I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pengamatan empiris menunjukkan bahwa tidak ada satupun

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

ARAHAN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN KEGIATAN AGRIBISNIS DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh : NURUL KAMILIA L2D

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Statistik KATA PENGANTAR

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2011 MENCAPAI 5,11 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Batam adalah kotamadya kedua di Propinsi Riau setelah Kotamadya Pekanbaru yang bersifat otonom. Tetapi, dengan Keppres

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya dalam jangka panjang akan berdampak terhadap perubahan

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN I/2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

Statistik KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2011

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian sebagai penyedia dan pemenuh kebutuhan pangan di Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan perekonomian nasional. Sektor pertanian memberikan kontribusi dalam perekonomian penduduk Indonesia seperti menyediakan bahan baku industri, menyediakan lapangan kerja, menjadi sumber pendapatan sekaligus menjai sumber devisa. Menurut Suhendra (2004) sektor pertanian merupakan prasyarat bagi pembangunan sektor industri dan jasa. Salah satu pembangunan nasional yang harus dilaksanakan secara terpadu adalah pembangunan bidang industri (Badan Pusat Statistik, 2010). Industri merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Pembangunan nasional dititikberatkan pada pembangunan sektor pertanian, industri penghasil sarana produksi dan industri pengolahan penunjang pertanian (agroindustri). Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan perekonomian Indonesia, sehingga sektor pertanian harus lebih dikembangkan untuk menciptakan pertanian yang maju dan efektif. Salah

2 satu strategi pengembangan yang harus dimiliki Indonesia adalah kebijakan pembangunan yang menjaga keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri dalam bentuk pengembangan agroindustri. Agroindustri merupakan rangkaian kegiatan agribisnis berbasis pertanian yang saling berkaitan dalam suatu sistem produksi, pengolahan, distribusi, pemasaran dan berbagai kegiatan atau jasa penunjangnya. Keterkaitan struktural antar sub-sistem amat vital dan merupakan kunci sukses dalam membangun agroindustri yang tangguh. Kegiatan agroindustri dapat menghasilkan produk pangan dan atau produk non-pangan. Agroindustri sebagai industri pengolahan menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam kontribusinya terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Lampung, khususnya Kota Bandar Lampung. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan besaran dari nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit kegiatan usaha yang berada dalam suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Kota Bandar Lampung menjadi salah satu kota industri di Provinsi Lampung, khususnya industri pengolahan bagi produk-produk pertanian maupun nonpertanian. Industri pengolahan di Kota Bandar Lampung menjadi penyumbang terbesar PDRB bagi Kota Bandar Lampung selama 4 kurun waktu terakhir (2009-2012). Berdasarkan data dari BPS 2013, laju PDRB Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada Tabel 1,

3 Tabel 1. PDRB Kota Bandar Lampung menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2009-2012 (juta rupiah) No Lapangan Usaha 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih Jumlah PDRB (Rp) Share 2009 2010 2011 2012 (%) 1.087.046 1.185.271 1.290.058 1.418.138 5,6 149.287 165.367 183.427 204.450 0,8 3.836.648 4.364.206 4.962.632 5.590.237 22,0 219.111 252.868 289.450 316.765 1,2 5. Bangunan 902.696 1.107.270 1.186.699 1.415.993 5,5 6. Perdagangan, 2.383.390 2.656.031 2.976.031 3.325.722 13,0 Hotel, dan Restoran 7. Pengangkutan dan 3.503.254 4.004.817 4.617.762 5.343.852 20,9 Komunikasi 8. Keuangan, Real 2.525.759 3.094.100 3.842.071 4.576.842 17,9 Estate, dan Jasa Perusahaan 9 Jasa-jasa 2.460.808 2.697.234 2.963.788 3.340.955 13,1 PDRB/GRDP 17.067.998 19.437.165 22.311.918 25.532.953 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2013 Tabel 1 menginformasikan bahwa selama 2009-2012, sektor usaha yang memegang peranan penting adalah sektor industri pengolahan, pengangkutan dan komunikasi, dan keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Pada Tabel 1 terlihat bahwa industri pengolahan memiliki kontribusi paling besar yaitu sebesar 22 persen bagi PDRB Kota Bandar Lampung. Hal ini menunjukkan bahwa industri pengolahan sangat berperan penting bagi pembentukkan perekonomian nasional. Agroindustri kecil merupakan salah satu komponen dari sektor industri pengolahan berbasis pertanian. Sektor ini menjadi salah satu sektor yang menjadi bahan perhatian pemerintah dalam usaha membangkitkan kembali

4 perekonomian nasional. Agroindustri kecil umumnya sama seperti industri kecil, yaitu usaha rumah tangga yang sebagian besar masih bercampur dengan tempat tinggalnya dan masih memerlukan pembinaan yang terus menerus. Kota Bandar Lampung sebagai pusat pemerintahan Provinsi Lampung mempunyai potensi industri kecil (pertanian dan non-pertanian) yang baik jika dilihat dari perkembangannya hingga saat ini. Tabel 2 menunjukkan realisasi pertumbuhan industri kecil di Kota Bandar Lampung pada tahun 2011-2012 dilihat dari unit usaha, tenaga kerja, investasi dan nilai produksi. Tabel 2. Realisasi pertumbuhan industri kecil Kota Bandar Lampung, 2011-2012 Uraian Satuan Jumlah Pertumbuhan 2011 2012 % Unit Usaha Buah 2.035 2.175 6,88 IKAH Buah 1.169 1.238 5,90 ILMEA Buah 866 937 8,20 Tenaga Kerja Orang 13.116 13.842 5,54 IKAH Orang 7.513 7.882 4,91 ILMEA Orang 5.603 5.960 6,37 Investasi Milyar Rp 115.615 130.727 13,07 IKAH Milyar Rp 59.217 74.410 25,66 ILMEA Milyar Rp 56.398 56.317-0,14 Nilai Produksi Milyar Rp 742.795 1.128.125 51,88 IKAH Milyar Rp 313.022 642.124 105,14 ILMEA Milyar Rp 429.773 486.001 13,08 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2013 Industri kecil dibedakan menjadi golongan IKAH (Industri Kimia, Agro & Hasil hutan) dan golongan ILMEA (Industri Logam, Mesin, Elektro, & Aneka barang). ILMEA cenderung merupakan industri yang padat karya. Kestabilan kondisi perekonomian pada tahun 2011-2012 mendorong masyarakat untuk membuka usaha baru di Kota Bandar Lampung.

5 Berdasarkan Tabel 2, terlihat pada tahun 2012 industri kecil mengalami peningkatan sebesar 6.88 persen, diikuti dengan peningkatan tenaga kerja sebesar 5.54 persen. Peningkatan secara tidak langsung juga terjadi pada peningkatan investasi yang masuk di Kota Bandar Lampung sebesar 13.07 persen serta tingginya nilai produksi yang mencapai 51.88 persen. Agroindustri keripik merupakan salah satu industri kecil pengolahan produk pertanian yang terkenal di Provinsi Lampung, khususnya di Kota Bandar Lampung. Keripik adalah salah satu dari sekian banyak makanan ringan yang disukai oleh setiap orang. Salah satu bentuk strategi mengoptimalkan potensi daya saing daerah berbasis komoditas unggulan pada Provinsi Lampung ini yakni dengan terbentuknya Kawasan Sentra Industri Keripik Kota Bandar Lampung. Agroindustri keripik ini berjumlah lebih dari 30 kios yang berjajar untuk mengolah dan memasarkan keripik pisang dengan berbagai merek di kawasan Sentra Agroindustri keripik. Kehadiran Sentra Industri Keripik di kawasan tersebut tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah Kota Bandar Lampung. Salah satu tujuan pengembangan sentra industri ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian yang dikenal memiliki sifat cepat rusak. Oleh karena itu, mengolah komoditas pertanian menjadi keripik menjadi pilihan agar lebih bermanfaat dan tahan lama. Berbagai jenis keripik olahan dari komoditas pertanian yaitu keripik pisang, singkong, ubi jalar, sukun, nangka dan berbagai jenis keripik lainnya.

6 Agroindustri berkaitan erat dengan kegiatan pemasaran (bagian dari rangkaian kegiatan agribisnis). Selain mengolah hasil-hasil pertanian, agroindustri juga harus mampu mengembangkan sistem pemasarannya. Agroindustri yang mampu mengembangkan sistem pemasaran akan menghasilkan keberhasilan dalam usahanya, dan keberhasilan usaha tersebut bermuara pada kinerja pemasarannya. Kinerja pemasaran dapat diukur melalui volume penjualan dan pertumbuhan laba atau pendapatan perusahaan sehingga dapat menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih optimal sesuai dengan keinginan perusahaan (Winardi, 2003). Kinerja pemasaran merupakan salah satu aspek dalam menentukan kinerja bisnis suatu agroindustri. Bisnis dalam agroindustri dapat meningkat apabila mampu memilih dan mengimplementasikan pendekatan yang tepat. Kinerja pemasaran pada umumnya digunakan untuk mengukur dampak dari strategi perusahaan. Secara teoritis terdapat banyak cara untuk mencapai dan melanggengkan kinerja pemasaran, salah satu diantaranya menyatakan bahwa dengan berorientasi pada kompetensi internal maka suatu perusahaan akan dapat meningkatkan kinerjanya. Kinerja pemasaran yang baik menunjukkan tingkat penjualan yang tinggi, meningkatnya jumlah penjualan baik dalam unit produk maupun dalam satuan moneter, dan peningkatan keuntungan. Seorang wirausaha agroindustri harus mampu mengembangkan kompetensi internalnya sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja usaha, khususnya kinerja pemasarannya. Kompetensi internal tersebut berasal dari jiwa dan sikap kewirausahaan yang dimiliki pengusahanya, salah satunya

7 yaitu kreativitas dan inovasi. Kreativitas harus selalu dikembangkan agar masyarakat tidak merasa bosan dan harus ada inovasi produk atau gagasan agar para pelanggan lokal maupun luar wilayah makin banyak yang tertarik. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut setiap agroindustri harus semakin kreatif dan inovatif dalam menghasilkan suatu produk untuk meningkatkan kinerja pemasarannya. Suatu produk akan dipertimbangkan apakah memiliki keunggulan lain dibandingkan dengan produk pesaing yang ada di pasar. Karakteristik kreatif dan inovatif yang terlihat dari suatu produk yang memiliki keunggulan secara konsisten. Perkembangan agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik berbeda-beda, terlihat dari pasar usaha yang telah berkembang. Berdasarkan pengamatan, jumlah kios atau outlet yang dimiliki pengusaha memberikan dampak terhadap perkembangan usahanya. Pengusaha yang memiliki jumlah kios atau outlet lebih dari satu memiliki volume penjualan yang lebih tinggi dari pengusaha yang lain. Selain itu, merek atau brand usaha pengusaha yang memiliki kios lebih dari satu juga lebih dikenal oleh konsumen atau pelanggan, dibandingkan dengan pengusaha keripik yang hanya memiliki satu kios usaha. Untuk meningkatkan volume penjualan dan pangsa pasar usaha keripik sangat dibutuhkan kreativitas dan inovasi pengusahanya. Kreativitas dalam agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri keripik yaitu pengusaha menemukan ide baru terhadap produk yang sama atau memperbaharui produk-produk tersebut menjadi lebih menarik. Bentuk inovasi pengusaha

8 dari setiap agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri keripik ini terletak pada berbagai jenis bahan utama keripik (macam-macam buah dan umbi) dan aneka rasa yang disajikan untuk produk yang ditawarkan. Dengan kreativitas dan inovasi yang dimiliki pengusaha keripik akan dapat meningkatkan kinerja pemasaran, khususnya volume penjualan dan pangsa pasar usaha keripik. B. Perumusan Masalah Agroindustri sebagai industri pengolahan berbasis pertanian memiliki keterkaitan yang erat terhadap kegiatan pemasaran. Dalam kegiatan agroindustri, tidak hanya terdapat kegiatan mengolah hasil-hasil pertanian, tetapi juga agroindustri harus mampu mengembangkan sistem pemasarannya. Keberhasilan suatu produk akan bermuara pada kinerja pemasarannya. Kinerja pemasaran merupakan salah satu aspek dalam menentukan kinerja bisnis atau usaha. Suatu perusahaan dapat terus berkembang dan tumbuh apabila perusahaan mampu memilih dan mengimplementasikan pendekatan yang tepat. Keberhasilan suatu produk akan bermuara pada kinerja pemasarannya. Berhasil atau tidaknya sebuah usaha akan ditentukan oleh kompetensi yang dimiliki pengusahanya. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh para pelaku usaha atau pengusaha adalah kreativitas dan inovasi. Seorang wirausaha harus mampu megembangkan kompetensi internalnya sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja usaha, khususnya kinerja pemasarannya.

9 Salah satu bentuk strategi mengoptimalkan potensi daya saing daerah berbasis komoditas unggulan pada Propinsi Lampung ini yakni dengan terbentuknya Kawasan Sentra Industri Keripik Kota Bandar Lampung. Kehadiran Sentra Industri Keripik di kawasan tersebut tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah Kota Bandar Lampung. Salah satu tujuan pengembangan sentra industri ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian yang dikenal memiliki sifat cepat rusak. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut setiap industri harus semakin kreatif dan inovatif dalam menghasilkan suatu produk. Produsen keripik di Sentra Industri keripik Bandar Lampung telah mengembangkan kreativitasnya, dalam bentuk inovasi keripik menjadi keripik aneka rasa. Kreativitas dan inovasi keripik dalam hal rasa ternyata dianggap sebagai sesuatu yang dapat meningkatkan usahanya untuk terus berkembang. Kreativitas dan inovasi tersebut perlu dikaitkan dengan kinerja pemasaran agroindustri keripik tersebut. Kinerja pemasaran ini merupakan bagian dari kinerja usaha, yaitu untuk melihat tingkat keberhasilan suatu usaha atas hasil yang telah dicapai. Perlu untuk diketahui apakah kretivitas dan inovasi suatu usaha akan mempengaruhi kinerja pemasaran agroindustri keripik. Perkembangan kinerja pemasaran agroindustri keripik ini tidak lepas dari pengaruh kreativitas dan inovasi dalam usaha tersebut.

10 Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan : 1. Bagaimana tingkat kreativitas, inovasi, dan kinerja pemasaran para pengusaha agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung. 2. Bagaimana pengaruh kreativitas terhadap kinerja pemasaran baik secara langsung dan tidak langsung melalui inovasi dalam agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung? 3. Bagaimana pengaruh inovasi terhadap kinerja pemasaran pada agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui gambaran tingkat kreativitas kreativitas, inovasi, dan kinerja pemasaran para pengusaha agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung. 2. Mengetahui pengaruh kreativitas terhadap kinerja pemasaran baik secara langsung dan tidak langsung melalui inovasi dalam agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung 3. Mengetahui pengaruh inovasi terhadap kinerja pemasaran pada agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung

11 D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun bagi pihak-pihak lain, sebagai berikut 1. Dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen kewirausahaan dan manajemen pemasaran. 2. Sebagai sumbangan pemikiran dan sebagai bahan tambahan terhadap teori-teori yang telah ada mengenai kewirausahaan dan pemasaran.