PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKANKEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODELS TYPE WRITE A ROUND TO IMPROVE THE CAPABILITIES OF WRITING STUDENTS CLASS V SD NEGERI 5 TANJUNG PUNAK

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

RAHMAT FAUZI NIM. K

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 CANDIPURO MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

Keyword: CIRC, Learning, Phoem

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Skripsi. Oleh: Puput Dwi Maret Tanti K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERBICARA NEGOSIASI DENGAN PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA SMP

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN MEJING 2 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

Ramli Nugroho Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta

Mardhatillah 1 *, Nora Akmalia 2.

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERBICARA NEGOSIASI DENGAN PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X IIS 3 SMA BATIK 2 SURAKARTA

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN KARTU SOAL HIDROKARBON

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

PENGGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD INPRES 2 KAYUMALUE NGAPA

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN CAMPURAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN SECARA TERTULIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

MANAJEMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA METODE JIGSAW PADA SISWA SMK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan, Abstrak

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT DINAS MENGGUNAKAN METODE INKUIRI SMP NEGERI 1 SELIMBAU

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE KARYAWISATA UNTUK ANAK TUNARUNGU KELAS X DI SLB NEGERI PURBALINGGA

PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR. Nur Khamidah

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

Abstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

Pendahuluan. Wardani et all, Penerapan Model Pembelajaran...

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

PENERAPAN MODEL JIGSAW DAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI PADA PEMBELAJARAN PKN

(Using Cooperative Learning STAD Model To Improve Writing Skill Of The First Year Students At SMPN 25 Pekanbaru) DARUSMAN AR *)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERTUKARAN KELOMPOK IMPROVING STUDENT S LEARNING OUTCOMES WITH EXCHANGE GROUPS METHODS

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Yenik Mujiantini, Budhi Setiawan, Sri Hastuti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sebelas Maret email:nona_bee55@yahoo.com Abstract This study aims to improve: (1) the quality of the learning process of writing poetry; and (2) the result of poetry writing ability by applying cooperative method learning together type in the fifth grade students in SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo. This research is Classroom Action Research (CAR) which is implemented in two cycles. Each cycle consists of four stages: (1) planning, (2) the implementation phase, (3) the stage of observation and interpretation, and (4) stage of analysis and reflection. Percentage of student activity during apperception in the cycle I was at 57,69%, whereas in the second cycle to be 88,46%. Percentage of student interest and motivation while attending learning activities in the cycle I was increased by 61,53 % to be 80,76% in cycle II. Percentage of student activeness and attention is 57,69% to be 92,30% in cycle II. Increased student ability to write poetry can also be seen from the increasing number of students who can write poetry or a student who reaches the score 65 in each cycle. In the initial survey, the percentage of students who can reach the passing score is 46,15%. On the cycle I was 65,38% and in the second cycle was 88,46%. Kata kunci : pembelajaran, learning together, menulis, puisi PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan keterampilan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang cukup kompleks. Hernacki (2011) menjelaskan bahwa menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika). Dengan menulis, siswa diharapkan dapat menuangkan ide, gagasan maupun perasaan yang dapat diekspresikan dalam bentuk tulisan. Dari segi pragmatik, keterampilan menulis sudah diajarkan mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. Menulis dapat diartikan sebagai media untuk meluapkan gagasan atau ide. Menulis adalah semua imajinative dan bahwa tulisan ini juga otobiografi serta diciptakan; jelas, ini menegaskan bahwa subjektivitas dari terjemahan dari pengalaman atau pemikiran ke dalam kata-kata dari dirinya sendiri adalah sebuah proses imajinatif. Pendapat lain tentang menulis juga dikemukakan oleh Lasa 129

(2005) yaitu proses penuangan gagasan dan pemikiran dengan sistem tertentu dalam bentuk tulisan. Apa yang kita pikirkan dan kita gagas dapat kita tuangkan dalam bentuk sebuah tulisan penuangan gagasan itu membutuhkan sebuah proses sampai terciptanya tulisan yang baik. Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan keterampilannya dalam menulis. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses penuangan ide atau gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga tema karangan atau tulisan yang disampaikan sudah dipahami pembaca. Salah satu kajian menulis yang dipelajari di SD adalah menulis puisi. Waluyo (2005) mengatakan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan dan kegiatan yang mutlak ditentukan oleh kreativitas seseorang sehingga tercipta kata- kata yang membuahkan ilusi, imajinasi yang disusun dan ditata dengan indah. Berdasarkan wawancara dengan guru, kemampuan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012 dinilai masih rendah. Berdasarkan hasil pretes yang dilakukan pada saat survai awal terlihat bahwa hanya sekitar 46,15 % (12 siswa dari 26 siswa) yang telah mendapat nilai di atas bata ketuntasan, yakni 65 sedangkan sisanya masih mendapatkan nilai dibawah batas ketuntasan. Berdasarkan kondisi tersebut, masalah penelitian ini dapat dirumuskan: (1) Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe learning together dapat meningkatkan kualitas proses dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012?, (2)Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe learning together dapat meningkatkan kualitas hasil dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012?. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan beberapa siswa dalam sebuah kelompok. Pemilihan pembelajaran ini sebagai akibat dari siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo yang masih merasa kesulitan untuk berpikir mandiri maka peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif tipe learning together yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi. Pembelajaran kooperatif tipe learning together juga diharapkan dapat mempermudah siswa dalam berpikir untuk mengembangkan keterampilan dalam bersastra. 130

Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe learning together pada menulis puisi diharapkan dapat membantu guru dan mempermudah siswa dalam melaksanakan pembelajaran menulis puisi secara berkelompok. Penyataan ini sejalan pendapat Slavin (2005) bahwa pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam memperlajari materi pelajaran. Pada kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Langkah-langkah menulis puisi dengan penerapan kooperatif tipe learning together adalah: (1) sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru menyampaikan topik, bahan pelajaran dan tujuan pembelajaran pada hari itu yaitu menulis puisi; (2) guru menjelaskan kepada siswa cara membuat puisi dan cara mengekspresikan imajinasi ke dalam sebuah puisi, guru mengulangi sampai siswa mengerti dan paham; (3) guru menyiapkan soal atau tugas yang ditulis di papan tulis yaitu membuat sebuah puisi; (4) siswa dibagi kedalam kelompok yang berjumlah 4 sampai 5 orang siswa tiap kelompok; (5) guru kemudian memberikan selembar kertas kepada masing- masing kelompok siswa; (6) siswa mulai berdiskusi membuat puisi, siswa diharapkan saling bertukar pendapat dan dapat bekerjasama untuk memilih kata yang tepat sehingga membentuk suatu rangkaian kata yang padu dalam tiap baitnya; (7) guru memeriksa dengan mendatangi tiaptiap kelompok untuk menanyakan kesulitan siswa; (8)setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi dikumpulkan kepada guru; dan (9) guru memilih pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan aturan membuat puisi kemudian salah satu anggota kelompok dipanggil ke depan untuk membacakan hasil dari kerja kelompok mereka dan memberikan penghargaan berupa tepuk tangan dari semua siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SD Mranggen 03 Sukoharjo. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 26 siswa yang terdiri atas 8 siswa putri dan 18 siswa putra serta guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pemilihan subjek didasarkan atas keterampilan menulis puisi siswa yang dinilai masih rendah. Wawancara yang dilakukan guna mencoba mencari pangkal permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam mengikuti proses belajarmengajar di kelas, baik permasalahan yang ditimbulkan dari faktor guru, siswa, ataupun faktor lainnya. Tahap aplikasi tindakan dalam pelaksanaan PTK ini diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan 3 siklus), yang setiap siklusnya 131

tercakup 4 kegiatan, yaitu: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Rancangan tindakan pada siklus pertama adalah sebagai berikut.tahap perencanaan, mencakup kegiatan menyiapkan perangkat pembelajaran dan merancang skenario pembelajaran menulis puisi dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe learning together, tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan, dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada 2 kali tatap muka, yang masing-masing 2x45 menit. Pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh guru kelas, sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Tahap analisis dan refleksi, dilakukan oleh peneliti dan guru dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa, hasil observasi, serta hasil wawancara. Dengan demikian, analisis dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran. Adapun rancangan pelaksanaan tindakan siklus kedua dan ketiga dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus pertama tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus pertama (refleksi), sehingga kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama tidak terjadi pada siklus kedua. HASIL PENELITIAN Guru melaksanakan proses belajar mengajar seperti biasa dan peneliti akan mengamati jalannya pembelajaran yang di kelas sebagai seorang partisipan pasif. Agar dalam penyampaian pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe learning together dapat berjalan sesuai teknik yang tepat, maka sebelum guru melaksanaklan tindakan di kelas, peneliti memberikan penjelasan kepada guru tentang cara pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together. Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut: (1) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk menumbuhkan semangat siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan dengan menyapa siswa dan memberikan lelucon; (2) guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi minggu lalu dan materi yang akan diajarkan dan menyampaikan tujuan dari pembelajaran Siapa yang suka menulis puisi? ; (3) guru menjelaskan materi tentang menulis puisi dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis puisi, (4) guru meminta siswa untuk mencermati contoh puisi yang ada dalam LKS yaitu puisi tentang coklat dan kupu-kupu; (5) siswa diminta untuk membuat kelompok masing- masing 4 sampai 5 siswa dalam satu kelompok, kelompok dipilih berdasarkan urutan meja berbanjar; (6) siswa mulai berdiskusi membuat puisi, siswa diharapkan saling bertukar pendapat dan dapat bekerjasama untuk memilih 132

kata yang tepat sehingga membentuk suatu rangkaian kata yang padu dalam tiap baitnya; (7) guru meminta siswa untuk keluar ruangan dan mencari tempat yang bisa dijadikan inspirasi untuk menulis puisi, tempat yang dipilih siswa bebas asal tidak keluar dari wilayah sekolah; (8) setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi dikumpulkan kepada guru dan semua siswa kembali ke kelas; (9) guru memilih pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan aturan membuat puisi kemudian salah satu anggota kelompok dipanggil ke depan untuk membacakan hasil dari kerja kelompok mereka dan memberikan penghargaan berupa tepuk tangan dari semua siswa; dan (10) pembelajaran diakhiri dengan kesimpulan yang dilakukan guru bersama dengan siswa. Tindakan I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Maret 2011 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) di ruang kelas IV SD Mranggen 03 Sukoharjo. Adapun urutan pelaksanaan tindakan adalah : (1) guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan kelas agar kondusif lebih dahulu; (2) guru memberikan pertanyaan acuan untuk memicu semangat para siswa untuk mengikuti pembelajaran; (3) guru meminta salah satu siswa secara acak membacakan hasil puisi yang telah dibuat pada saat pratindakan; (4) siswa yang yang lain diminta untuk mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama; (5) guru melanjutkan pembelajaran dengan menyampaikan materi mengenai langkah-langkah menyusun puisi; (6) guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan; (7) selanjutnya siswa diminta untuk menentukan gagasan atau ide untuk menyusun sebuah puisi; (8) guru kembali mengingatkan siswa tentang tahapan menulis puisi dengan meminta salah satu siswa membacakan catatan materinya; (9) siswa selanjutnya diminta menyusun puisi berdasarkan hal-hal penting yang telah ditulis secara individu; (9) guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa dan memberikan masukan. guru juga terus mengingatkan pada siswa agar menulis dengan benar; (10) siswa diminta membacakan hasil tulisannya; (11) siswa disuruh mengumpulkan hasil tulisan yang sudah mereka buat; (12) siswa yang telah selesai melaksanakan tugasnya diberi applause dan dilanjutkan ber-toss dengan teman-temannya; (13) pembelajaran diakhiri dengan refleksi dari guru berupa penguatan dan guru menutup pelajaran hari itu dengan memberikan salam pada siswa. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran menulis puisi, diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam pelaksanaan siklus I ini. Siswa aktif selama apersepsi dikategorikan sangat baik dan baik serta diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusianan, dan semangat dalam mengerjakan setiap tugas maupun saat kegiatan pembelajaran sebesar 18 siswa atau sekitar 69,23%, sedangkan 8 siswa atau30,76% lainnya tampak kurang 133

sungguh-sungguh dan antusias.siswa berminat dan motivasi saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa yang dapat menulis puisi dengan baik secara penguasaan gagasan atau ide,rima, kesesuaian judul dengan tema, pilihan kata sebanyak 16 siswa atau sebesar 61,53%, sedangkan 10 siswa atau sebesar 38,46% kurang bersemangat dalam pembelajaran menulis puisi. Siswa aktif dan perhatian saat guru menyampaikan materi secara keseluruhan, peningkatan nilai keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran menulis puisi pada siklus I sebesar 57,56 % sedang 11 siswa atau 42,30% belum bisa fokus dalam pembelajaran menulis puisi.siswa yang sudah dapat menulis puisi dengan baik dan telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 17 siswa atau sekitar 65,38%, sedangkan 9 siswa (34,61%) lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai di bawah 65. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus I dikatakan belum mencapai hasil yang memuaskan. Peningkatan memang terjadi pada beberapa indikator yang telah ditentukan dibandingkan pada saat survai awal. Akan tetapi, dalam siklus ini hanya 17 siswa atau sekitar 65,38% yang telah tuntas sedangkan sisanya 9 siswa atau sekitar 36,41% masih jauh dari batas minimal ketuntasan yang telah ditetapkan (nilai minimal ketuntasan adalah 65). Oleh karenanya, perlu dilaksanakan siklus II untuk memperbaiki proses dan hasil belajar pada siklus I. Tindakan dilanjutkan pada siklus II.Adapun urutan pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama adalah: (1) guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk menumbuhkan semangat siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan dengan menyapa siswa dan memeberikan intermeso pada siswa; (2) guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi minggu lalu dan materi yang akan diajarkan dan menyampaikan tujuan dari pembelajaran; (3) guru menjelaskan materi tentang menulis puisi dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis puisi; (4) guru mengulas ulang tugas yang diberikan pada pertemuan minggu lalu yaitu hasil kerja kelompok dan ditanggapi oleh kelompok lain serta guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun berkomentar tentang hasil yang dikerjakan kelompok lainnya; (5) siswa diminta untuk membuat kelompok masing- masing 4 sampai 5 siswa dalam satu kelompok, kelompok dipilih berdasarkan urutan meja berbanjar; (6) siswa mulai berdiskusi membuat puisi, siswa diharapkan saling bertukar pendapat dan dapat bekerjasama untuk memilih kata yang tepat sehingga membentuk suatu rangkaian kata yang padu dalam tiap baitnya; (7) guru meminta siswa untuk tetap dikelas berbeda dengan siklus I pertemuan I karena guru memberikan tema puisi yaitu guru sehingga model yang akan mereka gunakan sebagai acuan gagasan seorang guru; (8) setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi dikumpulkan kepada guru, guru memilih 134

pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan aturan membuat puisi kemudian salah satu anggota kelompok dipanggil ke depan untuk membacakan hasil dari kerja kelompok mereka dan memberikan penghargaan berupa tepuk tangan dari semua siswa; dan (9) pembelajaran diakhiri dengan kesimpulan yang dilakukan guru bersama dengan siswa. Langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan kedua guna mencapai tujuan tersebut, antara lain: (1) guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan kelas agar kondusif lebih dahulu; (2) guru memberikan pertanyaan acuan untuk memicu semangat para siswa untuk mengikuti pembelajaran; (3) guru meminta salah satu siswa secara acak membacakan hasil puisi yang telah dibuat pada saat siklua i dan membahasnya bersama teman sekelas, siswa yang yang lain diminta untuk mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama; (4) guru melanjutkan pembelajaran dengan menyampaikan materi mengenai langkah-langkah menyusun puisi; (5) guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan, selanjutnya siswa diminta untuk menentukan gagasan atau ide untuk menyusun sebuah puisi; (6) guru kembali mengingatkan siswa tentang tahapan menulis puisi dengan meminta salah satu siswa membacakan catatan materinya, siswa selanjutnya diminta menyusun puisi berdasarkan hal-hal penting yang telah ditulis secara individu; (7) guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa dan memberikan masukan; (8) guru juga terus mengingatkan pada siswa agar menulis dengan benar, siswa diminta membacakan hasil tulisannya, siswa disuruh mengumpulkan hasil tulisan yang sudah mereka buat, siswa yang telah selesai melaksanakan tugasnya diberi applause dan dilanjutkan ber-toss dengan teman-temannya, pembelajaran diakhiri dengan refleksi dari guru berupa penguatan; dan (9) guru menutup pelajaran hari itu dengan memberikan salam pada siswa. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran menulis puisi, diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam pelaksanaan siklus II. Siswa yang keaktifan siswa selama apersepsi pada siklus II ini mengalami peningkatan,sebesar 23 siswa atau sekitar 88,64% 3 siswa atau 11,53% belum mengalami peningkatan. Siswa berminat dan motivasi saat mengikuti kegiatan pembelajaran siklus II mengalami peningkatan, jumlah siswa yang aktif menjadi 21 siswa atau 80,76% sedangkan 4 atau 15,38% siswa lainnya belum mengalami peningkatan. Pada siklus II, siswa tampak sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas baik secara kelompok maupun individu dan siswa pun tampak lebih bersemangat saat mengikuti pembelajaran. Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus II telah sebesar 24 siswa atau 92,30% sedangkan 2 siswa atau 7,70% lainnya belum mengalami peningkatan. Pada siklus ini siswa terlihat lebih aktif untuk merespons stimulus guru 135

(bertanya/menanggapi/menjawab/menamai), kemauan untuk memperhatikan atau lebih fokus saat kegiatan pembelajaran. Siswa yang sudah dapat menulis puisi dengan baik dan telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 23 siswa atau sekitar 88,46%, sedangkan 3 siswa (11,53%) lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai di bawah 65. Pelaksanaan proses pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe learning together pada siklus II ini berjalan lancar. Kendala-kendala yang dialami pada siklus I pun dapat teratasi dengan baik. Selain itu, terjadi peningkatan keaktifan dan keterampilan menulis puisi siswa. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis puisimeningkat dari 69,23 % pada siklus I menjadi 88,46 % pada siklus II. PEMBAHASAN Sebelum peneliti melakukan penelitian di kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi dan survai awal untuk mengetahui kondisi awal siswa serta kondisi nyata yang terjadi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan survai awal tersebut diketahui adanya permasalahan dalam pembelajaran menulis puisi, yang menyangkut rendahnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan kurang maksimalnya keterampilan siswa dalam menulis puisi. Data mengenai kemampuan menulis puisi siswa juga diperoleh melalui hasil analisis pekerjaan siswa dan wawancara yang dilakukan dengan guru dan beberapa siswa kelas V. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk mencari solusi dalam upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Setelah peneliti dan guru mengadakan diskusi, akhirnya keduanya sepakat untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam proses pembelajaran menulis puisi.langkah selanjutnya, peneliti dan guru kelas melakukan diskusi untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilakukan pada pelaksanaan tindakan I di siklus I. Siklus I merupakan langkah awal yang akan digunakan untuk memperbaiki pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe learning together. Pada pelaksanaan tindakan I ternyata masih ditemukan beberapa kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran. Kelemahan ini bersumber dari guru dan juga siswa. Kelemahan yang ditemukan dari pihak guru, yaitu: (1) guru kurang bisa memantau dan mengontrol siswa secara keseluruhan karena posisi guru yang lebih banyak di depan;(2) guru sering meninggalkan kelas selama siswa mengerjakan tugas sehingga keadaan kelas kurang kondusif;(3) guru belum dapat sepenuhnya membangkitkan keaktifan siswa dalam pembelajaran terutama dalam kegiatan diskusi dalam hal memberikan tanggapan atau pun 136

menanggapi; dan (4) guru kurang bisa mengatur dan mengelola waktu dalam kegiatan diskusi. Kelemahan yang ditemukan dari siswa, antara lain: (1) sebagian siswa belum sepenuhnya menunjukan kesungguhan dan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran; (2) siswa kurang serius dalam kegiatan diskusi. Mereka kurang memanfaatkan kesempatan diskusi dengan baik.ketika diskusi berlangsung, hanya sebagian siswa saja yang tampak aktif dalam bekerja, mengeluarkan pendapat. Sedangkan beberapa siswa lain terlihat mengobrol dengan temannya, tidurtiduran, melamun, dan bahkan ada yang hanya berlari-larian; dan (3) berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis paragraf puisi, dapat diketahui bahwa siswa kurang mampu menuangkan gagasan dalam tulisan puisi dengan baik. Hal ini dibuktikan dari banyaknya tulisan yang belum baik masing kurang dan susunan kalimatnya pun belum efektif. Selain itu, pemanfaatan potensi kata juga masih terbatas, penguasaan tatabahasa dan ejaan pun masih dirasa kurang. Untuk mengatasi beberapa kelemahan yang terjadi di siklus I, perlu dilaksanakan siklus II. Setelah peneliti berdiskusi dengan guru, akhirnya diperoleh beberapa solusi yang akan dilakukan oleh guru sebagai langkah perbaikan dalam siklus I. Solusi tersebut, antara lain: (1) guru harus memonitoring seluruh siswa dalam mengikuti pembelajaran termasuk memonitoring seluruh kelompok ketika diskusi berlangsung dengan memberikan pengarahan dan bimbingan, (2) guru perlu mengadakan pendekatan kepada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran, (3) guru perlu memberikan reward kepada siswa baik berupa tepuk tangan, tambahan nilai, atau sekedar pujian agar siswa semangat dan aktif dalam mengikuiti pembelajaran; dan (4) guru harus lebih sabar dan inovatif dalam pembelajaran menulis puisi karena mengingat siswa yang masih terbilang anakanak dan susah di atur. Berdasarkan pelaksanaan siklus II, guru telah berhasil mengatasi kelemahan yang terdapat dalam siklus I. Selain itu, guru juga telah berhasil menerapkan pembelajaran kooperatif tipe learning together untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis puisi. Hal ini ditunjukan oleh ketercapaian indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti dan guru. Berikut ini adalah indikator-indikator ketercapaian tujuan penelitian, antara lain sebagai berikut. Presentase No. Aspek Siklus I Siklus II Siswa aktif selama apersepsi 57,69% 88,46% 1 2. Siswa berminat dan motivasi saat mengikuti kegiatan pembelajaran 61,53% 80,76% 137

3. 4. Siswa aktif dan perhatian saat guru menyampaikan materi Kemampuan siswa dalam menulis puisi 57,69% 92,30% 65,38% 88,46% SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan penilaian yang di indikatori sebagai berikut. Kualitas proses meliputi keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi, minat dan motivasi siswa selama pembeljaran, dan keaktifan siswa selama guru memberikan materi. Adanya peningkatan keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I keaktifan siswa sebesar 57,69 % sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 88,46%. Adanya peningkatan minat dan motivasi siswa saat pembelajaran. Peningkatan minat dan motivasi siswa pada siklus I hingga siklus II. Nilai siswa bebesar 61,53%untuk siklus I sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 80,76%. Adanya peningkatan keaktifan siswa dan perhatian siswa pada saat guru memberikan materi. Nilai keaktifan dan perhatian siswasaat guru memberikan materipada siklus I sebesar 57,69% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 92,30%.Secara keseluruhan, peningkatan nilai keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran menulis puisi pada siklus I sebesar 69,23 % dan pada siklus II meningkat menjadi 92,30 %. Secara keseluruhan, pada saat survai awal siswa yang memperoleh nilai 65 (KKM) adalah 12 siswa atau sebesar 46,15%. Setelah dilakukan tindakan, terjadi peningkatan yang signifikan dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 65 sebanyak 17 siswa atau sebesar 65,38 % dan pada siklus II sebanyak 88,46% atau 23 siswa. Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, perlu dilakukan beberapa langkah untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran menulis puisi, peneliti mengajukan saran sebagai berikut. Bagi siswa: (1) siswa hendaknya lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi di kelas; (2) siswa hendaknya lebih aktif bertanya dan berdiskusi guna memperoleh gagasan atau ide dan menyatukannya dengan gagasan orang lain; (3) siswa hendaknya rajin berlatih menulis untuk menuangkan ide secara runtut dan padu guna menghasilkan tulisan yang baik; (4) siswa hendaknya rajin 138

membaca agar memperluas cakrawala sehingga memudahkan mereka menuangkan ide dalam tulisan yang baik dan berbobot; (5) siswa hendaknya banyak mencari dan membaca contoh-contoh puisi. Bagi Guru : (1) guru sebaiknya memilih strategi pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan materi menulis puisi agar mendapatkan hasil yang maksimal; (2) guru hendaknya dapat beradaptasi dan mengikuti perkembangan strategi atau pun metode pembelajaran yang inovatif; (3) guru hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan yang dapat mendorong partisipasi aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran; (4) guru dapat mengenalkan pembelajaran kooperatif tipe larning together sebagai salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran menulis puisi. DAFTAR RUJUKAN DePorter, B & Hernacki, M. (2011). Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Mizan Pustaka Lasa, H.S. (2005). Gairah Menulis.Yogyakarta : Alinea Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media Waluyo, H. J. (2005). Apresiasi Puisi. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama. 139