PENGUJIAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) ATAS KEINGINAN WAJIB PAJAK UNTUK MENGGUNAKAN E-SPT PPN 1107

dokumen-dokumen yang mirip
AKUNTANSI DAN KEUANGAN

PENGUJIAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (TPB)

PENGUJIAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DAN THEORY PLANNED BEHAVIOR (TPB) Jurica Lucyanda Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi UNISMA.

BAB III METODE PENELITIAN

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Riset dan perkembangan dalam teknologi komunikasi sudah tumbuh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Abstrak. Abstract Kata Pengantar Ucapan Terima Kasih. Pernyataan Keaslian Skripsi. Daftar Gambar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berlokasi di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat

A. Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 dibawah ini, menggambarkan tentang tahapan-tahapan

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang Berjudul

Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Logika dan Desain Pemrograman adalah salah satu mata kuliah yang ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Diah Maha Dwijayanthi 1 I.B. Dharmadiaksa 2. telp:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

Model-Model User Acceptance

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

ANALISA PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PRESTASI ANAK MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM E-LEARNING MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL. Sri Lestari Universitas Widyatama Bandung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI TEORI PERILAKU BERALASAN PADA KONSUMEN PRODUK HAND SANITIZER

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

Pengaruh Percieved usefulness Dan Percieved easy of use Terhadap Perilaku Pemanfaatan Magnetic Resonance Imaging (MRI) Oleh Tenaga Medis

PENGARUH KOMPONEN PENERIMAAN TEKNOLOGI TERHADAP NIAT BERPERILAKU MENGGUNAKAN ONLINE TICKETING

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menguji pengaruh persepsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

BAB III METODE PENELITIAN

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. C. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Purposive


BAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

yang memepengaruhi penerimaan sebuah sistem yang diaplikasikan. Seperti Sistem Informasi yang dapat diakses di luar kampus, peningkatan produktifitas

PENGARUH SOSIAL DALAM PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK AKUNTANSI BERDASARKAN TAM

DAFTAR ISI. ABSTRAK...vi. KATA PENGANTAR...vii. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR GAMBAR...xii. DAFTAR TABEL...xiii. DAFTAR LAMPIRAN...xvi BAB I PENDAHULUAN...

di Instansi Pemerintah : Model Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 di Jakarta. Data-data

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali)

PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI KEMANFAATAN TERHADAP PENGGUNAAN YOUTUBE DENGAN PENDEKATAN TAM

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rakyat baik dari segi materill maupun spiritual. Merealisasikan tujuan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Statistik Deskriptif Model-Model Konstruk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Fatmasari 1, Muhamad Ariandi 2

PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS DAN PERCEIVED EASE OF USE TERHADAP ATTITUDE TOWARD USING E-FAKTUR

Analisis Penggunaan Sistem Aplikasi D-Pack Terhadap Kepuasan Pengguna pada CV.Sumber Jadi Pangkalpinang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRACT. Keywords : E-filing, TAM, Role of Humans, Behaviour of Tax Payers. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Comprehension of good governance, leadership style, organizational culture,, audit structure, performance auditor.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NIAT ADOPSI ONLINE SHOPPING

BAB III METODE PENELITIAN. ini akan membahas metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Penerapan Metode UTAUT untuk Memahami Penerimaan Aplikasi Kamus Istilah Akuntansi pada Smartphone

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL)

Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa 1) UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGUJIAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) ATAS KEINGINAN WAJIB PAJAK UNTUK MENGGUNAKAN E-SPT PPN 1107 Jurica Lucyanda* dan Sidiq Muryanto** Abstrak The purpose of this study is to examine the factors that determine intention of the tax payer to adopt e-spt PPN 1107. To identify the factors that affect intention to adopt internal software using a research model based on Technology Acceptance Model (TAM). The respondent in this study that only tax payer who have used in e-spt PPN 1107. This study using the survey method for data collection (mail questionnaires). The results indicate that tax payer s intention to use e-spt PPN 1107 determine by perceived usefulness and perceived ease of use. Keywords: Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Intention. PENDAHULUAN Dalam mendukung kebijakan reformasi bidang perpajakan (implementasi UU No. 28 Tahun 2007), penerapan suatu teknologi aplikasi bidang perpajakan berbasis komputer yang tepat dan akurat sangat membantu para wajib pajak dalam melakukan pengolahan data perpajakannya, yaitu menghitungkan, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Teknologi aplikasi perpajakan berbasis komputer tersebut adalah software aplikasi espt PPN 1107. Melalui penerapan software aplikasi espt PPN 1107, pengolahan data perpajakan yang biasanya memerlukan waktu lama karena dilakukan secara manual dapat dipercepat secara signifikan bahkan dengan tingkat keakuratan yang jauh lebih baik. *Dosen Universitas Bakrie **Alumni Universitas Islam 45

2 Kunci awal dari keberhasilan penerapan software aplikasi espt PPN 1107 adalah kemauan pengguna (wajib pajak) untuk menerima teknologi komputer tersebut. Salah satu faktor yang menjelaskan tentang model pendekatan penerimaan teknologi adalah Technology Acceptance Model (TAM). Tujuan utama TAM adalah memberikan penjelasan tentang penentuan penerimaan teknologi komputer secara umum dan memberikan penjelasan tentang perilaku/sikap pengguna (Davis, dkk., 1989). Penelitian Davis, dkk. (1989) memberikan dasar bagi para peneliti yang sekarang melakukan penelitian atas variabel-variabel yang memprediksi tingkat penerimaan user terhadap teknologi. Hasil penelitian ini menunjukkan perceived usefulness (PU) dan perceived ease of use (PEOU) adalah penentu dasar keinginan untuk menggunakan komputer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived ease of use mempunyai hubungan kausal dengan perceived usefulness (Davis, 1989; Malhotra dan Galleta, 1999; Al-Gahtani, 2001; Klopping dan McKinney, 2004, Saade dkk., 2007; dan Lucyanda, 2007). TAM dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan upaya-upaya yang diperlukan guna mendorong kemauan menggunakan teknologi (Wijaya, 2005). Tangke (2001) berhasil membuktikan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan penerapan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) adalah persepsi pengguna tentang kegunaan TABK dan secara tidak langsung oleh persepsi pengguna tentang kemudahan dalam menggunakan TABK. Sedangkan hasil penelitian Juniarti (2001) menunjukkan bahwa karakteristik dari organisasi memberikan pengaruh atau

3 kontribusi cukup signifikan terhadap penerimaan software audit dan karakteristik software audit memberikan pengaruh sangat signifikan terhadap tingkat penerimaan software audit pada Kantor Akuntan Publik. Penggunaan TAM dalam analisis penerimaan teknologi software aplikasi espt PPN 1107 akan memberikan penjelasan tentang faktor-faktor penentu yang memengaruhi wajib pajak terhadap penerimaan teknologi software aplikasi espt PPN 1107 dalam rangka memenuhi kewajiban pembayaran pajak terutang PPN sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah: apakah perceived usefulness (PU) dan perceived ease of use (PEOU) berpengaruh signifikan terhadap keinginan para wajib pajak (intention to use/iu) untuk menggunakan teknologi komputer berupa software aplikasi espt PPN 1107? TEORI DAN HIPOTESIS Technology Acceptance Model Wijaya (2005) mengemukakan faktor utama yang sangat menentukan keberhasilan penerapan suatu teknologi dalam sebuah organisasi adalah sumber daya manusia, khususnya adalah pengguna teknologi tersebut. Kunci awal dari keberhasilan penerapan suatu teknologi dalam sebuah organisasi adalah kemauan dari pengguna untuk menerima teknologi tersebut. Salah satu pendekatan atau teori yang menjelaskan tentang model pendekatan penerimaan teknologi adalah Technology Acceptance Model (TAM).

4 Davis (1989) mendeskripsikan terdapat dua faktor yang secara dominan memengaruhi integrasi teknologi. Faktor pertama adalah persepsi pengguna terhadap manfaat teknologi (perceived usefulness/pu), sedangkan faktor kedua adalah persepsi pengguna terhadap kemudahan penggunaan teknologi (perceived ease of use/peou). Kedua faktor tersebut akan memengaruhi kemauan atau niat perilaku dari pengguna untuk memanfaatkan suatu teknologi dan selanjutnya kemauan untuk memanfaatkan suatu teknologi tersebut dapat memengaruhi penggunaan teknologi yang sesungguhnya. Menurut Davis (1989), TAM adalah suatu teori sistem informasi yang menjelaskan model bagaimana para pemakai menerima dan menggunakan suatu teknologi. Model TAM menyatakan bahwa apabila para pemakai diberikan teknologi baru, faktor-faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan akan menggunakan teknologi tersebut, adalah persepsi kegunaan yang dirasa (perceived usefulness/pu) dan persepsi kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use/peou). Berdasarkan TAM diketahui bahwa perilaku para pengguna untuk menerima dan menggunakan suatu teknologi dapat dipengaruhi oleh persepsi kegunaan yang dirasa (PU) dan persepsi kemudahan penggunaan (PEOU). Davis, dkk. (1989) dalam Tangke (2004) mengemukakan tujuan utama TAM adalah memberikan penjelasan tentang penentuan penerimaan teknologi, memberikan penjelasan tentang perilaku atau sikap pengguna dalam suatu populasi. Penerapan teknologi dalam organisasi akan berpengaruh pada keseluruhan organisasi, terutama pada sumber daya manusia (para pengguna). Faktor pengguna sangat penting untuk diperhatikan dalam penerapan suatu teknologi karena tingkat kesiapan dari pengguna

5 untuk menerima suatu teknologi mempunyai pengaruh besar dalam menentukan sukses tidaknya penerapan teknologi tersebut. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi penerimaan para pengguna terhadap suatu teknologi dapat ditinjau menggunakan model pendekatan TAM. Perceived Ease Of Use dan Perceived Usefulness Menurut Davis (1989), perceived ease of use (PEOU) adalah persepsi mengenai kemudahan penggunaan merupakan suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem atau teknologi tertentu akan mudah dipahami dan digunakan sehingga tidak diperlukan usaha apapun (free from effort). Kebebasan (kemudahaan) berarti menggunakan suatu sistem atau teknologi tertentu tanpa harus usaha keras. Usaha keras dari seseorang merupakan sumber daya yang sifatnya terbatas sehingga harus dialokasikan pada aktivitas kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Perceived ease of use diyakini seseorang jika bekerja dengan menggunakan teknologi tertentu lebih mudah jika dibandingkan dengan orang yang melakukan aktivitas kerja tanpa menggunakan teknologi tersebut. Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa apabila seseorang merasakan kemudahan suatu teknologi, maka orang tersebut berkeinginan kuat untuk menggunakan teknologi bersangkutan (Davis, 1989; Malhotra dan Galleta, 1999; Al-Gahtani, 2001; Juniarti, 2001; Klopping dan McKinney, 2004; Tangke, 2004, Saade dkk., 2007; dan Lucyanda, 2007).

6 Menurut Davis (1989), perceived usefulness (PU) adalah persepsi akan manfaat yang dirasa pada suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja yang bersangkutan. Kemanfaatan penggunaan suatu teknologi dapat diketahui dari kepercayaan pengguna teknologi dalam memutuskan penerimaan teknologi bersangkutan, dimana kepercayaan tersebut dirasakan jika penggunaan teknologi memberikan kontribusi positif bagi penggunanya. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jika seseorang merasakan adanya manfaat dari suatu teknologi, maka orang tersebut berkeinginan untuk menggunakan teknologi bersangkutan (Davis, 1989; Malhotra dan Galleta, 1999; Klopping dan McKinney, 2004; Saade, dkk., 2007; dan Lucyanda, 2007). Hasil penelitian yang dilakukan Saade, dkk. (2007), Tangke (2004) dan Lucyanda (2007) menemukan perceived ease of use memiliki hubungan yang signifikan dengan perceived usefulness. Dengan adanya kemudahan suatu sistem maka seseorang akan merasakan manfaat atas sistem tersebut (Lucyanda, 2007). Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya sehubungan dengan perceived ease of use dan perceived usefulness, maka dibuat hipotesis sebagai berikut: H1: Terdapat pengaruh positif antara perceived ease of use (PEOU) terhadap perceived usefulness (PU) software espt PPN 1107. Intention To Use Kemauan seseorang menggunakan suatu sistem atau teknologi (intention to use) dapat dipengaruhi oleh keyakinan orang bersangkutan terhadap penggunaan

7 teknologi, apakah dapat mengembangkan kinerja individu atau organisasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Igbaria (1994) bahwa seseorang baik secara individu maupun kolektif dalam penerimaan suatu teknologi informasi bergantung pada variasi penggunaan suatu sistem berbasis teknologi informasi. Hal ini karena penggunaan suatu sistem berbasis teknologi informasi diyakini dapat mengembangkan kinerja individu atau organisasi. Ajzen (1991) mengemukakan bahwa intention to use mengacu kepada tujuan individu untuk melakukan berbagai perilaku yang beraneka ragam dan dapat dipertimbangkan sebagai alasan khusus terhadap keyakinan seseorang. Selain itu menurut Ajzen (1991) perilaku individu dikemudikan atau dipicu oleh niat atau kemauan tingkah laku dimana niat perilaku merupakan suatu fungsi dari suatu sikap individu ke arah perilaku dan norma-norma subjektif yang mencakup perilaku. Sikap ke arah perilaku individu digambarkan sebagai setiap perasaan positif atau negatif yang mengarah pada suatu perilaku. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa indikator penerimaan teknologi dilihat dari penggunaan sistem dan keinginan atau kemauan pengguna untuk menggunakan teknologi. Sikap individu memiliki pengaruh signifikan positif terhadap intention atau kemauan pengguna (Saade, dkk., 2007; dan Lucyanda, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Klopping and McKinney (2004) menemukan bahwa keinginan seseorang untuk menggunakan suatu sistem dipengaruhi oleh kegunaannya. Penelitian lain menemukan adanya hubungan yang positif antara perceived usefulness dengan intention of use (Maholtra and Galletta, 10999; Saade, dkk., dan Lucyanda, 2007).

8 Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jika seseorang merasakan kemudahan suatu teknologi informasi maka seseorang tersebut akan berkeinginan untuk menggunakan teknologi tersebut (Davis, 1989; Igbaria, 1994; Adam dkk., 1992; Venkatesh and Davis, 2000; Malhotra and Galleta, 1999; Tangke, 2004; Klopping and McKinney, 2004; Saade, dkk., 2007 dan Jurica, 2007). Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H2: Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara perceived usefulness (PU) terhadap Intention to Use (IU) software espt PPN 1107. H3: Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara perceived ease of use (PEOU) terhadap Intention to Use (IU) software espt PPN 1107. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampling Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang menggunakan program software aplikasi espt PPN 1107 di KPP Madya Bekasi. Data pengguna program software aplikasi espt PPN 1107 di KPP Madya Bekasi berkaitan dengan pelayanan fasilitas Sunset Policy per 31 April 2009 diperoleh jumlah populasi sebanyak 597 wajib pajak. Teknik pengambilan sampel penelitian dari populasi dengan menggunakan teknik probability sampling dan snow ball. Teknik pengumpulan data untuk memperoleh data primer menggunakan mail questionaire. Peneliti mengirim

9 kuisioner sebanyak 200 kepada responden, responden yang mengembalikan kusioner sebanyak 91 responden dan kuisioner yang dapat diolah hanya 86 responden. Model Penelitian Perceived Usefulness (PU) : Variabel X 2 2.3 1.2 Intention to Use (IU) : Variabel Y Perceived Easy of Use (PEOU) : Variabel X 1 1.3 Dari model penelitian diatas dapat disusun persamaan struktural sebagai berikut: a. Struktur I : PU = α + 1.2 PEOU. b. Struktur II : IU = α + 1.3 PEOU + 2.3 PU. Definisi Operasional Variabel Perceived ease of use adalah suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa teknologi komputer dapat digunakan dengan mudah. Intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna (user) dengan sistem komputer dapat menunjukkan kemudahan pengguna (Davis, 1989). Perceived ease of use diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Davis (1989) dan disesuaikan dengan konteks penerapan software aplikasi espt PPN 1107. Responden diminta untuk menjawab item pertanyaan dalam kuesioner dengan menggunakan skala 7 point (skala Likert).

10 Perceived usefulness adalah suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu teknologi akan dapat meningkatkan kinerja orang tersebut (Davis, 1989). Perceived usefulness diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Davis (1989) dan disesuaikan dengan konteks penerapan software aplikasi espt PPN 1107. Responden diminta untuk menjawab item pertanyaan dalam kuesioner dengan menggunakan skala 7 point (skala Likert). Intention to use mengacu kepada tujuan individu untuk melakukan berbagai perilaku yang beragam dan dapat dipertimbangkan sebagai alasan khusus terhadap keyakinan seseorang (Ajzen, 1991). Intention to use diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Ajzen (1991) dan disesuaikan dengan konteks penerapan software aplikasi espt PPN 1107. Responden diminta untuk menjawab item pertanyaan dalam kuesioner dengan menggunakan skala 7 point (skala Likert). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Variabel Penelitian Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian (n = 86) Variabel Kisaran Kisaran Rata-rata Standar Teoritis Aktual (Mean) Deviasi Perceived Ease Of Use 6 42 28 38 33,49 3,063 Perceived Usefulness 6 42 28 38 33,57 2,606 Intention To Use 6 42 28 38 33,41 2,908 Dari tabel 4.1 di atas, rata-rata skor jawaban variabel perceived ease of use (PEOU) adalah 33,49 dengan standar deviasi 3,063 dari jumlah sampel sebanyak 86

11 orang. Dari rata-rata skor jawaban variabel PEOU sebesar 33,49 dapat dihitung ratarata skor jawaban tiap item pertanyaan, yaitu: (33,49 : 6) = 5,58 berada dalam interval agak setuju (skor 5) dan setuju (skor 6) tetapi lebih dekat ke arah setuju. Rata-rata skor jawaban variabel perceived usefulness (PU) adalah 33,57 dengan standar deviasi 2,606 dari jumlah sampel sebanyak 86 orang. Dari rata-rata skor jawaban variabel PU sebesar 33,57 dapat dihitung rata-rata skor jawaban tiap item pertanyaan, yaitu: (33,57 : 6) = 5,59 berada dalam interval agak setuju (skor 5) dan setuju (skor 6) tetapi lebih dekat ke arah setuju. Rata-rata skor jawaban variabel intention to use (IU) adalah 33,41 dengan standar deviasi 2,908 dari jumlah sampel sebanyak 86 orang. Dari rata-rata skor jawaban variabel PU sebesar 33,41 dapat dihitung rata-rata skor jawaban tiap item pertanyaan, yaitu: (33,41 : 6) = 5,57 berada dalam interval agak setuju (skor 5) dan setuju (skor 6) tetapi lebih dekat ke arah setuju. Uji Kualitas Data Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, pengujian validitas instrumen penelitian menggunakan alat factor analysis dengan program SPSS. Instrumen yang dikatakan sahih (valid) mempunyai nilai koefisien Kaiser s MSA di atas 0,50 (Kaiser and Rice, 1974).

12 Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian (n = 86) Variabel Nilai Kaiser s MSA Alpha Cronbach s Keterangan Perceived Ease Of Use (PEOU) 0,668 0,652 Valid dan Reliabel Perceived Usefulness (PU) 0,739 0,661 Valid dan Reliabel Intention To Use (IU) 0,686 0,615 Valid dan Reliabel Dari tabel 4.2 di atas, instrumen perceived ease of use (PEOU) diperoleh nilai koefisien Kaiser s MSA sebesar 0,668, perceived usefulness (PU) diperoleh nilai koefisien Kaiser s MSA sebesar 0,739 dan instrumen intention to use (IU) diperoleh nilai koefisien Kaiser s MSA sebesar 0,686 ternyata lebih besar dari nilai yang dipersyaratkan sebesar 0,50 (Keiser and Rice, 1974). Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dilakukan menggunakan alat reliability analysis. Instrumen yang dikatakan handal (reliabel) jika mempunyai nilai koefisien Alpha Cronbach s lebih besar 0,60 (Nunnaly, 1978). Hasil pengujian reliabilitas dari masing-masing instrumen penelitian (instrumen perceived ease of use, perceived usefulness, dan intention to use) diperoleh data statistik sebagai berikut: Dari tabel 4.2 di atas, perceived ease of use (PEOU) nilai koefisien Alpha Cronbach s sebesar 0,652, instrumen perceived usefulness (PU) diperoleh nilai koefisien Alpha Cronbach s sebesar 0,661 dan instrumen intention to use (IU) diperoleh nilai koefisien Alpha Cronbach s sebesar 0,615 ternyata lebih besar dari nilai yang dipersyaratkan sebesar 0,60 (Nunnaly, 1978).

13 Pengujian Hipotesis Hasil pengujian H1 menggunakan alat analisis regresi sederhana diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Pengujian Regresi atas Hipotesis I Variabel Koefisien t hitung t tabel Sig. Konstanta 20,315 8,330 1,663 0,000 Perceived Ease Of Use 0,591 5,462 1,663 0,000 R = 0,512 R 2 = 26,2% Sig. pada 0,05 Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,512 (positif) berarti terdapat pengaruh positif antara variabel perceived ease of use dengan perceived usefulness software aplikasi espt PPN 1107. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) adalah 26,2% berarti pengaruh atau kontribusi variabel perceived ease of use terhadap perceived usefulness software aplikasi espt PPN 1107 sebesar 26,2%, sedangkan sisanya sebesar 73,9% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Nilai koefisien konstanta ( ) sebesar 20,315 dan nilai koefisien perceived ease of use ( 1.2 ) adalah 0,591 sehingga diperoleh bentuk persamaan struktur I sebagai berikut: PU = 20,315 + 0,591 PEOU. Hasil ini menunjukkan variabel perceived ease of use berpengaruh positif terhadap perceived usefulness software aplikasi espt PPN 1107. Jika para wajib pajak di KPP Madya Bekasi merasakan adanya kemudahan dalam menggunakan software aplikasi espt PPN 1107 maka semakin besar pula manfaat yang akan dirasakan atas penggunaan software tersebut, seperti lebih mudah dalam

14 menyelesaikan tugas pekerjaan sehingga mampu menghasilkan kinerja lebih baik dalam melakukan aktivitas kerjanya. Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis II dan III (persamaan struktur II) untuk membuktikan kebenaran dari pengaruh variabel perceived ease of use dan perceived usefulness terhadap intention to use software aplikasi espt PPN 1107 menggunakan alat analisis regresi berganda. Hasil pengujian hipotesis II dan III sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Pengujian Regresi atas Hipotesis II dan III Variabel Koefisien t hitung t tabel Sig. Konstanta 3,894 1,620 1,663 0,109 Perceived Ease Of Use 0,325 3,536 1,663 0,001 Perceived Usefulness 0,338 4,241 1,663 0,000 R = 0,654 R 2 = 42,8% Sig. pada 0,05 Nilai koefisien korelasi simultan (R) sebesar 0,654 (positif) berarti terdapat pengaruh atau korelasi yang positif antara variabel perceived ease of use dan perceived usefulness secara simultan terhadap intention to use software aplikasi espt PPN 1107. Nilai koefisien determinasi simultan (R 2 ) adalah 452,8% berarti pengaruh atau kontribusi variabel perceived ease of use dan perceived usefulness secara simultan terhadap intention to use software aplikasi espt PPN 1107 sebesar 42,8%, sedangkan sisanya sebesar 57,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Nilai koefisien konstanta ( ) sebesar 3,894, koefisien perceived ease of use ( 1.3 ) adalah 0,325, dan koefisien perceived usefulness ( 2.3 ) sebesar 0,338 sehingga diperoleh persamaan struktur II adalah: IU = 3,894 + 0,325 PEOU + 0,338

15 PU. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel perceived ease of use dan perceived usefulness berpengaruh positif terhadap intention to use software aplikasi espt PPN 1107. Jika para wajib pajak di KPP Madya Bekasi merasakan adanya kemudahan dan kegunaan (manfaat) atas penggunaan software aplikasi espt PPN 1107 maka akan semakin kuat dorongan niat atau kemauan tingkah laku dan perilaku para wajib pajak untuk menggunakan software tersebut. Hasil pengujian hipotesis 1, hipotesis 2 dan hipotesis 3 dalam penelitian ini mendukung hasil penelitian-penelitian sebelumnya (Davis, 1989; Igbaria, 1994; Adam dkk., 1992; Venkatesh and Davis, 2000; Malhotra and Galleta, 1999; Juniarti, 2001; Tangke, 2004; Klopping and McKinney, 2004; Saade, dkk., 2007; dan Jurica, 2007). SIMPULAN DAN SARAN Perceived ease of use dan perceived usefulness wajib pajak di KPP Madya Bekasi berpengaruh positif signifikan terhadap intention to use software aplikasi espt PPN 1107. Variabel perceived usefulness memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap intention to use software aplikasi espt PPN 1107 para wajib pajak di KPP Madya Bekasi daripada pengaruh variabel perceived ease of use. Variabel perceived ease of use berpengaruh positif signifikan terhadap perceived usefulness software aplikasi espt PPN 1107. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya agar penelitian yang akan datang agar dapat mengembangkan dengan meneliti menggunakan faktor-faktor personalitas dengan menggunakan theory of planned behavior (TPB).

16 DAFTAR PUSTAKA Adam, D., Nelson, R., and Peter, T. (1992). Perceived of Usefulness, Ease of Use, and Usage of Information Technology: A Replication. Management Information System Quartely. June: 227-247. Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes. 50 (2): 179-221. Al-Gahtani, S.S. (2001). The Applicability of TAM Outside North America: An Emprical Test in the United Kingdom. Information Resources Management Journal. Vol.14, Issue 3: 37-46. Davis, F.D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology. Management Information System Quartely. September: 319-358. Davis, F.D., Bagozi, R.P., and Warshaw, P.R. (1989). User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoritical Models. Management Science. Vol. 35/8 August: 982-1003. Igbaria, M. (1994). An Examination of The Factors Contributing to Micro Computer Technology Acceptance. Accounting, Management, and Information Technologies. Vol. 4, Issue 4: 205-224. Jurniati. (2001). Technology Acceptance Model (TAM) dan Theory Planned Behavior (TPB), Aplikasinya dalam Penggunaan Software Audit oleh Auditor. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 3/4, September: 332-354. Kaiser, I.M. and Rice, J. (1974). Little Jiffy, Mark IV. Educational and Psychological Measurement. Vol. 34/1, Spring: 111-117. Klopping, I.M., dan McKinney, E. (2004). Extending the Technology Acceptance Model and the Task-Technology Fit Model to Customer E-Commerce. Information Technology, Learning, and Performance Journal. Vol. 22 No. 1. Lucyanda, J. (2007). Pengujian Technology Acceptance Model (TAM) atas Aplikasi Internal Software My Quick Accounting System (My QAS). Optimal. Vol.1, No. 2: 1-8. Malhotra, Y dan Galetta, D.F. (1999). Extending the Technology Acceptance Model for Social Influence: Theoritical Base and Empirical Validation.

17 Proceedings of the 32nd Hawaii International Conference on System Science. Saade, R.G., Nebebe, F., and Tan, W. (2007). Viability of the Technology Acceptance Model in Multimedia Learning Environments: A Comparative Study. Interdisciplinary Journal of Knowledge and Learning Objects. Vol. 3. Tangke, N. (2004). Analisa Penerimaan Penerapan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 6/1, Mei: 10-28. Venkatesh, V and Davis, F.D. (2000). A Theoritical Extension of the Technology Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies. Management Science. Vol. 46/2. Februari:186-204. Wijaya, S.W. (2005). Kajian Teoritis Technology Acceptance Model Sebagai Model Pendekatan untuk Menentukan Strategi Mendorong Kemauan Pengguna dalam Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi. E-Indonesia Inititive.