BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PSIKIATRI KLINIK

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 2

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP TOTAL ATAU SEMENTARA

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

B A B 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

BIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

PENATAAN REKAM MEDIS. LILY WIDJAJA, Amd.PK., SKM., MM.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

Gangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

BAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 3

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Definisi & Deskripsi Skizofrenia DSM-5. Gilbert Richard Sulivan Tapilatu FK UKI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut yang disertai dengan perilaku mengamuk yang tidak dapat dibatasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

Modul ke: Pedologi. Skizofrenia. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

LAMPIRAN B DATA SUBJEK DAN KEEMPAT ANAK DI RSJ. SOEHARTO MEERJAN

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

RIATI ANGGRIANI,SH,MARS,MHum ANGGOTA PERHUKI DKI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Jiwa menurut Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa tahun

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5. HAKEKAT PERMENKES 269/MENKES/PER/III/2008 TENTANG RM dan PERTAURAN TERKAIT LAINNYA LILY WIDJAYA,SKM.,MM D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia adalah gangguan yang benar-benar membingungkan dan

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

Keterangan; a. Medical Flight Test dapat dilakukan di Simulator atau Aircraft; b. Medical Flight Test hanya untuk Penerbang. flt

PEMERIKSAAN PSIKIATRI

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n

BAB 1. PENDAHULUAN. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas.

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG

BAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham),

Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh gangguan jiwa. Skizofrenia adalah penyakit yang menyebabkan. yang mengakibatkan perilaku psikotik, gangguan dalam memproses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 78 / Yanmed / RS Umdik / YMU / I / 91 Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HEMODIALISIS PADA PASIEN GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA. By Ns. Ni Luh Gede Suwartini,S.Kep

PANSS - EXCITED COMPONENT

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu tindakan

Transkripsi:

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik segera. yang disebabkan oleh berbagai keadaan seperti bertambahnya tindak kekerasan, perubahan perilaku dan jiwa akibat penyakit organik, serta epidemik dari gangguan penggunaan zat seperti alkoholisma. 8-11 Pada kedaruratan psikiatri, prioritas yang utama diberikan pengobatan pada pasien agitasi yang dapat menimbulkan insiden pada pasien dan melukai petugas yang menimbulkan ketidaknyamanan secara psikologis terhadap pasien. Secara klinis agitasi dapat dijumpai berupa pembicaraan yang berlebihan dan abnormal atau penyerangan fisik, perilaku motorik tertentu, kemarahan yang memuncak daan gangguan fungsi pada pasien. 12 Pasien psikotik sering dirujuk ke bagian darurat oleh seseorang yang lain. Tingkah laku yang tidak dapat ditoleransi pada masyarakat, seperti tindak kekerasan, agresi, agitasi, dan tingkah laku yang kacau atau yang tidak sesuai, biasanya akan melibatkan pihak penegak hukum ataupun layanan darurat medis. Keluarga dari pasien psikotik membawa pasien ke layanan kedaruratan karena tindakan agresif, atau mereka

melaporkan bahwa pasien berhenti makan, tidak tidur, berperilaku aneh, atau mereka tidak mampu lagi mengurus diri. 13 II.2. Penyerangan Keadaan gaduh-gelisah dapat dimasukkan ke dalam golongan kedaruratan psikiatrik, bukan karena frekuensinya yang cukup tinggi; akan tetapi karena keadaan ini berbahaya, baik bagi pasien sendiri maupun bagi lingkungannya, termasuk orang-orang dan benda-benda. 14 Keadaan gaduh-gelisah biasanya timbul akut atau subakut. Gejala utama adalah gangguan psikomotorik yang sangat meningkat. Orang itu banyak sekali berbicara, berjalan mondar-mandir, tidak jarang ia berlarilari dan meloncat-loncat bila keadaan itu berat. Gerakan tangan dan kaki serta mimik dan suaranya cepat dan hebat. Mukanya kelihatan bingung, marah-marah atau takut. Ekspresi ini mencerminkan adanya gangguan afek-emosi dan proses berpikir yang tidak realistik lagi. Jalan pikiran biasanya cepat dan sering terdapat waham curiga. Tidak jarang juga timbul halusinasi penglihatan terutama pada sindrom otak organik yang akut atau halusinasi pendengaran terutama pada Skizofrenia. 14-15 Karena gangguan berpikir ini, serta waham curiga dan halusinasi lebih-lebih bila halusinasi ini menakutkan, maka pasien menjadi sangat bingung, gelisah dan gaduh. Ia bersikap bermusuhan dan mungkin menjadi berbahaya bagi dirinya sendiri dan/atau lingkungannya. Ia dapat melukai diri sendiri atau mengalami kecelakaan maut dalam kegelisahaan

yang hebat itu. Jika waham curiganya keras atau halusinasinya sangat menakutkan, maka ia dapat menyerang orang lain atau merusak barangbarang di sekitarnya. 16 Ancaman perilaku untuk membunuh atau menyerang sering dijumpai pada unit psikiatri. Faktor yang meningkatkan kemungkinan adanya perilaku menyerang termasuk agitasi, psikosis terutama adanya waham paranoid dan halusinasi perintah, riwayat adanya tindak kekerasan di masa lalu, adanya stress masa kini, intoksikasi obat atau alkohol, gejala abstinensia dari alkohol dan hipnotika-sedatif, dan Gangguan Organik memberikan indikasi akan terjadinya tindak kekerasan saat ini. 17 Penyerangan adalah masalah yang muncul pada darurat psikiatri, sekitar 40 persen pasien dibawa oleh polisi. 18 II.3. Kekerasan Kekerasan merupakan agresi fisik yang dilakukan oleh satu orang kepada orang lain. Jika ditujukan pada diri sendiri, kekerasan disebut sebagai mutilasi diri atau perilaku bunuh diri. 17 Kekerasan dapat disebabkan oleh suatu kisaran luas gangguan psikiatrik, tetapi juga dapat terjadi pada orang normal yang tidak dapat menghadapi stress hidup dengan cara yang tidak terlalu berat. Seperti yang telah disebutkan di atas, kekerasan dan ancaman kekerasan sering ditemui di lingkungan kegawat daruratan psikiatri. 16,19

Pada pasien dapat timbul perilaku kekerasan bila mengalami halusinasi seperti ketakutan atau ketika halusinasi tersebut memerintahkannya untuk melakukan tindakan tertentu. 20 Kondisi psikiatrik yang banyak terkait dengan tindak kekerasan termasuk gangguan psikotik seperti skizofrenia dan mania terutama bila pasien paranoid atau sedang mengalami halusinasi perintah, intoksikasi alkohol dan obat lain, sindrom putus alkohol dan hipnotika-sedatif, furor (kegelisahan) katatonik, depresif agitatif, gangguan kepribadian yang ditandai oleh amarah dan pengendalian impuls yang buruk contoh gangguan kepribadian ambang dan anti sosial, dan gangguan organik terutama yang mengenai lobus temporal dan frontal. Faktor risiko lain untuk tindak kekerasan termasuk ungkapan yang mengarah ke tindak kekerasan itu, adanya rencana kearah tindak kekerasan, terdapatnya alat atau senjata untuk tindak kekerasan, jenis kelamin laki-laki, umur muda 15-24 tahun, status ekonomi rendah, sistem penunjang sosial buruk, riwayat tindak kekerasan sebelumnya, tindak antisosial lainnya, pengendalian impuls yang kurang, riwayat usaha percobaan bunuh diri, dan stressor yang baru saja terjadi. Faktor tambahan lainnya yang penting termasuk riwayat penganiayaan masa anak, adanya riwayat trias masa kanak yang penting seperti suka mengompol, bermain api dan membakar, serta kekejaman terhadap hewan, riwayat tindak pidana; mengendarai kendaraan ugal-ugalan, serta riwayat tindak kekerasan keluarga. 8

II.4. Pergi Tanpa Tujuan Pengembara (wandering) yaitu orang yang mengadakan perjalanan kemana-mana dengan tidak mempunyai tujuan tertentu. 21 Mengembara dapat terjadi dalam beberapa kategori termasuk: 1. Pasien yang berusaha untuk keluar 2. Pasien yang suka membongkar barang-barang rongsokan 3. Pasien yang terus-terusan menjelajahi rumah atau tempat-tempat lain 4. Pasien yang berkunjung Keluarga atau tim pengobatan harus berhati-hati mencatat tipe pengembara, frekwensi, durasi dari waktu ke waktu seperti gangguan lain yang berhubungan dengan episodenya. Keluarga maupun tim pengobatan harus membuat catatan yang masing-masing harus mencatat jenis informasi pada catatan medik untuk mengetahui gambaran perkembangan tingkah laku pasien. Pilihan pengobatan untuk tingkah laku pengembara pada dasarnya adalah melihat gambaran klinis dan penyebab dari aktifitas yang mengganggu. Walaupun pada beberapa pasien pengobatan terbaiknya dengan antipsikotik namun sebagian besar penyebabnya membutuhkan terapi perilaku. Pasien yang berusaha untuk melarikan diri dari fasilitas yang telah disediakan kemungkinan pasien tersebut sedang bingung atau psikotik. Pasien psikotik mengalami halusinasi, namun dapat juga mengalami dan menunjukkan agitasi. Pasien agitasi, depresi, akan

berkembang menjadi ansietas sebagai akibat dari depresinya. Pasien sering kelihatan menderita dan mungkin berteriak atau menjerit. 22-23 II.5. Rekam Medik Rekam medik adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnese, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang rawat inap, rawat jalan maupun yang terdapat pelayanan gawat darurat. 24 Di rumah sakit didapati 6 jenis rekam medik berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 yaitu; 25 Rekam medik untuk pasien rawat jalan Rekam medik untuk pasien rawat inap Rekam medik untuk pasien gawat darurat Rekam medik untuk pasien dalam keadaan bencana Rekam medik untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi spesialiss Pelayanan yang diberikan dalam ambulans atau pengobatan massal Untuk pasien rawat jalan, termasuk pasien gawat darurat, rekam medik mempunyai informasi pasien antara lain: a. Identitas dan formulir perizinan (lembar hak kuasa)

b. Riwayat penyakit (anamnesa) tentang Keluhan utama Riwayat sekarang Riwayat penyakit yang pernah diderita Riwayat keluarga tentang penyakit yang mungkin diturunkan c. Laporan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan laboratorium, foto rontgen, scanning, MRI dan lain-lain. d. Diagnosa dan atau diagnosis banding e. Instruksi diagnostik dan terapeutik dengan tanda tangan pejabat kesehatan yang berwenang Untuk rawat inap, memuat informasi yang sama dengan yang tedapat dalam rawat jalan, dengan tambahan: Persetujuan tindakan medik Catatan konsultasi Catatan perawatan dan tenaga kesehatan lainnya Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan II.5.1. Resume akhir dan evaluasi pengobatan Rekam medik psikiatri atau rekam kesehatan jiwa dikenal sebagai rekam kesehatan perilaku (behavioral health record). Di dalamnya terdapat data diagnostik dan penilaian terhadap informasi psikologi dan pelayanan psikiatri. Data yang terdapat di dalamnya meliputi diagnosis waktu masuk, alasan pasien masuk rawatan dan nama-nama yang membuat keputusan agar pasien dirawat. Selain itu rencana tujuan

perawatan (goal oriented) juga harus ditegakkan. Informasi yang diperoleh dari keluarga dan lingkungan juga harus disertakan dalam rekaman. Persyaratan lain seperti evaluasi psikiatri termasuk riwayat masa lalu, status kejiwaan, riwayat penyakitbsekarang, kecerdasan dan fungsi memori. Catatan perkembangan juga garus mencatat setidaknya setiap minggu selama dua bulan pertama dan setidaknya sekali sebulan. Harus dibuat ringkasan riwayat pulang (resume) diakhir perawatan. Perlu perhatian khusus terhadap upaya penahanan pasien gaduh gelisah yang membahayakan dirinya sehingga bila perlu dilakukan fiksasi dan isolasi maupun penggunaan terapi lain misalnya electroconvulsive therapy. Perhatian akan kerahasiaan harus benar-benar ditegakkan dalam menangani berkas rekam medik jiwa. 26