BAB 1 PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan suatu jenjang pendidikan yang dapat dijalani

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puncak dari seluruh kegiatan akademik di bangku kuliah adalah menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, baik di bidang ekonomi, politik, hukum dan tata kehidupan dalam

BAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULAN. Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Di tahun 2009 angka pengangguran terdidik telah mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan tahap memasuki masa dewasa dini. Hurlock (2002)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi ( Perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya peranan pendidikan dalam kehidupan. Hal ini

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa di mana individu banyak mengambil

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, pada setiap jenjang pendidikan, baik itu Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

SELF EFFICACY TERHADAP KECEMASAN DALAM PRAKTEK PENYULUHAN KESEHATAN DI LAHAN PRAKTEK MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Contoh peran pendidikan yang nyata bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk evaluasi yang sering di laksanakan oleh guru di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. antar bangsa yang semakin nyata serta agenda pembangunan menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang berkompetensi dalam berbagai bidang, salah satu indikator kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas perkembangannya di periode tersebut maka ia akan bahagia, namun

BAB I PENDAHULUAN. dihadapinya, baik masalah pribadi maupun masalah yang ada di sekitar lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. bergaul dan diterima dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, pertumbuhan di bidang pendidikan kian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tentunya memerlukan pendidikan sebaik dan setinggi

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keahlian dalam kerja akademis yang dinilai oleh para pengajar melalui tes, ujian,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sebuah pendidikan terjadi proses belajar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Undang- undang Republik Indonesia No. 20 tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang pasti pernah mengalami masalah yang menjadi tekanan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahapan demi tahapan perkembangan yang harus dilalui. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kritis dan secara kolektif tantangan-tantangan tersebut menuntut organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Keahlian atau penguasaan komputer (Computer self efficacy) terutama dalam menunjang penyelesaian tugas-tugas perkuliahan (Rustiana,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber. daya manusia untuk pembangunan bangsa. Whiterington (1991, h.

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat. terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidentifikasi kemungkinan faktor pemicu stres pada remaja. Bidang akademik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu syarat tercapainya Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pengetahuan atau menambah wawasan. Penyelenggaraan. melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Indonesia, Fasli Jalal (Harian

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa karena hasil skripsi menentukan lulus atau tidaknya seorang mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk menghafal, dan bukan untuk berpikir secara kreatif, seperti

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini setiap orang berusaha untuk dapat bersekolah. Menurut W. S

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bangsa, maju tidaknya suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang baru, seperti, pengambilan dalam keputusan dan penyesuaian. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang pendidikan No. 12 tahun 2012 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian No.Daftar : 056/S/PPB/2012 Desi nur hidayati,2013

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. Kesusastraan Jepang merupakan salah satu keunikan dari kesusastraan tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidup semua orang pasti akan mengalami kematian, terutama kematian

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan suatu jenjang pendidikan yang dapat dijalani seseorang setelah menyelesaikan pendidikannya di jenjang pendidikan menengah atas. Di dalam perguruan tinggi, seseorang akan mempelajari suatu disiplin ilmu yang lebih spesifik lagi seperti ilmu psikologi, hukum, ekonomi, sastra, teknik, kedokteran, dan lain sebagainya. Orang yang sedang belajar di perguruan tinggi disebut dengan mahasiswa (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, 2012). Dengan menempuh pendidikan di perguruan tinggi, maka mahasiswa bisa mendapatkan tambahan ilmu serta wawasannya yang dapat digunakan di kehidupan serta untuk mempersiapkan masa depannya. Selain itu, dengan menempuh pendidikan di perguruan tinggi mahasiswa bisa mendapatkan suatu gelar yaitu gelar sarjana. Untuk mendapatkan gelar sarjana tersebut, maka mahasiswa harus memenuhi salah satu persyaratannya yaitu menulis skripsi. Skripsi merupakan suatu kegiatan penelitian yang salah satunya digunakan untuk membuktikan kematangan nalar mahasiswa dan di dalam penulisan skripsi, mahasiswa dituntut untuk mampu berpikir secara induktif dan deduktif (Zamindari, dalam Suryadi, 2008). Di Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara, skripsi merupakan suatu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi serta untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi. Skripsi Jurusan Psikologi Universitas Bina

Nusantara merupakan karya ilmiah individual yang berupa laporan akhir suatu penelitian psikologi mengenai tingkah laku ataupun proses mental yang didasari pada pengamatan sistematis terhadap individu, organisasi, maupun komunitas masyarakat (Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara, 2012). Pembuatan skripsi di Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara dilakukan dalam suatu jangka waktu yang telah ditentukan yaitu selama satu semester (6 bulan). Jika mahasiswa tidak dapat menyelesaikan skripsi selama jangka waktu tersebut maka mahasiswa diharuskan untuk extend. Dengan adanya pemberian jangka waktu untuk menyelesaikan skripsi, maka hal tersebut dapat menimbulkan kecemasan di diri mahasiswa. Akan tetapi kecemasan tersebut timbul bukan hanya karena adanya pemberian waktu dalam pembuatan skripsi. Ada berbagai hal lainnya yang dapat memicu kecemasan di diri mahasiswa saat sedang menulis skripsi, di antaranya saat sedang menyusun skripsi mahasiswa wajib untuk mendapatkan sumber literatur yang sesuai dengan topik skripsi yang diambilnya. Di Universitas Bina Nusantara khususnya di Jurusan Psikologi para mahasiswa masih kesulitan untuk mendapatkan sumber literatur yang memadai. Hal tersebut terjadi karena kurangnya jumlah buku-buku dan skripsi ataupun penelitian sebelumnya yang disediakan oleh perpustakaan universitas. Akibat dari kurangnya jumlah sumber literatur yang disediakan oleh perpustakaan Universitas Bina Nusantara, maka mahasiswa mencari sumber literatur ke perpustakaan universitas lain. Selain itu mahasiswa juga kurang memahami penggunaan jurnal online. Hal ini dapat menimbulkan kecemasan di diri mahasiswa saat sedang melakukan penulisan skripsi. Mahasiswa merasa cemas akan bisa terselesaikan atau tidaknya skripsi mereka. Pernyataan ini dapat didukung oleh pendapat dari

Dominice (2000) yang mengatakan bahwa menulis ilmiah (seperti skripsi) adalah suatu kegiatan yang wajib untuk dilakukan mahasiswa dan hal tersebut dapat menimbulkan kecemasan, yang menurut dia hal ini lebih sering dikatakan dengan istilah writing anxiety. Selain itu kecemasan mahasiswa tersebut juga bisa muncul di saat proses bimbingan pembuatan skripsi. Mahasiswa bisa merasa cemas apakah perkembangan skripsinya tersebut dapat diterima atau tidak oleh dosen pembimbing. Sebelum melakukan pengambilan data penelitian, penulis terlebih dahulu mengadakan survei terhadap 14 mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara yang hasilnya menunjukan bahwa 9 orang merasa yakin dengan kemampuannya dalam mengerjakan skripsi, 5 orang merasa tidak yakin dengan kemampuannya dalam mengerjakan skripsi, 11 orang merasa cemas ketika mengerjakan skripsi, dan 3 orang merasa tidak cemas ketika mengerjakan skripsi. Dari hasil survei tersebut dapat dikatakan bahwa mereka merasa yakin akan kemampuannya dalam menyelesaikan skripsi akan tetapi mereka juga merasa cemas akan tidak terselesaikan skripsi mereka. Masih dari hasil survei yang penulis lakukan, mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta juga merasakan kesulitan dalam mendapatkan literatur-literatur yang mendukung skripsi mereka. Pada awalnya mahasiswa mencari literatur dengan memanfaatkan buku-buku dan jurnal online yang disediakan oleh perpustakaan Universitas Bina Nusantara Jakarta. Tetapi mereka berpendapat bahwa koleksi buku dan jurnal psikologi yang dimiliki perpustakaan Universitas Bina Nusantara Jakarta belum memadai sehingga mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara

Jakarta berinisiatif untuk mencari literatur ke perpustakaan universitas yang lain seperti ke perpustakaan Universitas Indonesia, Universitas Atmajaya, dan Universitas Tarumanegara. Selain ke perpustakaan universitas lain, ada juga mahasiswa yang mencari literatur dengan pergi membeli buku di toko buku seperti Gramedia dan Gunung Agung. Dengan begitu mereka bisa mendapatkan literatur yang mendukung dan merasa terbantu dalam menyelesaikan skripsinya. Kecemasan menurut Freud (dalam Larsen & Buss, 2005), adalah suatu kondisi tidak menyenangkan yang dialami oleh seseorang, yang dimana akan memunculkan sinyal bahwa hal-hal yang tidak benar sedang terjadi dan ada sesuatu yang harus dilakukan. Sinyal tersebut menandakan bahwa kontrol ego sedang terancam oleh kenyataan, ada impuls dari id, atau adanya tentangan keras yang berasal dari superego. Kowalski (dalam Santrock, 2008), berpendapat bahwa kecemasan adalah suatu perasaan yang sangat tidak menyenangkan yang diakibatkan karena rasa takut dan sedih yang tidak jelas. Lebih lanjut, Spielberger (dalam Columbus, 2008) mengatakan bahwa kecemasan merupakan perasaan bersalah seseorang ketika melakukan tindakan yang salah serta timbul karena adanya ancaman langsung pada beberapa nilai-nilai penting kepribadian individual. Pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan yang dialami oleh mahasiswa yang sedang menulis skripsi, dimana mahasiswa tersebut merasa cemas, tidak nyaman dan tidak senang, serta ada perasaan terancam akan bisa atau tidaknya diri mereka dalam menghadapi skripsi. Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Vitasari, P., Wahab, M. N. A., Othman, A., & Awang, M. G. (2010) di Universiti Pahang Malaysia, disebutkan bahwa ada 8 sumber penyebab kecemasan pada mahasiswa. Delapan sumber

penyebab kecemasan tersebut adalah study anxiety, exam anxiety, class presentation anxiety, mathematic anxiety, language anxiety, social anxiety, family anxiety, dan library anxiety. Dari kedelapan sumber penyebab kecemasan pada mahasiswa tersebut ada 2 yang tidak menunjukan hasil yang terlalu signifikan terhadap kecemasan pada mahasiswa, yaitu family anxiety dan library anxiety. Pervin & John (1997, dalam Oktary, 2007), berpendapat bahwa kecemasan muncul bukan karena adanya hal yang mengancam tapi lebih disebabkan karena adanya persepsi tentang ketidakmampuan diri dalam menghadapinya. Sedangkan teori kecemasan Spielberger mengatakan bahwa kecemasan muncul dari rasa bersalah dan juga timbul karena ada ancaman langsung beberapa nilai penting kepribadian individu. Berdasarkan kedua teori tersebut, maka hal ini dapat dikaitkan dengan self-efficacy. Self-efficacy menurut Bandura (1997), adalah keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimilikinya untuk dapat melakukan sesuatu dan keyakinan tersebut merupakan suatu pondasi yang mewakili kepribadian manusia. Self-efficacy merupakan suatu karakteristik internal yang mempengaruhi perilaku dan reaksi dalam cara yang relatif konstan dan terprediksi, akan tetapi self-efficacy juga dapat ditentukan oleh situasi (Friedman & Schustack, 2008). Self-efficacy memiliki pengaruh terhadap tindakan dan kesuksesan seseorang dalam berbagai aspek, seperti mengatasi rasa takut, sukses di tempat kerja, masamasa transisi kehidupan, dan performa akademis (Bandura, 1986, dalam Turner, Chandler, & Heffer, 2009). Skripsi dapat termasuk ke dalam performa akademis, karena hanya mahasiswa yang memiliki performa akademis yang baik yang dapat mengerjakan penulisan skripsi. Yang dimaksud dengan performa akademis yang

baik adalah dimana seorang mahasiswa sudah menjalani jumlah minimal sks tertentu, memiliki standar nilai tertentu, dan memiliki nilai IPK minimal 2.00. Mahasiswa yang memiliki self-efficacy yang tinggi maka akan memiliki tingkat kecemasan yang rendah dalam menghadapi penulisan skripsi, sedangkan mahasiswa yang memiliki self-efficacy yang rendah maka tingkat kecemasannya akan tinggi dalam menghadapi penulisan skripsi. Hal ini dapat didukung dari pendapat Cervone (2004, dalam Friedman & Schustack, 2008), yang mengatakan bahwa self-efficacy juga dapat dipandang sebagai sesuatu yang muncul dari interaksi struktur pengetahuan (apa yang diketahui orang tentang dirinya dan dunia) dan proses penilaian dimana seseorang terus menerus mengevaluasi dirinya. Takaki (dalam Ali, 2010) menemukan bahwa kecemasan memiliki hubungan yang negatif terhadap self-efficacy. Ini berarti jika kecemasan mahasiswa semakin tinggi maka, tingkat self-efficacy mahasiswa rendah. Di dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Oktary (2007), disebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi serta adanya peningkatan kecemasan pada saat mengerjakan skripsi dibandingkan dengan kecemasan mahasiswa pada saat kehidupan sehari-hari. Berdasarkan dari latar belakang yang telah penulis ungkapkan di atas, maka dapat diketahui bahwa tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi penulisan skripsi ditimbulkan oleh berbagai macam permasalahan yang salah satunya berasal dari self-efficacy. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti mengenai hubungan antara self-efficacy dengan tingkat kecemasan mahasiswa

dalam menghadapi penulisan skripsi di Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah penulis sampaikan sebelumnya maka rumusan masalah yang terdapat di dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara self-efficacy dengan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi penulisan skripsi di Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara selfefficacy dengan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi penulisan skripsi di Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta. Dengan tujuan tersebut maka diharapkan penelitian ini akan memiliki manfaat praktis dan juga manfaat teoritis seperti berikut ini: a. Manfaat praktis: Penelitian ini bisa menjadi masukan bagi Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara bahwa ada kendala yang dialami oleh mahasiswa yaitu self-efficacy dan kecemasan dalam menghadapi skripsi karena kesulitan dalam mendapatkan sumber literatur yang memadai. Sedangkan manfaat untuk mahasiswa adalah agar dapat meningkatkan self-efficacy nya agar tidak terlalu cemas dalam menghadapi skripsi.

b. Manfaat teoritis: Penelitian ini dapat dijadikan suatu tambahan pengetahuan di bidang ilmu Psikologi Pendidikan dan Psikologi Klinis khususnya mengenai selfefficacy dan kecemasan.