BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 2, Tahun 2012 Istiningrum & Sukanti Halaman 64-79

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses dimana induvidu dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk. kehidupan Bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, hal ini sesuai dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB V PEMBAHASAN. model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dan model

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat,bangsa dan negara. Pendidikan diarahkan untuk dapat. menciptakan sumber yang berkualitas dengan segala aspeknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

JURNAL. Oleh: SUYATI NPM Dibimbing oleh : 1. Dra. Budhi Utami, M.Pd. 2. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Hal mendasar yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di suatu Negara. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses yang akan mempengaruhi dalam diri peserta

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil belajar Fiqih antara yang menggunakan Model Pembelajaran. Numbered Heads Together (NHT) dan Konvensional (ceramah) terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Study Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Salah satu cara yang digunakan meningkatkan kualitas pendidikan. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi siswa harus berperan aktif mencari sumber-sumber lain supaya tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NHT (Numbered Heads Together) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, baik secara langsung

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan hidup. Pentingnya pendidikan di Indonesia tercermin dalam

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

oleh : YOGI RAHAYU NPM : P

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar dan penting bagi pembangunan suatu negara. Dengan adanya pendidikan maka akan tercipta insan yang berkemampuan dan berintelektual dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui proses pembelajaran agar tercipta peserta didik yang aktif, memiliki karakter yang baik dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara Pendidikan nasional mempunyai tujuan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional tujuan pendidikan nasional adalah Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Demi tercapainya tujuan pendidikan nasional itu diperlukan adanya perbaikan dalam kegiatan dalam proses pendidikan. Kegiatan utama dalam proses pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada beberapa aspek yaitu kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa dan metoda. Aspek utama dalam proses belajar mengajar adalah guru dan siswa. Kegiatan yang dilakukan antara guru dan siswa dalam hubungannya dengan pendidikan disebut kegiatan belajar mengajar. Sudjana (2009) ada dasarnya proses belajar mengajar merupakan suatu proses terjadinya interaksi guru dan siswa melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan, yakni belajar siswa dan kegiatan mengajar guru. 43).

2 Guru sebagai motivator dan fasilitator, sedangkan siswa sebagai penerima informasi yang diharapkan dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar agar tujuan kegiatan belajar mengajar dapat tercapai. Dalam dunia pendidikan masih saja terdapat banyak kekurangan yang akhirnya dapat menimbulkan masalah dari waktu ke waktu. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kualitas pembelajaran yang dapat dilihat dari proses pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan komponen-komponen di dalamnya pada suatu lingkungan belajar. Terkait dengan hal di atas, maka diperlukan suatu proses pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas diartikan sebagai pembelajaran yang memperhatikan komponen tujuan pembelajaran, materi pelajaran, media pembelajaran, model pembelajaran, serta evaluasi hasil belajar yang dikemas melalui strategi belajar mengajar. Proses pembelajaran di kelas akan berkualitas bila guru dapat memilih model pembelajaran, serta media pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi kelas, tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan. Berdasarkan pengalaman yang dilakukan selama PPL di SMA Islam 1 Surakarta, proses pembelajaran akuntansi yang berlangsung selama ini masih didominasi penggunaan ceramah dan pemberian tugas. Siswa belum sepenuhnya mampu memahami pelajaran yang disampaikan. Data otentik yang diperoleh menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi kelas XI IPS 2 dari hasil penilaian didapat rata-rata nilai sebesar 53,12% siswa yang tuntas dan 46,88% siswa belum tuntas. Hal ini karena dalam menyampaikan materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik guru cenderung menggunakan pendekatan teacher centered. Tidak jarang pada saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang merasa bosan dan mengantuk sehingga kurang memperhatikan materi yang diberikan guru. Permasalahan lain yaitu rendahnya motivasi siswa untuk belajar akuntansi yang terlihat dalam tingkah laku siswa ketika mengikuti pelajaran akuntansi. Sebagian besar siswa cenderung kurang bersemangat untuk

mengikuti pembelajaran akuntansi di kelas, bekerja sama dengan teman atau kelompok dan belum optimalnya kegiatan diskusi dalam mata pelajaran akuntansi. Saat guru menerangkan materi pelajaran akuntansi kepada siswa, siswa cenderung kurang memperhatikan dan berbicara sendiri dengan teman lainnya yang dapat menyebabkan prestasi belajar yang dihasilkan belum maksimal. Oleh karena itu, seorang guru diharapkan dapat memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi sekolah maupun kondisi siswanya. Seorang guru harus mampu menerapkan dan menggunakan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan disampaikan, agar siswa dapat menerima, mengerti, memahami materi yang diajarkan guru, belajar secara efektif, efisien, menyenangkan sehingga tercapai ketuntasan hasil belajar dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam proses pembelajaran motivasi sangat penting. Aunurrahman (2009) berpendapat, erhatian dan motivasi merupakan dua aktivitas yang memiliki keterkaitan yang erat (hlm.114). Hal ini sesuai dengan pengertian motivasi, Hanifah & Cucu menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan dalam rangka perubahan, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor (2009). Aunurrahman (2009) mengungkapkan agar motivasi belajar siswa dapat tumbuh dengan baik, maka guru harus berusaha: a. Merancang dan menyiapkan bahan ajar yang menarik. b. Mengkoordinasikan proses belajar aktif. c. Menggunakan metoda dan teknik pembelajaran yang menyenangkan. d. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa di dalam belajar (misalnya kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tertekan). e. Meyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi. f. Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin pula memberitahukan hasilnya pada siswa. g. Memberitahukan nilai pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata sehari-hari (hlm.118). 3

4 ` Fungsi motivasi dalam belajar menurut Hamalik (2008) antara lain: a. Motivasi mendorong siswa untuk berbuat dalam hal ini berbuat/melakukan kegiatan belajar. b. Motivasi dapat memberikan arah kegiatan yang tepat menuju tercapainya tujuan. c. Motivasi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan (hlm. 96). Dari masalah di atas diperlukan adanya metoda pembelajaran yang lebih inovatif dan lebih bervariatif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang rendah dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dipakai adalah model pembelajaran kooperatif. Cooperative Learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (2010:202). Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Penerapan model pembelajaran kooperatif akan menambah pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan, inovatif, melibatkan siswa, meningkatkan kerja sama dan aktifitas siswa. Pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam pendekatan diantaranya yaitu Student Achivement (STAD), Jigsaw, Investigasi kelompok, Pendekatan struktural yang terbagi dalam dua macam yaitu Think Pair Share dan Numbered Head Together (NHT). Pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda Numbered Head Together. Numbered Head Together merupakan suatu jenis model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Lie (2005) mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan Numbered Head Together: 1. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam kelompok mendapatkan nomor.

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3. Kelompok memutuskan jawaban yang paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini. 4. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka (hlm. 60). 5 Metoda Numbered Head Together dipilih karena metoda ini dapat melibatkan semua siswa dalam kegiatan pembelajaran dan siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. Dengan adanya siswa terlibat secara total dan siswa berdiskusi secara sungguh-sungguh akan berdampak terhadap motivasi siswa. Hal ini senada dengan pendapat Aunurrahman (2009), kesungguhan untuk terlibat di dalam proses belajar, antara lain nampak melalui keaktifan bertanya, mengemukakan pendapat, menyimpulkan suatu pelajaran,mencatat, membuat resume, mempraktikkan sesuatu, mengerjakan latihan- (hlm.180). Numbered Head Together sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok. Ciri khusus dari metoda Numbered Head Together adalah guru hanya menunjuk seorang siswa tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya masing-masing. Melalui cara seperti metoda pembelajaran ini siswa dituntut secara maksimal sehingga siswa mandiri dan tidak hanya bergantung pada teman sekelompoknya. Dalam metoda pembelajaran Numbered Head Together siswa diberi kesempatan untuk memberikan ide-ide dan menerima pendapat orang lain untuk menentukan jawaban yang benar. Seperti yang diungkapkan oleh Hamdani (2010) kelebihan metoda Numbered Head Together: 1. Setiap siswa menjadi siap semua. 2. Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. 3. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai (hlm. 90).

6 Model pembelajaran Numbered Head Together pernah digunakan oleh beberapa peneliti yaitu Kusumojanto dan Herawati (2009) yang menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan menerapkan model NHT meningkat, yang dapat dilihat dari hasil pre test siklus 1 dengan nilai ratarata kelas 42,27 dan ketuntasan klasikal 13,63% mengalami peningkatan menjadi 64,54 dengan ketuntasan klasikal 40,90%, pada pre test dan post test siklus 2 nilai rata-rata kelas 70,45 dengan ketuntasan 72,72% meningkat menjadi 79,54 dengan ketuntasan klasikal 90,90%. Dalam penelitiannya Mahardika (2011) menyimpulkan bahwa penerapan Numbered Head Together dengan media audio visual dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Penelitian lain sejenis yang dilakukan Kurniawan & Istiningrum (2012). Dalam penelitian ini menyimpulkan penerapan metoda pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Share dapat meningkatkan motivasi belajar akuntansi kompetensi dasar menghitung mutasi dana kas kecil siswa kelas X akuntansi 2 SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 yang dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase skor motivasi belajar akuntansi. Penelitian yang lain juga dilakukan Hamid dan Prayitno (2012). Penelitian ini menyimpulkan pembelajaran dengan menggunakan metoda Numbered Head Together dapat meningkatkan kualitas belajar matematika siswa kelas VIII di SMPN 5 Kepanjen Malang. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa penggunaan metoda Numbered Head Together dimungkinkan dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perlu diadakan suatu penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang rendah dan prestasi belajar yang belum maksimal. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan judul yaitu Upaya Peningkatan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Pembelajaran Tipe Numbered Head Together Kelas XI IPS SMA Islam 1

7 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah diartikan pernyataan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut: Apakah penerapan pembelajaran tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar akuntansi kelas XI IPS SMA Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 Adapun definisi operasional dari rumusan masalah tersebut di antaranya: a. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif diartikan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa agar ikut secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan membentuk suatu kelompok secara heterogen. b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Numbered Head Together merupakan suatu metoda belajar dengan cara siswa diberi nomor, kemudian dibuat suatu kelompok dan guru memanggil nomor tersebut secara acak. c. Motivasi Belajar. Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang ada pada diri siswa untuk melakukan suatu tindakan tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. d. Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya yang ditunjukkan dengan nilai tes evaluasi pada materi laporan keuangan.

8 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan rancangan untuk merealisasikan aktivitas penelitian yang akan dilaksanakan sehingga perlu dirumuskan secara jelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar akuntansi kelas XI IPS SMA Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 melalui penerapan pembelajaran tipe Numbered Head Together. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini memberikan kontribusi pada teori pembelajaran akuntansi untuk mengaplikasikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, memberikan kesempatan bagi semua siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran akuntansi, serta untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini selain memberikan kemanfaatan secara teoretis, penelitian ini juga memberikan kemanfaatan secara praktis untuk beberapa pihak yaitu sebagai berikut: a. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada guru mata pelajaran untuk dapat mengaplikasikan model pembelajaran kooperatif yang dapat menumbuhkan persepsi positif siswa sehingga suasana pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan serta dapat meningkatkan motivasi siswa. b. Bagi Siswa Apabila metoda Numbered Head Together diterapkan di sekolah, maka diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi. Selain itu hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar baru, belajar lebih mudah, menyenangkan dan diharapkan dapat

9 meningkatkan motivasi belajar siswa serta meningkatkan prestasi belajar siswa. c. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan mengenai penerapan model-model pembelajaran kooperatif yang disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi bagi penelitian berikutnya.