BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. pertama, yaitu kategori kosakata dasar yang dikuasai siswa di sekolah dasar sesuai dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif ditunjang oleh metode kuantitatif. Metode

BAB VII FAKTOR - FAKTOR YANG MEMENGARUHI SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa,

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

BAB I PENDAHULUAN. maupun isyarat. Bahasa digunakan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kesalahan berbahasa dalam karangan siswa kelas VI SD Al-Kautsar

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB 1 PENDAHULUAN. sepuluh. Menurut Kridalaksana kelas kata terbagi sepuluh macam sebagai

BAB I PENDAHULUAN. awal untuk meningkatkan sumber daya manusia. adalah satu bidang yang tidak mungkin bisa lepas dari kemajuan IPTEK, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencapaian tujuan belajar tercermin dari kemampuan belajar siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia dan bahasa Inggris, dapat penulis simpulkan hal-hal sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

PENELITIAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI CEMARA DUA SEBAGAI RINTISAN SEKOLAH DASAR BERTARAF INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi menekankan pada kecakapan-kecakapan yang berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. seluruh cabang matematika seperti Aljabar, Aritmatika, Analisis dan

BAB I PENDAHULUAN. terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar. ragam. Untuk memperoleh keterampilan berbahasa, mula-mula anak pada

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB V KESALAHAN DALAM PEMEROLEHAN BAHASA. dalam kata, pemerolehan dalam kalimat, dan pemerolehan makna dalam kalimat.

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendengarkan, berbicara/ bercerita, membaca, dan menulis/mengarang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapaikah tujuan pembelajaran matematika. Hasil belajar diperoleh dari

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

Mika Hikmaya Sari* Yudi Budianti* Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika, Metode Pemecahan Masalah Model Polya.

BAB I PENDAHULUAN. kelulusan peserta didik di berbagai jenjeng pendidikan di Indonesia mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara rutin manusia pasti berintaraksi dengan lingkungan sekitar. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

Bab 1 Tujuan dan Isi Tahap 1

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi bersifat universal. Artinya, hampir tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam berbagai kesempatan. Dari observasi yang dilakukan penulis. bagian yang paling tinggi tingkat kesulitannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PERKEMBANGAN DAN PEMEROLEHAN BAHASA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. 7.1 Simpulan Sejalan dengan permasalahan yang dirumuskan dan berdasarkan hasil analisis

BAB I PENDAHULUAN. Itulah gunanya tertib berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa. Tata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan hasil penelitian, maka

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar

I. PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang penting untuk dikuasai

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia harus terus ditingkatkan kualitas pribadi, kemampuan berkarya dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lain atau bahasa kedua yang dikenal sebagai pengetahuan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

tenaga (sumber daya manusia) yang memiliki pengetahuan matematika yang cukup. Menyadari pentingnya peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pertama, terdapat kecenderungan semakin tinggi motivasi belajar, aktivitas belajar

BAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

KONTRIBUSI KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS, FASILITAS KELAS DAN IKLIM KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS BILLINGUAL DI SMP NEGERI 1 PACITAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rianti Aprilia, 2015

DORONGAN BELAJAR SISWA PASCA PEMBERIAN BOS TESIS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. maka pada bagian ini disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

Transkripsi:

132 BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN 8.1 Simpulan Simpulan ini disarikan dari hasil pembahasan secara komprehensif dari permasalahan pertama, yaitu kategori kosakata dasar yang dikuasai siswa di sekolah dasar sesuai dengan kurikulum bahasa Inggris. Simpulan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Setelah dilakukan tes pada siswa, kosakata sekolah dasar yang dipelajari siswa kelas VI pada tahap flying high, baik di SDN 8 maupun RSBI Muhammadiyah 2, menunjukkan rata rata pada adverbia (59); pronomina (22); dan partikel (14). Dalam konteks ini berarti hasil kemampuan penguasaan kosakata adverbial, pronomina, dan partikel siswa SDN 8 dan RSBI Muh. 2 menunjukkan siswa tuntas dalam menguasai kosakata dari daftar kosakata yang harus dipelajari. Penguasaan kosakata siswa rata rata pada nomina (297); adjektiva (44) dan ; numeral ( 13,5). Kemampuan kosakata rata rata pada nomina paling tinggi. Hal ini karena nomina merupakan kata benda yang menunjukkan gambaran kongkret atau nyata dan mudah untuk dipelajari dan siswa mampu mengingat kosakata kategori nomina. Penguasaan siswa yang paling rendah adalah numeral (13,5). Pada kategori kosakata numeral siswa mempelajari menghitung angka. Dalam hal ini siswa mengalami kesulitan karena pengajaran pada bahasa Inggris menghitung angka hampir tidak pernah dilakukan, kecuali di RSDBI Muhammadiyah 2. Pengajaran bidang matematika menggunakan bahasa Inggris karena RSDBI adalah Rintisan Sekolah Dasar Berbasis Internasional.

133 Pemerolehan bahasa siswa pada tataran fonologi adalah adanya salah pengucapan karena tidak pernah mendengar kosakata tersebut sebelumnya. Pada saat membaca siswa tidak berkonsentrasi sehingga terpengaruh dengan bahasa ibu (L1). Misalnya, kata she diucapkan [sә], pengucapan menyerupai penulisannya. Bentuk pengucapan yang benar adalah [ i]. Pada tataran sintaksis, siswa tidak menguasai kategori setiap kata dalam membuat kalimat dan ini berhubungan dengan semantik. Bila kalimat tidak berstruktur sesuai dengan kaidah tata bahasa maka kalimat tersebut tidak bermakna. Kesalahan yang sering dibuat siswa di kedua sekolah dasar tersebut dalam membuat kalimat sederhana adalah misordering, yaitu bentuk konstruksi pemerolehan bahasa dari susunan kata sesuai dengan kategorinya dalam kalimat, misordering kesalahan penempatan bentuk morfem atau kelompok morfem dalam konstruksi kalimat sederhana. Kalimat-kalimat yang diberikan pada siswa untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran membuat kalimat sederhana, ditemukan banyak kesalahan yang dilakukan siswa dalam menempatkan kategori kata dalam kalimat sehingga kalimat tersebut tidak berstruktur dan tidak bermakna. Hal ini disebabkan oleh siswa yang belum memahami kategori kata dalam kalimat, fungsi, bentuk, dan penempatannya sesuai dengan kaidah bahasa. Faktor faktor kesulitan yang dialami siswa dalam menempatkan kata pada kalimat sederhana adalah (1) latar belakang pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidangnya yang menghambat proses pembelajaran, penyampaian kaidah bahasa dalam bentuk fonologi, sintaksis, dan semantik tidak optimal; (2) Guru menyampaikan pembelajaran tidak dengan cara menyenangkan, memberikan games, dan memberikan kuis; (3) Guru tidak memilih bahan ajar yang tepat dan mengalokasikan waktu pembelajaran bagi siswa sesuai dengan kompetensi dasar; (4) Guru jarang berbicara dan berdialog ringan dengan para siswa dalam bahasa Inggris di dalam

134 kelas, akibatnya, para siswa tidak terbiasa mendengar orang lain berbicara bahasa Inggris; (5) Pelajaran terlalu ditekankan pada tata bahasa (bukan pada percakapan), jarang diberi arahan mengenai apa dan bagaimana fungsi dari kategori kata pada tatabahasa yang dipelajari; (6). Tidak adanya prasarana laboratorium bahasa yang sangat membantu siswa dalam pemahaman materi; (7). Dalam menerima pembelajaran siswa kurang memperhatikan guru, kurangnya motivasi dan minat belajar, tidak percaya diri, dan tidak ada kepedulian prestasi; (8). Tidak standarnya jumlah siswa dalam kelas, yaitu 45 siswa sampai 50 siswa, jumlah standar siswa yang ideal dalam kelas yaitu 25 siswa sampai 30 siswa; (9). Siswa kurang belajar dengan tekun, kurang berlatihan secara berulang ulang, siswa pun tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru; (10). Kondisi belajar yang jarang mengunakan L2 dalam kegiatan sehari-hari; dan 11). Guru dan para siswa jarang berinteraksi dengan penutur asli sehingga penguasaan kosakata dan perakitan kata menjadi kalimat sangat kurang. Kondisi tersebut di atas dapat diperbaiki dengan bertahap untuk mengatasi permasalahan dan kurangnya dana untuk meningkatkan prasarana dalam sekolah. Pihak sekolah dengan selektif menempatkan guru sesuai dengan bidang yang dikuasai guru dalam pembelajaran, melakukan studi banding atau kunjungan di sekolah yang lebih maju sebagai masukkan dalam peningkatan sumberdaya guru, sarana dan prasarana, teknik dan sistem pembelajaran, mengikuti seminar atau workshop mengenai pembelajaran, melakukan pertemuan antar guru bahasa Inggris per periode untuk peningkatan pembelajaran dan kualitas materi yang aka disampaikan pada siswa. Sebagai guru sangat diharapkan lebih konsentrasi dalam membimbing dan mendidik siswa dengan penuh keiklasan, kesabaran, kelembutan, dan tersenyum, memberikan masukan, saran, latihan, pekerjaan rumah, tes untuk mengetahui hasil kerja siswa, dan melakukan

135 konseling dengan memberikan motivasi pada siswa yang kurang dalam pergaulan dan pemahaman dalam pembelajaran. 8.2 Saran Ada beberapa saran yang dapat disampaikan dalam tulisan ini. Saran yang dimaksud adalah semacam bahan masukan yang dapat dipergunakan sebagai dasar pertimbangan bahkan acuan bagi para pengambil kebijakan bidang pendidikan. Kebijakan khusus yang dimaksud itu menyangkut penguasaan kosakata yang dijadikan bahan kajian bagi peneliti selanjutnya. Saran saran dikemukakan pada uraian berikut. Dalam proses pembelajaran guru disarankan untuk selalu menekankan fungsi, kategori kata, dan aplikasi dari semua kaidah tata bahasa yang sudah diterangkan guru terahadap siswa. Pastikan pula bahwa siswa benar-benar mengerti pada saat mereka menggunakan struktur bahasa sesuai dengan kaidah kalimat. Berikan tambahan kosakata yang bermanfaat untuk berkomunikasi sesuai dengan kegiatan sehari-hari pada siswa dan memperkenalkan siswa buku cerita bergambar dalam bahasa Inggris supaya siswa gemar membaca dan memperoleh tambahan penguasaan kosakata. Dengan demikian, siswa percaya diri pada saat berbicara dalam bahasa Inggris dengan teman dan guru. Pengulangan materi pada siswa sangat dianjurkan karena merupakan pendalaman materi dari yang telah dipelajari, tidak sekadar mengulang materi yang telah diberikan, tetapi membuat siswa semakin mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari hari. Sebagai guru seharusnya selalu mempertahankan kemampuan bercakap-cakap dengan para siswa menggunakan bahasa Inggris agar kelancaran berbahahasa tetap terjaga. Hal ini sangat dianjurkan dan dimaksudkan untuk memotivasi siswa agar dapat menambah khasanah

136 kata dan berbicara dengan lancar. Sebagai saran, sebaiknya para guru atau pendidik membuat klub (conversation club) untuk ajang bertemu dan bertukar pikiran antarsesama guru atau pendidik bahasa Inggris di gugus yang sama sehingga keahlian guru terjaga. Guru yang profesional adalah guru yang berlatar pendidikan bahasa Inggris, bukan guru amatir, sebagaimana layaknya guru bidang studi lain. Pengajaran dalam pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar berfungsi untuk membangun kemampuan (kompetensi) dasar bahasa Inggris yang kemudian berlanjut di tingkat SMP dan SMA.