BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. 1 Keadaan gizi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

KUESIONER UNTUK KADER

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik. penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah melalui pelayanan kesehatan di posyandu. Kegiatan-kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

VISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Sebagai pusat kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI

III. METODE KAJIAN. inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah dimana sasarannya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

!"#!$%&"'$( Kata Kunci :revitalisasi Posyandu, gizi buruk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diiringi dengan meningkatnya jumlah dan persentase penduduk Lanjut Usia

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan. memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM STUDI TENTANG. Disusun Oleh SRI III GIZI FAKULTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak faktor. Salah satu penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara optimal oleh masyarakat, termasuk posyandu. Posyandu merupakan salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis dalam pembangunan kesehatan dengan tujuan mewujudkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahan kesehatan. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menjelaskan adanya kebijakan tentang upaya pemeliharaan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Pemerintah wajib memberikan pelayanan kesehatan kepada bayi dan anak melalui salah satu sarana pelayanan kesehatan, yaitu Posyandu. Sejak dicanangkan pada tahun 1984, pertumbuhan jumlah posyandu bertambah besar dan ternyata juga dibarengi dengan peranannya yang menonjol, khususnya dalam meningkatkan cakupan program. Dapat kita lihat bahwa posyandu membawa kontribusi yang besar pada peningkatan cakupan program, khususnya pada sasaran populasi bayi bawah lima tahun (Balita) dan ibu (Depdagri, 2001) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan

untuk dan oleh bersama masyarakat, guna penyelenggaraan pembangunan kesehatan dalam memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2006). Keberadaan posyandu telah memberikan dampak positif terhadap pembangunan khususnya di bidang kesehatan. Salah satu tujuan menyelenggarakan posyandu adalah mengurangi angka kesakitan dan kematian balita dan ibu serta pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak melalui program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (Depkes RI, 2006). Posyandu yang diprogramkan oleh pemerintah dengan kegiatan lima program prioritas, yaitu KB, Gizi, KIA, imunisasi dan penanggulangan diare merupakan bagian dari pembangunan kesehatan dimana sasarannya adalah untuk mencapai keluarga kecil, bahagia dan sejahtera yang dilaksanakan oleh keluarga, bersama masyarakat dengan bimbingan dari petugas kesehatan setempat untuk kepentingan masyarakat, maka diharapkan masyarakat sendiri yang aktif membentuk, menyelenggarakan, memanfaatkan dan mengembangkan Posyandu sebaik-baiknya (Depkes RI, 1996). Pemanfaatan Posyandu menggunakan prinsip lima meja, yaitu dari pendaftaran, penimbangan bayi dan anak, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), penyuluhan gizi (terutama pada anak dengan berat badan jauh dibawah berat badan seharusnya) dan kelainan klinis, ibu hamil, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta pelayanan tenaga profesional meliputi pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, dan pengobatan seperti pemberian obatobatan, vitamin A, tablet zat besi (Fe) atau pemberian rujukan ke Puskesmas dan Rumah Sakit jika ditemukan kasus-kasus luar biasa (Depkes RI, 2005). Menurut Depkes RI (2010), pemanfaatan posyandu di Indonesia berdasarkan program aktivitas posyandu cukup baik untuk balita terutama sampai usia 2 tahun. Aktivitas selanjutnya sampai usia 5 tahun, cakupan program atau partisipasi masyarakat sangat bervariasi, mulai dari terendah 10% sampai tertinggi 80%. Jika diamati pemantauan pertumbuhan yang dilakukan rutin setiap bulan, partisipasinya masih sangat rendah berkisar antara 1-5%. Cakupan program perbaikan gizi pada umumnya rendah, banyak Posyandu yang tidak berfungsi dan pemantauan pertumbuhan hanya dilakukan pada sekitar 30% dari jumlah balita yang ada. Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan untuk Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2008) tentang indikator baik tidaknya pemanfaatan posyandu yaitu dengan cakupan kunjungan secara kumulatif mencapai 90% atau lebih dianggap baik. Sedangkan kurang dari 90% dianggap belum baik pemanfaatannya. Pemanfaatan pelayanan kesehatan memiliki tiga faktor yang berperan, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor kebutuhan (Andersen, 1995). Pemanfaatan pelayananan kesehatan bergantung pada faktor-faktor sosiodemografis, tingkat pendidikan, kepercayaan dan praktek kultural, diskriminasi jender, status perempuan, kondisi lingkungan, sistem politik dan ekonomi, pola penyakit serta sistem pelayanan kesehatan (Shaik, 2004).

Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat sangat ditentukan oleh dukungan tokoh masyarakat (TOMA) dan peran kader sebagai motor penggerak. Peran pemerintah, termasuk petugas kesehatan, hanya sebagai fasilitator untuk lebih memberdayakan masyarakat dalam kegiatan posyandu. Kegiatan posyandu dikatakan meningkat jika peran serta masyarakat semakin tinggi yang terwujud dalam cakupan program kesehatan seperti imunisasi, pemantauan tumbuh kembang balita, pemeriksaan ibu hamil, dan KB yang meningkat. Kondisi Pemerintah Aceh sebagai bagian dari Negara Republik Indonesia yang perlu mendapatkan perhatian khusus, dengan adanya tekanan politik akibat konflik yang berkepanjangan dari tahun 1998 sampai dengan 2006, disusul gempa yang diikuti gelombang tsunami pada akhir desember 2004, menghancurkan infrastruktur dan memberikan dampak psikologis kepada masyarakat dan memberikan pengaruh buruk terhadap pelaksanaan kegiatan posyandu. Apabila dilihat dari jumlah dan persentase posyandu menurut Kabupaten/Kota terdapat 64,09% tergolong posyandu pratama, 22,99% posyandu madya, 7,46% posyandu purnama dan 1,71% strata mandiri (Dinkes Pemerintah Aceh, 2011). Salah satu Kabupaten di Pemerintahan Aceh, yaitu Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dengan jumlah penduduk tahun 2011, 134.407 jiwa. Kabupaten Nagan raya terdiri atas 5 kecamatan dan 222 desa. Salah satu kecamatan di Kabupaten Nagan Raya yang memiliki pencapaian program cakupan pelayanan Posyandu Balita dibawah target adalah Puskesmas Alue Bilie. Survei awal di Puskesmas Alue Bilie, Kecamatan Darul Makmur cakupan pelayanan Posyandu berdasarkan hasil

penimbangan Balita bulan Januari sampai dengan Desember 2010, ditemui jumlah kunjungan 560 orang. Aktif berkunjung ke posyandu sebanyak 188 balita (33,5%), yang tidak aktif 372 balita (66,5%) (Tabel 1.1). Jumlah kunjungan Januari sampai dengan bulan Desember 2011, sebanyak 699 orang balita, aktif berkunjung ke posyandu 308 balita (44%) yang tidak aktif 391 orang (56%) (Tabel 1.2). Target yang ingin dicapai sesuai dengan SPM 2008, adalah 90% balita yang harus mendapatkan pelayanan dasar. Demikian juga dengan persentase cakupan pelayanan, seluruh balita yang ada belum mendapat kartu (K/S), bayi yang mempunyai kartu belum seluruhnya ditimbang di Posyandu (D/K) (Laporan Puskesmas Alue Bilie, 2012). Cakupan pelayanan Posyandu di Puskesmas Alue Bilie berdasarkan hasil penimbangan Balita bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2. Tabel 1.1 Cakupan Pelayanan Posyandu Puskesmas Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Januari Desember 2010 Orang Persentase (%) Bulan S K D N N/S K/S D/K N/D D/S Januari Pebruari 425 550 342 475 271 382 187 282 43,97 51,34 80,51 86,32 79,24 80,48 68,92 73,89 63,80 69,47 Maret 550 476 383 278 50,57 86,58 80,42 72,62 69,63 April 550 445 362 253 46,05 80,85 81,30 70,06 65,73 Mei 520 420 358 262 50,36 80,79 85,16 73,20 68,81 Juni 520 420 410 289 55,49 80,72 97,66 70,39 78,83 Juli 535 431 420 299 55,93 80,52 97,44 71,29 78,45 Agustus 540 431 263 184 34,07 79,90 60,89 70,04 48,65 September 545 434 257 181 33,29 79,61 59,30 70,52 47,21 Oktober 545 437 262 185 33,91 80,17 60,05 70,44 48,14 November 560 393 237 166 29,59 70,20 60,17 70,05 42,24 Desember 560 391 188 137 24,38 69,90 47,93 72,79 33,50 (Sumber : Laporan Puskesmas Alue Bilie, 2011)

Tabel 1.2 Cakupan Pelayanan Posyandu Puskesmas Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Januari Desember 2011 Orang Persentase (%) Bulan S K D N N/S K/S D/K N/D D/S Januari 599 452 442 274 45,70 75,51 97,73 61,92 73,80 Pebruari 600 488 477 343 57,13 81,32 97,73 71,89 79,47 Maret 600 489 478 337 56,24 81,58 97,61 70,62 79,63 April 600 455 454 305 50,79 75,85 99,84 67,06 75,73 Mei 625 474 463 329 52,68 75,79 97,63 71,20 74,00 Juni 618 468 483 335 54,26 75,72 103,28 69,39 78,20 Juli 623 470 482 329 52,79 75,52 102,36 68,29 77,30 Agustus 642 481 377 264 41,08 74,90 78,30 70,04 58,65 September 660 492 378 256 38,79 74,61 76,67 67,80 57,21 Oktober 661 497 384 271 40,96 75,17 77,35 70,44 58,14 November 699 524 365 257 36,70 75,00 69,65 70,25 52,24 Desember 699 530 308 221 31,59 75,80 58,05 71,79 44,00 (Sumber : Laporan Puskesmas Alue Bilie, 2012) Survei awal yang dilakukan pada bulan Januari 2012 dengan mewawancarai 10 orang ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja Puskesmas Alue Bilie, sebagian besar tidak mengetahui pengertian posyandu dan manfaat balita ditimbang ke posyandu. Ibu balita juga menganggap posyandu sebagai tempat melakukan imunisasi semata, sehingga ketika balitanya telah diimunisasi, ibu balita tidak berkunjung kembali ke posyandu. Salah satu dampak dari rendahnya pemanfaatan posyandu oleh ibu balita adalah terkait dengan tumbuh kembang anak balita, seperti anak balita kurang gizi yang dikhawatirkan dapat mengancam kualitas sumberdaya manusia sebagai generasi penerus. Fenomena rendahnya pemanfaatan Posyandu Puskesmas Alue Bilie diduga terkait dengan faktor predisposisi, faktor pendukung dan kebutuhan ibu balita terhadap posyandu serta petugas kesehatan yang kurang berperan dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya dilakukan penimbangan dan pengukuran status gizi balita setiap bulannya sebagai upaya pengamatan tumbuh kembang balita.

Penelitian terkait dengan pemanfaatan posyandu seperti hasil penelitian Widiastuti dan Kristiani (2006) menyimpulkan bahwa sebagian besar posyandu di Kota Denpasar belum mencapai target tingkat pemanfaatan penimbangan balita di posyandu (D/S) yang telah ditetapkan Dinkes Propinsi Bali. Secara statistik, motivasi kader dalam kegiatan posyandu merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap tingkat pemanfaatan penimbangan balita di posyandu (D/S). Hasil penelitian Purba (2011) menyimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita tentang posyandu berpengaruh terhadap pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bosar Maligas. Pemanfaatan posyandu ditemukan sebanyak 56 orang (51,9%) memanfaatkan posyandu sebanyak 4-7 kali dalam setahun dan dikategorikan sedang, selebihnya pemanfaatan rendah dan tinggi. Penelitian Pamungkas (2009), menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang posyandu dengan perilaku ke posyandu dan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ibu balita dengan perilaku kunjungan ibu ke posyandu di Kelurahan Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Kurangnya sikap dari ibu balita ke posyandu dikarenakan oleh karena kurangnya antusiasme responden mengikuti rangkaian kegiatan posyandu yang secara klasik dikarenakan tingkat aktivitas yang berlebih. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya bekerja sama dengan Puskesmas Alue Bilie telah mengupayakan pendekatan kepada masyarakat dan mengadakan penyuluhan untuk menghimpun seluruh kegiatan masyarakat agar berperan secara aktif sesuai dengan kemampuannya, baik sebagai pelaksana maupun sebagai pembina di lingkungan masing-masing, sehingga cakupan sasaran kelompok masyarakat yang

membutuhkan pelayanan posyandu pada hari buka dan kunjungan rumah dapat mencapai hasil yang setinggi-tingginya, namun kunjungan ibu balita ke Posyandu belum mencapai target. Memerhatikan beberapa penelitian terdahulu yang telah disebutkan di atas, dan permasalahan yang ditemui pada posyandu wilayah kerja Puskesmas Alue Bilie saat ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh faktor predisposisi, faktor pendukung dan kebutuhan ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. 1.2 Permasalahan Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh faktor predisposisi (pengetahuan, sikap), faktor pendukung (lingkungan fisik, fasilitas/sarana pelayanan kesehatan) dan faktor kebutuhan (kebutuhan yang dirasakan tentang pelayanan) ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya?. 1.3 Tujuan Penelitian Menganalisis pengaruh faktor predisposisi (pengetahuan, sikap), faktor pendukung (lingkungan fisik, fasilitas/sarana pelayanan kesehatan) dan faktor kebutuhan (kebutuhan yang dirasakan tentang pelayanan) ibu balita terhadap

pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. 1.4 Hipotesis Faktor predisposisi (pengetahuan, sikap), faktor pendukung (lingkungan fisik, fasilitas/sarana pelayanan kesehatan) dan faktor kebutuhan (kebutuhan yang dirasakan tentang pelayanan) ibu balita berpengaruh terhadap pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ke berbagai pihak antara lain : 1. Sebagai sumber informasi bagi para pengambil kebijakan dalam memanfaatkan posyandu. di Pemerintah Kabupaten Nagan Raya. 2. Bagi peneliti diharapakan dapat menambah wawasan dalam aplikasi keilmuan di bidang administrasi dan kebijakan kesehatan terkait dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.