Journal of Primary Education

dokumen-dokumen yang mirip
Journal of Elementary Education

Unnes Physics Education Journal

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENERAPAN MODEL TEAM GAME TOURNAMENT

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Journal of Elementary Education

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MICROSOFT POWER POINT

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA. Abstrak. Abstract. Gallant Alim Purbowo, Mashuri, Putriaji Hendikawati

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume II No 1, Januari 2016

Economic Education Analysis Journal

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING-PROMPTING DENGAN PENILAIAN PRODUK

Automotive Science and Education Journal

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Indonesian Journal of History Education

Inge Ratna Dwi Alitalya, Puger Honggowiyono. Kata-kata kunci: Numbered Head Together (NHT), CTL, NHT berbasis CTL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

Automotive Science and Education Journal

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

Automotive Science and Education Journal

Journal of Mechanical Engineering Learning

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SDN 11 KURAO PAGANG PADANG

Automotive Science and Education Journal

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 34 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

Unnes Physics Education Journal

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 SALATIGA JURNAL

PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

HELDA WAHYUNI NIM:

Pengaruh Permainan Scramble dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar

BAB III METODE PENELITIAN. research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen.

Randika Gustina, Gustimal Witri, Eddy Noviana

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1

Journal of Innovative Science Education

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi

Journal of Primary Education

JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB III METODE PENELITIAN

Mahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah

I. METODE PENELITIAN. di SMPN 3 Tulang Bawang Tengah pada bulan Mei Bawang Tengah yang terdiri dari lima kelas. Sedangkan sampel dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

Journal of Elementary Education

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SCRAMBLE DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADAPOKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMAN 1 UJUNGBATU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

ABSTRACT. Keywords: Buzz Group, quiz, learning outcome

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil

Unnes Physics Education Journal

Fashion and Fashion Education Journal

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

III. METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sigi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk pretest-posttest control group design menggunakan satu jenis

Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia Volum 2 Nomor 2 bulan September Page p-issn: e-issn:

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh ENIE RUSMALINA

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro

Journal of Physical Education and Sport

Transkripsi:

JPE 4 (1) (2015) Journal of Primary Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe PERBANDINGAN DAN HUBUNGAN ANTARA SKOR TES, KEAKTIFAN, DAN KETERAMPILAN PROSES MENGGUNAKAN SCRAMBLE BERBANTUAN CD Rizki Umi Nurbaeti, Suharto Linuwih, Saiful Ridlo Prodi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Juni 2015 Disetujui Juli 2015 Dipublikasikan Agustus 2015 Keywords: test scores, activeness, process skills, scramble Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: 1) apakah ada perbedaan skor tes antara scramble berbantuan CD dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah berbantuan CD; 2) apakah ada perbedaan antara skor keaktifan dan keterampilan proses siswa dalam scramble berbantuan CD dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah berbantuan CD; 3) apakah ada hubungan antara keaktifan dan skor tes siswa dalam pembelajaran daur air menggunakan model scramble berbantuan CD; 4) apakah ada hubungan antara keterampilan proses dan skor tes siswa dalam scramble berbantuan CD. Hasil uji t skor tes, keaktifan, dan keterampilan proses diperoleh t hitung t tabel, maka hipotesis yang menyatakan ada perbedaan skor tes, keaktifan, dan keterampilan proses antara pembelajaran menggunakan model scramble berbantuan CD dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah berbantuan CD diterima. Hasil uji korelasi diperoleh r hitung r tabel, maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara keaktifan dan keterampilan proses dengan skor tes dalam pembelajaran menggunakan model scramble berbantuan CD diterima. Jadi, ada perbedaan dan hubungan antara skor tes, keaktifan, dan keterampilan proses siswa dalam pembelajaran daur air menggunakan model scramble berbantuan CD dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah berbantuan CD. Abstract The purpose of this study was to analyze: 1) there is a difference between test scores in learning water cycle using CD-assisted scramble and CD-assisted lecturing method; 2) there is a difference in activeness and process skills scores of students in learning water cycle using CD-assisted scramble and CD-assisted lecturing method; 3) there is a correlation between activeness and test scores of students in learning water cycle using CD-assisted scramble; 4) there is a correlation between process skills and test scores of students in learning water cycle using CD-assisted scramble. The t test results of test scores, activeness, and the process skills obtainedt value t table, so the hypothesis that states that there is deference between the test scores, activeness, and process skills between learning using CD-assisted scramble and learning using CD-assisted lecturing is accepted. The correlation test results obtained r value r table, so the hypothesis which states that the relationship between activeness and processing skill with test scores in learning using CD-assisted scramble model is accepted. So, it means that there is a difference and correlation between the test scores, activeness and process skills in learning water cycle using CD-assisted scramble model and CD-assisted lecturing method. 2015 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233 E-mail: pps@unnes.ac.id ISSN 2252-6889 42

PENDAHULUAN Pembelajaran yang berkualitas tidak bergantung pada satu komponen saja yaitu guru, melainkan sebagai sebuah sistem dalam satu sekolah. Komponen-komponen tersebut antara lain berupa program pelaksanaan pembelajaran, siswa, sarana dan prasarana pembelajaran, dana, lingkungan masyarakat, dan kepemimpinan kepala sekolah. Komponen program pelaksanaan pembelajaran diperlukan model pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Suprijono (2013) model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat mengembangkan kemampuan akademik dan interaksi sosial siswa, meningkatkan keaktifan siswa, serta membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar. Motivasi belajar tercipta jika guru dan siswa mengkondisikan situasi pembelajaran di kelas menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan. Guru harus mampu membimbing siswa, tidak sekedar menekankan penguasaan pengetahuan, tetapi lebih menekankan apa yang dipelajari, sehingga terbentuk sebagai milik siswa yang berguna dalam kehidupannya. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran yang menyenangkan sangat membantu siswa dalam menerima konsep yang diajarkan secara efektif. Menurut Taylor (Huda 2013), scramble merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir siswa. Kelebihan model pembelajaran scramble yaitu melatih siswa untuk berpikir cepat dan tepat, mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal dengan jawaban acak yang menyenangkan seperti permainan, serta melatih kedisiplinan siswa. Model pembelajaran scramble merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dan bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran. Model pembelajaran kooperatif menekankan pada interaksi dan kerjasama siswa dalam sebuah kelompok. Model pembelajaran kooperatif didasarkan pada falsafat homo homini socius. Maksudnya adalah manusia sebagai makhluk sosial, dimana kerjasama/ interaksi positif menjadi suatu hal yang sangat penting dalam mencapai kesuksesan, termasuk dalam hal pembelajaran. Penelitian Isik & Tarim (2009) juga menunjukkan bahwa cooperative learning lebih efektif daripada metode konvensional. Berdasarkan observasi di kelas V SD dalam Gugus Pangeran Diponegoro Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang, permasalahan pembelajaran yang terjadi dan harus mendapat pemecahan yaitu kerja sama antara siswa belum tampak; aktivitas mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan belum tampak; banyak siswa yang ribut, tidak fokus dengan pembelajaran, sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam mengerjakan tugas dari waktu yang sudah ditentukan oleh guru. Selain itu, guru masih menggunakan metode yang kurang bervariasi sehingga tidak menarik perhatian siswa, sehingga siswa merasa bosan. Dari permasalahan dalam pembelajaran tersebut, maka diperlukan model pembelajaran yang tepat yaitu model pembelajaran scramble. Penggunaan CD pembelajaran dapat menarik perhatian siswa dan membantu menguasai materi pembelajaran; memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal (teoritis), membangkitkan minat dan motivasi siswa, meningkatkan keaktifan siswa, membantu guru dalam proses pembelajaran; serta siswa dapat belajar sendiri di rumah dengan adanya media pembelajaran dalam bentuk CD. Oleh karena itu, perlu dianalisis lebih mendalam tentang hasil belajar siswa kelas V yang bisa diperoleh dari penerapan model scramble berbantuan CD pada pembelajaran daur air. Analisis hasil belajar tersebut meliputi skor tes, keaktifan, dan keterampilan proses siswa. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain quasi eksperimen yaitu nonequivalent control group design. Populasi 43

penelitian ini adalah kelas V SD Negeri Gugus Pangeran Diponegoro Comal. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Purwoharjo sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri 06 Purwoharjo sebagai kelas kontrol. Variabel bebas adalah model pembelajaran dan variabel terikat adalah hasil belajar berupa skor tes, keaktifan, dan keterampilan proses. Metode pengumpulan data menggunakan teknik tes dan observasi. Prosedur penelitian yang dilakukan yaitu: 1) menentukan kelas eksperimen dan kontrol, kelas eksperimen dikenai model scramble berbantuan CD, sedangkan kelas kontrol dikenai metode ceramah berbantuan CD; 2) mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu silabus, RPP, LKS, instrumen tes, dan lembar observasi; 3) melakukan validasi isi instrumen tes dan lembar observasi oleh penilai ahli; 4) mengadakan uji coba instrumen tes yang dilakukan di luar sampel penelitian untuk menentukan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda instrumen tes; 5) memberikan tes awal (pretest) untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen; 6) menganalisis nilai pretest untuk masing-masing kelas; 7) mengukur hasil variabel keaktifan; 8) mengukur hasil variabel keterampilan proses; 9) memberikan tes akhir (posttest) untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen; 10) menganalisis nilai hasil tes akhir untuk masing-masing kelas; 11) membandingkan skor tes, keaktifan, dan keterampilan proses kelas eksperimen dan kelas control; dan 12) menguji hubungan antara keaktifan dan keterampilan proses dengan skor tes. HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata skor pretest di kelas kontrol sebesar 63,1 dan di kelas eksperimen 65,6. Ratarata skor posttest kelas kontrol sebesar 69,4 dan di kelas eksperimen sebesar 79,9. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan skor tes siswa di kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dimana skor tes siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan skor tes siswa kelas kontrol. Rata-rata skor keaktifan siswa di kelas kontrol adalah 40,9 dan di kelas eksperimen adalah 45,6. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan skor keaktifan siswa di kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dimana skor keaktifan siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan skor keaktifan siswa di kelas kontrol. Skor keterampilan proses siswa di kelas eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan skor keterampilan proses siswa di kelas kontrol. Hasil uji t untuk skor tes siswa menunjukkan bahwa t hitung > t tabel, nilai t hitung adalah 6,30 dan t tabel (df=78, α=5%) adalah 1,99. Jadi, ada perbedaan skor tes antara scramble berbantuan CD dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah berbantuan CD. Hasil uji t untuk skor keaktifan dan keterampilan proses menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel, baik pada skor keaktifan maupun keterampilan proses. Jadi, ada perbedaan skor keaktifan dan keterampilan proses siswa dalam pembelajaran daur air menggunakan model scramble berbantuan CD dengan pembelajaran IPA menggunakan metode ceramah berbantuan CD. Uji korelasi dilakukan untuk menguji hipotesis Terdapat hubungan antara keaktifan dan skor tes siswa dalam pembelajaran IPA materi daur air menggunakan model scramble berbantuan CD dan Terdapat hubungan antara keterampilan proses dan skor tes siswa dalam pembelajaran IPA materi daur air menggunakan model scramble berbantuan CD. Hasil uji korelasi antara keaktifan dan skor tes menunjukkan bahwa r hitung > r tabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keaktifan dan skor tes siswa dalam scramble berbantuan CD. Hasil uji korelasi antara keterampilan proses dan skor tes menunjukkan bahwa r hitung > r tabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keterampilan proses dan skor tes siswa dalam pembelajaran daur air menggunakan model scramble berbantuan CD. 44

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif scramble dapat meningkatkan skor keaktifan siswa dalam pembelajaran. Keaktifan tersebut meliputi berbagai macam aktivitas siswa, yaitu visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities. Visual activities meliputi perhatian terhadap CD dan perhatian terhadap LKS; emotional activities meliputi sikap dalam menyelesaikan tugas dan sikap dalam proses pembelajaran; writing activities meliputi kemampuan dalam mengerjakan LKS dan kemampuan dalam mencatat; mental activities meliputi kemampuan dalam menyelesaikan soal dan tugas rumah dan kemampuan dalam mengikuti pembelajaran; listening activities meliputi kemampuan dalam proses pembelajaran dan interaksi dalam pembelajaran; oral activities meliputi kemampuan dalam berpendapat dan kemampuan dalam presentasi; motor activities berupa interaksi dalam kelompok; serta drawing activities berupa membuat gambar dengan ide/ kreasi sendiri. Semua kriteria keaktifan harus dikuasai oleh siswa, karena aktivitas siswa adalah hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah sehingga perlu diperhatikan oleh guru agar pembelajaran yang ditempuh memperoleh hasil yang optimal. Dalam belajar diperlukan aktivitas karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat dan bertingkah laku. Pembelajaran akan lebih bermakna dan tahan lama apabila siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, karena aktivitas siswa sangat menentukan kualitas pembelajaran. Menurut Nasution (2004) pengajaran modern mengutamakan aktivitas siswa. Dari pendapat Nasution tersebut, jelas terlihat bahwa scramble berbantuan CD mengutamakan aktivitas siswa sehingga memberikan hasil belajar yang optimal. Berdasarkan hasil penelitian tentang keaktifan siswa, emotional activities merupakan persentase yang tertinggi, kemudian visual activities. Hal tersebut sesuai dengan simpulan Tatar (2012) yang menyatakan bahwa penggunaan CD pembelajaran dapat menarik perhatian siswa, menumbuhkan motivasi belajar siswa, materi pembelajaran akan lebih jelas sehingga mudah dipahami dan dikuasai siswa, pembelajaran lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan, serta siswa lebih banyak melakukan aktivitas belajar seperti mengamati, mendemonstrasikan, dan sebagainya. Hasil uji t skor keaktifan siswa menunjukkan bahwa t hitung t tabel (2,565 1,99), maka H 0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan ada perbedaan skor keaktifan siswa dalam scramble berbantuan CD dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah berbantuan CD. Karamustafaoglu (2011) menyebutkan beberapa dasar dari keterampilan proses seperti kemampuan observasi, verifikasi, merancang, dan memprediksi. Kemampuan tersebut merupakan dasar bagi siswa dalam melakukan proses inkuiri yaitu menemukan suatu hal yang baru dari pembelajaran. Tanpa adanya penguasaan keterampilan proses, maka siswa tidak dapat mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran sains. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses siswa mengalami peningkatan dengan pembelajaran scramble berbantuan CD. Skor keterampilan proses siswa memiliki persentase yang berbeda-beda. Keterampilan proses siswa terdiri dari enam keterampilan yaitu keterampilan mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Kemampuan mengamati meliputi membaca informasi dari CD dan membuat rangkuman materi setelah mempelajari CD, kemudian mengukur meliputi kemampuan mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, mengkomunikasikan berupa kemampuan membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas, menyimpulkan berupa kemampuan merangkum hasil pembelajaran, mengklasifikasi berupa membuat daftar yang ada pada LKS, serta memprediksi berupa kemampuan mencari jawaban dari pertanyaan teman. Hasil uji t skor keterampilan proses menunjukkan bahwa t hitung t tabel (5,805 45

1,99), maka H 0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan ada perbedaan skor keterampilan proses siswa dalam pembelajaran daur air menggunakan model scramble berbantuan CD dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah berbantuan CD. Dari hasil penelitian tentang keterampilan proses tersebut, sesuai dengan pendapat Hancer dan Yilmaz (2007) bahwa keterampilan proses sains mutlak dibutuhkan siswa, terkait dengan tuntutan bahwa individu dan remaja pada khususnya harus memiliki kemampuan yang tinggi untuk memecahkan permasalahan terkait sains dan teknologi yang terjadi dalam masyarakat. Jadi dalam pembelajaran guru harus bisa mengoptimalkan keterampilan proses yang dimiliki masing-masing siswa. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran scramble yang sudah terbukti bahwa skor keterampilan proses siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan scramble berbantuan CD lebih tinggi daripada metode ceramah berbantuan CD. Data skor pretest dan posttest yang sudah terkumpul kemudian diolah untuk pengujian prasyarat analisis, yaitu uji normalitas dan homogenitas. Hasil uji normalitas skor pretest dan posttest di kelas kontrol maupun eksperimen dinyatakan data berdistribusi normal. Uji homogenitas skor pretest dan posttest di kelas kontrol maupun eksperimen dinyatakan data homogen. Setelah data pretest dan posttest dinyatakan berdistribusi normal dan homogen berarti pengujian hipotesis bisa dilakukan. Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, untuk mengetahui adanya perbedaan skor posttest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Dari olah data menggunakan SPSS 17 diperoleh t hitung sebesar 6,30 dan t tabel (df=78, α=5%) adalah 1,99. Jadi, t hitung t tabel (6,30 1,99), berarti dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan skor tes antara scramble berbantuan CD dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah berbantuan CD. Setelah uji t selesai dilanjutkan uji korelasi untuk mengetahui adanya hubungan antara keaktifan dan keterampilan proses siswa dengan skor tes siswa dalam pembelajaran daur air menggunakan model scramble berbantuan CD. Hasil uji korelasi antara keaktifan dan skor tes siswa menggunakan SPSS 17 diperoleh r hitung r tabel (0,557 0,321), jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keaktifan dan skor tes siswa dalam pembelajaran daur air menggunakan model scramble berbantuan CD. Hasil uji korelasi antara keterampilan proses dan skor tes siswa menggunakan SPSS 17 diperoleh r hitung r tabel (0,531 0,321), jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keterampilan proses dan skor tes siswa dalam scramble berbantuan CD. Hasil penelitian sesuai hasil penelitian Suzuki (2012) yang menyimpulkan bahwa reversibility contributes to the difficulty of comprehending scrambled sentences... children s processing is basically the same as adults. Kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa kecepatan pemrosesan kalimat acak pada anak-anak pada dasarnya sama dengan orang dewasa. Siswa bisa menyelesaikan soal dengan batas waktu yang ditentukan. Dalam metode scramble, siswa tidak hanya diminta untuk menjawab soal, tetapi juga menerka dengan cepat jawaban soal yang sudah tersedia, tetapi masih dalam kondisi acak. Seseorang akan menjawab dengan cepat dan tepat apabila sebelumnya mereka sudah belajar, kemudian mampu menyimpan pada ingatannya. Ketepatan dan kecepatan berpikir dalam menjawab soal menjadi salah satu kunci permainan model pembelajaran scramble. Skor siswa ditentukan oleh seberapa banyak soal yang benar dan seberapa cepat soal-soal tersebut dikerjakan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1) ada perbedaan skor tes antara pembelajaran IPA materi daur air menggunakan model scramble berbantuan CD dengan pembelajaran yang 46

menggunakan metode konvensional berbantuan CD, skor tes pada pembelajaran model scramble berbantuan CD lebih tinggi daripada skor tes pembelajaran konvensional berbantuan CD; 2) ada perbedaan skor keaktifan dan keterampilan proses siswa antara pembelajaran IPA materi daur air menggunakan model scramble berbantuan CD dengan pembelajaran IPA menggunakan metode konvensional berbantuan CD; 3) ada hubungan antara keaktifan dan skor tes siswa dalam pembelajaran IPA materi daur air menggunakan model scramble berbantuan CD, jadi apabila skor keaktifan siswa tinggi, maka skor tes siswa juga tinggi; 4) ada hubungan antara keterampilan proses dan skor tes siswa dalam pembelajaran IPA materi daur air menggunakan model scramble berbantuan CD, jadi apabila skor keterampilan proses siswa tinggi, maka skor tes siswa juga tinggi. Berdasarkan simpulan, saran yang dapat penulis berikan adalah: 1) kemampuan yang diukur dalam penelitian ini yaitu hasil belajar berupa skor tes, keaktifan, dan keterampilan proses siswa. Bagi peneliti lain bisa mengukur berbagai kemampuan siswa yang lain, dan 2) pembelajaran kooperatif scramble bisa diterapkan di semua mata pelajaran, sehingga peneliti lain bisa menerapkan pada mata pelajaran selain IPA. DAFTAR PUSTAKA Hancer, A. H. dan Yilmaz, S. 2007. The Effects of the Characteristics of Adolescence on the Science Process Skills of the Child. Journal of Applied Sciences, Volume 7. Huda, M. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 47