II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Lalat buah dengan nama ilmiah Bractrocera spp. tergolong dalam ordo

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam sebelum

TINJAUAN PUSTAKA. family : Tephritidae, genus : Bactrocera, spesies : Bactrocera sp.

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus

ALTERNATIF PENGENDALIAN HAMA SERANGGA SAYURAN RAMAH LINGKUNGAN DI LAHAN LEBAK PENGENDALIAN ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN HAMA SAYURAN DI LAHAN LEBAK

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

TINJAUAN PUSTAKA. (Ostrinia furnacalis) diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Telur P. castanae Hubner. Bentuk telur oval dan dapat menghasilkan telur sebanyak butir perbetina.

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. buku pertama di atas pangkal batang. Akar seminal ini tumbuh pada saat biji

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ulat kantong Mahasena Corbetti :

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Asal dan kandungan gizi Tanaman Melon. menemukan benua Amerika pada tahun 1492 adalah seorang yang berjasa dalam

Pengorok Daun Manggis

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Conopomorpha cramerella (Lepidoptera: Gracillariidae)

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan daun,

HAMA KUMBANG BIBIT Plesispa reichei PADA TANAMAN KELAPA. Amini Kanthi Rahayu, SP. POPT Ahli Pertama

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Parasitoid

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang

TINGKAT SERANGAN HAMA PBK PADA KAKAO DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER Oleh : Amini Kanthi Rahayu, SP dan Endang Hidayanti, SP

Gambar 1. Telur R. linearis Sumber: Foto langsung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah taksonomi pengisap polong kedelai (EOL, 2014):

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah )

TINJAUAN PUSTAKA. bawah, biasanya pada pelepah daun ke Satu tumpukan telur terdiri dari

PENDAHULUAN. ke Indonesia pada tahun 1848 yang ditanam di Kebun Raya Bogor. Perkebunan

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Ulat Api Setothosea asigna Eecke (Lepidoptera: Limacodidae)

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN TAWON KEMIT (Ropalidia fasciata) YANG MELIBATKAN ULAT GRAYAK (Spodopteraa exigua)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hama penghisap daun Aphis craccivora

Penggerek Pucuk Tebu dan Teknik Pengendaliannya

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengendalian hama tanaman merupakan salah satu faktor yang menentukan

RINGKASAN DAN SUMMARY

commit to users I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. enam instar dan berlangsung selama hari (Prayogo et al., 2005). Gambar 1 : telur Spodoptera litura

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Bojer. (Lepidoptera: Crambidae) Imago betina meletakkan telur secara berkelompok pada dua baris secara

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

ANCAMAN Lasioderma serricorne PADA GUDANG TEMBAKAU

VI. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN UMUM. 6.1 Pembahasan Umum. Berdasarkan hasil penelitian perkembangan Ostrinia furnacalis di Desa

TINJAUAN PUSTAKA A. Parasitoid Brachymeria sp.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan merupakan tanaman yang tergolong dalam tanaman yang tahan terhadap

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada 8000 SM yaitu ke Pulau Solomon, Hebrida Baru dan Kaledonia Baru.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

BAB I PENDAHULUAN. Aturan karantina di negara-negara tujuan ekspor komoditi buah-buahan

Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana lazimnya makhluk hidup, tak terkecuali tumbuhan, tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru pada beberapa jenis tanaman sayuran di beberapa sentra sayur dataran tinggi. Tanaman kentang, kacang-kacangan (Leguminosae), dan bawang-bawangan (Amarillidae) dilaporkan peneliti tersebut sebagai inang lalat Liriomyza sp. (Solis, 1997). Pada tahun1994. Liriomyza sp. Pertama kali ditemukan menyerang pertanaman kentang di Cisarua Bogor. Hama ini kemudian menyabar dibeberapa daerah di Jawa, Sumatera dan Sulawesi dan menimbulkan keresakan berat pada tanaman lain seperti mentimun, buncis dan kacang merah. Kehilangan hasil pada tanaman kentang akibat hama ini mencapai 34 % dan pada tanaman buncis 70 % (Baliadi, 2010). A. Biologi Liriomyza huidobrensis Klasifikasi lalat penggorok daun Liriomyza huidobrensis menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai berikut : Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus Species : Animalia : Arthropoda : Insecta : Diptera : Agromyzidae : Liriomyza : Liriomyza huidobrensis

Lalat penggorok daun termasuk genus Liriomyza, ordo Diptera, famili Agromyzide. Liriomyza adalah salah satu dari lima genus lalat penggorok daun (Agromyza, Japanaromyza, Liriomyza, Phytomyza, dan Tropicomyza) yang berasosiasi dengan tanaman leguminosa. Genus liriomyza terdiri atas banyak spesies. Lalat dengan tipe makan polifag ini dapat ditemukan pada berbagai jenis tanaman, sehingga memungkinkan terbentuknya banyak spesies akibat adaptasi, mutasi, dan evolusi (Baliadi, 2010) Telur lalat kacang berbentuk lonjong, berukuran panjang 0,31 mm, lebar 0,15 mm, berwarna putih seperti mutiara. Telur di letakkan pada keping biji (kotiledon) serta daun pertama tanaman. Telur ini akan menetas setelah berumur 2-4 hari dan keluar larva (Soehardjan, 1987) Larva menggorok bagian jaringan palisade. Larva mengalami tiga instar, larva instar terakhir berukuran 2-3 mm berwarna kuning. Larva dewasa jatuh ke tanah dan membentuk pupa pada serasah tanaman. Siklus hidup dari telur sampai imago berlangsung sekitar 21 hari (Baliadi, 2010). Pupa berwarna kuning kecoklatan, berukuran lebih kurang 2,25-2,5 mm. pada rumah kaca dengan suhu 27 C stadia pupa berkisar 8-9 hari tergantung pada tanaman inang. Lama perkembangan pupa ini berkorelasi negatif terhadap suhu. Pupa terdapat di bawah daun di ujung korokan dengan posisi menggantung atau berada di permukaan tanah (Steck, 1996). Lalat dewasa sangat kecil berukuran sekitar 2,5 mm. Lalat dewasa berwana kuning pada bagian kepala, berwarna hitam pada bagian dekat oceli dan

mata, antena berwarna kuning dengan 3 segmen dan membulat, terdapat rambutrambut kaku yang tegak disekitar punggung yang berwarna kuning (Gambar 1). Gambar 1: Liriomyza huidobrensis Sumber: http://balittra.litbang.deptan.go.id Warna tubuh kehitaman atau kekuningan. Bagian dorsal berwarna gelap, namun skuletumnya kuning terang. Mesonotum berwarna hitam mengkilat, scutelum kuning agak lancip, tungkai dengan koksa dan femur berwarna kuning, tibia dan tarsus berwarna coklat. Lebar sayap jantan 1,5 mm dan betina 1,6 mm. Abdomen hampir keseluruhan berwarna hitam mengkilap. Imago betina memiliki ovipositor yang berkembang sempurna, dan alat ini yang merupakan pembeda dengan lalat jantan. Lalat betina membuat beberapa tusukan, pada bagian atas permukaan daun yang diawali pada daun bagian atas (Malipatil, 2004). B. Gejala Serangan Gejala serangan lalat penggorok daun pada tanaman mudah dikenali dengan adanya liang korokan beralur warna putih bening pada bagian mesofil daun. Apabila liang korokan tersebut dibuka, akan terlihat larva yang aktif bergerak. Larva hidup dan makan didalam liang korokan. Pada satu helai daun dapat dijumpai lebih dari satu liang korokan. Pada serangan lanjut, warna liang korokan menjadi kecoklatan, daun layu dan gugur (Soehardjan, 1987)

Gejala berupa liang korokan beralurwarna putih bening pada bagian mesofil daun, gejala ini banyak ditemukan pada daun tanaman. Jumlah alur korokan bervariasi, bergantung pada jumlah larva yang menetas. Pada serangan lanjut, liang korokan berubah warna menjadi kecoklatan dan di dalamnya larva berkembang. Gejala tersebut merupakan ciri khas serangan lalat penggorok daun, Liriomyza sp (Baliadi, 2010) Selanjutnya larva menggerek pada keping biji atau daun akan menuju ke batang, terus ke pangkal batang dan pangkal akar melalui jaringan epidermis kulit batang. Gejala serangan pada kulit batang sukar dilihat tanpa menggunakan mikroskop, terutama gerekan pada batang dekat pangkal keping biji atau pangkal tangkai daun (BPTP Sumut, 2007). Apabila liang-liang yang disebabkan gerekan larva cukup banyak. Gejala serangan sudah tampak pada 14 hari setelah tanam (Gambar 2). Gambar 2: Gejala serangan L. huidobrensis Sumber: foto langsung di lapangan Sebagai akibat putusnya jaringan kulit, maka akar tanaman menjadi layu, kering dan mati karena akar tidak dapat lagi berfungsi normal untuk menghisap air dan

unsur hara dari dalam tanah. Pada tingkat serangan ringan tanaman dapat tumbuh terus, karena diatas pangkal akar yang rusak masih dapat tumbuh akar-akar baru (Soehardjan, 1987). Gejala serangan larva pada keping biji menunjukkan suatu kecenderungan bahwa semakin tua umur tanaman semakin rendah persentase tanaman terserang. Semakin tua umur tanaman semakin kurang disukai lalat sebagai tempat untuk meletakkan telurnya, Diduga kandungan nutrisi termasuk airnya menurun bagi kesesuaian peneluran imago, sehingga imago kurang tertarik dengan daun yang tua dan berkadar air rendah (Supratha, 2002). C. Pengendalian Hama Liriomyza huidobrensis Berdasarkan komponen pengendalian yang tersedia pada tanaman hias dan sayuran, rekomendasi PHT untuk lalat penggorok daun dapat dilakukan dengan: - Tanam serentak pada hamparan kisaran waktu 14 hari - Pergiliran tanaman dengan padi atau jagung untuk lahan sawah dan jagung ubi untuk lahan kering. - Pemantauan lalat penggorok daun mulai 6-30 hari - Pemupukan berimbang dan - Pemasangan perangkap warna likad kuning (16 cm x 15 cm) (Baliadi, 2010). Pengendalian hama yang paling utama dilakukan petani adalah penggunaan pestisida. Akan tetapi apabila penggunaan bahan insektisida tersebut kurang bijaksana akan menimbulkan dampak negatif bagi flora maupun fauna serta lingkungan, dan disamping itu pula bahan kimia atau pestisida tersebut harganya cukup mahal (Thamrin, 2008).

Di Indonesia, untuk mengatasi lalat penggorok daun, petani sayuran umumnya melakukan aplikasi insektisida setiap minggu, bahkan terkadang seminggu dua kali. Salah satu insektisida yang digunakan adalah yang berbahan aktif profenopos (Baliadi, 2010). D. Penggunaan Perangkap Warna Umumnya serangga tertarik dengan cahaya, warna, aroma makanan, atau bau tertentu. Metode penggunaan perangkap dikembangkan dengan memanfaatkan kelemahannya. Caranya adalah dengan merangsang agar serangga berkumpul pada perangkap yang disesuaikan dengan kesukaannya sehingga nantinya serangga yang terperangkap tersebut tidak dapat terbang dan akhirnya mati. Pengendalian metode ini cukup efektif bila digunakan secara meluas dan tepat waktu sebelum terjadi ledakan hama. Perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkap adalah sebagai berikut : (1) ukuran atau jenis serangga yang akan ditangkap, (2) kebiasaan serangga keluar: siang atau malam hari (3) stadium perkembangan serangga, (4) makanan kesukaannya, (5) warna kesukaannya, (6) kekuatan atau kemampuan hama untuk berinteraksi terhadap jerat. Namun perangkap ini hanya bisa digunakan pada hama siang hari saja. Prinsip kerjanya pun tidak jauh berbeda dengan perangkap cahaya dimana serangga yang datang pada tanaman dialihkan perhatiannya pada perangkap warna yang dipasang. Bila pada obyek tersebut telah dilapisi semacam lem, perekat atau getah maka serangga tersebut akan menempel dan mati (Firmansyah, 2008). Salah satu teknik untuk menekan populasi dari serangga hama penggorok daun adalah melalui penggunaan perangkap kuning. Penggunaan perangkap warna

kuning untuk melakukan pemantauan populasi hama. Perangkap ini berguna untuk menentukan sebaran dan aktivitas kehidupan hariannya. Perangkap warna kuning tersebut cukup efisien menjebak lalat untuk memantau populasi dan keberadaan lalat di lapangan (Hartanto, 2008). Perangkap warna berperekat cukup aman di gunakan dan tidak membunuh predator dan parasitoid dari hama. Perangkap ini telah digunakan untuk monitoring hama di lapangan dan di rumah kaca. Penggunaan perangkap berperekat tidak menyebabkan kerusakan tanaman namun dapat mengurangi populasi hama. Hal ini sesuai dengan program Pengendalian Hama Terpadu (PHT) (Sastrosiswoyo dkk, 1993). Warna dan posisi ketinggian perangkap sangat efektif dalam mengendalikan hama lalat penggorok daun dan juga untuk memonitor efek perangkap yang dibuat di lapangan (Solis,1997). Tinggi pemasangan perangkap berpengaruh nyata terhadap efisiensi penangkapan hama, yakni semakin menjauhi kanopi tanaman semakin sedikit jumlah hama yang tadi tertangkap. Perangkap yang paling efisien menangkap hama adalah yang dipasang di sekitar kanopi tanaman. Hal ini memberi indikasi bahwa aktivitas terbang hanya terjadi di sekitar tinggi tanaman, ukuran tubuh lalat yang relatif kecil, migrasinya sangat tergantung pada bantuan angin (Supriyadi dkk, 2002).