PENDIDIKAN, PENDAPATAN KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DAN KELUARGA DENGAN PRAKTIK KELUARGA SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LASEM KABUPATEN REMBANG

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tingkat penerapan PHBS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

DESI MAHFUDHAH 1. Intisari

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

Sari Rahma Fitri* Kata kunci: Pengetahuan tentang PHBS. Keywords: Knowledge of PHBS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU UKS TERHADAP PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN SEKOLAH DASAR (SD)

BAB 6 HASIL PENELITIAN

PENYULUHAN SEBAGAI UPAYA PENGUATAN PERAN IBU DALAM IMPLEMENTASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

GAMBARAN PERILAKU KEPALA KELUARGA TENTANG PHBS DI DESA TUNGGULO SELATAN KECAMATAN TILONG KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND SOCIO-ECONOMIC OF FAMILY WITH CLEAN AND HEALTHY BEHAVIOUR IMPLEMENTATION IN PUSKESMAS X KEDIRI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU ANGGOTA SEKAA TERUNA TERUNI TENTANG PERATURAN DAERAH KAWASAN TANPA ROKOK DI DESA KESIMAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2010 SKRIPSI.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI RT 3 RW 07 KELURAHAN PAKUNCEN WIROBRAJAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

PENGARUH MEDIA SOSIAL (YOUTUBE) TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI YAYASAN PENDIDIKAN X

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN 5 INDIKATOR KADARZI DAN STATUS GIZI BALITA UMUR 6-59 BULAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN DAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KLASIFIKASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Transkripsi:

PENDIDIKAN, PENDAPATAN KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT THE RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND INCOMES OF THE FAMILY HEAD AND THE CLEAN AND HEALTHY LIVING BEHAVIORS Eny Retna Ambarwati Akademi Kebidanan Yogyakarta. Jl. Parang Tritis Km 6. Sewon, Yogyakarta, Telp./Faks. (0274) 371345 E-mail : enyretna@gmail.com ABSTRACT Background: Health is a human right and is a human resource investment, and has contributed greatly to improving the Human Development Index (HDI). Healthy conditions can be achieved by changing unhealthy behaviors to healthy behaviors and creating a healthy environment at home. Efforts to increase healthy behaviors in the household have not indicated an optimal result. In addressing the health problems that occur in families, who make the decisions concerning the solution to the problems is still the family head or the elder family member, it is they who will determine the problems and the needs of the family. Objective: To examine whether there is a relationship between education and income of the family head and the clean and healthy living behaviors in the order of the households in Kwasen village Srimartani Piyungan Bantul. Method: The analytical observational research with design in this research uses cross-sectional approaches. The population of this research was all the family heads who reside in the Kwasen village, Srimartani, Piyungan, Bantul. The sampling technique used was exhaustive sampling method. The analysis employed was univariate analysis using frequency distributions, and bivariate analysis using the chi square (X 2 ). Result: The results of this research indicate a significant relationship between education and incomes of the family heads with PHBS in the order of households in Kwasen village, Srimartani, Piyungan, Bantul. Concerning the education of the family heads, majority of them graduated from junior high school - senior high school which was as many as 164 (46.59%) KKs, and followed by the family heads who did not go to school/ graduated from elementary school which was as many as 128 (36.36%) KKs, while the minority of them who graduated from college was as many as 60 (17.05%) KKs. The majority of the family heads having incomes < UMR (minimum regional wage) were as many as 219 (62.22%) KKs and the minorities having incomes UMR were as many as 133 (37.78%) KKs. The family heads with healthy PHBS II were as many as 167 (47.40%) KKs followed by as many as 167 (47.40%) KKs of healthy PHBS III, healthy PHBS IV as many as 71 (20.20%) KKs, and minority family heads of healthy PHBS I as many as 2 (0.60%) KKs. Conclusion: There is a relationship between education and income on the clean and healthy living behaviors. Keywords : Education, Income, PHBS INTISARI Latar Belakang: Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya ma- Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan yang sehat di rumah tangga. Upaya peningkatan perilaku sehat di rumah tangga belum menunjukkan hasil yang optimal. Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang dituakan, merekalah yang yang menentukan masalah dan kebutuhan keluarga. Tujuan: Mengetahui adakah hubungan antara pendidikan, pendapatan kepala keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan rumah tangga di dusun Kwasen, Srimartani, Piyungan, Bantul. Metode: Penelitian observasional analitik dengan rancangan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga (KK) yang bertempat tinggal di dusun Kwasen Srimartani, Piyungan Bantul. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode exhaustive sam pling. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu; variabel bebas (independen) adalah pendidikan Kepala Keluarga dan pendapatan keluarga serta variabel terikat (dependen) adalah PHBS pada tatanan rumah tangga. Analisis yang digunakan dengan cara analisis univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan menggunakan chi kuadrat (X2). Hasil: Dari penelitian diketahui ada hubungan yang signifikan antara pendidikan, pendapatan kepala keluarga dengan PHBS pada tatanan rumah tangga di dusun Kwasen, Srimartani, Piyungan, Bantul. Pendidikan kepala ke- Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013 45

Eny Retna Ambarwati Hal. 45-51 luarga mayoritas tamat SLTP s/d SLTA yaitu sebanyak 164 KK (46.59%), dan diikuti tidak sekolah/tamat pendidikan SD yaitu sebanyak 128 KK (36.36%), sedangkan minoritas tamat perguruan tinggi yaitu sebanyak 60 KK (17.05%). Kepala keluarga mayoritas mempunyai pendapatan < UMR yaitu sebanyak 219 KK (62.22%) dan minoritas mempunyai pendapatan UMR yaitu sebanyak 133 KK (37.78%). Kepala keluarga dengan PHBS sehat II yaitu sebanyak 167 KK (47,40%) diikuti dengan sehat III sebanyak 167 KK (47.40%), sehat IV sebanyak 71 KK (20.20%) serta minoritas kepala keluarga dengan sehat I yaitu sebanyak 2 KK (0,60%). Simpulan: Ada hubungan antara pendidikan dan pendapatan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat Kata kunci: Pendidikan, Pendapatan, PHBS PENDAHULUAN Memasuki millenium baru Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan. Secara makro paradigma sehat berarti semua sektor memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat, secara mikro berarti pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif 1. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM adalah indeks yang mengukur pencapaian keseluruhan negara. Pencapaian ini meliputi 3 indikator yaitu tingkat pendidikan, derajat kesehatan dan kemampuan ekonomi masyarakat. Pemeliharaan kesehatan masyarakat akan memacu produktifitas kinerja masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat semua pihak untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia 2,3. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, salah satunya ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat 4. Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal tersebut, pembangunan lebih diarahkan pada perubahan perilaku masyarakat. Sebagian besar masalah kesehatan, dalam hal penyakit yang timbul pada manusia, disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Dalam era otonomi daerah, pemberdayaan dan kemandirian merupakan salah satu strategi dalam pembangunan kesehatan. Artinya bahwa setiap orang-orang dan masyarakat bersama-sama pemerintah berperan, berkewajiban, dan bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkunganya. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah ampuh untuk menangkal penyakit. PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran atas hasil 46 Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013

pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat 5,6 Namun dalam praktiknya, penerapan PHBS yang kesannya sederhana tidak selalu mudah dilakukan. Terutama bagi mereka yang tidak terbiasa. Program PHBS dibagi dalam lima tatanan yaitu tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tatanan tempat-tempat umum. Masingmasing tatanan mempunyai indikator sendiri. Peran petugas kesehatan merupakan salah satu sumber daya kesehatan yang ada di masyarakat perlu memberikan manifestasi agar program PHBS bisa berjalan. Pada kenyataannya, kesadaran ma syarakat untuk berperilaku sehat masih belum seperti yang diharapkan, walaupun beberapa kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku yang sehat telah dilaksanakan dalam kegiatan PHBS terdapat beberapa tatanan, tiga tatanan yang menjadi utama sasaran PHBS adalah tatanan rumah tangga, tatanan institusi dan tatanan tempat-tempat umum (TTU). PHBS tatanan rumah tangga mempunyai daya ungkit yang paling besar terhadap perubahan perilaku masyarakat secara umum. PHBS rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dan serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Indikator pada tatanan Rumah Tangga ada 10 indikator meliputi (1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi bayi ASI eksklusif, (3) menimbang bayi dan balita, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, (6) mengguna- kan jamban sehat, (7) memberantas jentik di rumah, (8) Makan buah dan sayur setiap hari, (9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, (10) tidak merokok di dalam rumah. Perilaku hidup seseorang, termasuk dalam hal kesehatan dipengaruhi oleh ba nyak faktor. Faktor tersebut dapat berasal dari orang itu sendiri, pengaruh orang lain yang mendorong untuk berperilaku baik atau buruk, maupun kondisi lingkungan sekitar yang dapat mendukung terhadap perubahan perilaku 7. Masyarakat di desa Srimartani sudah mendapatkan pengarahan dan penyuluhan tentang PHBS dari tenaga kesehatan, tetapi yang terjadi saat ini warga setempat belum dapat menerapkan program PHBS dengan benar. Dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan masih kurang, terlihat dari kurangnya kesadaran mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, perilaku merokok di dalam rumah. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga keluarga cenderung menjadi seorang reaktor terhadap masalahmasalah kesehatan dan menjadi aktor dalam menentukan masalah kesehatan anggota keluarga. Dalam keluarga, ibu merupakan anggota masyarakat yang salah satu perannya adalah mengurus rumah tangganya sehingga terciptanya lingkungan sehat dalam rumah tangga. Dengan mewujudkan perilaku yang sehat, maka dapat menurunkan angka kesakitan suatu penyakit dan angka kematian akibat kurangnya kesadaran dalam pelaksaan hidup bersih dan sehat serta dapat meningkatkan kesadaran dan kemauan bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dari latar belakang diatas, dalam penelitian ini diharapkan peneliti dapat meneliti hubungan antara pendidikan, pendapatan keluarga dan strata perilaku hidup bersih dan Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013 47

Eny Retna Ambarwati Hal. 45-51 sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga sehingga peneliti dapat memberikan manfaat bagi dinas kesehatan, institusi pendidikan dan masyarakat. METODE PENELITIAN Jenis penelitian observasional analitik. dengan rancangan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan cross sectional 8. Lokasi penelitian adalah di dusun Kwasen, Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga (KK) yang bertempat tinggal di dusun Kwasen Srimartani, Piyungan, Bantul berjumlah 352 KK. Variabel yang diteliti meliputi variabel bebas (independen) adalah pendidikan Kepala Keluarga dan pendapatan keluarga serta variabel terikat (dependen) adalah PHBS pada tatanan rumah tangga. instrumen penelitian adalah kuesioner. Analisis yang digunakan dengan cara analisis univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan menggunakan kendal tau. HASIL Hasil penelitian di lapangan dapat dijelaskan melalui tabel berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Deskripsi Variabel n % Pendidikan KK Tidak sekolah s/d tamat SD 128 36,36 Tamat SLTP s/d SLTA Tamat Perguruan Tinggi Pendapatan < UMR UMR Klasifikasi PHBS Sehat 1 Sehat II Sehat III Sehat IV 164 60 219 133 2 167 112 71 46,59 17,05 62,22 37,78 0,60 47,40 31,80 20,20 Tabel 1. menunjukkan bahwa pendidikan dibagi menjadi tiga kategori dan presentase tertinggi berpendidikan tamat SLTP s/d SLTA yaitu sebanyak 164 KK (46.59%). Pendapatan dibedakan menjadi dua kategori dan presentase tertinggi kepala keluarga dengan pendapatan < UMR yaitu sebanyak 219 KK (62.22%). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dibagi menjadi 4 klasifikasi dan presentase tertinggi kepala keluarga dengan klasifikasi PHBS sehat II yaitu sebanyak 167 KK (47,40%). Adapun 4 klasifikasi PHBS meliputi sehat I apabila < 25% KK melakukan dari 10 indikator PHBS yang ditetapkan, sehat II apabila 25-50% KK melakukan dari 10 indikator PHBS yang ditetapkan, sehat III apabila 51-75% KK melakukan dari 10 indikator PHBS yang ditetapkan dan sehat IV apabila > 75% KK melakukan dari 10 indikator PHBS yang ditetapkan. Tabel 2. Tabulasi Silang Hubungan antara Pendidikan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Dusun Kwasen Desa Srimartani Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul Pendidikan PHBS τ Pvalue 1 2 3 4 0.003 0.005 Tidak sekolah-sd 2 126 0 0 128 SMP-SMA 0 42 111 11 164 PT 0 0 0 60 60 Total 2 168 111 71 352 Tabel 2. menunjukkan proporsi PHBS berdasarkan pendidikan kepala keluarga yaitu kepala keluarga yang berpendidikan tamat perguruan tinggi memiliki PHBS lebih baik daripada kepala keluarga yang berpendidikan SMA, SMP, SD atau tidak sekolah. Kepala keluarga yang berperilaku sehat 4 lebih banyak yang berpendidikan perguruan tinggi yaitu 60 KK daripada yang berpendidikan SLTP/SMA yaitu 11 KK. Kepala keluarga yang berperilaku sehat 3 semua berpendidikan SLTP/SMA 48 Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013

yaitu 111 KK. Kepala keluarga yang berperilaku sehat 2 lebih banyak yang berpendidikan tidak sekolah/sd yaitu 126KK daripada yang berpendidikan SLTP/SMA yaitu 42KK. Sedangkan kepala keluarga yang berperilaku sehat 1 semua berpendidikan tidak sekolah/ SD yaitu 2KK. Berdasarkan proporsi tersebut menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pendidikan dengan PHBS dengan nilai p sebesar 0.003. Tabel 3. Tabulasi Silang Hubungan antara Pendapatan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Dusun Kwasen Desa Srimartani Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul Pendapatan PHBS τ Pvalue 1 2 3 4 0.002 0.005 < UMR 2 168 49 0 219 UMR 0 0 62 71 133 Total 2 168 111 71 352 Tabel 3 menunjukkan proporsi PHBS berdasarkan pendapatan kepala keluarga yaitu kepala keluarga yang mempunyai pendapatan UMR memiliki PHBS lebih baik daripada kepala keluarga yang mempunyai pendapatan < UMR. Kepala keluarga yang berperilaku sehat 4 semua mempunyai pendapatan UMR yaitu 71 KK. Kepala keluarga yang berperilaku sehat 3 lebih banyak mempunyai pendapatan UMR yaitu 62 KK daripada yang mempunyai pendapatan < UMR yaitu 49 KK. Kepala keluarga yang berperilaku sehat 2 semua mempuyai pendapatan < UMR yaitu 168 KK. Sedangkan kepala keluarga yang berperilaku sehat 1 semua mempunyai pendapatan < UMR yaitu 2 KK. Berdasarkan proporsi tersebut menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pendidikan dengan PHBS dengan nilai p sebesar 0.002. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya variasi tingkat pendidikan kepala keluarga di Dusun Kwasen Desa Srimartani Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul mayoritas tamat SLTP s/d SLTA yaitu seba nyak 164 KK (46.59%). Pendidikan yang rendah juga mempengaruhi wawasan tentang PHBS. Jenjang pendidikan kepala keluarga memegang peranan penting dalam kesehatan keluarga. Pendidikan kepala keluarga yang rendah menjadikan mereka sulit memahami akan pentingnya PHBS. Hal tersebut akan berbeda dengan kepala keluarga yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi karena memiliki PHBS lebih baik. Hal ini sesuai dengan penelitian, bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi dapat lebih memelihara tingkat kesehat annya daripada seseorang yang berpendidikan lebih rendah 9. Kepala keluarga Dusun Kwasen Desa Srimartani Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul mayoritas mempunyai pendapatan <UMR yaitu sebanyak 219 KK (62.22%) dan minoritas mempunyai pendapatan UMR yaitu sebanyak 133 KK (37.78%). Pendapatan responden sebagian besar tergolong dalam kelompok berpenghasilan < UMR sehingga mengakibatkan kurang terpenuhinya kebutuhan pokok dalam jumlah cukup. Hal ini juga dapat menyebabkan kepala keluarga kurang memperhatikan PHBS. PHBS di Dusun Kwasen Desa Srimartani Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul Tahun 2011diperoleh dengan wawancara memperlihatkan bahwa mayoritas kepala keluarga dengan klasifikasi PHBS sehat II yaitu sebanyak 167 KK (47,40%) diikuti dengan klasifikasi sehat III sebanyak 167 KK (47.40%), Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013 49

Eny Retna Ambarwati Hal. 45-51 klasifikasi sehat IV sebanyak 71 KK (20.20%) serta minoritas kepala keluarga dengan klasifikasi sehat I yaitu sebanyak 2 KK (0,60%). PHBS meliputi 10 indikator yang meliputi (1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi bayi ASI eksklusif, (3) menimbang bayi dan balita, (4)menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas jentik di rumah, (8) makan buah dan sayur setiap hari, (9) melakukan aktivitas fisik setiap hari dan (10) tidak merokok di dalam rumah. Proporsi PHBS berdasarkan tingkat pendidikan yaitu Kepala keluarga yang berpendidikan lebih tinggi yaitu tamat perguruan tinggi memiliki PHBS lebih baik daripada kepala keluarga yang berpendidikan SLTA, SLTP, SD/ tidak sekolah. Proporsi tersebut menunjukkan adanya hubungan sangat signifikan antara tingkat pendidikan dan perilaku hidup bersih dan sehat dengan nilai p sebesar 0.003. Adanya keterkaitan antara pendidikan kepala keluarga dengan perlaku hidup bersih dan sehat mempunyai hubungan yang eksponensial dengan tingkat kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah menerima konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan. Tingkat pendidikan yang kurang mendukung, merupakan salah satu penyebab rendahnya kesadaran akan pentingnya hidup sehat. Semakin baik tingkat pendidikan formal, maka semakin baik pengetahuan tentang kesehatan, sehingga akan mematangkan pemahaman tentang pengetahuan kesehatan dan kesadaran menjaga kesehatan termasuk penerapan prinsip-prinsip hidup sehat Proporsi PHBS berdasarkan pendapat an kepala keluarga yaitu kepala keluarga yang mempunyai pendapatan UMR memiliki PHBS lebih baik daripada kepala keluarga yang mempunyai pendapatan < UMR. Proporsi tersebut menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingkat pendapatan dengan PHBS dengan nilai p sebesar 0.002. Tingkat pendapatan kepala keluarga sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap menuju perilaku hidup bersih dan sehat. Tingkat pendapatan kepala keluarga yang rendah akan mempengaruhi dalam memperoleh dan mencerna informasi untuk kemudian menentukan pilihan dalam menerapkan hidup sehat. Pendapatan kepala keluarga yang kurang dari UMR belum dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari mengakibatkan kepala keluarga lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan hidup daripada menerapkan hidup bersih dan sehat. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian bahwa pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat wawasan masyarakat. 10 SIMPULAN Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan dengan PHBS. saran Beberapa saran yang dipertimbangkan adalah bagi Masyarakat agar meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan sering mengikuti informasi tentang PHBS baik dari media tulis atau media massa sehingga derajat kesehatan menjadi meningkat. Bagi Dinas Kesehatan agar meningkatkan upaya promosi kesehat an tentang perilaku hidup bersih dan sehat khususnya pada masyarakat Srimartani se hingga masyarakat lebih paham akan arti pentingnya menerapkan PHBS. 50 Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013

DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. 2. Dinas Kesehatan. 2009. Profil Kesehatan Kota Surakarta. Surakarta: Dinas Kesehatan Kota Surakarta. 3. Dinas Kesehatan. 2009. Pengembangan PHBS Di Tempat Kerja. Lampung: Dinas Kesehatan Lampung. 4. Dinas Kesehatan. 2006. Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga. Semarang: Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 5. Dinas Kesehatan. 2009. Profil Kesehatan Kota Surakarta. Surakarta: Dinas Kesehatan Kota Surakarta. 6. Dinas Kesehatan. 2009. Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat Kerja. Lampung: Dinas Kesehatan Lampung. 7. Notoatmojo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 8. Pratiknya, AW. 2001. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia. 9. Goodman, A. 2001. The Economics of Health And Health Care. Third edition. New Jersey: Upper Saddle River. 10. Widoyono. 2008. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Semarang: Penerbit Erlangga. Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 1, Maret 2013 51