Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH No. 7, 2015 PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG. PENGEMBANGAN e-government DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1338 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 16 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENTAHAPAN DAN PROSES KEGIATAN TAHUN JAMAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT)

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN NASIONAL DAN DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINS! SUMATERA UTARA

PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN E GOVERNMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN NASIONAL DAN DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

11. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 55 TAHUN 2015

BUPATI BOGOR PERATURAN BUPATI BOGOR

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENDUKUNG PENANAMAN MODAL

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 28 TAHUN 2012 T E N T A N G

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 28 TAHUN 2017

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA - MADURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA SALINAN

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

6. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. 7. Pengintegrasian adalah

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 37 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2004

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA - MADURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEBING TINGGI

BERITA DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 4 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 4 TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI DAERAH OTONOM BARU

RANCANGAN. (disempurnakan) RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2011

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 41

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 76 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR : 11 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA INDUK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang : a. bahwa pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta saat ini masih bersifat sektoral, sehingga perlu adanya upaya pengintegrasian dalam pola pengembangan dan dukungan kebijakan Teknologi informasi yang baru, terpadu dan lintas sektoral; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi; 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2008; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 8. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali terakhir diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2006; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah; 11. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 27 Tahun 2006 tentang Pengamanan Pemanfaatan Jaringan Komunikasi berbasis Protokol Internet; 12. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Dnerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 13. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 14. Keputusan Gubernur Nomor 18 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengelola Teknologi Informasi Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 15. Keputusan Gubernur Nomor 108 tahun 2003 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Nomor 37 Tahun 2006. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG RENCANA INDUK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan: 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta selaku pengguna anggaran/ pengguna barang. 2. Satuan Kerja Perangkat Daerah Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi yang selanjutnya disingkat SKPD Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah unit/satuan kerja yang tugas dan fungsinya mengelola teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 3. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. 4. Pengguna Anggaran Daerah adalah pejabat di lingkungan pemerintah propinsi/ kabupaten/kota yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dari dana anggaran belanja APBD. 5. Program Management Office yang selanjutnya disebut (PMO) adalah Tim yang bertugas sebagai koordinator teknis pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Teknologi Informasi Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 6. Rencana Kerja Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.

7. Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi selanjutnya disebut RITIK adalah pedoman bagi SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam pembangunan, pengembangan serta pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi agar selaras dengan rencana strategi pemerintah. 8. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. 9. Teknologi Informasi dan Komunikasi selanjutnya disebut TIK adalah teknologi bidang informasi dan komunikasi yang mencakup antara lain perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), perangkat jaringan (netware), database, sistem informasi (infoware) termasuk sistem yang berbasis internet dan sumber daya manusia (humanware), serta saluran dan alat komunikasi data yang wujudnya dapat berupa perangkat kabel dan gelombang elektromagnetik yang digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. 10. Unit kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa program. 11. Unit Penanggung Jawab (UPJ) adalah SKPD/Unit Kerja yang merencanakan dan melaksanakan pembangunan, pengembangan dan operasionalisasi Teknologi Informasi dan komunikasi baik yang bersifat lintas sektoral maupun spesifik SKPD/Unit KeKja yang bersangkutan. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup Rencana Induk Tekonologi Informasi dan Komunikasi meliputi rencana pembangunan, pengembangan, pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi. Pasal 3 Teknologi informasi dan komunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi arsitektur-arsitektur: a. Arsitektur enterprise; b. Arsitektur aplikasi; c. Aristektur informasi; d. Arsitektur integrasi; e. Arsitektur infrastruktur. Pasal 4 1) Arsitektur Enterprise adalah pedoman yang berisi rancangan sekumpulan komponenkomponen bisnis pemerintah yang saling berinteraksi dalam mengolah informasi yang disusun berdasarkan rencana strategis pemerintah menurut bidang dan fungsi serta tugas pokok masing-masing SKPD. 2) SKPD sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing, dalam pembangunan dan pengembangan teknologi informasi wajib mengikuti aturan tentang komponen proses bisnis seperti tertuang dalam Arsitektur Enterprise yang meliputi: a. Komponen Proses bisnis Manajemen Penerintahan. b. Komponen Proses bisnis Kependudukan dan Kesejahteraan Masyarakat. c. Komponen Proses bisnis Perekonomian. d. Komponen Proses bisnis Sarana Perkotaan.

3) Komponen proses bisnis arsitektur enterprise sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran I peraturan Gubernur ini. Pasal 5 1) Arsitektur Aplikasi adalah pedoman yang berisi serangkaian prinsip, guidelines, gambaran, standar, dan aturan yang mengarahkan dalam membangun, mengembangkan dan mengintegrasikan aplikasi-aplikasi yang diperlukan untuk mendukung fungsi-fungsi yang terdapat pada masing-masing komponen bisnis pemerintahan. 2) SKPD sesuai Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing, dalam pembangunan dan pengembangan teknologi informasi wajib mengikuti aturan tentang target aplikasi seperti tertuang dalam Arsitektur Aplikasi yang meliputi: a. Target Aplikasi, yaitu aplikasi yang akan digunakan untuk menjalankan proses bisnis SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. b. Spesifikasi Aplikasi, yaitu berisi aturan-aturan khusus aplikasi tentang fitur-fitur/ modul-modul yang harus terdapat dalam suatu aplikasi beserta pertukaran data/informasi antar aplikasi. c. Diagram Aplikasi, yaitu berisi gambaran pola pertukaran data/informasi antar aplikasi. 3) Target Apiikasi, Spesifikasi Aplikasi dan Diagram Arsitektur Aplikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran II peraturan Gubernur ini. Pasal 6 1) Aristektur informasi adalah pedoman yang berisi jenis-jenis informasi dan basis-basis data yang disusun secara terstruktur dan terintegrasi, guna menghasilkan informasi sesuai komponen bisnis pemerintahan. 2) SKPD sesuai Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing, dalam pembangunan dan pengembangan teknologi informasi wajib mengikuti aturan tentang model-model informasi seperti tertuang dalam Arsitektur Informasi. 3) Model-model Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran III peraturan Gubernur ini. Pasal 7 1) Arsitektur integrasi adalah pedoman yang berisi standar dan aturan-aturan umum yang dipakai secara luas di dunia dan menjadi trend teknologi saat ini yang digunakan untuk mengatur jenis-jenis pertukaran data antar aplikasi. 2) SKPD sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing, dalam pembangunan dan pengembangan teknologi informasi wajib mengikuti aturan tentang pola-pola integrasi seperti tertuang dalam Arsitektur Integrasi. 3) Pola-pola Integrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran IV peraturan Gubernur ini Pasal 8 1) Arsitektur Infrastruktur adalah pedoman yang berisi prinsip, petunjuk, dan standar tentang komponen hardware/software yang diperlukan dalam mengolah data dan menyajikan informasi sehingga dapat diakses oleh aparatur maupun masyarakat di lokasi-lokasi yang telah ditentukan. 2) Untuk menjamin ketersediaan, kerahasiaan dan integritas data serta menjaga keamanan infrastruktur terhadap kemungkinan serangan di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, maka SKPD sesuai tugas pokok dan fungsi

masing-masing, dalam pembangunan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi wajib mengikuti aturan tentang infrastruktur teknologi informasi seperti tertuang dalam Arsitektur Infrastruktur yang meliputi: a. Server 1. Server Sistem, yaitu server yang berfungsi untuk authentification, antivirus, security, load balancing, certificate, File, Printing, Communication, Proxy. 2. Server Aplikasi, yang terdiri dari: b. Jaringan Server Sumber (Source), yaitu server yang berfungsi untuk database, legacy, directory, ftp; Server Integrasi, yaitu server yang berfungsi untuk EAI, Directory, Wireless, Business Intelligence, Data Warehouse; Server Bisnis, yaitu server yang, berfungsi untuk aplikasi (web based atau GUI), Kalender, Mail, Kiosk; Server Presentasi, yaitu server yang berfungsi untuk portal, web, caching, WAP. 1. LAN (Local Area Network). 2. WAN (Wide Area Network). 3. Layanan Komunikasi Data. 4. Media Komunikasi Data. c. Desktop/Clients 1. Desktop/PC/Notebook/Laptop. 2. Peripherals (Printer/Scanner/Barcode. 3. Piranti lunak legal yang dibutuhkan. d. Data Center/Ruang Server. e. Koneksi Internet. 3) Server, Jaringan, Desktop/Clients, Data Center/Ruang Server dan Koneksi Internet Arsitektur Infrastruktur seoagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran V peraturan Gubernur ini. Pasal 9 Rencana Induk teknologi informasi dan komunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 harus dilaksanakan oleh setiap SKPD baik tingkat provinsi, kota/kabupaten administrasi, kecamatan dan kelurahan di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing BAB III TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Bagian Kesatu Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat Provinsi Pasal 10 1) Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi tingkat provinsi dilakukan bleh SKPD Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat Provinsi dan SKPD Tingkat Provinsi.

2) SKPD Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat Provinsi sebagai penanggungjawab dalam: a. pembangunan dan pengembangan Teknologi Informasi dan komunikasi di pusat data tingkat provinsi beserta alih teknologinya; b. pengelolaan dan pendayagunaan serta evaluasi Teknologi Informasi dan komunikasi di pusat data tingkat provinsi; c. penyelenggaraan komunikasi antara data center dengan institusi internal dan eksternal Pemerintah Provinsi DKI Jakarta; d. penyelenggaraan pertukaran data lintas sektoral antar SKPD tingkat provinsi; e. pengembangan wawasan aparatur dan masyarakat dalam bidang Teknologi Informasi dan komunikasi di tingkat provinsi; f. Pengelolaan peran serta masyarakat dalam proses pembangunan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi. 3) SKPD Tingkat Provinsi sebagai penanggungjawab dalam: a. penyedia informasi tata laksana kerja (bussinees process), bentuk masukan dan keluaran yang akan diotomatisasikan dengan menggunakan Teknologi Informasi dan komunikasi sesuai tugas pokok dan fungsinya di lingkungan internal dan jajarannya; b. pembangunan, pengembangan, operasionalisasi, pengelolaan dan pendayagunaan serta evaluasi Teknologi Informasi dan komunikasi di lingkungan SKPD Tingkat Provinsi dan. jajarannya; c. penyelenggaraan jaringan komunikasi internal di lingkungan SKPD Tingkat Provinsi; d. penyelenggaraan pertukaran data di lingkungan internal SKPD dan jajarannya; e. kerja sama tim dan alih teknologi dalam pembangunan dan pengembangan Teknologi Informasi dan komunikasi di lingkungan SKPD Tingkat Provinsi. Bagian Kedua Tata Kelola Teknologi Informasi dan komunikasi Tingkat Kota/ Kabupaten Administrasi Pasal 11 1) Tata kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat Kota/Kabupaten Administrasi dilakukan oleb SKPD Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat Kota/ Kabupaten Administrasi, SKPD Tingkat Kota/Kabupaten Administrasi dan Kecamatan/ Kelurahan. 2) SKPD Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat Kota/Kabupaten Administrasi sebagai penanggungjawab dalam: a. pembangunan dan pengembangan serta pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi di pusat data tingkat kota/kabupaten administrasi, kecamatan dan kelurahan beserta alih teknologinya; b. pengelolaan dan pendayagunaan serta evaluasi Teknologi Informasi dan Komunikasi di pusat data tingkat kota/kabupaten administrasi, kecamatan dan kelurahan; c. penyelenggaraan jaringan komunikasi antara data center dengan SKPD tingkat kota/kabupaten administrasi, kecamatan dan kelurahan; d. penyelenggaraan pertukaran data antar SKPD tingkat kota/ kabupaten administrasi, kecamatan dan kelurahan; e. pengembangan wawasan aparatur dan masyarakat dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi di tingkat kota/kabupaten administrasi, kecamatan dan kelurahan. 3) SKPD Tingkat Kota/kabupaten administrasi sebagai penanggungjawab dalam:

a. penyedia informasi tata laksana kerja (bussinees process), bentuk masukan dan keluaran yang akan diotomatisasikan dengan menggunakan Teknologi Informasi daa Komunikasi sesuai tugas pokok dan fungsinya di lingkungan internal dan jajarannya; b. operasipnalisasi, pengelolaan dan pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan SKPD Tingkat Kota/kabupaten administrasi dan jajarannya; c. pengelolaan dan pendayagunaan serta evaluasi Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan SKPD Tingkat Kota/kabupaten administrasi dan jajarannya; d. penyelenggaraan jaringan komunikasi internal di lingkungan SKPD Tingkat Kota/kabupaten administrasi; e. penyelenggaraan pertukaran data di lingkungan SKPD Tingkat Kota/kabupaten administrasi; f. kerja sama tim dan alih teknologi dalam pembangunan dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan SKPD Tingkat Kota/kabupaten administrasi. 4) Kecamatan/Kelurahan sebagai penanggungjawab dalam: a. operasjonalisasi, pengelolaan dan pendayagunaan Teknologi Informasi dan komunikasi di lingkungan kecamatan/kelurahan; b. pengelolaan dan pendayagunaan sera evaluasi Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan kecamatcn/kelurahan; c. penyelenggaraan jaringan komunikasi internal di lingkungan kecamatan/kelurahan. Bagian Ketiga Organisasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat Provinsi Pasal 12 1) Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dilaksanakan oleh SKPD yang secara khusus melakukah fungsi pengelolaan Teknologi Informasi dan komunikasi pada Tingkat Provinsi. 2) SKPD Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengelompokan fungsi: a. Manajemen Informasi. b. Manajemen Jaringan Komunikasi. c. Manajemen Infrastruktur dan Operasi. 3) Fungsi-fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,b,c meliputi urusan: a. Manajemen Pemerintahan. b. Manajemen Kependudukan dan Kesejahtsraan Masyarakat. c. Manajemen Perekonomian. d. Manajemen Prasarana dan Sarana Perkotaan. 4) Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi pada SKPD Tingkat Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai tugas pokok dan fungsi serta tanggungjawabnya meliputi urusan: a. Infrastruktur dan Jaringan Komunikasi Tingkat Provinsi. b. Operasional Tingkat Provinsi. 5) Untuk mendukung pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi setiap SKPD harus menyediakan sumber daya manusia yang memiliki profesionalitas dalam teknologi informasi dan komunikasi sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Bagian Keempat Organisasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat Kota/ Kabupaten Administrasi Pasal 13 1) Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dilakukan oleh lembaga yang secara khusus melakukan fungsi pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Tingkat Kota/Kabupaten Administrasi sebagai berikut: a. SKPD, Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat Kota/kabupaten administrasi di lingkungan Kota/ Kabupaten Administrasi. b. Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat SKPD Tingkat Kota/Kabupaten Administrasi. 2) SKPD Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat Kota/kabupaten administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yang meliputi sektor: a. Manajemen Informasi Tingkat Kota/Kabupaten Administrasi. b. Manajemen Jaringan Komunikasi Tingkat Kota/Kabupaten Administrasi. c. Manajemen Infrastruktur dan Operasi Tingkat Kota/Kabupaten Administrasi. 3) Untuk mendukung pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi setiap SKPD harus menyediakan sumber daya manusia yang memiliki profesionalitas dalam teknologi informasi dan komunikasi sesuai tugas pokok dan fungsinya. 4) Pengelola Teknologi Informasi dan komunikasi pada SKPD Tingkat Kota/kabupaten administrasi sesuai tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi urusan Operasional SKPD Tingkat Kota/Kabupaten Administrasi. BAB IV KOMITE PENGARAH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Pasal 14 1) Untuk pembangunan dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan SKPD dibentuk Komite Pengarah Teknologi Informasi dan Komunikasi. 2) Komite Pengarah Teknologi Informasi clan Komunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas: a. memberikan arahan dan persetujuan dalam pembangunan serta pengembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap SKPD dan Unit Kerja SKPD; b. melakukan evaluasi terhadap h?sil pembangunan serta pengembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap SKPD dan Unit Kerja SKPD. 3) Susunan, keanggotaan dan tugas lebih lanjut Komite Pengarah Teknologi Informasi dan Komunikasi ditetapkan dengan keputusan Gubernur. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 15 Pembiayaan pembangunan, pengembangan, dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi dibebankan pada APBD Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan sumbersumber pendanaan lain yang sah.

Pasal 16 1) Setiap perencanaan anggaran untuk pembangunan, pengembangan, dan pendayagunaan Teknologi Informasi dan komunikasi harus mendapat persetujuan prinsip dari Komite Pengarah Teknologi Informasi dan Komunikasi setelah diteliti oleh Program Management Office. 2) Persetujuan prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pedoman Tim Anggaran dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) untuk setiap rencana kegiatan yang berkaitan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi. 3) Tata cara persetujuan perencanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada lampiran VI peraturanan Gubernur ini. BAB VI PENGAWASAN DAN PENGINDALIAN Pasal 17 Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan, pengembangan, dan pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dilaksanakan oleh SKPD Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi. BAB VII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 18 Dalam proses pembangunan dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, masyarakat berhak: a. Mengetahui Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi. b. Mengetahui informasi yang berkaitan dengan pembangunan dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. c. Berperan serta dalam proses perencariaan Teknologi Informasi dan Komunikasi. d. Mendapat pelayanan yang lebih baik dari pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pasal 19 Peran serta masyarakat dalam proses pembangunan dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi meliputi: a. Pemberian masukan (informasi, saran, pertimbangan atau pendapat) dalam pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. b. Kerja sama dalam penelitian dan pengembangan dan/atau bantuan tenaga ahli Teknologi Informasi dan Komunikasi. c. Kerja sama investasi dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 20 Tata cara peran serta masyarakat dalam proses pembangunan dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi diatur sebagai berikut: a. Pemberian masukan (informasi, saran, pertimbangan atau pendapat) dalam pendayagunaan Teknologi Info masi dan Komunikasi dapat disampaikan melalui akses yang tersedia kepada Gubernur selaku Kepala Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. b. Kerja sama dalam penelitian dan pengembangan dan/atau bantuan tenaga ahli Teknologi Informasi dan Komunikasi disampaikan secara tertulis kepada Gubernur selaku Kepala Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. c. Kerja sama investasi dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi disampaikan secara tertulis kepada Gubernur selaku Kepala Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 Februari 2008 Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Fauzi Bowo Diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 Februari 2008 Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Ritola Tasmaya NIP 140091657 BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 17