27 STUDI KOMPARASI KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA AKSEPTOR KB SUNTIK KOMBINASI DAN PROGESTIN DI BPM YOSI TRIHANA KABUPATEN KLATEN JAWA TENGAH TAHUN 2015 Comparison Study Of Blood Glucose Levels During The Acceptors KB Injection In Combination And Progestin BPM Yosi Trihana Klaten District Central Java 2015 Fatimah Sari 1, Mustika Pramestiyani 1 1 Dosen Program Studi D3 Kebidanan STIKes Guna Bangsa Yogyakarta Jl.Ringroad Utara Condong Catur Depok Sleman DIY ABSTRAK Hormon progesteron juga dapat menimbulkan beberapa efek samping yang merugikan pemakainya yaitu peningkatan kadar glukosa dalam darah sebagai akibat toleransi glukosa darah yang menurun. Hal ini akan terlihat apabila dilakukan perbandingan tes toleransi glukosa pada pemakai kontrasepsi yang mengandung hormon progesteron dan yang tidak mengandung hormon progesteron. Kadar glukosa darah pemakai kontrasepsi yang mengandung hormon progesteron akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang tidak mengandung progesterone. Tujuan umumnya untuk Diketahuinya perbandingan kadar glukosa darah sewaktu pada akseptor KB suntik progestin dan akseptor KB suntik progestin setelah tiga bulan pemakaian di Bidan Praktek Mandiri Yosi Trihana Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang kadar glukosa darah sewaktu pada akseptor KB suntik kombinasi dan pada akseptor KB suntik progestin setelah tiga bulan pemakaian. Penelitian ini menggunakan penelitian analitik observasional dengan rancangan kohort prospektif. Pengujian ini menggunakan uji independent T-test jika distribusi datanya normal dan uji Mann- Whitney jika distribusi datanya tidak normal Hasil Penelitian Rata-rata kadar gula darah sewaktu pada akseptor KB suntik kombinasi adalah 100,8000 gr/dl. Rata-rata kadar gula darah sewaktu pada akseptor KB suntik progestin adalah 147.0667 gr/dl. Ada perbedaan antara kadar gula darah sewaktu pada akseptor KB suntik kombinasi dan progestin dengan p value 0,000. Kata kunci: Kadar Glukosa Darah Sewaktu, Akseptor KB suntik Kombinasi, Akseptor KB suntik Progestin ABSTRACT Progesterone might have some side effects on the users including an increase in the blood glucose level as a result of the decrease in the blood glucose tolerance. Such effect can be seen when a glucose tolerance test is conducted between users with progesterone-only contraceptive and those with non-hormonal contraceptive. The blood glucose level with those with progesterone-only contraceptive is higher than those with non-hormonal contraceptive. This research is to compare the levels of non-fasting blood glucose between acceptors with combined injectable contraceptive and acceptors with progestin-only injectables after three months of treatment at Yosi Trihana Private Midwifery Clinic (BPM) in Jogonalan, Klaten Regency, Central Java. This research provides an illustration concerning non-fasting blood glucose levels between acceptors with combined injectable contraceptive and those with progestin-only injectables after three months of trearment. This research applied an observational analytic method with a prospective cohort design. As for the analysis, the independent t-test was used when the data was in a normal distribution; and the Mann- Whitney test was used when the data was not normally distributed. The results indicated that the average level of the non-fasting blood glucose among the acceptors with combined injectable contraceptive was 100.8000 gr/dl and the level among the acceptors with progestin-only injectables was as much as 147.0667 gr/dl. There was a difference between the level of blood sugar among the acceptors with combined injectable contraceptive and the level among those with progestin-only injectables with p-value of 0.000. Keywords: Non-fasting blood glucose level, acceptors with combined injectable contraceptive, acceptors with progestin-only injectables
28 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017 PENDAHULUAN Latar Belakang Hormon pemakaian serta lebih dapat meniru siklus alami yang murni. progesteron juga dapat menimbulkan beberapa efek samping yang merugikan METODE PENELITIAN pemakainya yaitu peningkatan kadar Penelitian ini menggunakan penelitian glukosa dalam darah sebagai akibat analitik observasional dengan rancangan toleransi glukosa darah yang menurun. kohort prospektif. Pengujian ini Hal ini akan terlihat apabila dilakukan perbandingan tes toleransi glukosa pada menggunakan uji independent T-test. Instrumen penelitian terdiri dari lembar pemakai kontrasepsi yang mengandung pengumpul data yang berisi nama, hormon progesteron dan yang tidak alamat, umur, paritas, berat badan, Lama mengandung hormon progesteron. Kadar waktu menjadi akseptor KB suntik glukosa darah pemakai kontrasepsi yang kombinasi dan progestin dan kadar mengandung hormon progesteron akan gkulosa darah sewaktu. Alat yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang tidak mengandung progesterone. Usaha yang dilakukan oleh para ahli untuk digunakan adalah alat pengukur glukosa darah sewaktu (dipstick) serta timbangan berat badan (injak). menurunkan efek yang tidak diinginkan pada pemakaian kontrasepsi yang HASIL DAN PEMBAHASAN mengandung progestin tidak hanya Hasil penelitian menunjukan bahwa usia dengan cara menemukan jenis obat yang mutakhir saja namun juga diusahakan responden beragam, dalam hasil hitung diketahui rata-rata usia responden pada merekayasa cara pemberian dan kelompok kontrol dan kelompok penurunan dosis sehingga aman dipakai. perlakuan. Rata-rata usia responden Rekayasa tersebut antara lain dengan dihitung untuk mengetahui homegen mengubah dosis yang memungkinkan tidaknya kelompok penelitian. penurunan dosis total progestin per siklus A. Karakteristik responden berdasarkan usia Tabel 1. Tabel distribusi frekuensi subyek penelitian berdasarkan usia Frekuensi Akseptor KB Frekuensi Akseptor KB Jumlah Umur suntik kombinasi suntik progestin 35 tahun 18 (30%) 18 (30%) 36 (60%) >35 tahun 12 (20%) 12 (20%) 24 (40%) Jumlah 30 (50%) 30 (50%) 60 (100%) Sumber : data primer 2015 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 60 akseptor KB paling banyak berusia 35 tahun yaitu sebanyak 60%. Sedangkan untuk akseptor KB suntik
29 kombinasi dan progestin paling banyak berumur 35 tahun yaitu sebanyak 18 akseptor (30%) dan untuk akseptor KB suntik progestin paling banyak berumur 35 tahun sebanyak 18 akseptor (30%). B. Karakteristik responden berdasarkan paritas Berdasarkan penelitian diperoleh data tentang paritas akseptor KB suntik kombinasi dan progestin. Tabel 4.2. Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan paritas Paritas Frekuensi Akseptor KB Frekuensi Akseptor Jumlah suntik kombinasi KB suntik progestin Primigravida 10 (16,7 %) 8 (13,3%) 18 (30%) Multigravida 20 (33,3%) 22 (36,7%) 42 (70%) Jumlah 30 (50%) 30 (50%) 60 (100%) Sumber : data primer Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa 42% dari akseptor adalah multigravida. Sedangkan akseptor KB suntik kombinasi paling banyak adalah multigravida sebanyak 20 orang (33,3%) dan untuk akseptor KB suntik progestin paling banyak adalah multigravida yaitu 22 orang (36,7%). C. Analisis Bivariat Tabel 4.3. Rata-rata kadar gula darah sewaktu akseptor KB suntik kombinasi dan akseptor KB suntik Progestin di BPM Yosi Trihana Kelompok N Mean SD Rata-rata kadar gula darah sewaktu akseptor KB 30 100.8000 11.90595 suntik kombinasi Rata-rata kadar gula darah sewaktu akseptor KB 30 147.0667 24.89832 suntik progestin Sumber : data primer 2015 Hasil Penelitian Rata-rata kadar gula darah sewaktu pada akseptor KB suntik kombinasi adalah 100,8000 gr/dl. Ratarata kadar gula darah sewaktu pada akseptor KB suntik progestin adalah 147.0667 gr/dl. Ada perbedaan antara kadar gula darah sewaktu pada akseptor KB suntik kombinasi dan progestin dengan p value 0,000. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata kadar gula darah sewaktu berbeda antara akseptor KB suntik kombinasi danakseptor KB suntik progestin. Melalui hasil yang diperoleh bahwa rata-rata kadar gula darah sewaktu pada akseptor KB suntik kombinasi adalah 100.8000 gr/dl sedangkan pada akseptor KB suntik progestin adalah 147.0667 gr/dl dengan p value adalah 0,000 lebih kecil dari 0.05 sehingga mempunyai makna signifikan dan dapat diartikan bahwa ada perbedaan
30 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017 kadar gula darah sewaktu pada akseptor KB suntik kombinasi dan progestin. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini bersesuaian dengan teori yang disampaikan oleh Ludickea dan kawankawan melakukan riset dengan membandingkan efek dua jenis kontrasepsi yang masing-masing mengandung progesteron saja dengan progesteron yang dikombinasikan dengan estrogen terhadap profil karbohidrat pemakainya. Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kadar glukosa yang bermakna. 1 Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan di Swedia pada pemakai kontrasepsi pil progestin yang berusia antara 36 56 tahun menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemakaian kontrasepsi progestin dengan timbulnya gejala prediabetes. 2 Kontrasepsi yang mengandung estrogen tidak memiliki efek merugikan pada metabolisme glukosa tetapi yang mengandung progesteron menunjukkan antagonisme dengan insulin. 3 Formulasi kontrasepsi oral dengan progesteron dosis tinggi menunjukkan tes toleransi glukosa yang abnormal pada pemakainya, dengan tingkat insulin yang meningkat pada ratarata pasien. Efeknya pada metabolisme karbohidrat, akan menurunkan toleransi glukosa. 4. Progesteron juga dapat menurunkan kecepatan absorpsi karbohidrat dari sistem pencernaan makanan. Hal tersebut terkait dengan potensi androgenik dari progesteron, serta tinggi rendahnya dosis progesteron. 5 Hormon progesteron juga dapat menimbulkan beberapa efek samping yang merugikan pemakainya yaitu peningkatan kadar glukosa dalam darah sebagai akibat toleransi glukosa darah yang menurun. Hal ini akan terlihat apabila dilakukan perbandingan tes toleransi glukosa pada pemakai kontrasepsi yang mengandung hormon progesteron dan yang tidak mengandung hormon progesteron. Kadar glukosa darah pemakai kontrasepsi yang mengandung hormon progesteron akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang tidak mengandung progesteron. 6 KESIMPULAN 1. Rata-rata kadar gula darah sewaktu pada akseptor KB suntik kombinasi adalah 100,8000 gr/dl. 2. Rata-rata kadar gula darah sewaktu pada akseptor KB suntik progestin adalah 147.0667 gr/dl. 3. Ada perbedaan antara kadar gula darah sewaktu pada akseptor KB suntik kombinasi dan progestin dengan p value 0,000. UCAPAN TERIMAKASIH Kopertis Wilayah V Pada Hibah DIPA Tahun 2015.
31 DAFTAR PUSTAKA 1. Ludickea, F.; et al; 2002; Randomized controlled study of the influence of two low estrogen dose oral contraceptives containing gestodene or desogestrel on carbohydrate metabolism; Contraception, Volume 66, Issue 6, Pages 411-415. 2. Deleskog A; Hilding A; Ostenson CG; 2011; Oral contraceptive use and abnormal glucose regulation in Swedish middle aged women; Diabetes Res Clin Pract;Vol. 92 (2), p. 288-92; on http://web.ebscohost.com. 3. Chrousos, G. P.; 2007; The Gonadal Hormone & Inhibitors; on Katzung Basic and Clinical Pharmacology; 10 th ed.; The McGraw-Hill Co. Inc.; p. 664 71. 4. Loose-Mitchel, D. S.; Stancel, G. M.; 2001; Hormonal Contraseptives; on Goodman & Gilman s The Pharmacological Basis of Theurapeutics, 10 th ed.; McGraw-Hill Prof., 1623 9. 5. Stubblefield, P. G.; Carr-Ellis, S.; Kapp, N.; 2007 ; Family Planning, on Berek & Novak s Gynecology; 14 th ed.; Lippincott Williams & Wilkins; p. 247 312. 6. Gay, L.R. & Diehl, P.L., 1992, Research Methods for Business and Management, MacMillan Publishing Company, New York.