HUBUNGAN KADAR HEMATOKRIT DENGAN KEJADIAN INFARK MIOKARD AKUT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI BLU/RSUP PROF. DR. R.D.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya nefrologi dan endokrinologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

GAMBARAN KADAR HEMATOKRIT DAN HEMOGLOBIN PADA KEJADIAN INFARK MIOKARD AKUT (IMA) DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI - AGUSTUS 2014

PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP.

GAMBARAN HEMATOLOGI PADA PASIEN SINDROM KORONER AKUT YANG DIRAWAT DI BLU RSUP PROF. Dr. R.D. KANDOU MANADO TAHUN 2010

dari inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Biasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Muhammad Lingga Primananda 1, Masrul Syafri 2, Malinda Meinapuri 3

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

Profil Tes Fungsi Hati pada Pasien Gagal Jantung Kongestif di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Periode Januari - Desember 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

HUBUNGAN ANTARA LUAS INFARK MIOKARD BERDASARKAN HASIL EKG DENGAN KADAR TROPONIN T PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT STEMI DAN NON STEMI DI RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan pasien yang datang dengan Unstable Angina Pectoris. (UAP) atau dengan Acute Myocard Infark (AMI) baik dengan elevasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. Infark miokard akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat

FAKTOR - FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA USIA DEWASA DI RS HAJI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab terjadinya IMANEST dapat disebabkan oleh rupturnya plak. (Liwang dan Wijaya, 2014; PERKI, 2015).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

PROFIL HEMATOLOGI PADA SINDROM KORONER AKUT

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA SINDROM KORONER AKUT

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat. Pola penyakit yang semula didomiasi penyakit-penyakit menular

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEJADIAN ANGINA PEKTORIS TIDAK STABIL

Gambaran kadar glukosa darah pada pasien SKA di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2014

Hubungan Angka Neutrofil dengan Mortalitas Infark Miokard Akut. The Relationship between Neutrophil Count and Acute Myocardial Infarction Mortality

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

Hubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi Ereksi

Prevalensi sindrom koroner akut di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari Desember 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. arrhythmias, hypertension, stroke, hyperlipidemia, acute myocardial infarction.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

Gambaran Kadar Troponin T dan Creatinin Kinase Myocardial Band pada Infark Miokard Akut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang.

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Care Vol. 3, No. 3, Tahun 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ILM. 1. PMKP 3.1 Area Klinik- JCI International Library of Measures 1 Acute Myocardial Infarction (AMI)

Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014

HUBUNGAN EKSKRESI ALBUMINURIA DENGAN PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI DI BLU/RSUP Prof. dr. R.D. Kandou MANADO NOVEMBER - DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis

HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT TERHADAP KADAR TROPONIN I PADA PASIEN INFARK MIOKARD

Profil tumor solid pada pasien rawat inap di Bagian KSM Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013-Desember 2014

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit Acute Myocardial Infarction (AMI) merupakan penyebab

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. menimpa populasi usia di bawah 60 tahun, usia produktif. Kondisi ini berdampak

PROFIL GULA DARAH SEWAKTU (GDS) DAN GULA DARAH PUASA (GDP) PASIEN STROKE DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DI RAWAT INAP DI BAGIAN NEUROLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn:

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DENGAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN SINDROM KORONER AKUT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP Prof. Dr. R. D.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan derajat dehidrasi dengan kadar hematokrit pada anak penderita diare di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

PROFIL ASAM URAT SERUM PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT DI UNIT PERAWATAN KARDIOVASKULAR INTENSIF BLU RSUP PROF DR R.D. KANDOU MANADO TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi

MORTALITAS OPERASI JANTUNG CORONARY ARTERY BYPASS GRAFT DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H.

DAMPAK MEROKOK TERHADAP POLA TIDUR

GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA SINDROM KORONER AKUT DI RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU PERIODE JANUARI SEPTEMBER 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

Gambaran Profil Lipid pada Pasien Sindrom Koroner Akut di Rumah Sakit Khusus Jantung Sumatera Barat Tahun

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN ANALISIS FAKTOR RISIKO GAGAL JANTUNG DI RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

KARAKTERISTIK DAN LUARAN PREEKLAMPSI DI RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. plak yang tersusun oleh kolesterol, substansi lemak, kalsium, fibrin, serta debris

Transkripsi:

HUBUNGAN KADAR HEMATOKRIT DENGAN KEJADIAN INFARK MIOKARD AKUT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI BLU/RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO 1 Mita E. D. Muabuay 2 Frans E. Wantania 2 Linda W. A. Rotty 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: mitamuabuay@live.com Abstract: Acute myocardial infarction (AMI) occurs due to a decrease of myocardial blood flow following a coronary arterial occlusion caused by an atherosclerotic plaque. This study aimed to determine the correlation between the hematocrit level and the occurence of AMI among patients with congestive heart failure (CHF). This was an observational analytic study with a cross sectional design. The population was both CHF patients with old myocardial infarction in the Cardiology Clinic and all AMI patients with CHF histories in the Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) of Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital, Manado, from November through December 2012. Samples were selected by using a purposive sampling method. Data were statistically analyzed by using a chi-square test. The results showed that the total samples were 41 patients. The chi-square test showed that there was a correlation between the hematocrit level and the occurence of AMI among CHF patients with a P-value of 0.008. Conclusion: Hematocrit levels were significantly correlated with the occurence of AMI among CHF patients in Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital, Manado Keywords: CHF, AMI, hematocrit Abstrak: Infark miokard akut (IMA) terjadi oleh karena penurunan aliran darah miokard akibat oklusi arteri koroner oleh plak aterosklerotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar hematokrit dengan kejadian infark miokard akut (IMA) pada pasien gagal jantung kongestif (CHF). Penelitian ini bersifat analitik observational dengan cross-sectional design. Populasi penelitian ialah semua pasien CHF di Poliklinik Jantung dan semua pasien IMA dengan riwayat CHF di Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) BLU/RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou, Manado, periode November-Desember 2012. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling. Kriteria inklusi yaitu pasien CHF et causa old myocardial infarction (OMI) dan pasien IMA dengan riwayat CHF, sedangkan kriteria eksklusi yaitu pasien IMA dengan penyakit infeksi dan pasien CHF dengan keganasan hematopoietik. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian memperlihatkan jumlah sampel sebanyak 41 pasien. Uji chi-square terhadap hubungan hematokrit dan infark miokard akut pada pasien gagal jantung menunjukkan nilai P = 0.008. Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara kadar hematokrit dan infark miokard akut pada pasien gagal jantung kongestif di BLU/RSUP Prof Dr. R.D. Kandou Manado. Kata kunci: CHF, IMA, Hematokrit S132

Muabuay, Wantania, Rotty;Hubungan Kadar Hemtokrit dengan Kejadian Infark... S133 Infark miokard akut (IMA) adalah kematian otot jantung akibat iskemik miokard. IMA umumnya terjadi karena penurunan aliran darah miokardium yang disebabkan oleh oklusi arteri koroner oleh plak aterosklerotik. 1,2 Sekitar 1,5 juta kasus IMA terjadi setiap tahun di Amerika Serikat dengan tingkat kejadian tahunan sekitar 600 kasus per 100.000 orang. IMA merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di negara maju. Laju mortalitas awal (30 hari) pada IMA sekitar 30% dan kurang dari separuh kematian terjadi sebelum pasien mencapai rumah sakit. 1,3 Serangan IMA dapat terjadi pada pasien gagal jantung kongestif (CHF) dengan kadar hematokrit (Hct) yang meningkat, terutama pada pasien CHF yang disebabkan oleh old myocardial infarction (OMI). Meningkatnya Hct menandakan kadar feritinin tinggi di dalam darah, yang memicu terjadinya inflamasi sehingga dapat terjadi ruptur plak ateroma. Plak ateroma yang ruptur (emboli ateroma) kemudian terbawa aliran darah dan menyumbat lumen arteri koroner yang lain sehingga terjadi infark miokard akut. 4-5 METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan menggunakan crosssectional design. Penelitian dilakukan di Bagian ICCU dan Poliklinik Jantung BLU/RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode November-Desember 2012. Populasi penelitian ialah pasien CHF rawat jalan di Poliklinik Jantung dan pasien IMA rawat inap di Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) BLU/RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou, Manado periode 2012. Kriteria inklusi ialah pasien CHF ec OMI dan pasien IMA dengan riwayat CHF, sedangkan kriteria eksklusi ialah pasien IMA dengan penyakit infeksi dan pasien CHF dengan keganasan hematopoietik. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Variabel yang diteliti yaitu hematokrit dan infark miokard akut. Definisi operasional yang digunakan yaitu: CHF yang didiagnosis berdasarkan kriteria Framingham yang terdiri dari kriteria mayor dan minor (Tabel 1). Diagnosis ditegakkan minimal bila terdapat 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor. 6 Nilai hematokrit normal pada laki-laki 40-50% dan perempuan 35-45%. Hematokrit dikatakan meningkat bila kadarnya >50% pada laki-laki dan >45% pada perempuan. 7 Infark Miokard Akut (IMA) didiagnosis berdasarkan kriteria WHO, yaitu bila terdapat 2 dari faktor berikut: nyeri dada yang spesifik, perubahan EKG (gelombang Q patologik dengan elevasi segmen-st), dan peningkatan kadar enzim jantung seperti kreatinin kinase (CK), CKMB, troponin, atau laktat dehidrogenase (LDH). Gambaran elevasi segmen-st pada EKG 2mm, minimal pada 2 sandapan prekordial yang berdampingan, atau 1mm pada 2 sandapan ekstermitas. 1 Tabel 1. Kriteria Framingham mayor dan minor. 6 Kriteria mayor Paroksismal nocturnal dispnea Distensi vena leher Ronki paru Kardiomegali Edema paru akut Gallop S3 Peningkatan tekanan vena jugularis Refluks hepatojugular Kriteria minor Edema ekstremitas Batuk malam hari Dyspnea d effort Hepatomegali Efusi plura Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal Takikardia(>120/menit)

S134 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, Suplemen, Maret 2013, hlm. S132-136 Data penelitian diperoleh dari rekam medik pasien CHF di Poliklinik Kardiologi Bagian Penyakit Dalam dan pasien IMA di ICCU BLU/RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou, Manado. Analisis data yang dilakukan ialah analisis univariat dan bivariat. Untuk analisis bivariat digunakan uji chi-square yang menganalisis hubungan kedua variabel penelitian. HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini diperoleh sampel sejumlah 41 orang; 31 orang (75,6%) diantaranya ialah pasien gagal jantung (CHF) yang tidak menderita infark miokard akut (non-ima), diperoleh dari Polikinik Jantung dan 10 orang lainnya (24,4%) ialah pasien CHF yang menderita IMA, diperoleh dari ICCU. Sampel non-ima diperoleh pada periode April-November 2012 dan IMA diperoleh pada periode Januari-November 2012. Karakteristik umum sampel Sampel penelitian (pasien) lebih banyak berjenis kelamin laki-laki, yaitu 32 pasien (78%) sedangkan perempuan 9 pasien (22%). Nilai terendah usia pasien ialah 35 tahun dan tertinggi 83 tahun dengan rerata 63,66 tahun (dibulatkan 64 tahun) dan nilai simpang baku 9,909. Hematokrit nilai terendah 27,3% dan tertinggi 56,1%, dengan nilai rerata 40,580% dan nilai simpang baku 6,6834 (Tabel 2). Analisis hubungan hematokrit dan infark miokard akut pada pasien gagal jantung Hasil penelitan menunjukkan bahwa dari 41 pasien Non-IMA, 12 orang (80%) dengan kadar Hct menurun, 18 orang (85,7%) normal, dan 1 orang kadar Hct meningkat. Pada pasien IMA, 3 orang dengan kadar Hct menurun, 3 orang normal, dan 5 orang meningkat. Dari hasil analisis statistik didapati nilai P = 0,008, yang berarti terdapat hubungan bermakna antara kadar Hct dan IMA pada pasien CHF (Tabel 3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak menderita IMA dibandingkan perempuan. Hal ini didukung oleh teori yang menjelaskan bahwa perempuan memiliki faktor kardioprotektif sebelum masa menopause yaitu hormon estrogen. Risiko penyakit kardiovaskuler akan meningkat setelah menopause dan angka kematian karena penyakit koroner lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Jika terjadi serangan IMA sebelum masa menopause, kemungkinan disebabkan juga oleh faktor lain seperti gaya hidup dan pola makan. 8 Tabel 2. Karakteristik sampel secara umum. Variabel N Nilai Nilai Simpang Rerata Terendah Tertinggi baku Jenis kelamin 41 1 2 1,22 0,419 Usia 41 35 83 63,66 9,909 Hematokrit 41 27.3 56.1 40,580 6,6834 Tabel 3. Hubungan kadar Hct dengan IMA pada pasien CHF. Kategori Diagnosis hematokrtit Non-IMA IMA Total Menurun (%) 12 (80%) 3 (20,0%) 15 (100%) Normal (%) 18 (85.7%) 3 (14,3%) 21 (100%) Meningkat (%) 1 (20.0%) 4 (80,0%) 5 (100%) Total 31 (75.6%) 10 (24,4%) 41 (100%) Nilai P 0,008

Muabuay, Wantania, Rotty;Hubungan Kadar Hemtokrit dengan Kejadian Infark... S135 Menurut data dari Amerika Serikat (Heart Disease and Stroke Statistic 2005 update), mortalitas kardiovaskular pada laki-laki selama dua puluh tahun terakhir telah mengalami penurunan, sedangkan pada perempuan cenderung menetap bahkan meningkat. 9 Oleh karena itu, skrining dan pencegahan sangat penting dilakukan, walaupun terdapat faktor protektif endogen. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara kadar Hct dan IMA pada pasien CHF. Pada penelitian ini, pasien CHF non-ima cenderung memiliki nilai Hct yang normal atau menurun, sedangkan pasien CHF dengan IMA cenderung memiliki nilai Hct yang meningkat. Kadar hematokrit yang meningkat menandakan kadar feritinin yang tinggi. Menurut Xu Lin et al., terdapat hubungan yang kuat antara hal tersebut dengan proses inflamasi. Hasil percobaan pada hewan memperlihatkan bahwa kadar besi yang berlebihan dapat menyebabkan stres oksidatif yang berkaitan dengan peran besi sebagai katalisator radikal bebas. Radikal bebas akan merusak sel, dalam hal ini sel endotel koroner, sehingga mencetuskan suatu proses inflamasi. 5 Pada sebagian besar pasien (50% kasus), IMA terjadi sebagai hasil erosi dan ruptur dari fibrous cap plak ateroma yang telah ada sebelumnya. 10 Pada penelitian ini diambil sampel pasien CHF dengan OMI yang dianggap sebelumnya telah memiliki plak ateroma pada arteri koronernya. Erosi dan ruptur fibrous cap disebabkan oleh ketidakstabilan fibrous cap tersebut. Faktor yang dapat mengganggu kestabilan fibrous cap tersebut antara lain inflamasi. Pada proses inflamasi, sel-sel radang seperti makrofag, sel limfosit T, dan sel mast memroduksi sitokin-sitokin inflamasi, protease, serta radikal-radikal dan molekulmolekul vasoaktif. Faktor-faktor ini mengganggu kestabilan fibrous cap dengan cara menghambat proliferasi otot polos dan sintesis kolagen, serta merusak matriks ekstrasel seperti kolagen, sehingga struktur plak menjadi rapuh dan mudah ruptur. Bila emboli ateroma cukup besar maka akan terjadi oklusi lumen pembuluh koroner dan miokard yang terletak lebih distal dari oklusi tersebut akan kekurangan oksigen. Bila hal ini berlangsung cukup lama, maka akan terjadi infark miokard. 6 Pada penelitian ini, analisis hubungan hematokrit dan infark miokard akut pada pasien gagal jantung dengan P = 0,008 menunjukkan terdapatnya hubungan bermakna antara kadar Hct dan IMA pada pasien CHF (Tabel 3). Terdapatnya hubungan langsung antara kadar Hct dan IMA belum pernah dilaporkan, namun dari penjelasan sebelumnya dapat dilihat bahwa terdapat hubungan tidak langsung yaitu kadar Hct yang tinggi mencetuskan inflamasi dan kemudian melalui serangkaian proses inflamasi terjadi IMA. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kadar hematokrit dengan kejadian infark miokard akut pada pasien gagal jantung. SARAN Disarankan agar pemeriksaan hematokrit dijadikan pemeriksaan rutin bagi pasien gagal jantung. Selain itu, pasien gagal jantung disarankan untuk menghindari faktorfaktor yang dapat meningkatkan kadar hematokrit, salah satunya ialah merokok. DAFTAR PUSTAKA 1. Alwi I. Infark miokard akut dengan elevasi ST. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Edisi Kelima). Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, 2009; p.1742-43. 2. Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IM. Lecture notes Kardiologi (Edisi Keempat). Surabaya: Erlangga Medical Series; 2005. 3. Zafari AM. Myocardial infarction [homepage on the Internet]. Nodate [updated 2012 Dec 13; cited 2013

S136 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, Suplemen, Maret 2013, hlm. S132-136 January 18]. Available from: http://www.medscape.com. 4. Kadar feritinin yang tinggi berhubungan dengan diabetes mellitus dan sindrom metabolik. CDK. 2009;36:115. 5. Hanson GK. Inflammation, atherosclerosis and coronary artery disease. N Engl J Med. 2005;352:1691. 6. Panggabean MM. Gagal jantung. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Edisi Kelima). Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, 2009; p.1584. 7. Pedoman interpretasi data klinik [homepage on the Internet]. Nodate [cited 2013 Jan 8]. Available from: http://www. perpustakaan.depkes.go.id. 8. Thacker HL, Jneid H. Coronary artery disease in women: different and often undertreated. Cleveland Clinic Journal of Medicine. 2001;68:441. 9. Danny SS, Roebiono PS, Soesanto AM, Kasim M. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kardiovaskular mayor pada wanita pasca infark miokard akut. J Kardiol Indones. 2009;30:5. 10. Ross R. Atherosclerosis an inflammatory disease. Mechanism of disease. N Engl J Med. 1999;340(2):115-26.