FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU KUNIR PUTIH 13 WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO I KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 7-36 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS GONDOKUSUMAN I TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014


KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP POLA ASUH IBU BALITA DI KABUPATEN BANYUMAS (Studi di Puskesmas Banyumas dan Puskesmas II Kembaran)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

TESIS. Oleh MARIA POSMA HAYATI /IKM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang menjadi insan yang berkualitas. sebanyak 20 juta anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN ANAK DAN STATUS EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH DI KELURAHAN TUGU KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

1

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. beban permasalahan kesehatan masyarakat. Hingga saat ini polemik penanganan

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA BULAN DI DESA JENGGRIK KABUPATEN NGAWI TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

Catur Saptaning Wilujeng*, Yuseva Sariati**, Ranthy Pratiwi** Abstrak

FREKUENSI KUNJUNGAN POSYANDU DAN RIWAYAT KENAIKAN BERAT BADAN SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 3 5 TAHUN

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLERET, BANTUL, YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

Kata Kunci : Riwayat Pemberian ASI Eksklusif, Stunting, Anak Usia Bulan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BALITA

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN UPAYA KEPATUHAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

Septiani, Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini Dengan Status Gizi Bayi 0-11 Bulan Di Puskesmas Bangko Rokan Hilir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

PENGEMBANGAN INTERVENSI MP-ASI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA KADER POSYANDU DI DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

Transkripsi:

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU KUNIR PUTIH 13 WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO I KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Ima Nurapriyanti 201410104238 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU KUNIR PUTIH 13 WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO I KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015 THE FACTORS INFLUENCING NUTRITIONAL STATUS OF CHLDREN UNDER FIVE YEARS OLD AT KUNIR PUTIH 13 PRIMARY HEALTH CENTER OF UMBULHARJO 1 YOGYAKARTA IN 2015 Ima Nurapriyanti, Sarwinanti Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV STIKES Aisyiyah Yogyakarta Email : Imanurapriyanti@gmail.com Abstrak : Lebih dari 100 juta balita mengalami kekurangan berat badan, kekurangan pangan ini menjadi penyebab kematian 2,5 juta anak setiap tahun. Metode penelitian menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu seluruh ibu yang memiliki anak usia 6-59 bulan berjumlah 55 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, berjumlah 44 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan teknik uji korelasi spearman rank dan analisis regresi dan korelasi ganda, taraf signifikansi p = 0,05. Hasil analisis ada pengaruh pola asuh, infeksi penyakit, asupan makanan, ketahanan pangan, kesehatan lingkungan, ASI Eksklusif, pendidikan, tingkat pengetahuan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anggota keluarga dengan status gizi balita p < 0,05 dan asupan makan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi status gizi balita dengan nilai B = 0,313 dan p = 0,028. Kata Kunci : Faktor-Faktor Mempengaruhi, Status Gizi, Balita Abstract : More than 100 children under five years old are lack of weight and nutrition which becomes the cause of children s mortality of 2,5 million children each year. The study employed analytical survey with cross sectional approach. The population was all 55 women who had 6 59 months old children. The samples were 44 people which were taken using accidental sampling. Bivariate analysis used spearman rank and multivariate analysis used regression and multiple correlation, p = 0.05 significance level. The findings showed the value of parenting style, disease infection, food intake, environment health, exclusive breast milk, complementary food, education, knowledge level, occupation, earnings, family member and children s nutritional status p <0.05 and food intake is the most dominant factors influencing children under-five s nutritional status with B = 0,313 and p = 0,028. Keywords : Influencing factors, nutritional status, children under five years old

PENDAHULUAN Anak balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan penyakit.kelompok ini merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP) dan jumlahnya dalam populasi besar. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini bersifat irreversible atau tidak dapat pulih. ( Marmi, 2013). Menurut FAO, IFAD, dan WFP (2012) lebih dari 100 juta anak balita mengalami kekurangan berat badan, betapa sulitnya mengembangkan potensi anak-anak tersebut baik potensi sebagai manusia maupun sosial ekonomi, mengingat kekurangan pangan ini menjadi penyebab kematian 2,5 juta anak setiap tahun. Masalah status gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor langsung dan tidak langsung.faktor penyebab langsung dipengaruhi oleh makanan anak dan penyakit infeksi, sedangkan faktor penyebab tidak langsung dipengaruhi oleh ketahanan pangan dalam keluarga, pola asuh anak, pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan, tingkat pendidikan orang tua,tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, tingkat pengetahuan, jumlah anggota keluarga dan sosial budaya. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk penanggulangan gizi buruk dan pemenuhan gizi masyarakat sangat beragam diantaranya dengan selalu meningkatkan sosialisasi, kunjungan langsung ke para penderita gizi buruk, pelatihan petugas lapangan, pengarahan mengenai pentingnya ASI eksklusif pada ibu yang memiliki bayi, serta koordinasi lintas sektor terkait pemenuhan pangan dan gizi. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan salah satu komponen penting Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) dan program yang dirancang oleh pemerintah. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Pada tahun 2014 di kota Yogyakarta terdapat 171 kasus gizi buruk dan kasus di puskesmas Umbulharjo I terdapat 11 kasus. Berdasarkan data tahun 2015 dari bulan januari mei puskesmas Umbulharjo I memiliki kasus gizi buruk yang masih dalam perawatan namun belum ada peningkatanan yang signifikan jika dibandingkan dengan puskesmas lainnya yang memiliki kasus serupa. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survey analatik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling. Analisis data menggunakan korelasi spearman rank dan multivariate menggunakan ananlisi korelasi regresi ganda. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 6 59 bulan dari bulan Januari Juli tahun 2015 di posyandu Kunir Putih 13 wilayah kerja puskesmas Umbulharjo I yang berjumlah 55 orang. Sampel yang digunakan berjumlah 44 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment, dari 50 soal yang dilakukan uji validitas didapatkan 5 soal yang tidak valid, soal yang tidak valid dibuang dan tidak diganti karena soal yang ada telah mewakili. Pengujian realibilitas dalam penelitian ini menggunakan Spearman Brow. Instrumen dikatakan reliabel apabila ri > r tabel (0,361) dengan taraf signifikan 5%. (Sugiyono, 2012).

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Gizi, Pola Asuh, Infeksi Penyakit, Asupan Makan, Pelayanan Kesehatan, Ketahanan Pangan, Kesehatan Lingkungan, Riwayat ASI Ekslusif, MP-ASI, Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Tingkat Pengetahuan, Pekerjaan Orang Tua, Pendapatan Orang Tua, Jumlah Anggota Keluarga di Posyandu Balita Kunir Putih 13 Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo 1 Kota Yogyakarta. No Karakteristik Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 Status Gizi 2 Pola Asuh 3 Infeksi Penyakit 4 Asupan Makan 5 Pelayanan Kesehatan 6 Ketahanan Pangan 7 Kesehatan Lingkungan Gizi buruk 1 2,3 Gizi Kurang 4 9,1 Gizi Baik 36 81,8 Gizi Lebih 3 6,8 Obesitas - - Kurang baik 4 9,1 Baik 40 90,9 Ya 14 31,8 Tidak 30 68,2 Tidak Baik 5 11,4 Baik 99 88,6 Kurang baik 7 15,9 Baik 37 84,1 Kurang baik 3 6,8 Baik 41 93,2 Tidak Baik 11 25 Baik 33 75 8 Riwayat ASI Ekslusif 9 MP-ASI 10 Umur 11 Jenis Kelamin 12 Pendidikan 13 14 15 Tingkat Pengetahuan Pekerjaan Orang Tua Pendapatan Orang Tua Tidak 3 6,8 Baik 41 93,2 Tidak 20 45,5 Baik 24 54,5 Batita 30 68,2 Balita 14 31,8 Laki-laki 17 38,6 Perempuan 27 61,4 Rendah 1 2,3 Tinggi 43 97,7 Kurang Baik 12 27,3 Baik 32 72,7 Bekerja 33 25 Tidak Bekerja 11 75 Ekonomi menengah 9 20,5

Jumlah Anggota 16 Keluarga Sumber : Data Primer kebawah Ekoomi menengah ke 35 79,5 atas 4 orang 24 54,5 4 orang 20 45,5 Hasil pada uji univariat didapatkan distribusi frekuensi status gizi baik paling mendominasi status gizi balita sebanyak 81,8%, mayoritas balita memiliki pola asuh baik sebanyak 90,9%, mayoritas balita tidak terinfeksi penyakit sebanyak 68,2%, mayoritas balita memiliki asupan makan yang baik sebanyak 88,6%, mayoritas balita memiliki pelayanan kesehatan baik sebanyak 84,1%, mayoritas balita memiliki ketahanan pangan baik sebanyak 93,2%, mayoritas balita memiliki kesehatan lingkungan yang baik sebanyak 75%, mayoritas balita memiliki riwayat ASI Eksklusif yang baik sebanyak 93,2%, mayoritas balita memiliki MP-ASI yang baik sebanyak 54,5%, mayoritas berumur batita sebanyak 68,2%, mayoritas balita memiliki jenis kelamin perempuan sebanyak 61,4%, mayoritas responden berpendidikan tinggi sebanyak 97,7%, mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 32,7%, mayoritas orang tua bekerja sebanyak 75%, mayoritas pendapatan orang tua termasuk ekomomi menengah atas sebanyak 79,5%, dan mayoritas memiliki jumlah anggota keluarga 4 orang sebanyak 54,5%. Tabel 2. Tabel Silang Hubungan Status Gizi dengan Pola Asuh, Infeksi Penyakit, Asupan Makan, Pelayanan Kesehatan, Ketahanan Pangan, Kesehatan Lingkungan, Riwayat ASI Ekslusif, MP-ASI, Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Tingkat Pengetahuan, Pekerjaan Orang Tua, Pendapatan Orang Tua, Jumlah Anggota Keluarga di Posyandu Balita Kunir Putih 13 Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo 1 Kota Yogyakarta Status Gizi Gizi Gizi Gizi Baik Gizi Lebih Obesitas Sig Buruk Kurang N % N % N % N % N % Kurang 0 0% 3 6,8% 1 2,3% 0 0% 0 0% Pola Asuh Baik 0,000 Infeksi Penyakit Asupan Makan Pelayanan Kesehatan Ketahanan Pangan Baik 1 2,3% 1 2,3% 35 79,5% 3 6,8% 0 0% Ya 1 2,3% 3 6,8% 10 22,7% 0 0% 0 0% Tidak 0 0% 1 2,3% 26 59,1% 3 6,8% 0 0% Tidak baik 1 2,3% 1 2,3% 3 6,8% 0 0% 0 0% Baik 0 0% 3 6,8% 33 75% 3 6,8% 0 0% Kurang Baik 0 0% 1 2,3% 6 13,6% 0 0% 0 0% Baik 1 0% 3 6,8% 30 68,2% 3 6,8% 0 0% Kurang baik 0 0% 2 4,5% 1 2,3% 0 0% 0 0% 0,009 0,037 0,541 0,009

Baik 1 2,3% 2 4,5% 35 79,5% 3 6,8% 0 0% Tidak 0,036 Kesehatan 1 2,3% 2 4,5% 8 18,2% 0 0% 0 0% baik Lingkungan Baik 0 0% 2 4,5% 28 63,6% 3 6,8% 0 0% Tidak 0,027 Riwayat ASI 0 0% 2 4,5% 1 2,3% 0 0% 0 0% Baik Eksklusif Baik 1 2,3% 2 4,5% 35 79,5% 3 6,8% 0 0% Tidak 0,426 1 2,3% 2 4,5% 16 36,4% 1 2,3% 0 0% MP-ASI Baik Baik 0 0% 2 4,5% 20 45,5% 2 4,5% 0 0% Umur Batita 1 0% 3 4,5% 20 45,5% 0 0% 0 0% 0,068 Balita 0 0% 1 2,3% 16 36,4% 3 6,8% 0 0% Lakilaki 0,916 Jenis 0 0% 1 2,3% 16 36,4% 0 0% 0 0% Kelamin Perempuan 1 2,3% 3 6,8% 20 45,5% 3 6,8% 0 0% pendidikan Rendah 0 0% 1 2,3% 0 0% 0 0% 0 0% 0,024 Tinggi 1 2,3% 3 6,8% 36 81,1% 3 6,8% 0 0% Tingkat Kurang 0,004 1 2,3% 3 6,8% 8 18,2% 0 0% 0 0% Pengetahuan Baik Baik 0 0% 1 2,3% 28 63,6% 3 6,8% 0 0% Pekerjaan Tidak 0,047 0 0% 3 6,8% 8 18,2% 0 0% 0 0% Orang Tua Bekerja Bekerja 1 2,3% 1 2,3% 28 63,6% 3 6,8% 0 0% EkonomiMene 0,019 -ngah ke 1 2,3% 2 4,5% 6 13,6% 0 0% 0 0% Bawah Pendapatan Orang Tua Jumlah Anggota Keluarga EkonomiMene -ngah ke Atas 0 0% 2 4,5% 30 68,2% 3 6,8% 0 0% 4 orang 1 2,3% 3 6,8% 20 45,5% 0 0% 0 0% 4 orang 0 0% 1 2,3% 16 36,4% 3 6,8% 0 0% Sumber : Data Primer 0,039 Berdasarkan table 2 diketahui bahwa mayoritas memiliki pola asuh yang baik dengan gizi baik sebanyak 79,5%, mayoritas tidak terinfeksi penyakit dan status gizi baik sebanyak 59,1%, mayoritas memiliki asupan makanan yang baik dengan status gizi baik sebanyak 75%, mayoritas pelayanan kesehatan baik dengan status gizi baik sebanyak 68,2%, mayoritas ketahanan pangan baik dengan status gizi baik sebanyak 79,5%, mayoritas kesheatan lingkungan yang baik dengan status gizi baik sebanyak 63,6%, mayoorits memiliki riwayat ASI Eksklusif yang baik dengan status gizi baik sebanyak 79,5%, mayoritas MP-ASI baik dengan status gizi baik sebanyak 45,5%, mayoritas berumur batita dan status gizi baik sebanyak 45,5%, mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan status

gizi baik sebanyak 45,5%, mayoritas berpendidikan tinggi dan status gizi baik sebanyak 81,1%, mayoritas berpengetahuan baik dan status gizi baik sebanyak 63,6%, mayoritas bekerja dan status gizi baik sebanyak 63,6%, mayoritas berpenghasila ekonomi menengah atas dan status gizi baik sebanyak 68,2%, dan mayoritas memiliki jumlah keluarga 4 orang dan status gizi baik sebanyak 45,5%. PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui distribusi frekuensi berdasarkan berdasarkan status gizi, pola asuh, infeksi penyakit, asupan makan, pelayanan kesehatan, ketahanan pangan, kesehatan lingkungan, riwayat ASI ekslusif, MP- ASI, umur, jenis kelamin, pendidikan, tingkat pengetahuan, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, jumlah anggota keluarga di Posyandu Balita Kunir Putih 13 Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo 1 Kota Yogyakarta. Didapatkan data bahwa mayoritas status gizi baik sebanyak 36 responden (80%). Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Menurut Waryana (2010) keadaan gizi merupakan keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mirayanti (2012) di Kelurahan Pasir Gunung selatan Kecamatan Cimanggis Kota Depok yang mendapatkan hasil mayoritas status gizi balita adalah baik yakni sebanyak 122 responden (85,9%). 1. Hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi Hasil uji spearman rank menunjukkan bahwa pola asuh signifikan terhadap status gizi (sig < 0,05) yakni nilai signifikasi 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara pola asuh dengan status gizi. Penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian tentang hubungan pola asuh dengan pemenuhan nutrisi balita. Salah satunya adalah pola asuh anak yang kurang akan mempunyai resiko anak batita KEP 1,5 kali dibandingkan dengan anak batita dengan pola asuh cukup (Adriani & Wirjatmadi, 2014). 2. Hubungan Peyakit Infeksi dengan Status Gizi Hasil analisis data bivariat menunjukkan hasil bahwa riwayat infeksi penyakit signifikan terhadap status gizi (sig < 0,05) yakni nilai signifikasi 0,009. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara infeksi penyakit dengan status gizi. Infeksi penyakit berhubungan dengan gangguan gizi melalui beberapa cara, yaitu mengetahui nafsu makan, menyebabkan kehilangan bahan makanan karena muntah/ diare, atau memengaruhi metabolisme makanan sehingga dapat berpengaruh terhadap status gizi seseorang. 3. Hubungan Asupan Makan dengan Status Gizi Balita Hasil analisis data didapatkan hasil bahwa bahwa asupan makanan signifikan terhadap status gizi (sig < 0,05) yakni nilai signifikasi 0,037. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara asupan makanan dengan status gizi. Anak yang kurang asupan zat gizinya akan memiliki risiko mengalami status gizi yang buruk lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang asupan zat gizinya baik.

4. Hubungan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Balita Pada hasil uji spearman rank didapatkan hasil bahwa tidak ada pengaruh antara pelayanan kesehatan dengan status gizi balita yakni nilai sig > 0,05 (sig 0,541). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan yang baik tidak banyak memberikan pengaruh terhadap keadaan status gizi balita. 5. Hubungan Ketahanan Pangan dengan Status Gizi Balita Hasil uji bivariat hubungan ketahanan pangan dengan status gizi balita di Posyandu Manis Jangan 13 Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo I didapatkan hasil bahwa nilai sig < 0,05 yang artinya ada pengaruh antara ketahanan pangan dengan status gizi balita (sig 0,009). Ketahanan pangan dikeluarga terkait dengan ketersediaan pangan (baik dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau sumber lain), harga pangan dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan. 6. Hubungan Kesehatan Lingkungan dengan Status Gizi Balita Hasil uji hubungan tentang kesehatan lingkungan dengan status gizi balita di Posyandu Manis Jangan 13 Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo I didapatkan hasil bahwa nilai sig < 0,05 yang artinya ada pengaruh antara kesehatan lingkungan dengan status gizi balita (sig 0,036). Keadaan lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai jenis penyakit, antara lain diare dan infeksi saluran pencernaan. Dimana keadaan tersebut akan berpengaruh juga terhadap status gizi seseorang. 7. Hubungan ASI Eksklusif dengan Status Gizi Balita Hasil uji bivariat didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh antara riwayat ASI eksklusif dengan status gizi balita yakni nilai sig 0,027. Hasil ini didukung oleh penelitian Novitasari (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan status gizi balita dan diketahui pula bahwa anak yang tidak diberikan ASI eksklusif 9 kali lebih berisiko terjadi malnutrisi dibandingkan dengan anak yang diberi ASI eksklusif (OR 9,471). 8. Hubungan MP-ASI dengan Status Gizi Balita Hasil uji bivariat hubungan pemberian MP-ASI dengan status gizi balita didapatkan hasil bahwa nilai sig > 0,05 yang artinya tidak ada pengaruh antara ketahanan pangan dengan status gizi balita (sig 0,426). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelayanan makanan pendamping ASI tidak banyak memberikan pengaruh terhadap keadaan status gizi balita. Sesudah umur diatas enam bulan seorang anak diharapkan sudah diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) karena kebutuhan gizi pada usia ini meningkat dan tidak mencukupi hanya oleh ASI saja. Makanan pendamping ASI merupakan makanan dan minuman selain ASI yang diberikan secara beragam kepada balita baik itu dibuat sendiri di rumah aupun MP-ASI siap saji. 9. Hubungan Umur dengan Status Gizi Balita Pada hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh antara umur dengan status gizi balita yakni sig > 0,05 (sig 0,068).. Pada usia 2 5 tahun merupakan masa golden age dimana pada masa itu dibutuhkan zat tenaga yang diperlukan bagi tubuh untuk perutmbuhannya. Semakin bertambah usia akan semakin meningkat kebutuhan zat tenaga yang dibutuhkan oleh tubuh

untuk mendukung meningkatnya dan semakin beragamnya kegiatan fisik (Adriani, 2014). 10. Hubungan Status Gizi dengan Jenis Kelamin Balita Hasil uji spearman rank didapatkan hasil bahwa tidak ada pengaruh antara jenis kelamin dengan status gizi balita (sig 0,916) di Posyandu Kunir Putih 13 di wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo I. Data hasil penelitian ini didukung oleh hasil Riskesdas tahun 2007 yang menyatakan bahwa status gizi buruk dan gizi kurang secara nasional lebih tinggi pada anak laki-laki dibanding dengan anak perempuan (Riskesdas, 2013). 11. Hubungan Tingkat Pendidikan denagn Status Gizi Balita Hasil uji bivariat didapatkan nilai sig < 0,05 yaitu (0,024) hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan status gizi balita di Posyandu Kunir Putih 13 wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo I. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Hitchock et al (2009) yang mengemukakan bahwa tingkat pendidikan mempunyai kaitan dengangan status gizi seseorang (sig 0,007) dan seseorang yang tingkat pendidikan rendah mempunyai 3,5 kali lebih berisiko mengalami status gizi buruk dan kurang dibandingkan dengan responden yang memiliki status gizi baik (OR 3,50). 12. Hubungan Tingkat Pengetahuan denagn Status Gizi Hasil analisis data didapatkan hasil bahwa bahwa tingkat pengetahuan signifikan terhadap status gizi (sig < 0,05) yakni nilai signifikasi 0,004. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara tingkat pengetahuan dengan status gizi. Penelitian lain yang sejalan dikemukakan oleh Hutagalung (2012) yang mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi balita yakni nilai sig 0,000 dan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan kurang akan memiliki risiko 108 kali balitanya mengalami gizi kurang (OR 108). 13. Hubungan Pekerjaan dengan Status Gizi Balita Hasil uji bivariat pekerjaan orang tua dengan status gizi didapatkan hasil bahwa ada pengaruh antara pekerjaan orangtua dengan status gizi balita dengan nilai signifikan < 0,05 yaitu sebesar (0,047). orangtua yang tidak bekerja cenderung mempunyai banyak waktu untuk memperhatikan dan mengawasi tumbuh kembang anak termasuk dalam memperhatikan asupan nutrisi anak. Sehingga pola konsumsi anak terhadap makan-makanan yang dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi dapat dijaga dan lebih ketat terpantau oleh ibu (Nirwana, 2012). 14. Hubungan Pendapatan Orang Tua dengan Status Gizi Balita Hasil analisi uji bivariat didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua dengan status gizi balita (sig 0,019) di Posyandu Kunir Putih 13 Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo I. Menurut Mustofa (2010), Bannet menemukan bahwa peningkatan pendapatan akan mengakibatkan individu cenderung meningkatkan kualitas konsumsi pangannya dengan harga yang lebih mahal per unit zat gizinya yang akhirnya berdampak positif terhadap status gizi.

15. Hubungan Jumlah Anggota Keluarga denagn Status Gizi Balita Hasil analisis data didapatkan hasil bahwa jumlah anggota keluarga signifikan terhadap status gizi (sig < 0,05) yakni nilai signifikasi 0,039. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara jumlah anggota keluarga dengan status gizi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi pada alokasi pendapatan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarganya. 16. Multivariat Hasil uji multivariat regresi logistik ganda menunjukan bahwa asupan makan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi status gizi balita di posyandu Kunir Putih 13 wilayah kerja puskesmas Umbulharjo I Kota Yogyakarta dengan nilai B = 0,313 dan p = 0,028 menunjukkan bahwa asupan makan memiliki kemungkinan 0,313 kali berpengaruh terhadap status gizi balita. Makanan didalam tubuh mempunyai tiga fungsi uama yaitu sebagai zat pembangun, sumber tenaga, dan sebagi zat pengatur. Dengan memanfaatkan ketiga golongan bahan makanan tersebut maka dapat terpenuhi kebutuhan hidup kita akan zat zat makanan dan status gizi yang baik hingga tubuh dapat melakukan kegiatan hidup dengan baik. Balita yang mendapatkan asupan makanan yang kurang, mempunyai peluang mengalami status gizi tidak normal dibandingkan dengan balita yang asupan nutrisinya baik. (Purwaningrum,2012). SIMPULAN Ada pengaruh antara pola asuh, infeksi penyakit, asupan makan, ketahanan pangan, kesehatan lingkungan, riwayat ASI Eksklusif, pendidikan, tingkat pengetahuan, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, dan jumlah anggota ke;uarga dengan status gizi balita. SARAN Diharapkan tenaga kesehatan memberikan perhatian yang lebih dan secara komperehensif terhadap pemantauan gizi pada balita yakni selain rutin memantau status gizi balita juga dapat memberikan penyuluhan pada orangtua tentang gizi pada balita. DAFTAR PUSTAKA Adriani, M. dan Wirjatmadi, B. (2014). Gizi Dan Kesehatan Balita. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group. Hitchock, et.al. 2009. Community Health Nursing : Caring in Action New York : Delmar Publisher International Thompson Publishing Company. Hutagalung, H. (2012). Faktor Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita (12-59 Bulan) di Desa Bojonggede Kabupaten Bogor. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Marmi. (2013). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : PustakaPelajar. Mirayanti. (2012). Hubungan Pola Asuh Pemenuhan Nutrisi Dalam Keluarga Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Pasir Gunung Selatan Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Mustofa, A. (2010). Solusi Ampuh Mengatasi Obesitas Disertai Pembahasan Tentang Sebab, Akibat dan Solusi Mengenai Obesitas. Yogyakarta : Hanggar Kreator 16.

Nirwana, A. Benih. (2012). Obesitas Anak & Pencegahannya. Yogyakarta : Nuha Medika Novitasari, Dewi. (2012). Faktor Faktor Resiko Gizi Buruk pada Balita yang Dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Purwaningrum. (2012). Hubungan Antara Asupan Makanan Dan Status Kesadaran Gizi Keluarga dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon I Bantul. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan. Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Waryana. (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.