Abstrak. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan

dokumen-dokumen yang mirip
Industrial Management Analisis Faktor Utama Dalam Memilih Kartu GSM Prabayar dengan Menggunakan Analytical Hierarchy Process

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT. SMS FINANCE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCY PROCESS)

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KUALITAS LAYANAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA KARTU SELULER INDOSAT IM3. Skripsi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan sangat dinamis telah membawa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang semakin ketat. Ketatnya persaingan menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kebutuhan masyarakat akan alat komunikasi pada saat ini sangat

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

Rici Efrianda ( )

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Laporan Rancangan DRONE SUGGESTION SYSTEM

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEGAWAI TELADAN PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA SEMARANG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN RASKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN DELI)

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 21, No.21, Oktober 2014 ISSN :

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai macam alat komunikasi yang semakin memudahkan penggunanya

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

Pertemuan 5. Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI DAN EVALUASI LOKASI PEMASARAN PRODUK (GULA) MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : PT.

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

BAB I PENDAHULUAN. pilihan kartu simcard yang ditawarkan oleh penyedia jaringan telekomunikasi.

STRATEGI MEMILIH INTERNET SERVICE PROVIDER TERBAIK UNTUK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS : STMIK ATMA LUHUR)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI BTS MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Sebagai contoh, di Indonesia, perkembangan tersebut

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi dapat meminta bantuan kepada helpdesk. Ada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan industri manufaktur maupun jasa menunjukkan perkembangan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian dan Fokus penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Timur tepatnya Kota

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pelanggan Terbaik Berbasis Web dengan Metode Yager pada CV. Sentana Prima Unggul Sidoarjo TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI BTS MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

Bab 1 Pendahuluan. Komunikasi merupakan salah satu hal terpenting dalam kita berinteraksi dengan

Transkripsi:

Abstrak PENENTUAN OPERATOR KARTU SELULER TERBAIK DENGAN METODE AHP(ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS) Said Agung Prabowo, Antono Adhi, Agus Setiawan Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang Peranan teknologi telekomunikasi menjadi sanagat penting, terutama dalam pengubah kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi dan informasi kini dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat. Semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga dari kota besar ataupun pelosok-pelosok di seluruh indonesia dapat mengakses sarana telekomunikasi yang ada. Pelayanan jasa telekomunikasi dibawa ke daerah-daerah terisolir, meskipun hasilnya masih belum memuaskan Untuk menentukan alternatif operator kartu seluler yang terbaik yang berdasarkan kriteria tertentu, digunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Analytichal Hierarchy Process (AHP) merupakan teknik untuk membantu menyelesaikan masalah. Dalam perkembangannya, AHP tidak hanya digunakan untuk menentukan prioritas pilihan-pilihan dengan banyak kriteria, tetapi penerapannya telah meluas sebagai model alternatif untuk menyelesaikan bermacammacam masalah. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada masyarakat pengguna kartu seluler maupun yang pernah menggunakan kartu seluler Im3, Simpati dan Xl Bebas mulai dari masalah, tujuan, metodologi penelitian dan pengisian kuesioner maka hasil pengambilan keputusan dengan metode AHP diketahui Berdasarkan Alternatif yang terbaik secara keseluruhan adalah Simpati dengan bobot 0.458773073, alternatif terbaik berikutnya adalah XL Bebas dengan bobot 0.346567324, alternatif terbaik berikutnya adalah Im3 dengan bobot 0.194659633. Kata kunci : operator kartu seluler, Analytical Hierarchy Process (AHP) I PENDAHULUAN Dalam dunia industri persaingan bisnis menjadi sangat tajam baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Meningkatnya persaingan dan jumlah pesaing, menuntut perusahaan untuk meningkatkan kualitas dengan memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan cara lebih memuaskan daripada dalam era globalisasi persaingan di dalam bisnis sangat ketat, baik di pasar dalam negeri yang dilakukan pesaing. Peranan teknologi telekomunikasi menjadi sanagat penting, terutama dalam pengubah kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi dan informasi kini dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan II TINJAUAN PUSTAKA Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003) mendefinisikan keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih alternatif pilihan. 1

maka harus menentukan alternatif pilihan. Keputusan konsumen melewati lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System/DSS ) Sistem penunjang keputusan merupakan sistem berbasis komputer yang diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah yang komplek yang tidak terstruktur maupun yang semi terstruktur. Tujuan DSS Tujuan DSS menurut (Erlysa, 2007) adalah sebagai berikut : 1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah yang sepenuhnya terstruktur dan tidak terstruktur. 2. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya. SPK tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer dapat diterapkan dalam menyelesaikan 2

masalah yang terstruktur. Untuk masalah yang tidak terstruktur, manajer bertanggung jawab untuk menerapkan penilaian, dan melakukan analisis. Komputer dan manajer bekerjasama sebagai tim pemecahan masalah dalam memecahkan masalah yang berada di area semi terstruktur yang luas. 3. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiennya. Tujuan utama DSS bukanlah untuk membuat proses pengambilan keputusan seefisien mungkin, tetapi seefektif mungkin. Analytical Hierarchy Process (AHP) AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (199 3) hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan teknik untuk membantu menyelesaikan masalah. Dalam perkembangannya, AHP tidak hanya digunakan untuk menentukan prioritas pilihan-pilihan dengan banyak kriteria, tetapi penerapannya telah meluas sebagai model alternatif untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah. Hal ini dimungkinkan karena AHP cukup mengandalkan pada intuisi sebagai input utamanya, tetapi intuisi harus datang dari pengambilan keputusan yang cukup informasinya dan memahami masalah keputusan yang dihadapi. III PENGUMPULAN DATA Langkah pertama dalam strategi pengambil keputusan operator kartu seluler yang terbaik adalah menentukan variabel kriteria operator kartu seluler yang terbaik, sub kriteria operator kartu seluler yang terbaik, dan alternatif apa yang akan diambil. Hasil dari penelitian diperoleh dari studi literatur serta dengan melakukan observasi langsung terhadap konsumen pengguna kartu GSM. Adapun kriteria pengambil keputusan operator kartu seluler yang dapat dilihat dari berbagai segi adalah sebagai berikut : 1. Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat produk (ba gi konsumen maupun produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (rupiah, dollar, rupee, dan sebagainya) adapun harga meliputi : a. Sms (Short Massage Service b. Telepon c. Internet 2. memegan peranan penting dalam kehidupan modern, karena saat ini manusia tidak lepas dari komunikasi terutama handphone, yang mana piranti ini syarat pengolahan sinyal. Tanpa disadari di alam, sinyal juga dapat ditemukan di sekitar manusia dalam bentuk sinyal elektromagnetik tubuh makhluk hidup adapun sinyal meliputi : a. kuat b. Kualitas sinyal c. Jaringan luas 3. Bonus adalah hadiah atau penghargaan yang diberikan sebagai bujukan untuk membeli produk, masukkan kompetisi yang diprakarsai oleh kepentingan bisnis, dll; "mereka mendorong pelanggan dengan premi agar konsumen tersebut tetap setia terhadap produk tersebut " adapun bonus meliputi : 1. Internet 2. Sms 3. Bicara/Telepon 3

4. Layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun (Simamora, 2001) adapun layanan meliputi : a. Call Center b. Customer Service Gallery Operator Kartu Seluler Adapun berbagai macam kriteria pengambil keputusan operator kartu seluler yang terbaik yang akan dilalukan oleh konsumen Dari berbagai macam kriteria dan sub kriteria maka dapat ditentukan alternatif-alternatif yang akan dilakukan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian operator seluler yang menurut mereka baik. 1. Simpati Misalnya konsumen lebih memilih operator kartu seluler Simpati karena menurut mereka kartu seluler Simpati lebih banyak mengeluarkan promo-promo yang dapat menarik konsumen serta harganya murah dilihat dari sms, telepon dan internet juga bisa dilihat dari segi bonus dan layanan dan lainlain. 2. IM3 Misalnya konsumen lebih memilih operator kartu seluler Im3 karena menurut mereka kartu seluler Im3 lebih banyak mengeluarkan promo-promo yang dapat menarik konsumen serta harganya murah dilihat dari sms, telepon dan internet juga bisa dilihat dari segi bonus dan layanan dan lain-lain. 3. XL Bebas Misalnya konsumen lebih memilih operator kartu seluler XL Bebas karena menurut mereka kartu seluler XL Bebas lebih banyak mengeluarkan promo-promo yang dapat menarik konsumen serta harganya murah dilihat dari segi sms, internet, telepon dan juga bisa dilihat dari segi bonus dan layanan dan lain-lain. Matriks Perbandingan Keputusan Operator Kartu Seluler Yang Terbaik Pengumpulan data yang berupa matriks perbandingan didapat dengan cara memberikan kuesioner kepada responden-responden yang pernah menggunakan kartu seluler Simpati, Im3, XL Bebas maupun masih menggunakan salah satu kartu seluler tersebut. Kuesioner penelitian ini berbentuk check list. Responden tinggal memberi tanda check (X) pada kolom perbandingan. Berikut ini adalah tabel matriks perbandingan keputusan operator kartu seluler yang terbaik dari 100 responden menjadi satu matriks perbandingan menggunakan metode rata-rata ukur. Tabel 3.1 Perbandingan Berpasangan Kriteria Operator Harga Bonus Layanan Harga 1 1 6 6 sinyal 1 1 5 5 Bonus 0.166667 0.2 1 1 Layanan 0.166667 0.2 1 1 Tabel 3.2 Perbandingan Berpasangan Kriteria Harga SMS Telepon Internet SMS 1 5 4 Telepon 0.2 1 2 Internet 0.25 0.5 1 Tabel 3.3 Perbandingan Berpasangan Kriteria Kuat Kualitas Jaringan Luas kuat 1 1 0.1428571 43 Kualitas 1 1 0.1666666 67 Jaringan Luas 7 6 1 4

Tabel 3.4 Perbandingan Berpasangan Kriteria Bonus Bonus Bonus Bonus internet sms telpon Bonus internet 1 0.5 2 Bonus sms 2 1 5 Bonus tepon 0.5 0.2 1 Tabel 3.5 Perbandingan Berpasangan Kriteria Layanan Tabel 3.9 Perbandingan Berpasangan Alternatif Sub Kriteria Kuat Simpati 1 1 3 Im3 1 1 2 XL Bebas 0.333333333 0.5 1 Tabel 3.10 Perbandingan Berpasangan Pada Sub Kriteria Kualitas XL Simpati Im3 Bebas Simpati 1 0.2 0.5 Im3 5 1 3 XL Bebas 2 0.333333333 1 Pelayanan custemer Custemer service service galeri Custemer service 1 0.5 Pelayanan Tabel 3.11 Perbandingan Berpasangan Pada custemer service Sub Kriteria Jaringan Luas galeri 2 1 Tabel 3.6 Perbandingan Berpasangan Alternatif Simpati 1 0.5 0.166666667 Im3 2 1 0.166666667 XL Bebas 6 6 1 Pada Sub Kriteria Sms Simpati 1 6 5 Tabel 3.12 Perbandingan Berpasangan Pada Im3 0.166666667 1 1 Sub Kriteria Bonus Internet XL Bebas 0.2 1 1 Tabel 3.7 Perbandingan Berpasangan Alternatif Simpati 1 7 2 Im3 0.142857143 1 0.25 XL Bebas 0.5 4 1 Pada sub Kriteria Telepon Simpati 1 4 8 Tabel 3.13 Perbandingan Berpasangan Pada Im3 0.25 1 4 Sub Kriteria Bonus Sms XL Bebas 0.125 0.25 1 Tabel 3.8 Perbandingan Berpasangan Alternatif Pada Sub Kriteria Internet Simpati 1 6 6 Im3 0.166666667 1 2 Simpati 1 6 6 Im3 0.166666667 1 2 XL Bebas 0.166666667 0.5 1 Tabel 3.14 Perbandingan Berpasangan Pada Sub Kriteria Bonus Telepon XL Bebas 0.166666667 0.5 1 Simpati 1 5 2 Im3 0.2 1 0.25 XL Bebas 0.5 4 1 5

Tabel 3.15 Perbandingan Berpasangan Pada Sub Kriteria Custemer Service Simpati 1 2 3 Im3 0.5 1 2 XL Bebas 0.333333333 0.5 1 dijumlahkan dibagi dengan jumlah tiap kolom yang dijumlahkan. Tabel 3.16 Perbandingan Berpasangan Pada Sub Kriteria Pelayanan Cutemer Sevice Simpati 1 5 3 Im3 0.2 1 0.25 XL Bebas 0.333333333 4 1 ANALILIS DAN PEMBAHASAN Perbandingan Dan Penilaian Bobot Setelah menentukan struktur hirarki penentuan alternatif peningkatan kinerja yang optimum, maka struktur hirarki dimodelkan untuk menghitung perbandingan berpasangan antar elemen hirarki. Perbandingan berpasangan diperoleh dengan memberikan kuesioner pada pengambil keputusan (responden pengguna kartu seluler IM3, XL dan Telkomsel) seperti yang ditunjukan pada bab sebelumnya. Perhitungan Bobot Hirarki Kriteria Operator Perhitungan ini menunjukkan prioritas utama dari kriteria-kriteria untuk menentukan alternatif Operator yang optimum. Perhitungan jumlah perbandingan ditunjukkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Matriks Jumlah Perbandingan Kriteria Operator Harga Bonus Layanan Harga 1 1 6 6 sinyal 1 1 5 5 Bonus 0.166667 0.2 1 1 Layanan 0.166667 0.2 1 1 Jumlah 2.333333 2.4 13 13 Dari hasil jumlah perbandingan diperoleh nilai ratarata dan bobot prioritas seperti yang ditunjukan pada Tabel 4.1 unsur-unsur pada tiap baris yang 6

Tabel 4.2 Matriks Bobot Prioritas Kriteria Operator Harga Bonus Layanan Jumlah Prioritas Harga 0.428571 0.416667 0.461538 0.461538 1.768315 0.442079 sinyal 0.428571 0.416667 0.384615 0.384615 1.614469 0.403617 Bonus 0.071429 0.083333 0.076923 0.076923 0.308608 0.077152 Layanan 0.071429 0.083333 0.076923 0.076923 0.308608 0.077152 Jumlah 1 1 1 1 4 1 Bobot prioritas dari masing-masing kriteria sesuai dari Tabel 4.2 yang telah diurutkan dari yang terbesar adalah sebagai berikut : 1 Harga = 0.442079 2 = 0.403617 3 Bonus = 0.077152 4 Layanan = 0.077152 Bobot yang diperoleh tersebut harus diuji konsistensinya. Hasil perhitungan dinyantakan konsistensi jika nilai Consistency Ratio (CR) lebih kecil dari 10 %. Perhitungan selanjutnya yaitu mencari nilai λ maksimum diperoleh dengan cara sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Mencari Nilai λ Maksimum Harga Bonus Layanan Prioritas Harga 0.428571 0.416667 0.461538 0.461538 sinyal 0.428571 0.416667 0.384615 0.384615 Bonus 0.071429 0.083333 0.076923 0.076923 Layanan 0.071429 0.083333 0.076923 0.076923 X Hasil 0.442079 0.7817 0.403617 0.6516 0.077152 0.0238 0.077152 0.0238 Setelah itu di bagi prioritas dan di peroleh λ : λ 4.00725 4.006807 4.001286 4.001286 λmax=(4.00725+4.006807+4.001286+4.001286)/ 4 = 4.004157 Karena matriks berordo 4 maka nilai indeks konsistensi yang diperoleh : = = 1 4.004157 4 4 1 = 0.001386 Untuk n = 4, RI = 0.90 (tabel Indeks Random Konsistensi ), maka : = = 0.001386 = 0.00154 0.90 Karena CR =0.00154 = 0.153967% < 10 %, berarti konsisten dan dapat diterima IV KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang dilakukan pada masyarakat pengguna kartu seluler maupun yang pernah menggunakan kartu seluler Im3, Simpati dan Xl Bebas mulai dari masalah, tujuan, metodologi penelitian dan pengisian kuesioner maka hasil pengambilan keputusan dengan metode AHP diketahui. Kriteria yang paling penting dengan nilai bobot masing-masing ada pada tabel 5.1 7

Tabel 5.1 Kriteria Yang Paling Penting Kriteria Nilai bobot Harga 0.442079 0.403617 Bonus 0.077152 Layanan 0.077152 Sub kriteria yang paling penting dengan nilai bobot masing-masing ada pada tabel 5.2 Tabel 5.2 Sub Kriteria Yang Paling Penting Kriteria Sub kriteria Nilia bobot Harga Bonus Layanan Sms 0.676772 Telepon 0.192497 Internet 0.130731 Jaringan luas 0.763805 Kualitas sinyal 0.121128 kuat 0.115067 Bonus sms 0.594888 Bonus internet 0.276611 Bonus telepon 0.128501 Pelayanan 0.666667 customer service Customer service 0.333333 Alternatif yang terbaik setiap sub kriteria dengan bobot masing-masing ada pada tabel 5.3 Tabel 5.3 Alternatif Yang Terbaik Sub kriteria Alternatif Nilai bobot Sms Telapon Internet kuat Kualitas sinyal Jaringan luas Bonus internet Bonus sms Bonus telepeon Customer service Pelayanan customer service Simpati 0.731998 XL Bebas 0.138066 Im3 0.129936 Simpati 0.701521 Im3 0.226662 XL Bebas 0.071817 Simpati 0.738889 Im3 0.160185 XL Bebas 0.100926 Simpati 0.442857 Im3 0.387302 XL Bebas 0.169841 Im3 0.647947 XL Bebas 0.229871 Simpati 0.122182 XL Bebas 0.738889 Im3 0.160185 Simpati 0.100926 Simpati 0.602471 XL Bebas 0.315124 Im3 0.082404 Simpati 0.738889 Im3 0.160185 XL Bebas 0.100926 Simpati 0.567873 XL Bebas 0.333937 Im3 0.09819 XL Bebas 0.537374 Im3 0.268013 Simpati 0.194613 Simpati 0.433707 XL Bebas 0.348273 Im3 0.218021 8

Alternatif yang terbaik setiap kriteria dengan bobot masing-masing ada pada tabel 5.4 Tabel 5.4 Alternatif Yang Terbaik Setiap Kriteria Kriteria Alternatif Nilai bobot Harga Bonus Layanan Simpati 0.727032136 Im3 0.152509947 XL Bebas 0.120457917 XL Bebas 0.611754021 Im3 0.245400307 Simpati 0.142845671 Simpati 0.679178554 XL Bebas 0.190117669 Im3 0.1307035 XL Bebas 0.411306604 Simpati 0.35400908 Im3 0.234684983 Alternatif yang terbaik secara keseluruhan dengan bobot masing-masing ada pada table 5.5 Tabel 5.5 Alternatif Yang Terbaik Secara Keseluruhan Alternatif Nilai bobot Simpati 0.458773073 XL Bebas 0.346567324 Im3 0.194659633 5.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian tugas tahap akhir ini sebagai berikut : 1 Perlu diadakan pengembangan ke arah peningkatan dimensi kualitas lebih lanjut agar didapatkan produk yang mempunyai daya saing tinggi terhadap kompetitor serta diminati oleh konsumen. 2 Perlu diadakan pembaharuan dan inovasi baru bagi produk-produk kartu seluler Gsm yaitu Im3, Simpati dan Xl bebas dan lebih banyak memperluas jaringan ke seluruh wilayah-wilayah terpencil di Indonesia. V DAFTAR PUSTAKA 1) Daihani, U Dadan. 2001, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, PT Elex Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta. 2) Harioso, Satoto, Rochim, 2012, Perancangan Aplikasi Pengirim Pesan (S MS Broadcast) Berbasis WEB, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Diponegoro. 3) Husyairi A, 2006, Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Kartu Simpati, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 4) http://www.anneahira.com, Pengertian Telepon dan Sejarah Penenmuannya diakses tanggal 27 Januari 2012 5) http://www.wikipedia.com, Call Center diakses tanggal 27 Januari 2012 6) http://www.sambasalim.com/, diakses tanggal 25 November 2011. 7) Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, C.V Andi Offset. Yogyakarta. 8) Latifah, Siti. 2005, Prinsip-prinsip dasar Analytical Hierarchy Process, Jurnal Studi Kasus Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara, Medan. 9) Permadi S, Bambang. 1992, AHP, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta. 10) Ramdhani, Graifhan. 2003, Modul Pengenalan Internet http://dhani.singcat.com. diakses tanggal 5 Februari 2012. 11) Sinaga, Johannes. 2009, Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Pemilihan Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sebagai Tempat Kerja Mahasiswa, Fakultas Matematika, Universitas Sumatra Utara, Medan. 12) Syaifullah. 2010, Pengenalan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process), Wordpress.Com. 13) Simamora, Bilson. 2001, Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif Dan Profilable, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Umum. 9