BAB - II 2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

KATA PENGANTAR. Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-nya maka Buku Monografi Kabupaten Bengkulu Tengah 2011 ini dapat diterbitkan.

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

KEADAAN UMUM WILAYAH

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

PENDAHULUAN Latar Belakang

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

BAB IV GAMBARAN UMUM

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

19 Oktober Ema Umilia

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

Transkripsi:

GAMBARAN UMUM KONDISI BAB - II DAERAH Aspek Geografi dan Demografi Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek Pelayanan Umum Aspek Daya Saing Daerah Dalam Bab ini diuraikan secara mendetail mengenai gambaran umum kondisi Kabupaten Bengkulu Tengah. Secara sistematis bahasan diurutkan berdasarkan sub bab aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah. 2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI 2.1.1. ASPEK GEOGRAFI Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki posisi yang sangat strategis, karena selain berada pada jalur perlintasan antara Kota Bengkulu dan Kota Lubuk Linggau, juga merupakan kabupaten terdekat dan berbatasan langsung dengan Kota Bengkulu. Secara geografis Kabupaten Bengkulu Tengah terletak diantara koordinat 102.11.24-102.37.12 BT dan 3.28.48-3.51.36 LS. Sedangkan secara administrasi wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan bagian dari wilayah Provinsi Bengkulu. Adapun batas-batas Kabupaten Bengkulu Tengah adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kecamatan Air Napal, Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara dan Kecamatan Curup Kabupaten Rejang Lebong; Sebelah Timur : Kecamatan Ujanmas, Kecamatan Kepahiang, dan Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang; Sebelah Selatan : Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma; dan 6

Sebelah Barat : Kecamatan Selebar, Kecamatan Sungai Serut, Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu dan Teluk Pering Samudera Hindia. Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Bengkulu Tengah Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki luas wilayah berdasarkan Geografic Information System (GIS) 1.429,14 Km2 (seribu empat ratus dua puluh sembilan koma empat belas kilometer persegi) terdiri atas luas daratan 1.223,94 Km2 (seribu dua ratus dua puluh tiga koma sembilan puluh empat kilometer persegi) dan wilayah laut dengan luas 205,2 (dua ratus lima koma dua kilometer persegi), yang meliputi 10 kecamatan 112 desa dan 1 kelurahan, dengan rincian masing masing luas wilayah kecamatan dibandingkan total luas wilayah keseluruhan diurutkan dari yang tertinggi, yaitu Kecamatan Pagar Jati (15%), Kecamatan Pondok Kelapa (13%), Kecamatan Taba Penanjung (12%), dan yang memiliki luas wilayah terkecil, yaitu Kecamatan Bang Haji (6%). Tabel 2.1 ini Memperlihatkan kecamatan kecamatan pada Kabupaten Bengkulu Tengah disertai dengan luas wilayah daratan serta jumlah desa/kelurahan masing masing kecamatan. 7

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Desa No Nama Kecamatan Luas Wilayah Darat (Km 2 ) Prosentase (%) Luas Wilayah Laut (Km 2 ) Desa/kelurahan 1 Karang Tinggi 137,47 11-18 2 Talang Empat 93,62 8-15 3 Pondok Kelapa 165,2 13-17 4 Pematang Tiga 129,64 11-13 5 Pagar Jati 188,57 15-14 6 Taba Penanjung 148,38 12-13 desa/ 1 kelu 7 Pondok Kubang 70,71 8-12 8 Bang Haji 20,81 6-12 9 Merigi Kelindang 98,42 8-13 10 Merigi Sakti 99,93 8-15 TOTAL 1.223,94 100 205,2 142/1 Sumber : Bengkulu Tengah Dalam Angka, 2011 Penggunaan lahan di Kabupaten Bengkulu Tengah sebagian besar (>84%) merupakan kawasan kebun campuran yang dikelola oleh rakyat, dengan jenis komoditas antara lain : kelapa sawit, karet, pisang, rambutan, durian, dan berbagai jenis tanaman hortikultura buah-buahan lainnya. Selain kebun campuran pola penggunaan lahan lainnya adalah perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN). Sedangkan pola sebaran menurut jenis penggunaan dapat dilihat pada tabel 2.2A dan 2.2B berikut ini : 8

Tabel 2.2A Luas Masing-masing Jenis Penggunaan Lahan menurut Kecamatan di Kabupaten Bengkulu Tengah No KECAMATAN Hutan Primer Hutan Sekunder Semak Belukar Kebun Campuran Perkebunan Rawa Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % 1 Bang Haji - - - - - - 7.261,02 5,93 2.270,22 1,85 - - 2 Karang Tinggi - - - - 39,03 0,03 17.732,94 14,49 959,84 0,78 - - 3 Merigi Kelindang - - 414,29 0,34 - - 11.541,44 9,43 - - - - 4 Merigi Sakti 669,18 0,55 - - - - 11.551,41 9,44 - - - - 5 Pagar Jati - - - - - - 5.321,40 4,35 34,44 0,03 - - 6 Pematang Tiga 1.148,84 0,94 - - 1.388,32 1,13 7.896,59 6,45 1.115,77 0,91 - - 7 Pondok Kelapa - - - - - - 10.024,52 8,19 1.172,01 0,96 - - 8 Pondok Kubang - - - - 71,92 0,06 4.551,88 3,72 - - - - 9 Taba Penanjung 3.014,02 2,46 1.763,29 1,44 - - 24.396,05 19,93 - - - - 10 Talang Empat - - - - 482,68 0,39 3.055,85 2,50 258,67 0,21 47,86 0,04 TOTAL 4.832,04 3,95 2.177,58 1,78 1.981,94 1,62 103.333,10 84,43 5.810,95 4,75 47,86 0,04 Sumber : Bengkulu Tengah Dalam Angka, 2011 9

Lanjutan... Tabel 2.2B No KECAMATAN Sawah Tegalan/Ladang Tambak/Empang Tanah Terbuka Pemukiman Tubuh Air TOTAL LUAS Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % 1 Bang Haji - - - - - - 41,29 0,03 8,68 0,01 19,78 0,02 9.600,99 7,84 2 Karang Tinggi - - 104,40 0,09 - - - - 171,56 0,14 120,94 0,10 19.128,72 15,63 3 Merigi Kelindang - - - - - - - - 129,37 0,11 - - 12.085,10 9,87 4 Merigi Sakti - - - - - - 73,77 0,06 217,99 0,18 - - 12.512,34 10,22 5 Pagar Jati - - - - - - - - 7,00 0,01 - - 5.362,84 4,38 6 Pematang Tiga - - - - - - - - 6,93 0,01 - - 11.556,45 9,44 7 Pondok Kelapa 525,66 0,43 - - 16,55 0,01 236,99 0,19 958,09 0,78 164,29 0,13 13.098,12 10,70 8 Pondok Kubang - - - - - - - - 37,81 0,03 - - 4.661,61 3,81 9 Taba Penanjung - - 243,42 0,20 - - - - 980,05 0,80 76,63 0,06 30.473,47 24,90 10 Talang Empat - - - - - - - - 41,83 0,03 27,47 0,02 3.914,36 3,20 TOTAL 525,66 0,43 347,83 0,28 16,55 0,01 352,04 0,29 2.559,33 2,09 409,12 0,33 122.394,00 100,00 Sumber : Bengkulu Tengah Dalam Angka, 2011 10

Fungsi kawasan di Kabupaten Bengkulu Tengah didominasi Areal Penggunaan Lain 12.831 ha (10,5%), kemudian hutan lindung 18.428 ha (15,1%), kawasan suaka alam 5.619, dengan rincian Cagar Alam (CA) 4 ha (0,003%), Taman Hutan Raya (Tahura) 1,162 ha (0,9 %) dan Taman Buruh (TB) 4.453 ha (3,6%). Data dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah : Tabel 2.3 Rencana Pola Ruang Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2012-2032 No. Rencana Pola Ruang Luas (hektar) (%) A. Kawasan Lindung 31.797 22,2 1. Perlindungan bagi Kawasan Bawahannya 18.579 - a. Hutan Lindung 18.428 15,1 b. Resapan Air 151 0,1 2. Perlindungan Setempat 7.599 - a. Sempadan Sungai 1.819 1,5 b. Sempadan Pantai 419 0,3 c. Ruang Terbuka Hijau 5.361-3. Hutan Suaka Alam 5.619 - a. Cagar Alam (CA) 4 0,003 b. Taman Hutan Raya (Tahura) 1.162 0,9 c. Taman Buru (TB) 4.453 3,6 B. Kawasan Budidaya 90.597 63,4 1. Kawasan Hutan Produksi Tetap (HPT) 2.927 2,4 2. Kawasan Hutan Produksi (HP) 357 0,3 3. Kawasan Peruntukan Pertanian 33.773 - a. Peruntukan Tanaman Pangan; 4.097 3,3 b. Peruntukan Hortikultura 5.663 4,6 c. Peruntukan Perkebunan 23.013 18,8 d. Peruntukan Peternakan 1.000 0,8 11

4. Kawasan Peruntukan Budidaya Perikanan 409 0,3 5. Kawasan Peruntukan Pertambangan 20.930 - Pertambangan Batubara 20.930 17,1 6. Kawasan Peruntukan Permukiman 15.405 - a. Permukiman Perdesaan 2.467 2,0 b. Permukiman Perkotaan 2.938 2,4 c. Relokasi Lahan Permukiman Penduduk 10.000 8,2 7. Kawasan Agropolitan 3.965-8. Kawasan Peruntukan Perkantoran, Pendidikan, Kesehatan, Kebudayaan, Perdagangan dan Jasa 12.831 10,5 Luas Darat 1.223.94 85,64 Luas Laut 2.052.0 14,36 Luas Total Darat + Laut 1.429.14 100 Sumber : RTRW Kabupaten Bengkulu Tengah, 2012-2032 Berdasarkan data statistik, potensi lahan pertanian, Kabupaten Bengkulu Tengah masih sangat baik sehingga tidaklah mengherankan kalau Kabupaten Bengkulu Tengah menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Bengkulu. Di samping potensi di bidang pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan daerah produksi tanaman perkebunan dan kehutanan, serta memiliki potensi pertambangan yang sangat baik di Kabupaten Bengkulu Tengah. Selain itu dengan bentangan pantai yang dimiliki sangat memungkinkan untuk pengembangan sumberdaya kelautan yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan laut. Jenis tanah di Kabupaten Bengkulu Tengah dikelompokkan dalam 4 jenis, yaitu aluvial, podsolik merah kuning, latosol dan andosol dengan rincian seperti berikut ini : Tabel 2.4 Jenis Tanah dan Luas Di Kabupaten Bengkulu Tengah LUAS NO JENIS TANAH Ha % 1 Podsolik 65.513,92 53,53 12

2 Kambisol 13.339,61 10,91 Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah 3 Latosol 36.448,50 29,79 4 Aluvial 5.041,07 4,12 5 Koluvial 697,37 0,57 6 Litosol 559,67 0,46 7 Regosol 302,76 0,25 8 Organosol 491,10 0,4 Total 122.394,00 100,03 Sumber : Bengkulu Tengah Dalam Angka, 2011 Kabupaten Bengkulu Tengah terletak pada ketinggian 0 541 mdpl dengan bentuk wilayah beragam. Topografi wilayah bergelombang dan berbukit dengan derajat kelerengan antara 5 35%. Wilayah yang relatif datar dengan tingkat kelerengan rata-rata 5% terletak di wilayah Kecamatan Pondok Kelapa. Sedangkan wilayah lainnya sebagian besar merupakan wilayah yang berbukit. Lokasi titik tertinggi hingga 541 mdpl berada di kawasan hutan lindung di perbatasan dengan Kabupaten Kepahiang. Sedangkan daerah terendah terletak di wilayah Kecamatan Pondok Kelapa dengan ketinggian 0 15 mdpl. Jenis tanah yang dominan dijumpai di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah adalah : Podsolik (>53%) dan Latosol (>29%). Sedangkan lainnya adalah kambisol, aluvial, latosol, litosol, organosol, dan regosol. Podsolik, latosol, dan kambisol saat ini telah banyak dikembangkan untuk pertanian perkebunan, yakni kebun campuran dengan komoditas kelapa sawit dan karet. Secara ringkas uraian karakteristik satuan peta tanah pada wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah sebagaimana tabel 2.5. Tabel 2.5 Jenis Tanah Per Kecamatan di Kabupaten Bengkulu Tengah No Nama Kecamatan Jenis Tanah Aluvial PMK Latosal Andosol 13

1 Karang Tinggi 4.899 6.026 2.822-2 Talang Empat 6.23 2.759 373-3 Pondok Kelapa 388 8.495 122 375 4 Pematang Tiga 768 11.634 493-5 Pagar Jati 970 11.885 714 299 6 Taba Penanjung 2.04 12.226 64-7 Pondok Kubang 1.298 5.917 1.295 98 8 Bang Haji 1.823 3.344 1.973-9 Merigi Kelindang 1.387 5.684 2.749 257 10 Merigi Sakti 1.445 9.566 1.81 166 Sumber : Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan, Tahun 2009 Kabupaten Bengkulu Tengah tergolong beriklim basah. Berdasarkan data hujan dan data iklim dari Stasiun Klimatologi Pulau Baai (1998-2009), rata-rata curah hujan tahunan di wilayah ini tergolong tinggi, yakni 3.394 mm (>2000 mm/tahun), dengan jumlah hari hujan rata-rata 118 hari/tahun. Terdapat 10 bulan basah (>200 mm), dengan curah hujan bulanan maksimum jatuh pada bulan Desember (499 mm/bulan), dan sepanjang tahun tidak dijumpai bulan kering (<100 mm/bulan). Curah hujan bulanan minimum jatuh pada bulan Juli (176 mm/bulan). Rata-rata data iklim wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah disajikan pada tabel 2.6. Bulan Tabel 2.6 Rata-rata Data Iklim Wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah Curah Hari Suhu Udara Kelemb. Kec. Hujan Hujan Min Ratarata Maks Udara Angin (mm) (hari) ( 0 C) ( 0 C) (%) (km/ja ( 0 C) m) Arah. Angin Januari 362 13 23,53 26,37 30,75 85,4 3,6 W Pebruari 285 11 23,72 26,58 30,97 83,8 2,8 W 14

Maret 282 11 23,72 26,66 31,04 84,3 2,6 W April 240 9 23,85 26,84 31,31 85,4 2,3 W Mei 232 7 23,88 27,01 31,53 84,7 2,0 W Juni 201 7 23,39 26,55 31,25 84,0 2,2 W Juli 176 7 23,06 26,22 30,89 84,1 2,6 W Agustus 197 7 23,36 25,97 30,79 83,5 3,5 S September 226 8 23,25 26,08 30,76 84,9 3,6 SE Oktober 315 11 23,52 26,17 30,56 86,2 3,1 W Nopember 379 13 23,53 26,22 30,48 86,4 3,2 W Desember 499 16 23,50 26,03 30,10 87,4 2,9 W Ratarata 3.394 118 23,53 26,39 30,87 85,0 2,9 W Sumber : Stasiun Klimatologi Pulu Baai (1998-2009) Suhu udara rata-rata daerah adalah 26,39ºC, sedang suhu minimum rata rata 23,53ºC; dan maksimum 30,87ºC. Kelembapan udara relatif rata - rata 85%. Kelembapan udara terendah terjadi pada bulan Agustus (83,5%), sedangkan kelembaban udara tertinggi dijumpai pada bulan Desember (87,4%). Berdasarkan Klasifikasi Agroklimat Oldeman (1975) dalam Handoko (1995), tipe iklim di Kabupaten Bengkulu Tengah tergolong tipe iklim A1, yakni daerah dengan bulan basah >9 bulan dan bulan kering <2 bulan. Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson (1951) dalam Handoko (1995), iklim di kawasan ini termasuk tipe iklim A (daerah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropika), dengan perbandingan bulan kering (<60 mm/bulan) dan bulan basah (>100 mm/bulan) (Q) = 0,00%. 2.1.2. ASPEK DEMOGRAFI Jumlah penduduk kabupaten Bengkulu Tengah berdasarkan data 2011 adalah sebanyak 104.188 jiwa dengan luas keseluruhan wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah adalah 1.429,14 Km 2 terdiri atas luas daratan 1.223,94 Km 2 dan wilayah laut dengan luas 15

205,2 Km 2 yang terdiri dari atas 10 kecamatan yang meliputi Pematang Tiga, Merigi Sakti, Pondok Kubang, Pondok Kelapa, Bang Haji, Merigi Kelindang, Talang Empat, Taba Penanjung, Karang Tinggi dan Pagar Jati. Berdasarkan kepadatan penduduk per kecamatan menunjukan bahwa Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki penyebaran penduduk yang belum merata. Hal ini terlihat dari adanya perbedaan tingkat kepadatan diantara kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bengkulu Tengah. Kecamatan yang mempunyai kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Talang Empat sebesar 162 jiwa/ha, sedangkan kepadatan penduduk terendah adalah pada Kecamatan Pagar Jati yakni sebesar 46 jiwa/ha. Kecamatan yang memiliki kepadatan yang lebih tinggi umumnya memiliki memiliki kelengkapan fasilitas sosial-ekonomi yang lebih lengkap dan tingkat perkembangan yang cukup tinggi terhadap kegiatan yang ada, hal ini berlaku pada kecamatan Talang Empat. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan rendah memiliki kegiatan-kegiatan yang perkembangannya relatif rendah, kondisi demikian terlihat pada Kecamatan Pagar Jati, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.7 di bawah ini : Tabel 2.7 Jumlah Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2011 No Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/ Km 2 ) 1 Talang Empat 93,62 15.141 162 2 Karang Tinggi 137,47 12.051 88 3 Taba Penanjung 148,38 11.350 76 4 Pagar Jati 188,57 8.722 46 5 Pondok Kelapa 165,2 17.866 108 6 Pematang Tiga 129,64 7.649 59 7 Merigi Kelindang 98,42 6.621 67 8 Merigi Sakti 99,93 4.903 49 9 Bang Haji 70,71 5.237 74 16

10 Pondok Kubang 92 14.648 159 Jumlah 1.223,94 104.188 889 Sumber : Bengkulu Tengah Dalam Angka, 2011 2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.2.1 KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI Pada Kabupaten Bengkulu Tengah yang merupakan kabupaten baru, sektor dominan yang memegang peranan dalam perekonomian adalah sektor pertanian, pertambangan dan perdagangan. Sektor-sektor ini memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB dibanding sektor lain. Hal ini dapat terlihat dari prosentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bengkulu Tengah tahun 2008 dari beberapa sektor yang dapat dilihat di bawah ini : Table 2.8 Prosentase Kontribusi Sektor Terhadap PDRB atas Dasar Berlaku Tahun 2008-2010 No Sektor 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%) 1 Pertanian 35,6 34,94 34,77 2 Pertambangan dan Penggalian 19,9 22,95 21,21 3 Industri Pengolahan 5,8 5,44 5,22 4 Bangunan 3 3,72 6,55 5 Perdagangan, Hotel dan Restoran 14,2 13,18 12,83 6 Jasa Jasa 10,8 10,71 10,76 7 Lain Lain 9,7 8,93 8,53 Sumber : Bengkulu Tengah Dalam Angka, 2011 Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kebupaten Bengkulu Utara, PDRB Kabupaten Bengkulu Tengah tahun 2008 atas dasar berlaku adalah sebesar Rp. 861,926 Juta dan PDRB atas dasar konstan sebesar Rp. 342.176 Juta. 17

Berdasarkan data tahun 2009 2010, maka sumber pendapatan daerah yang terbesar adalah dana perimbangan sebagaimana terlihat dalam tabel 2.9 dibawah. Tabel 2.9 Penerimaan Daerah tahun 2009 2012 No Indikator Jumlah 2009 2010 2011 2012 Pendapatan Asli Daerah 2,563,184,637 2,563,184,637 3,830,464,809 6,567,991,000 Pajak daerah 109.120,00 109.120,00 720,640,000 2,270,000,000 Retribusi daerah 815,845,000 864,845,000 1,389,031,000 1,135,000,000 1 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 1,638,219,637 29.400.000 0 0 Lain lain pendapatan daerah yang sah - 1.577.819.637 1,720,793,809 3,162,991,000 Dana Perimbangan 97,298,212,994 267.587.892.000 334,140,967,485 352,884,799,837 2 Bagi Hasil Pajak dan non Pajak 13,720,108,994 14.000.000.000 25,469,485,485 17,245,819,837 DAU 79,376,104,000 208.427.792.000 249,976,282,000 288,875,390,000 DAK 4,202,000,000 43.860.100.000 58,695,200,000 16,763,590,000 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 14,439,978,470 59.033.887.622 57,954,133,872 41,000,000,000 3 Pendapatan Hibah 5.000.000.000 5.000.000.000 0 0 Bagi Hasil Pajak dari Pemprov dan Pemda Lain 5,340,638,470 3,500,000,000 7,379,188,792 10,000,000,000 Bantuan Keuangan dari Pemprov dan 4,000,000,000 5.000.000.000 0 0 18

No Indikator Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah Jumlah 2009 2010 2011 2012 Pemda Lain Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus 0 0 37,270,443,000 11,000,000,000 Pendapatan Lainnya 99,340,000 45,533,887,622 13,304,502,080 20,000,000,000 Total Pendapatan 114,301,376,101 329.184.964.259 395,925,566,166 400,452,790,837 Sumber : APBD Bengkulu Tengah, 2008-2012 Dengan melihat dominannya dana transfer sebagai sumber utama masuknya dana ke daerah Bengkulu Tengah maka perkembangan perekonomian di Kabupaten Kabupaten Bengkulu Tengah tidak terlepas dari perkembangan ekonomi nasional yang sangat dipengaruhi perekonomian dunia. Resesi ekonomi di berbagai belahan dunia berimbas pula ke termasuk Indonesia. Terdapat pengaruh bagi kondisi perekonomian Kabupaten Bengkulu Tengah meskipun tidak signifikan. Hal ini disebabkan kondisi perekonomian di Kabupaten Kabupaten Bengkulu Tengah lebih banyak ditopang oleh sektor riel. Krisis ekonomi yang terjadi tidak memberikan pengaruh langsung bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi. Di samping itu, kurangnya pengaruh disebabkan keterkaitan antara UMKM dan koperasi dengan perekonomian global yang masih sangat terbatas. Orientasi sebagian besar UMKM dan koperasi pada pasar lokal menyebabkan UMKM dan koperasi relatif lebih bisa bertahan dalam menghadapi badai krisis ekonomi. Sebagai ilustrasi pada sektor pertanian misalnya, yang masih memasarkan produknya hanya sebatas di dalam wilayah kabupaten. Sisanya memasarkan produknya antar provinsi dan antar negara. Kondisi ini terkait dengan jenis dan kualitas produk dan jasa yang disediakan oleh UMKM dan koperasi yang pada umumnya baru bisa menjangkau standar dan konsumen di pasar lokal dan regional. Angka kemiskinan di Kabupaten Bengkulu Tengah mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2012, jumlah Rumah Tangga miskin di Kabupaten Kabupaten Bengkulu Tengah sebesar 5.445 keluarga dengan jumlah penduduk miskin sebesar 23.188 jiwa. 19

Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh Sektor Pertanian mempunyai peran sektoral PDRB yang paling besar mencapai diatas 35,6%, yang diikuti oleh diikuti Sektor Pertambangan dan Penggalian (19,9%). Oleh sebab itu pada kebijakan pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat diletakkan pada prioritas utama untuk mendorong peningkatan produktivitas pertanian termasuk perikanan dan kelautan dengan didukung peningkatan nilai tambah yang lebih tinggi dari jasa perdagangan, hotel dan restoran. Dari sisi pengeluaran, investasi dan belanja daerah menjadi penggerak utama perekonomian dengan didorong oleh konsumsi masyarakat. Sedangkan dari sisi produksi, sektor pertanian dan perdagangan menjadi faktor yang sangat menentukan. Dari sisi kebijakan, pemerintah daerah terus mengupayakan serangkaian kebijakan sebagai upaya menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan sekaligus mencegah perlambatan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pendidikan dan pelatihan kerja terus diuapayakan agar masyarakat dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Pada saat yang sama, masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan dan yang sebagian besar penghasilannya berasal dari sektor pertanian, juga terus diuapayakan agar mempunyai pengetahuan yang tepat mengenai bagaimana memacu peningkatan produktivitas pertanian. Pembangunan yang besar di bidang infrastruktur telah dan perlu terus ditingkatkan ditunjang dengan layanan penyuluhan pertanian yang efektif. Upaya yang terus ditingkatkan untuk menghubungkan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah dengan berbagai peluang. Pada sebagian penduduk di daerah pedesaan bukan hanya tidak memiliki kemampuan; mereka juga tidak memiliki sarana untuk terhubung dengan pertumbuhan. Kadang-kadang kaitan yang hilang itu bersifat fisik. Sebagai contoh, akses ke pasar di beberapa daerah pedesaan terkendala oleh kualitas jalan yang buruk di tingkat kecamatan. Berdasarkan tinjauan pembangunan wilayah, telah dilakukan berbagai upaya antara lain, pertama, daerah perkotaan yang telah dan terus dipersiapkan baik secara politik maupun ekonomi, untuk menyerap ekonomi di daerah-daerah sekitarnya (hinterland) yang sedang tumbuh pesat. Kedua, kendala-kendala atas pertumbuhan usaha non-pertanian di daerah pedesaan telah diatasi bagi daerah daerah yang belum terserap dalam pertumbuhan daerah perkotaan. Dengan kata lain, perbaikan kondisi perekonomian di pedesaan menjadi faktor penentu bagi pengurangan angka kemiskinan, meskipun pada akhirnya usaha-usaha pedesaan itu berubah menjadi usaha-usaha perkotaan. Peningkatan produktivitas pertanian menjadi jalan keluar penting dari peningkatan perekonomian di pedesaan. Namun demikian 20

kegiatan pedesaan nonpertanian juga dapat menjadi batu pijakan peningkatan perekonomian di wilayah pedesaan. Cukup banyak masyarakat yang meningkat kondisi ekonominya, meskipun tetap tinggal di daerah pedesaan dan oleh karena itu, kebijakan pemerintah daerah diarahkan mendorong proses transformasi pedesaan. Di daerah pedesaan, telah terjadi diversifikasi bertahap atas kegiatan-kegiatan ekonomi, yang ditandai dengan adanya ketergantungan pada sumber penghasilan nonpertanian. Proses diversifikasi pedesaan ini mencerminkan kesempatan yang lebih besar untuk pertumbuhan dalam kegiatan ekonomi nonpertanian yang dinamis dibandingkan dalam kegiatan pertanian itu sendiri, meskipun peningkatan produktivitas pertanian masih dipandang sebagai jalan keluar yang paling utama. Selain itu, kebijakan pemerintah daerah sangat berperan dalam usaha peningkatan usaha pertanian dan nonpertanian, dan juga dalam usaha menghubungkan masyarakat dengan pekerjaan yang lebih baik. Di samping itu, melakukan investasi untuk meningkatkan kemampuan masyarakat tampaknya telah dapat memberi hasil yang tinggi. Upaya pendidikan khususnya dengan memacu pendidikan tingkat dasar ke tingkat menengah serta meningkatkan jumlah dan kualitas sekolah menengah di daerah pedesaan, menjadi kunci untuk mendongkrak kemampuan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi. Perbaikan akses kursus informal dapat juga membantu peningkatan kemampuan produktif masyarakat, khususnya di daerah perkotaan. Menghubungkan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah dengan peluang-peluang bagi pertumbuhan adalah upaya yang sangat penting. Dampak keterhubungan juga tinggi, khususnya bagi lapangan kerja sektor formal di luar pertanian. Akses terhadap jalan beraspal sama halnya dengan akses terhadap permodalan di beberapa wilayah. Bagi sebagian besar masyarakat bukan petani melihat bahwa kendala-kendala terpenting yang mereka hadapi terkait dengan: rendahnya permintaan terhadap barang dan jasa yang mereka produksi; kesulitan memperoleh kredit; dan masalah pemasaran akibat buruknya jalan, transportasi dan infrastruktur listrik. Selain itu, ada beberapa langkah kebijakan ekonomi mikro yang penting yang telah dilakukan untuk mendukung berbagai jalan keluar guna peningkatan perekonomian masyarakat. Pertama, upaya memacu produktivitas masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah yang bekerja di sektor pertanian di daerah pedesaan melalui peningkatan akses mereka terhadap pengetahuan dan teknologi pertanian serta upaya peningkatan layanan penyuluhan pertanian. Intervensi yang telah dilakukan antara lain melalui perbaikan jalan pedesaan, serta perbaikan akses terhadap listrik dan irigasi di sebagian kecamatan di Kabupaten Kabupaten Bengkulu tengah. Kedua, upaya memacu 21

produktivitas masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah yang bekerja di sektor nonpertanian. Yang perlu ditekankan di sini adalah upaya melalui peningkatan pendidikan yang lebih baik agar mereka dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik, serta peningkatan pelatihan kerja. Upaya memacu produktivitas masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah yang bekerja di sektor nonpertanian di daerah perkotaan juga memerlukan penekanan pada pendidikan dan pelatihan kejuruan. Namun, cara menghubungkan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah di daerah perkotaan dengan pertumbuhan sedikit berbeda dengan cara di daerah pedesaan. Meskipun perbaikan infrastruktur masih cukup penting bagi peningkatan perekonomian di daerah perkotaan yang paling dibutuhkan adalah menghubungkan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah perkotaan dengan pasar kerja formal. Upaya perbaikan akses kredit permodalan telah terbukti sangat membantu menghubungkan kelompok-kelompok masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah tersebut dengan berbagai peluang. Petani membutuhkan modal untuk membiayai berbagai sarana produksi pertanian; usaha non pertanian di daerah pedesaan mengalami kendala akses modal. Sedangkan usaha di daerah perkotaan, khususnya usaha mikro dan kecil yang melibatkan sebagian besar penduduk miskin juga mengalami kendala untuk mendapatkan kredit modal. Karena itu, langkah-langkah kongkrit harus dilakukan untuk meningkatkan akses kredit komersial yang merupakan bagian penting untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Stabilitas pertumbuhan ekonomi juga tidak lepas dari tantangan berat tingginya laju inflasi. Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barang-barang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam kurun waktu tertentu secara terus-menerus. Harga barang yang ada mengalami kenaikan nilai dari waktu-waktu sebelumnya dan berlaku di setiap wilayah. Akibatnya, terjadi proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Sejak tahun 2005 hingga tahun 2007, laju inflasi mengalami fluktuasi dan kondisinya berada di atas 10%, tahun 2005 sebesar 13,43%, menurun pada tahun 2006 menjadi 10,46%, dan meningkat lagi tahun 2007 menjadi sebesar 11,27%. Laju inflasi ini kemudian dapat dikendalikan dan mengalami penurunan menjadi di bawah 10 % pada tahun 2008 tepatnya berada pada level 9,72%. Dengan inflasi pada kisaran tersebut, justru diharapkan mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian daerah lebih baik, yaitu membuat masyarakat bergairah untuk bekerja dan melaksanakan diversifikasi usaha, menabung dan mengadakan investasi yang dampaknya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah. Meskipun demikian kondisi ini (kisaran 10%) tetap terjaga dan tidak sampai terjadi inflasi yang tak terkendali (hiperinflasi). Yang 22

terakhir ini berpotensi menyebabkan gangguan pada stabilitas ekonomi di mana para pelaku ekonomi enggan untuk melakukan aktifitas dalam perekonomian serta menurunnya daya beli masyarakat secara umum akibat harga-harga yang naik. Tetapi, karena inflasi relatif terkendali, kecenderungan demikian dalam batas tertentu masih bisa dikendalikan. 2.2.2 KESEJAHTERAAN SOSIAL Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bengkulu Tengah sebesar 68,51 pada tahun 2010 dan 68,83 di tahun 2011 (data dari BPS RI, 2012), Angka Kemsikinan di Kabupaten Bengkulu Tengah 5.545 KK (22,35 %) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2010 sebesar 4,14 % dari jumlah Angkatan Kerja 45.445 jiwa untuk tahun 2011 sebesar 2,67 % dari jumlah Angkatan Kerja 51.722 jiwa Tingkat Kesejahteraan sosial masyarakat di Kabupaten Bengkulu Tengah secara umum belum memenuhi standar dan kehidupan yang layak. Hal ini dapat dilihat dari nilai nominal pendapatan perkapita dan jumlah masyarakat miskin. Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Bengkulu Tengah rata-rata di atas Rp. 5.350.000,-/tahun. Lebih dari 45 % Jumlah keluarga yang perlu mendapat perhatian pemerintah. Hal ini dilihat dari jumlah Keluarga yang mendapat bantuan sosial beras keluarga miskin. Untuk tahun 2010 jumlah Penduduk per kecamatan yang mendapat bantuan beras keluarga miskin dapat dilihat dalam Tabel 2.10. Tabel 2.10 Jumlah Keluarga Yang Mendapat Beras Miskin No. Kecamatan Jumlah KK 1 Tabah Penanjung 1465 2 Karang Tinggi 1659 3 Talang Empat 1001 4 Pondok kelapa 3147 5 Pagar Jati 1359 6 Pematang Tiga 1142 23

7 Merigi Kelindang 1129 8 Merigi Sakti 1133 9 Pondok Kubang 974 10 Bang Haji 1056 Jumlah 14.065 Sumber : Dinas Kependudukan dan catatan sipil, Juni 2010 2.2.3. SENI BUDAYA DAN OLAH RAGA Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang beragam yang diwarnai oleh berbagai suku yang sudah lama menetap di Kabupaten Bengkulu Tengah. Penduduk asli Kabupaten Bengkulu Tengah adalah Suku Rejang dan Suku Lembak dan diperkaya oleh suku-suku pendatang lainnya yang menetap dan berusaha di Kabupaten Bengkulu Tengah. Tiga rumpun suku besar yang ada di Kabupaten Bengkulu Tengah adalah : Suku Rejang umumnya tinggal di Kecamatan Taba Penanjung, Kec. Karang Tinggi, Pagar Jati, dan Kecamatan Pematang Tiga sedangkan Suku Lembak umumnya tinggal di Kecamatan Talang Empat, Karang Tinggi dan Kec. Pondok Kelapa dan Suku Jawa umumnya tingal di Kecamatan pondok Kelapa, Pagar Jati dan Kecamatan Talang Empat. Bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari untuk antar suku umumnya menggunakan bahasa Melayu Bengkulu sebagai bahasa komunikasi selain bahasa Indonesia. Untuk komunikasi sesama suku menggunakan bahasa daerah masing-masing suku, seperti Bahasa Rejang, Bahasa Lembak, Bahasa Serawai, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda. Pengaruh Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bengkulu Tengah masih sangat kental, hal ini terlihat seperti dalam upacara perkawinan, Kesenian Syarafal annam dan Kesenian Rebana dan nyanyian-nyanyian berirama padang pasir serta kegiatankegiatan dan ritual lainnya. Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki beberapa obyek wisata yang potensial untuk dikembangkan dalam mendukung perkembangan kabupaten secara keseluruhan. Obyek wisata yang ada di Kabupaten Bengkulu Tengah saat ini adalah cagar budaya dan wisata alam yang amat perlu dipelihara dan dikembangkan. Obyek wisata cagar sejarah yang ada 24

adalah Benteng peninggalan Belanda di Cagar Alam Taba Penanjung. Sedangkan Obyek wisata alam yaitu Hutan Wisata Hutan Lindung Taba Penanjung, Hutan Raya Rajo Lelo, Pantai Sungai Suci di Kecamatan Pondok Kelapa,, Pendakian Puncak Gunung Bungkuk di Kecamatan Pagar Jati dan wisata arung jeram yang dapat dilakukan di beberapa sungai besar yang ada di Kabupaten Bengkulu Tengah. Gambar 2.2 Pantai Sungai Suci dan Bunga Rafflesia Arnoldi Obyek wisata yang potensial dikembangkan adalah Air terjun datar lebar di Taba Penanjung, Air terjun Curup Embun I dan II di Desa Lagan Bungin Kec. Talang Empat, air terjun di Desa Pagar Jati. Sedangkan pasilitas pendudung dalam pengembangan wisata yaitu Hotel Dianty, Tahura Hotel, Sungai Suci Hotel dan Batavia Hotel. 2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM 2.3.1 PEMANFAATAN RUANG 1. Pola Ruang Rencana pola ruang Kabupaten Bengkulu Tengah disusun dengan mempertimbangkan ketentuan penyusunan pola ruang, kebijakan pola ruang nasional dan provinsi, kebijakan pembangunan daerah, kondisi objektif wilayah, daya dukung kawasan, dan daya tampung, serta kebutuhan ruang untuk masa mendatang, maka dapat dirumuskan rencana pola ruang untuk Kabupaten Bengkulu Tengah sebagai berikut. 25

1. Rencana Pola Kawasan Lindung A. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya 1) Kawasan Hutan Lindung Kawasan ini menempati daerah yang rentan terhadap perubahan, karena lereng terjal, salum tanah dangkal, dan struktur geologi yang labil. Kawasan Hutan Lindung ini antara lain Kawasan Lindung Bukit Daun, Bukit Barisan, Bukit Resam, Bukit Nipis dan Bukit Endu terletak di kawasan perbukitan di bagian utara dan timur berbatasan dengan Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang. Kawasan hutan lindung yang ditetapkan termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Bengkulu Tengah adalah kawasan hutan lindung Rindu Hati register 75 di Kecamatan Taba Penanjung dan Bukit Daun register 5 Kecamatan Merigi Kelindang dengan luas total 18.428 (delapan belas ribu empat ratus dua puluh delapan) hektar. 2) Kawasan Resapan Air Kawasan ini terletak di daerah tangkapan air (chathment area) hulu sungai, yakni di seluruh kawasan hutan lindung dan kawasan di luar kawasan hutan lindung yang memiliki kelerengan lebih besar dari 40 persen. Kawasan dengan kelerengan lebih besar dari 40 persen diluar kawasan hutan lindung mencapai luas 151 hektar. Hasil super impose peta kelas lereng lebih besar dari 40 persen dengan peta rawan longsor menunjukkan bahwa hampir seluruh kawasan tersebut merupakan kawasan rawan longsor. Mengingat ancaman bencana alam di Kabupaten Bengkulu Tengah tidak saja dari potensi longsor, namun juga rawan gempa, untuk menghidari bencana yang lebih besar, maka seluruh kawasan yang berada pada kelerengan lebih besar dari 40 persen seyogyanya harus dipulihkan melalui penanaman tanaman yang memiliki fungsi konservasi. Rencana pengelolaan kawasan lebih besar dari 40 persen ini adalah dengan melakukan reboisasi pada kawasan yang sudah kritis dengan pendekatan partisipasi masyarakat lokal yang didukung oleh pemerintah dan lembaga peduli lingkungan lainnya. B. Kawasan Perlindungan Setempat 1) Kawasan Sempadan Sungai Arahan alokasi kawasan sempadan sungai di Kabupaten Bengkulu Tengah seluas 1.819 hektar. Kawasan ini terletak di sepanjang kiri-kanan Air Lemau, Air Bengkulu, dan sungai-sungai lebih kecil lainnya. Beberapa ruas merupakan 26

kawasan hutan dan sebagian ruas lainnya berupa daerah pertanian dan permukiman perdesaan dan perkotaan. Ditinjau dari luasan DAS-nya, seluruh sungai di Kabupaten Bengkulu Tengah tidak ada yang tergolong sungai besar. 2) Kawasan Sempadan Pantai Kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Kawasan ini terletak di sepanjang pantai barat daya Kabupaten Bengkulu Tengah. Beberapa ruas merupakan kawasan semak belukar dan sebagian ruas lainnya berupa permukiman dan perkebunan. Pada kawasan sempadan pantai ini juga terdapat Jalan Nasional Lintas Barat Sumatera. Beberapa ruas telah mengalami abrasi cukup kritis. Arahan alokasi kawasan sempadan pantai di Kabupaten Bengkulu Tengah sepanjang 37,7 kilometer, dengan total luas 419 hektar. Pelestarian kawasan ini perlu dilakukan sebagai daerah penyangga (buffer zone) untuk mengendalikan terjadinya abrasi, menahan gelombang, dan sebagai habitat serta berkembangnya flora dan fauna penting lainnya. Untuk itu pada kawasan ini perlu dilakukan pengendalian secara ketat dengan menghindarkan adanya aktivitas pembangunan secara intensif. Penghijauan kembali dengan jenis-jenis tanaman yang sesuai secara agroekosistem pantai seperti pandan dan dadap pantai perlu dilakukan. Untuk kawasan pantai yang telah dikembangkan dengan intensitas kegiatan yang tinggi seperti pantai Pondok Kelapa, maka perlu dilakukan pengelolaan lingkungan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan dan kerusakan ekologi lainnya. 3) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Kawasan suaka alam di Kabupaten Bengkulu Tengah ini ada dua jenis yaitu: a. Taman Buru Semidang Bukit Kabu terletak di kawasan yang berbukit dan bergelombang di kawasan tenggara Kabupaten Bengkulu Tengah berbatasan dengan Kabupaten Seluma. Secara adminitrasi kawasan ini menempati wilayah Kecamatan Taba Penanjung dan Karang Tinggi; b. Taman Hutan Raya Raja Lelo terletak di kawasan dataran rendah di bagian baratdaya Kabupaten Bengkulu Tengah berbatasan dengan Kota Bengkulu. Secara adminitrasi kawasan tahura ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Pondok Kubang Berdasarkan hasil super impose dengan peta tutupan lahan hasil interpretasi citra landsat (2009), maka disimpulkan bahwa seluruh kondisi hutan suaka alam 27

(Tahura Raja Lelo, Taman Buru Semindang Bukit Kabu, dan Cagar Alam) berada dalam keadaan yang rusak. Dari total luas 5.619 hektar, seluruhnya telah berubah penggunaan, yakni seluas 5.211 hektar berubah menjadi kebun campuran dan seluas 408 hektar berubah menjadi permukiman. Perubahan pola penggunaan ini telah menihilkan fungsi kawasan ini sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Selain telah berubah pola penggunaannya, terhadap kawasan ini sebagian telah dikeluarkan Ijin Usaha Pertambangan (IUP). Untuk kawasan suaka alam yang tidak dibebani IUP, maka perlu segera dilakukan usaha pengembalian fungsi ekologisnya, yakni melalui kegiatan penghijauan kembali dengan jenis-jenis tanaman yang endemis. 4) Kawasan Rawan Bencana Alam Di Kabupaten Bengkulu Tengah kawasan yang rawan longsor tanah berada di lereng-lereng curam (lebih besar dari 60 persen), pada umumnya di kawasan hutan lindung dan sebagian lainnya di kawasan budidaya. Beberapa kecamatan yang memiliki kerawanan tanah longsor adalah Kecamatan Pematang Tiga, Bang Haji, Merigi Sakti, Merigi Kelindang, Taba Penanjung, dan Karang Tinggi. Secara sosial ekonomi kawasan rawan longsor tanah di Kabupaten Bengkulu Tengah ini relatif tidak terlalu berbahaya, karena sebagian besar berada pada kawasan non budidaya (hutan lindung). Hanya beberapa kawasan rawan longsor tanah yang perlu memperoleh kewaspadaan antara lain yang berada di sekitar jalur jalan nasional menuju Kepahiang, terutama di dalam kawasan hutan lindung yang berbukit-bukit. Di Kabupaten Bengkulu Tengah, kawasan rawan bencana banjir berada di Kecamatan Pondok Kelapa, Talang Empat dan sebagian kecil Pondok Kubang, yang merupakan daerah hilir Air Lemau dan Air Bengkulu. Kawasan ini umumnya telah dimanfaatkan untuk areal persawahan dan permukiman. Sedangkan kawasan rawan gelombang pasang terletak di kawasan pesisir yaitu di Kecamatan Pondok Kelapa terutama di Desa Pedati dan Desa Pekik Nyaring. 5) Kawasan Lindung Geologi Beberapa kecamatan yang memiliki kerawanan gempa bumi adalah Kecamatan Pematang Tiga, Bang Haji, Merigi Sakti, Merigi Kelindang, dan Taba Penanjung. Secara sosial sosial ekonomi kawasan rawan longsor tanah di Kabupaten Bengkulu Tengah ini relatif tidak terlalu berbahaya, karena sebagian besar berada pada kawasan non budidaya (Hutan Lindung). Hanya beberapa kawasan rawan longsor tanah yang perlu memperoleh kewaspadaan antara lain yang berada di sekitar jalur jalan nasional menuju Kepahiang, terutama di dalam kawasan hutan lindung yang berbukit-bukit. Sedangkan kawasan rawan bencana tsunami di Kabupaten Bengkulu Tengah terletak di pesisir di Kecamatan Pondok Kelapa dan Pondok Kubang, terutama di Desa Pedati dan Desa Pekik Nyaring. 28

2. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya A. Kawasan Hutan Produksi Di Kabupaten Bengkulu Tengah kawasan hutan yang ada berupa Kawasan Hutan Produksi (HP), yakni kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi tetap di mana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam. Kawasan ini berada di wilayah Kecamatan Taba Penanjung. Pola pengelolaan kawasan hutan ini diarahkan untuk Hutan Tanaman Rakyat (HTR), yakni model pengelolaan hutan parstisipatif yang melibatkan masyarakat sekitar hutan secara berkelompok sebagai subyek pembangunan perhutanan. Ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada Hutan Tanaman Rakyat ini dapat diajukan kepada Kementerian Kehutanan atas nama badan hukum usaha rakyat (kelompok, koperasi, dan lainnya). B. Kawasan Peruntukan Pertanian 1) Kawasan Peruntukan Tanaman Pangan Kawasan peruntukan tanaman pangan diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah dengan pengairan secara irigasi teknis. Kawasan ini sebagian besar menyebar di Kecamatan Pondok Kelapa. Kawasan ini berupa dataran datar dengan jenis tanah aluvial yang memiliki status kesuburan tanah tinggi dan dilengkapi infrastruktur irigasi teknis dan setengah teknis. 2) Kawasan Peruntukan Holtikultura Pengembangan kawasan ini ditujukan untuk menjaga agar kelestarian lahan dapat dipertahankan dan produktivitas lahan dapat ditingkatkan melalui pola pemanfaatan kebun campuran (talun kebun), dengan berbagai tanaman buahbuahan dikombinasikan tanaman kayu-kayuan dan tumpangsari dengan tanaman hotikulutur sayuran (kacang panjang, cabe, tomat, dan lainnya). Kawasan ini mencakup areal seluas 5.663 hektar yang menyebar di seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah, terutama Kecamatan Pagar Jati, Pondok Kelapa, Pondok Kubang, dan Taba Penanjung. 3) Kawasan Peruntukan Perkebunan Sejenis Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman perkebunan yang sejenis (bukan campuran). Perkebunan ini dikelola secara profesional dengan penerapan teknologi budidaya yang optimal. Varietas yang dikembangkan berasal dari jenis unggul dan penerapan teknologi pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman dilaksanakan secara intensif. Tingkat produktivitas per satuan 29

luas tergolong tinggi. Di Kabupaten Bengkulu Tengah, kawasan perkebunan sejenis ini terletak di Kecamatan Karang Tinggi, Taba Penanjung, dan Pondok Kelapa dengan luas kurang lebih 23.013 hektar. 4) Kawasan Peruntukan Peternakan Pengembangan peternakan di Kabupaten Bengkulu Tengah terintegrasi dengan pengambangan pertanian lainnya. Limbah pertanian yang dihasilkan oleh kegiatan budidaya tanaman perkebunan dan tanaman hortikultura dapat difungsikan sebagai Hijauan Pakan Ternak (HPT). Biji-bijian produksi pertanian juga dapat dijadikan untuk pakan unggas. Untuk itu kawasan pengembangan peternakan dapat tetapkan untuk seluruh wilayah administrasi kabupaten. C. Kawasan Peruntukan Budidaya Perikanan 1) Kawasan Perikanan Tangkap Perairan pesisir untuk kegiatan perikanan tangkap komersil untuk perahu/kapal ikan 10-30 gross ton penekanan pada kegiatan penangkapan udang, ikan pelagis dan ikan laut lainnya skala komersil pada jalur penangkapan lebih besar dari 4 mil dari garis pantai. Pengembangan kawasan minapolitan dibutuhkan guna mendukung pengembangan pembangunan perikanan. Di Pondok Kelapa perlu dikembangkan industri pengolahan hasil ikan guna meningkatkan nilai tambah bagi produk perikanan yang dihasilkan oleh kawasan ini, sehingga dapat memberikan peningkatan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pada umumnya. 2) Kawasan Budidaya Perikanan Di Kabupaten Bengkulu Tengah, budidaya perikanan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis, yakni perikanan air tawar (sungai dan rawa) dan perikanan budidaya perikanan laut. Kawasan budidaya perikanan air tawar menyebar di perairan sungai dan rawa-rawa yang ada. Hingga saat ini pengembangan perikanan air tawar masih didominasi oleh penangkapan ikan di perairan umum (sungai dan rawa), dengan produktivitas 46,6 ton/tahun. Sedangkan pengembangan perikanan budidaya, yakni melalui kolam dan tambak masih tergolong belum berkembang, dengan produktivitas 9,43 ton/tahun. Kawasan budidaya perikanan tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah, terutama Kecamatan Pondok Kelapa, Merigi Sakti, Pagar Jati, dengan luas total sekitar 409 hektar. 3) Kawasan Pengolahan Ikan 30

Kawasan peruntukan pengolahan ikan dialokasikan di Kecamatan Pondok Kelapa, sedangkan kawasan peruntukan perikanan dikembangkan kawasan minapolitan Pondok Kelapa. D. Kawasan Pertambangan Dalam mengelola usaha pertambangan, Pemerintah telah menetapkan Wilayah Pertambangan (WP), yang terdiri dari Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Wilayah Pencadangan Negara (WPN). WUP adalah bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi. WUP ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui koordinasi dengan pemerintah provinsi. Hampir semua wilayah administrasi Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki potensi pertambangan, namun kebijakan pembangunan pertambangan harus mempertimbangkan aspek kelestarian lingkungan. Oleh karena itu kawasan pertambangan diarahkan pada kawasan perbatasan hutan lindung. E. Kawasan Peruntukan Industri Kawasan peruntukan industri yang akan dikembangkan di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah, terdiri atas: a. kawasan industri, dialokasikan pada kawasan Kembang Seri di Kecamatan Talang Empat. b. Kawasan peruntukan industri kecil dan mikro, dialokasikan pada Kecamatan Talang Empat. F. Kawasan Pariwisata Potensi kawasan pariwisata di Kabupaten Bengkulu Tengah sangat beragam jenisnya, namun tidak dapat diplot secara khusus dalam Rencana Pola ruang karena arealnya terlalu kecil. Oleh sebab itu, masing-masing lokasi kawasan wisata di kecamatan dinilai berdasarkan parameter daya tarik lokasi, ketersediaan lahan untuk pengembangan, kelerengan lahan, kerawanan bencana dan aksesibilitas lokasi. Berdasarkan parameter tersebut, maka 3 kecamatan yang diprioritaskan untuk pembangunan pariwisata yaitu Kecamatan Talang Empat, Kecamatan Taba Penanjung, dan Kecamatan Karang Tinggi. G. Kawasan Permukiman Menunjukkan areal kawasan permukiman perdesaan. Kawasan ini menempati areal dengan bentuk wilayah datar-bergelombang (0-15 persen), jenis tanah kambisol, latosol, dan podsolik, dengan pola penggunaan lahan eksisting permukiman dan 31

pekarangan. Kawasan permukiman perdesaan teralokasi menyebar di tiap kecamatan seluas kurang lebih 2.467 hektar. Kawasan permukiman perkotaan. Kawasan ini menempati areal dengan bentuk wilayah datar-berombak (0-8 persen), jenis tanah kambisol dan podsolik, dengan pola penggunaan lahan eksisting permukiman tingkat kepadatan tinggi dan pekarangan. Kawasan permukiman perkotaan ditetapkan meliputi permukiman di wilayah Kecamatan Karang Tinggi, Pondok Kubang, dan Pondok Kelapa dengan luas kurang lebih 2.938 hektar. H. Kawasan Peruntukan Lainnya Kawasan peruntukan lainnya dialokaskan berupa kawasan perkantoran, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, perdagangan dan jasa kabupaten. Secara keseluruhan, rencana pola ruang kabupaten bengkulu tengah sebagai berikut: Rencana Pola Ruang Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2012-2032 No. Rencana Pola Ruang Luas (hektar) (%) A. Kawasan Lindung 31.797 22,2 1. Perlindungan bagi Kawasan Bawahannya 18.579 - a. Hutan Lindung 18.428 15,1 b. Resapan Air 151 0,1 2. Perlindungan Setempat 7.599 - a. Sempadan Sungai 1.819 1,5 b. Sempadan Pantai 419 0,3 c. Ruang Terbuka Hijau 5.361-3. Hutan Suaka Alam 5.619 - a. Cagar Alam (CA) 4 0,003 b. Taman Hutan Raya (Tahura) 1.162 0,9 c. Taman Buru (TB) 4.453 3,6 B. Kawasan Budidaya 90.597 63,4 32

1. Kawasan Hutan Produksi Tetap (HPT) 2.927 2,4 2. Kawasan Hutan Produksi (HP) 357 0,3 3. Kawasan Peruntukan Pertanian 33.773 - a. Peruntukan Tanaman Pangan; 4.097 3,3 b. Peruntukan Hortikultura 5.663 4,6 c. Peruntukan Perkebunan 23.013 18,8 d. Peruntukan Peternakan 1.000 0,8 4. Kawasan Peruntukan Budidaya Perikanan 409 0,3 5. Kawasan Peruntukan Pertambangan 20.930 - Pertambangan Batubara 20.930 17,1 6. Kawasan Peruntukan Permukiman 15.405 - a. Permukiman Perdesaan 2.467 2,0 b. Permukiman Perkotaan 2.938 2,4 c. Relokasi Lahan Permukiman Penduduk 10.000 8,2 7. Kawasan Agropolitan 3.965-8. Kawasan Peruntukan Perkantoran, Pendidikan, Kesehatan, Kebudayaan, Perdagangan dan Jasa 12.831 10,5 Luas Darat 1.223.94 85,64 Luas Laut 2.052.0 14,36 Luas Total Darat + Laut 1.429.14 100 Sumber : RTRW Kab. Bengkulu Tengah, 2012 2. Struktur Ruang 1. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah a. Sistem Jaringan Transportasi Untuk melayani pergerakan barang dan orang secara efektif dan efisien diperlukan pembangunan, peningkatan dan perbaikan jalan yang menghubungkan antar pusat permukiman, peningkatan dan cakupan pelayanan kendaraan angkutan penumpang 33

dan barang serta pembangunan dan peningkatan terminal penumpang. Adapun progam utama yang diperlukan untuk mewujudkan sistem jaringan prasarana angkutan darat adalah: a. Pengembangan jaringan jalan Arteri Primer (Jalan Nasional) yaitu yang menghubungkan simpul-simpul: 1) Nakau - Batas Kota Kepahyang; 2) Kembang Seri - Air Sebakul; 3) Nakau - Air Sebakul; 4) Tugu Hiu - Simpang Nakau; 5) Pasar Pedati - Tugu Hiu; dan 6) Kerkap - Pasar Pedati (Sungai Hitam). b. Jalan Kolektor 3 (Jalan Provinsi) yaitu jalan yang menghubungkan simpulsimpul: 1) Lubuk Durian - Lubuk Sini; 2) Tugu Hiu - Taman Hutan Raya - Simpang Kroya; 3) Klindang - Susup. c. Pemeliharaan, Peningkatan dan Rehabilitasi Ruas-ruas jalan-jalan Kabupaten yaitu jalan yang menghubungkan simpul-simpul: 1) Karang Tinggi - Padang Tambak - Renah Semanek - Renah Lebar - Pelajau Kecamatan Karang Tinggi; 2) Karang Tinggi - Penanding - Dusun Baru 2 Kecamatan Karang Tinggi; 3) Penanding - Pagar Gunung Kecamatan Karang Tinggi; 4) Taba Lagan - Gaja Mati - Semidang-Karang Nanding - Pagar Gunung Kecamatan Karang Tinggi; 5) Karang Nanding - Padang Siring Kecamatan Karang Tinggi; 6) Taba Pasema - Margo Mulyo Kecamatan Talang Empat; 7) Lagan - Taba Lagan Kecamatan Talang Empat; 8) Taba Lagan - Bukit Kecamatan Talang Empat; 9) Taba Lagan - Pagar Jati Kecamatan Talang Empat; 10) Dusun Baru 1 - Taba Jambu Kecamatan Pondok Kubang; 11) Tanjung Terdana - Tahura Kecamatan Pondok Kubang; 12) Tanjung Terdana - Harapan Makmur - Margo Mulyo Kecamatan Pondok Kubang; 13) Pondok Kubang - Tanjung Dalam - Talang Tengah - Paku Haji Kecamatan Pondok Kubang; 34

14) Tanjung Dalam - Pondok Kubang - Dusun Anyar - Renah Lebar Kecamatan Pondok Kubang, Karang Tinggi; 15) Talang Tengah - Lingkar Galling Kecamatan Pondok Kubang; 16) Lubuk Sini - Karang Tengah Kecamatan Taba Penanjung; 17) Bajak - Padang Kedeper Kecamatan Taba Penanjung, Merigi Kelindang; 18) Bajak - Datar Lebar Kecamatan Taba Penanjung; 19) Taba Baru - Surau Kecamatan Taba Penanjung; 20) Taba Teret - Rindu Hati Kecamatan Taba Penanjung; 21) Sukarami - Tanjung Raman Kecamatan Taba Penanjung; 22) Tanjung Raman - Kota Niur Kecamatan Taba Penanjung; 23) Bajak 1 - Padang Kedeper - Jambu - Penembang Kecamatan Merigi Kelindang; 24) Padang Kedeper - Bajak Kecamatan Merigi Kelindang; 25) Pungguk Ketupat - Penembang Kecamatan Merigi Kelindang; 26) Taba Durian Sebakul - Komering Kecamatan Merigi Kelindang, Merigi Sakti; 27) Lubuk Unen Baru - Lubuk Unen - Taba Durian Sebakul - Talang Ambung Kecamatan Merigi Kelindang; 28) Sekayun Hilir - Taba Tengah - Talang Donok Kecamatan Bang Haji; 29) Sekayun - Sekayun Mudik - Sungkai Berayun - Padang Berunai - Air Napal - Talang Panjang - Genting Kecamatan Bang Haji; 30) Talang Panjang - Kembang Ayun Kecamatan Bang Haji; 31) Padang Betuah - Aturan Mumpo Kecamatan Pondok Kelapa; 32) Padang Betuah - Talang Panjang Kecamatan Pondok Kelapa; 33) Sunda Kelapa - Abu Sakin - Sidorejo - Sidodadi - Talang Pauh - Ds.Pondok Kelapa Kecamatan Pondok Kelapa; 34) Sidodadi - Bintang Selatan Kecamatan Pondok Kelapa; 35) Sidodadi - Talang Boseng - Pagar Dewa - Kembang Ayun Kecamatan Pondok Kelapa; 36) Pagar Dewa - Tamiang Kecamatan Pondok Kelapa; 37) Srikaton - Panca Mukti Kecamatan Pondok Kelapa; 38) Srikaton - Srikuncoro Kecamatan Pondok Kelapa; 39) Pasar Pedati - Srikaton Kecamatan Pondok Kelapa; 40) Pasar Pedati - Talang Pauh Kecamatan Pondok Kelapa; 41) Pasar Pedati - Jalan Pantai Sungai Suci Kecamatan Pondok Kelapa; 42) Pematang 3 Lama - Air Kotok Kecamatan Pematang Tiga; 35