POTENSI PABRIKASI PROPELAN HOMOGEN DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
Pembuatan Nitroselulosa dari Kapas (Gossypium Sp.) dan Kapuk (Ceiba Pentandra) Melalui Reaksi Nitrasi

LAPORAN KUNJUNGAN KE PT DAHANA TASIKMALAYA, 29 MARET 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Latar Belakang. Latar Belakang. Ketersediaan Kapas dan Kapuk. Kapas dan Kapuk. Komposisi Kimia Serat Tanaman

Pra Rancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Campuran Asam Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PROSES PRODUKSI PROPELAN RX 550 MENUJU TERWUJUDNYA ROKET PENGORBIT SATELIT (RPS)

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. halaman. ii iii iv v. viii

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

PROSES PEMBUATAN NITROSELLULOSA BERBAHAN BAKU BIOMASSA SAWIT

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

UPAYA KEMANDIRIAN AMMONIUM PERKHLORAT DALAM RANGKA MENUNJANG ROKET PELUNCUR SATELIT

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kelapa sawit di Indonesia cukup besar, data tahun1999 menunjukkan

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Pembuatan. Nitrasi. Adly. JalanArief Rahman F-274 ONO 2. tidak akan. sulfat dan. pada selulosa. ; 16,86%. berikut : + 6H 2 O ETERBATASAN

PEMBUATAN NITROSELULOSA DARI SELULOSA-α PELEPAH SAWIT HASIL PEMURNIAN DENGAN ENZIM XYLANASE (VARIASI KONSENTRASI ASAM NITRAT DAN RASIO ASAM PENITRASI

PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

RASIO UREA-METANOL DALAM PROSES METANOLISIS UREA SECARA VISUAL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGARUH JUMLAH KATALISATOR, WAKTU REAKSI, DAN WAKTU ALIR GAS BITADIEN TERHADAP PEMBENTUKAN HYDROXYL TERMINATED POLYBUTADIENE (HTPB)

NITROSELULOSA DARI KULIT BATANG PISANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

ABSTRACT ABSTRAK. Strategi Penguasaan Teknologi Cast...(Heri Budi Wibowo)

PABRIK AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES FAUSER

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

Pembuatan Nitroselulosa dari Selulosa-α Pelepah Sawit dengan Variasi Waktu Nitrasi dan Rasio Bahan Baku Terhadap Asam Penitrasi

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

I. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:

PRODUKSI AMONIUM PERKLORAT (NH 4 ClO 4 ) SEBAGAI SIMBOL KEMAJUAN TEKNOLOGI ROKET DAN RUDAL

Prarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II. DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

PRARANCANGAN PABRIK MONONITROTOLUEN DARI TOLUEN DAN ASAM CAMPURAN DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON / TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IGNITER ROKET LAPAN. Heru Supriyatno Peneliti Bidang Propelan, LAPAN

PEMBUATAN RESIN PHENOL FORMALDEHYDE SEBAGAI PREKURSOR UNTUK PREPARASI KARBON BERPORI

RANCANG BANGUN ROKET LAPAN DAN KINERJANYA

dapat mendorong berdirinya pabrik kimia lainnya, sehingga dapat mengurangi

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangangan Pabrik HPAM dari Monomer Acrylamide Kapasitas ton/tahun

A. Sifat Fisik Kimia Produk

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

Optimasi Proses Nitrasi pada Pembuatan Nitro Selulosa dari Serat Limbah Industri Sagu

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PEMBUATAN POLIALKID UNTUK MEMPERPANJANG RANTAI MONOGLISERIDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

AKTIVASI LITIUM SEBAGAI KATALISATOR PADA REAKSI PEMBENTUKAN HTPB

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri kimia yang membutuhkan adiponitril sebagai bahan baku di dalam

NITROGLISERIN DAPAT DIGUNAKANSEBAGAI BAHAN PELEDAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan I- 1

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES

pembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75.

4.2. Kadar Abu Kadar Metoksil dan Poligalakturonat

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Latar belakang. digunakan pada industri antara lain sebagai polimer pada industri plastik cetakan

BAB I PENDAHULUAN. Industri bahan intermediate (setengah jadi) di Indonesia sedang

Prarancangan Pabrik Sorbitol dari Tepung Tapioka dan Gas Hidrogen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

KEMAJUAN UJI TERBANG ROKET JUNI 2007

Transkripsi:

POTENSI PABRIKASI PROPELAN HOMOGEN DI INDONESIA Heri Budi Wibowo Peneliti Bidang Material Dirgantara, LAPAN RINGKASAN Salah satu bagian penting dari program peroketan nasional adalah kemandirian bahan pendorong roket padat. Analisis diperlukan untuk mengumpulkan potensi-potensi yang ada di Indonesia sebagai bahan baku untuk proses pembuatan bahan-bahan dasar propelan roket padat. Analisis dilakukan dengan menilai sejauhmana kebutuhan bahan propelan yang diproyeksikan, bahan baku utama dan penunjang yang dapat disediakan di Indonesia, pemilihan Iokasi, dan dampak yang mungjan muncul. Secara keseluruhan, kebutuhan dan ketersediaan bahan baku propelan sangat tersedia di Indonesia sehingga kemandirian bahan baku sangat mungkin dilakukan. 1 PENDAHULUAN Roket merupakan salah satu wahana yang dapat dipergunakan sebagai wahana peluncur juga sebagai roket misil. Roket sebagai wahana peluncur banyak digunakan untuk membawa instrumen seperti pengamatan cuaca (SONDA) dan peluncur satelit. Roket sebagai misil telah lama dikembangkan untuk kepentingan alat dan sistem pertahanan wilayah. Bahan baku roket merupakan bahan baku strategis. Bahan bakar padat dapat terdiri atas propelan double base (terdiri komponen nitrogliserin dan nitroselulosa ditambah bahan lain) dan propelan triple base atau komposit (terdiri atas fuel binder, oksidator, dan Iogam tambahan). Bahan bakar propelan homogen memiliki kecepatan bakar yang tinggi sehingga biasa digunakan untuk misil dengan pembakaran cigarette burning. Bahan bakar komposit memiliki sifat energetik yang tinggi dengan kecepatan bakar menengah sehingga biasa digunakan untuk roket pendorong satelit. Bahan bakar padat modern umumnya menggunakan bahan komposit atau bahan homogen yang dikombinasi dengan bahan komposit. Bahan bakar padat ini merupakan bahan komposit yang diperoleh dengan cara mereaksikan antara fuel binder (pengikat) dengan curing agent (bahan retikulasi) untuk memperoleh suatu struktur molekul komposit berbentuk jala. Sebagai bahan fuel binder ini adalah polimer yang mempunyai gugus-gugus aktif pada kedua belah ujungnya seperti gugus alkohol (OH) pada Hidroxy Terminated Polybutadiene (HTPB). Untuk pengembangan teknologi pada umumnya dan teknologi antariksa pada khususnya perlu mendapatkan dukungan secara nasional. Material yang dibutuhkan untuk pengembangan teknologi antariksa merupakan bahan strategis yang spesink dan tidak mudah diperoleh baik di dalam negeri maupun luar negeri. Akhir-akhir ini kecenderungan pengawasan yang ketat dan pencegahan alih teknologi strategis dari negara maju ke negara berkembang masih dilakukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan beberapa kasus embargo alat sistem persenjataan dari Negara Barat. Untuk menghindari ketergantungan dari luar negeri akan bahan tersebut, maka perlu dimulai kemandirian di bidang sistem peroketan. Untuk menunjang keperluan tersebut maka dipikirkan bagaimana caranya untuk bisa memproduksi sendiri. Selain untuk mengatasi kesulitan penyediaan bahan baku juga untuk melepas ketergantungan terhadap pihak luar. 1.1 Kebutuhan Berdasarkafi studi awal kebutuhan bahan baku propelan untuk kepentingan dalam 1

negeri, maka kapasitas bahan propelan yang diperlukan untuk seluruh lembaga penelitian dan pengguna roket di Indonesia untuk propelan homogen adalah 400-600 ton/tahun. Dengan demikian, nitrogliserin sebesar 400 ton per tahun, dan nitroselulosa sebesar 400 ton per tahun. Telah disadari bahwa untuk mendirikan suatu pabrik yang memproduksi bahan baku propelan secara mandiri dan berdiri sendiri membutuhkan biaya yang sangat besar. Oleh karena itu, diperlukan usaha pencarian infbrmasi beberapa industri yang memiliki hubungan sangat dekat, baik dari sisi bahan baku maupun penggunaan bahan jadi yang potensial untuk dijadikan pendukung industri yang ada di Indonesia. 1.2 Nitrogliserin Nitrogliserin merupakan bahan utama pembuatan propelan double base. Berdasarkan srudi Icelayakan yang dilakukan FT. PINDAD, sampai saat ini belum ada industri nitrogliserin di Indonesia. Berdasarkan tinjauan proses, nitrogliserin dapat diproduksi dengan bahan utama gliserin dan oleum yang merupakan bahan utama industri makanan, farmasi, dan minyak. Bahan gliserin dan oleum merupakan bahan industri produk samping dari industri pengolahan minyak kelapa sawit dalam jumlah produksi yang sangat besar di Indonesia, tersebar di daerah Sumatera, sehingga ketersediaan bahan baku melimpah. Sebagai gambaran kapasitas produksi minyak kelapa sawit adalah 200.000 ton/tahun pada tahun 2000 (BPS, 2000). Bahan nitrogliserin selain digunakan sebagai bahan baku propelan double base juga sebagai bahan peledak dan bom. Nitrogliserin memiliki energi yang sangat besar dibanding senyawa nitro yang lain. Penggunaan nitrogliserin adalah untuk keperluan bahan peledak, ndak bisa digunakan untuk aplikasi yang lain. Nitrogliserin dapat dikemas dalam bentuk cairan, chip, maupun blok-blok. Bahan baku pembuatan nitrogliserin seperti gliserol tersedia sangat banyak (melimpah) di Indonesia, karena merupakan produk samping industri minyak (CPO). Karena proses produksi nitrogliserin memiliki kemiripan proses dengan industri nitroselulosa, maka kebutuhan bahan asam cukup banyak dan proses industri yang mungkin adalah PTICI yang memiliki kapasitas produksi 10.500 ton per tahun nitroselulosa. 13 Proses Produksi Nitrogliserin dibuat dengan nitrasi gliserol melalui penambahan gliserol ke dalam campuran asam sulfat dan asam nitrat pekat. (Patent Sobrero, 1863). Bahan utama pembuatan nitrogliserin adalah gliserol. Bahan asam sulfat, asam nitrat dan air dicampur dalam mixer menjadi air asam, kemudian dialirkan ke dalam reaktor nitrasi bersama-sama dengan gliserol pada suhu rendah. Asam yang terkandung dalam hasil campuran nitrogliserol dipisahkan dalam centrifuge dan diumpankan kembali sebagai tambahan air asam. Sisa asam sulfat dipisahkan dalam prestabilisasi dengan pencucian berulang-ulang dengan air. Kemudian sisa asam dinetralkan dengan sodium bikarbonat dan dilakukan pencucian dengan air secara berulang sampai diperoleh nitrogliserin yang bebas asam. Saat ini, PT ICI telah memiliki kemampuan memproduksi nitrogliserin dan nitroselulosa. Analisis ekonomi untuk pabrik pembuatan nitrogliserin dan nitrocelulosa kapasitas 400 ton per tahun memerlukan modal sekitar 10-30 milyar rupiah. Nilai investasi untuk produksi nitroselulosa diperkirakan hampir sama karena memiliki rangkaian proses yang hampir sama. 2

PEFD PEMBUATAN NITROGLISERIN 2 NITROSELULOSA Nitroselulosa adalah bagian utama dari bahan propelan double base selain nitrogliserin. Nitroselulosa dapat diproduksi dari bahan baku utama selulosa baik sintetis maupun alami. Bahan- selulosa yang biasa digunakan sebagai bahan baku adalah selulosa turunan kapas (cotton) atau bahan sintetis Nylon. Untuk keperluan industri, lebih dimungkinkan menggunakan bahan Nylon karena sudah ada industri yang memproduksi bahan Nylon pada industri serat sintetis yang tersebar di seluruh Indonesia dengan kapasitas lebih dari 200.000 ton per tahun. Sedangkan industri kapas cukup kecil di Indonesia. Oleh karena itu, ketersediaan bahan baku untuk industri nitroselulosa cukup besar. Nitroselulose merupakan bahan baku untuk amunisi bahan peledak sehingga diperlukan juga oleh FT PINDAD sebagai pabrik amunisi. Kebutuhan amunisi di Indonesia adalah sekitar 200 ton per tahun (PINDAD, 2005). Pabrik celulosa PT. ICI (INTI CELLULOSE UTAMA) di Cilegon telah mampu memproduksi sebesar 10.500 ton per tahun dalam berbagai bentuk dan grade sejak tahun 1999. Sebagian besar produksi NC digunakan untuk keperluan bahan propelan dan jihandak. 2.1 Proses Produksi Nitroselulosa dibuat dengan nitrasi selulosa. Bahan utama pembuatan nitroselulose adalah celulosa dari kapas (cotton) dalam bentuk chips dengan kemurnian 98%. Bahan untuk nitrasi adalah air nitrat yang terdiri dari campuran asam nitrat, asam sulfat, dan air dengan perbandingan 30:60:10. Diagram alir pembuatan nitroselulosa dilukiskan pada Gambar 2-1. Bahan asam sulfat, asam nitrat, dan air dicampur dalam mixer menjadi air asam, kemudian dialirkan ke dalam reaktor nitrasi bersama-sama dengan selulosa. Asam yang terkandung dalam hasil campuran nitrocelulosa dipisahkan dalam centrifuge dan diumpankan kembali sebagai tambahan air asam. Sisa asam sulfat dipisahkan dalam prestabilisasi dengan pencucian berulang-ulang dan pendidihan dengan air sehingga residu asam menjadi 1% untuk mencegah dekomposisi nitroselulosa. Selanjutnya viskositas nitroselulosa direduksi menjadi sepersepuluh viskositas mula-mula 3

dengan degradasi derajat polimerisasi melalui pendidihan di bawah tekanan (digestion under pressure). Selanjutnya stabilisasi dilakukan dengan pencucian berulang dan pendidihan dengan air untuk menghilangkan sisa asam sulfat. Selanjutnya bahan nitroselulosa dapat diatur ph dan bentuknya dengan stabiliser untuk menjadi bahan nitroselulosa padat. Nitroselulosa basah (air diperoleh dengan menambahkan air dan diatur kadar airnya 25-30% dalam centrifuge II kemudian dimasukkan kedalam drum penampung. PEFD PEMBUATAN NITROCELULOSA KAPASITAS 400 TON/TAHUN Gambar 2-1: Diagram alir pembuatan nitroselulosa HERIBUDIWIBOWO 19 JUL! 2005 3 KESIMPULAN Salah satu bagian penting dari program peroketan nasional adalah kemandirian bahan pendorong roket padat. Analisis diperlukan untuk mengumpulkan potensi-potensi yang ada di Indonesia sebagai bahan baku untuk proses pembuatan bahan-bahan dasar propelan roket padat. Analisis dilakukan dengan menilai sejauhmana kebutuhan bahan propelan yang diproyeksikan, bahan baku utama dan penunjang yang dapat disediakan di Indonesia, pemilihan lokasi, dan dampak yang mungkin muncul. Secara keseluruhan, kebutuhan dan ketersediaan bahan baku propelan sangat tersedia di Indonesia sehingga kemandirian bahan baku sangat mungkin dilakukan. DAFTAR RUJUKAN Haryono, H., 1999. Peranan Teknologi Dirgantara dalam Pembanguanan Nasional, Seminar sehari JNK, Jakarta. Wibowo, H. B., 2006. FeseabiUty Study of HTPB, LAPAN. Wibowo, H. B., 2004. Laporan Penelitian Pembuatan Wibowo, H. B., 2005. Laporan Penelitian Pembuatan Wibowo, H. B., 2007. Laporan Penelitian Pembuatan

Samer, S. F., 1966. Propeliant Chemistry, Reinhold Publishing Company, New York. Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1979. Enclycopedie of Chemical Technology, vol. 3, pp. 238-244. Westertep, K. R., Swaaij, W. P. M. V., dan Beenackers, A. A. C. M., 1984. Chemical Reactor Design and Operation, p. 16,2 nd ed., John Wiley and Sons, New York. 5