatan keluarga dalam upaya ketahanan ekonomi keluarga. 1.4. Manfaat Penelitian

10 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara akademis maupun praktis. 1.4.1 Manfaat Akademis Penelitian tentang sumbangan pendapatan sektor informal PRT ini dapat lebih meningkatkan kemampuan dan wawasan keilmuan peneliti khususnya terkait permasalahan mendasar kebutuhan hidup masyarakat bawah, dan hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan rujukan dalam penelitian lain yang terkait yaitu sejauhmana sumbangan pendapatan tenaga kerja sektor informal selain pekerja rumah tangga terhadap ketahanan ekonomi keluarga, yang merupakan alternatif pemerintah dalam menekan angka pengangguran di Indonesia. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam rangka menyusun perencanaan pembangunan dalam peningkatan pendapatan daerah sebagai upaya mewujudkan ketahanan ekonomi keluarga dan wilayah. 1.5 Tujuan Penelitian a. Mendeskripsikan profil pekerja rumah tangga dan profil rumah tangga pekerja rumah tangga di kelurahan Pejaten Barat Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan.

11 b. Mengetahui bagaimana kesepakatan-kesepakatan yang dibuat antara pekerja rumah tangga dan pemberi kerja (majikan) dalam hal hubungan kerja, di kelurahan Pejaten Barat Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan. c. Mengetahui berapa besar sumbangan pendapatan pekerja rumah tangga bagi ketahanan ekonomi keluarga pekerja rumah tangga di Kelurahan Pejaten Barat. 1.6. Sistematika Penulisan. Sistematika penulisan dalam tesis ini terdiri atas beberapa bab-bab, setiap bab memuat uraian yang berkaitan dengan sub-sub, dengan mekanisme penulisan sebagai berikut: Bab pertama, merupakan pengantar berisi tentang latar belakang permasalahan sumbangan pendapatan pekerja rumah tangga terhadap ketahanan ekonomi keluarga, perumusan masalah, keaslian penelitian, manfaat dan tujuan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab ke dua, membahas tinjauan pustaka, dan landasan teori yang diacu dalam penelitian. Bab ke tiga, khusus membahas metode penelitian yang digunakan. Dalam metode penelitian berisi: jenis penelitian, pemilihan lokasi penelitian, tehnik pengambilan sampel, tehnik pengumpulan data, variabel penelitian, dan tehnik analisis data dalam penelitian yang dilakukan.

12 Bab ke empat, menguraikan kondisi wilayah penelitian di Kelurahan Pejaten Barat Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan meliputi kondisi geografi dan kondisi demografi. Kemudian menjelaskan profil pekerja rumah tangga dengan menggali dari usia, pendidikan, bagaimana status dari pekerja rumah tangga, dan berapa lama telah bekerja menjadi pekerja rumah tangga di Kelurahan Pejaten Barat,. Berikutnya profil rumah tangga pekerja rumah tangga dengan menggali dari pekerja rumah tangga meliputi pekerjaan suami (KK) bagi yang berkeluarga, dan bagi yang tidak kawin terkait pekerjaan orang tua, serta jumlah anggota keluarga,. Bab ke lima, menjelaskan kesepakatan pekerja rumah tangga dan majikan pekerja rumah tangga dalam hubungan kerja, dengan menguraikan sejauh mana hubungan kerja yang telah terjalin antara pekerja rumah tangga dan majikan pekerja rumah tangga yang terdapat di Kelurahan Pejaten Barat Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan dengan menggali profil dari majikan pekerja rumah tangga dan isteri majikan pekerja rumah tangga yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan dari majikan maupun isteri, selanjutnya menggali sejauhmana kesepakatan kerja yang telah dilakukan antara pekerja rumah tangga dengan majikan pekerja rumah tangga apakah telah ada kesepakatan kerja diantara kedua belah pihak. Bab ke enam, membahas sumbangan pendapatan pekerja rumah tangga bagi ketahanan ekonomi keluarga pekerja rumah tangga di Kelurahan Pejaten Barat. Menggali besarnya pendapatan dan pengeluaran pekerja rumah tangga dan rumah tangga pekerja rumah tangga, menganalisa seberapa besar proporsi

13 pendapatan pekerja rumah tangga di Kelurahan Pejaten Barat terhadap total pendapatan rumah tangga pekerja rumah tangga, kemudian dibandingkan dengan ukuran standard UN: 1,5 USD, selanjutnya menggali pengeluaran rumah tangga pekerja rumah tangga baik untuk makanan maupun bukan makanan dan seberapa besar total pengeluaran rumah tangga pekerja rumah tangga per bulan yang selanjutnya dibandingkan dengan ukuran standar garis kemiskinan BPS propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk mengetahui ketahanan ekonomi keluarga, tahan atau tidak tahan. Bab ke tujuh, menyimpulkan dari apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dan memberikan saran yang dapat dilakukan bagi peningkatan sumbangan pendapatan pekerja rumah tangga dalam upaya ketahanan ekonomi keluarga, dan bagi pemerintah daerah serta pihak-pihak terkait dalam upaya mengurangi tingkat pengangguran atau peningkatan keterampilan bagi kaum pendatang dari daerah ke Jakarta.