BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) (1) Mengambil contoh sampel sebanyak 2 mililiter (Catat sebabai A gram)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan menggunakan Itik Cihateup pada fase grower dengan umur 14

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN KADAR AIR. 1. Keringkan Cawan alumunium dalam oven selama 1 jam pada suhu C.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh betina yang

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang dipelihara sebanyak 48 ekor, berumur 14 minggu (fase grower) yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

BAB III MATERI DAN METODE. kecap dalam ransum dilaksanakan pada tanggal 28 November 28 Januari 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2014 Januari

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain cobb

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. grower yaitu umur 14 minggu dengan rata-rata bobot badan 1043 gram ± 51,631

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap kandang

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diambil dari hasil penelitian oleh Balia, dkk. (2017) dengan judul Pemanfaatan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan yang digunakan adalah 100 ekor ayam lokal diperoleh

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 48 ekor itik Cihateup fase grower dengan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berisi 5 ekor dan anak ayam diberi nomor (wing tag) sesuai perlakuan untuk

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan di mulai dari Bulan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

Lampiran 1. Prosedur Pengambilan Sampel dan Data. kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C selama 12 jam untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan umur minggu dengan bobot badan rata-rata 1037 gram ±

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 4. Cacing tanah jenis Eisenia fetida berumur 1 bulan sebanyak 2 kg. a. 1 ml larutan sampel vermicompost

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit

MATERI DAN METODE. Materi

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang

MATERI DAN METODE. Sedangkan analisis kimia dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Itik Cihateup yang dipelihara sebanyak 48 ekor baik jantan maupun betina,

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

METODE. Materi. Rancangan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

MATERI DAN METODE. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau pada bulan

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah ayam Sentul yang diperoleh dari

Transkripsi:

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Bahan Penelitian 1.1.1. Ternak Percobaan Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu dan dialokasikan ke dalam 24 unit kandang masing-masing sebanyak 5 ekor. Itik diberi 6 perlakuan ransum yang diulang 4 kali. Itik tersebut dipelihara selama 2 bulan. 3.1.2. Kandang dan Perlengkapan Kandang yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 24 unit dan setiap unitnya terbuat dari bilahan bambu dengan ukuran panjang 90 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 50 cm untuk kapasitas 5 ekor itik. Setiap unit kandang diberi nomor perlakuan dan ulangannya. Kandang diberi lampu listrik berkekuatan 60 watt. Kandang dilengkapi dengan tempat ransum (Round Feeder), tempat air minum (Round waterer). 3.1.3. Peralatan 1) Tempat makan dan minum. 2) Timbangan skala 20 kg untuk menimbang ransum. 3) Timbangan digital untuk menimbang elektrolit. 4) Ember plastik untuk tempat menyimpan ransum. 5) Pisau untuk memotong dan membedah itik.

17 6) Kertas lebel. 3.1.4. Ransum Percobaan Selama penelitian ransum yang diberikan adalah ransum yang telah ditambah imbangan elektrolit berbentuk crumble. Untuk mengetahui komposisi zat-zat makanan dan energi metabolis bahan pakan penyusun ransum dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kandungan Energi Metabolis dan Zat Makanan Bahan Pakan Percobaan BahanPakan PK EM Ca P Lys Met SK LK.(%) Jagung 9,00 3370 0,22 0,17 0,26 0,18 2,05 3,90 Bk. Kedelai 47,00 2700 0,32 0,29 2,69 0,62 6,00 0,90 Tp. Ikan 50,00 3080 5,11 2,88 4,51 1,63 1,00 10,00 Dedak padi 12,00 2200 0,12 1,50 0,00 0,00 12,00 13,00 NH4Cl - - - - - - - - Na2CO3 - - - - - - - - CaCO3 0,00 0,00 40,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Topmix 0,00 0,00 0,00 0,00 0,30 0,30 0,00 0,00 DCP 0,00 0,00 23,30 18,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Metionin 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 90,00 0,00 0,00 NaCl - - - - - - - - Keterangan : Hasil Analisa Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas dan Bahan Pakan Ternak Fakultas PeternakanUniversitas Padjadjaran Tahun 2010. PK EM : Protein kasar. : Energi Metabolis. Ca : Kalsium. P : Phospor. Lys : Lysin. Met : Metionin. SK : Serat Kasar. LK : Lemak Kasar.

18 Ransum disusun berdasarkan kebutuhan itik periode starter yang direkomendasikan oleh Sinurat (2000). Ransum perlakuan ada 6 macam dengan berbagai imbangan elektrolit, susunan ransum penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Sedangkan kandungan zat makanan dan energi metabolis ransum penelitian dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 4. Susunan Ransum Percobaan Bahan Pakan R1 R2 R3 R4 R5 R6.(%). Jagung 65 65,29 65,10 65,23 64,97 64,70 BK. Kedelai 13 13 13 13 13 13 Tp. Ikan 14 14 14 14 14 14 Dedak padi 8 8 8 8 8 8 NH4Cl 0,54 0,25 0,21 0 0 0 Na2CO3 0 0 0,23 0,31 0,57 0,84 CaCO3 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 Topmix 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 DCP 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99 Metionin 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 NaCl 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 Total 103 103 103 103 103 103

19 Tabel 5. Komposisi Zat-zat Makanan dan Energi Metabolis Ransum Percobaan Zat makanan R1 R2 R3 R4 R5 R6 EM (kkal/kg) 2943,70 2953,42 2947,05 2951,41 2942,70 2933,65 PK (%) 19,24 19,26 19,25 19,26 19,24 19,22 Lysine (%) 1,05 1,05 1,05 1,05 1,05 1,05 Methionin (%) 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 M+ S (%) 0,94 0,94 0,94 0,94 0,94 0,94 Ca (%) 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 Nonphytate P 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 (%) Cl (%) 0,60 0,42 0,40 0,27 0,27 0,27 K (%) 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 Na (%) 0,25 0,25 0,35 0,38 0,49 0,61 Na+K-Cl (meq/kg) 100,01 149,90 199,94 251,07 299,86 350,53 Keterangan : Hasil Perhitungan dari Tabel 3 dan 4 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Prosedur Kerja 1) Mempersiapkan kondisi kandang yang bersih. 2) Adaptasi kandang yaitu pada saat itik dimasukkan ke dalam kandang dan diberikan air minum bervitamin agar mengurangi stres pada itik dan diberikan beberapa waktu untuk adaptasi kandang. 3) Membuat ransum dengan imbangan elektrolit 100 meq/kg, 150 meq/kg, 200 meq/kg, 250 meq/kg, 300 meq/kg, 350 meq/kg. 4) Selama peneletian ransum yang diberikan adalah bentuk crumble. 5) Pemberian ransum dan air minum diberikan secara ad libitum diberikan dalam keadaan bersih dan segar. 6) Sampel hati diambil dan dianalisi di laboratorium untuk menganalisis konsentrasi lemak dan proteinnya.

20 3.2.2. Prosedur Penetapan Kadar Protein Hati Metode Micro Kjeldahl 1) Pereaksi : a. Asam sulfat padat. b. Larutan Asam Chorida (yang sudah diketahui normalitasnya). c. Larutan Natrium Hydroxsida 40%. d. Larutan Katalis campuran (yang terbuat dari CuSO4.5H2O dan K2SO4 dengan perbandingan 1:5). e. Larutan Asam Borax 5%. f. Indikator campuran (Brom cresolgreen : Melhtyl merah = 4:5. Sebanyak 0,9 g campuran dilarutkan dalam alkohol 100 ml). 2) Peralatan : a. Labu Kjeldahl 300 ml. b. Satu set alat destilasi. c. Erlenmeyer 250 cc. d. Buret 50 cc skala 0,1 ml. e. Timbangan analitik. 3) Cara Kerja : Destruksi : a. Timbang contoh sampel kering oven sebanyak ± 1 gram. (A) b. Masukkan kedalam labu kjeldahl, dan tambahkan 6 gram katalis campuran. c. Tambah 20 ml asam sulfat pekat. d. Panaskan dengan nyala api kecil di lemari asam. Bila sudah tidak berbuih lagi destruksi diteruskan dengan nyala api yang besar.

21 e. Destruksi sudah dianggap selsai bila larutan sudah berwarna hijau jernih, setelah itu dinginkan. Destilasi : a. Siapkan alat destilasi selengkapnya, pasang batu didih, vaselin dan tali pengaman. b. Pindahkan larutan hasil destruksi ke dalam labu didih, kemudian bila dengan aquades sebanyak lebih kurang 50 ml. c. Pasangkan erlenmayer yang telah diisi dengan asam borax 5% sebanyak 15 ml untuk menangkap gas amonia, dan telah diberi indikator campuran sebanyak 2 tetes. d. Basakan larutan bahan dari destruksi dengan menambah 40-60 ml NaOH 40% melalui corong samping. Tutup kran corong segera setelah larutan tersebut masuk ke labu didih. e. Nyalakan pemanas bunsen dan alirkan air ke dalam kran pendingin tegak. f. Lakukan destilasi sampai semua N dalam larutan dianggap telah tertangkap oleh asam borax yang ditandai dengan menyusutnya larutan dalam labu didih sebanyak 2/3 bagian (atau sekurangkurangnya sudah tertampung dalam erlenmeyer sebanyak 15 ml). Titrasi : a. Erlenmeyer berisi sulingan tadi diambil (membilas bagian yang terendam dalam air sulingan). b. Kemudian titrasi dengan HCl yang telah diketahui normalitasnya. (B)

22 c. Amati titik titrasi dicapai dengan ditandai perubahan warna hijau 4) Pengamatan ke abu-abu. Catat jumlah larutan HCl yang terpakai. (C) a. Berat sampel kering (A) b. Normalitas HCl (B) c. Mililiter HCl yang terpakai (C) 5) Perhitungan % Protein Kasar = C B 0,14 6,25 100% A 3.2.3. Prosedur Penetapan Kadar Lemak Hati Metode Ekstraksi Soxhlet 1) Prinsip : Prinsip dari metode ekstrasi soxhlet adalah menggunakan pelarut yang selalu baru sehingga terjadi ekstrasi kontinyu dengan jumlah konstan dan adanya pendinginan balik. Dalam prosedur lemak yang diekstrasi dengan pelarut lemak. Setelah pelarutnya diuapkan, lemak ditimbang dan dihitung presentasinya. 2) Pereaksi : Pelarut lemak (kloroform). 3) Peralatan : Alat-alat yang digunakan dalam metode soxhlet adalah bulp, pipa volumetrik, labu lemak, gelas ukur, soxhlet, oven pemanas, timbangan elektronik, eksikator.

23 4) Prosedur kerja : a. Timbang ±5 gram hati itik dan dibungkus dengan kertas saring yang bebas lemak kemudian dipanaskan kedalam oven pada suhu 105 0 C selama 12 jam untuk menghilangkan air. b. Hati itik yang kering tersebut ditimbang dan dimasukkan kedalam alat ekstraksi soxhlet kemudian diberi pelarut lemak dengan perbandingan 1 : 2. c. Ekstraksi dilakukan selama 8 jam sampai larutan pelarut lemak dalam pelarut soxhlet berwarna jernih. d. Hati itik yang telah terekstraksi lemaknya dikeringkan lagi dalam oven selama 12 jam pada suhu 105 0 C. e. Hati itik kemudian dikeluarkan dari dalam oven dan ditimbang. f. Penentuan kadar lemak, selisih dengan bobot sampel sebelum dan setelah diekstraksi menunjukkan banyaknya lemak yang terkandung kemudian dinyatakan dalam presentasi : Y Z %kadar lemak= x100 X Keterangan : Y = bobot hati itik kering sebelum diekstraksi (b) Z = bobot hati itik setelah diestraksi dan dikeringkan (e) X = bobot hati itik awal (a) 3.2.4. Perubahan yang Diamati 1. Kadar Protein (%) Persentasi kadar protein dapat dihitung menggunakan metode micro kjeldahl dengan prinsip, mencari berat sampel, normalitas HCl dan

24 milliliter HCl yang terpakai dengan melalui tiga tahap yaitu destruksi, destilasi dan titrasi. Setelah berat sampel, Kadar normalitas HCl dan mililiter HCl yang terpakai telah diketahui maka protein kasar dapat dihitung persentasinya. 2. Lemak (%) Presentasi kadar lemak dapat dihitung menggunakan metode ekstraksi soxhlet dengan prinsip, sampel lemak diekstraksi dengan pelarut lemak. Setelah pelarutnya diuapkan, lemak dapat ditimbang dan dihitung presentasinya. 3.2.5. Rancangan Percobaan dan Analisis Statistika Penelitian dilakuakan dengan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 6 perlakuan yaitu: 1. Ransum dengan imbangan elektrolit 100 meq/kg 2. Ransum dengan imbangan elektrolit 150 meq/kg 3. Ransum dengan imbangan elektrolit 200 meq/kg 4. Ransum dengan imbangan elektrolit 250 meq/kg 5. Ransum dengan imbangan elektrolit 300 meq/kg 6. Ransum dengan imbangan elektrolit 350 meq/kg Setiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 4 kali. Guna mengetahui respon percobaan terhadap perlakuan yang diberikan, data yang diperoleh diuji dengan menggunakan analisis ragam Jika hasil yang diperoleh berbeda, H0 ditolak atau terdapat perbedaan pengaruh perlakuan yang nyata terhadap hasil pengamatan yang dilakukan maka perlu dilakukan uji menggunakan contras

25 ortogonal. Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut: Yij = + i + ij Kaidah Keputusan : Keterangan : Yij = Nilai pengamatan dari ulangan ke-j yang memperoleh perlakuan ke-i = Rata-rata umum i = Pengaruh perlakuan ke - i ij = Pengaruh galat (error) yang timbul pada ulangan ke-j yang memperoleh perlakuan ke-i i = Banyaknya perlakuan j = Banyaknya ulangan 1. Jika F hitung F tabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1. 2. Jika F hitung F tabel0,05 artinya berbeda nyata (significant), tolak H0 dan terima H1. Tabel 6. Daftar Sidik Ragam DB JK KT Fhit K0,05 Perlakuan 5 JKP KTP Galat 18 JKG KTG Total 23 JKT Keterangan: DB: Derajat Bebas JK: Jumlah Kuadrat KT: Kuadrat Tengah Jika perbandingan atau kontras mengenai rerata perlakuan (kelompok) telah direncanakan sebelum eksperimen, maka dilakukan dengan metode kontras orthogonal. Dalam hal ini, jumlah kontras tidak boleh melebihi dk antar kelompok yaitu k-1.

26 Definisi : 1. Kontras antara rerata perlakuan (kelompok) ci untuk sejumlah perlakuan x j, j = 1, 2,, k didefiniskan sebagai ci = ci1 + ci2 + + cik dengan syarat : ci1 + ci2 + + cik = 0, atau cij = 0 2. Dua kontras cp dan cq dikatakan kontras orthogonal, jika : cp = cp 1 x 1 + cp 2 x 2 + + cp k x k Dengan syarat : k cp j cq j = 0 atau c ij = 0 j=1 Pengambilan keputusan dapat dilihat dari hasil pembandingan nilai statistik uji F yang telah dihitung dengan nilai kritis. Penentuan didasarkan pada kontraskontras ortogonal yang nyata, sehingga akan didapatkan hubungan fungsi respon antar perlakuan sesuai dengan derajat polinomial yang signifikan.