BAB I PENDAHULUAN. Urang Kota Malang mencapai 1642,5 m 3 atau 420,48 ton per 12 jam bisa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada data terakhir bulan november tahun 2015 volume sampah di TPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

PERANCANGAN ALAT PEMILAH SAMPAH DENGAN KAPASITAS 10 TON/JAM

BAB I PENDAHULUAN. liternya. Sehingga 95% masyarakat beralih ke gas elpiji. Konsumsi elpiji pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN DAERAH KEBERSIHAN KOTA BANDUNG UNTUK MEWUJUDKAN BANDUNG BERSIH dan HIJAU SECARA BERKELANJUTAN

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (UU RI No.18 Tentang Pengelolaan Sampah, 2008). Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai sumber pencemaran. Limbah tersebut dapat berupa bahan organik dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mulai. Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik. Formulasi Masalah. Menentukan Tujuan sistem. Evaluasi Output dan Aspek

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

Chrisnanda Anggradiar NRP

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

BAB I PENDAHULUAN. terjamah oleh fasilitas pelayanan energi listrik, dikarenakan terbatasnya pelayanan

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan bahan pangan berupa daging khususnya daging sapi

Analisa Hasil Penyimpanan Energi Biogas Ke Dalam Tabung Bekas

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

SNTMUT ISBN:

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

PENDAHULUAN Latar Belakang

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

Analisis Kelayakan Ekonomi Alat Pengolah Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Biogas

JURNAL PENGEMBANGAN BIODIGESTER BERKAPASITAS 200 LITER UNTUK PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN SAMPAH MENJADI TENAGA LISTRIK

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

PROSIDING SNTK TOPI 2013 ISSN Pekanbaru, 27 November 2013

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

PENDAHULUAN. Pertanian organik di masa sekarang ini mulai digemari dan digalakkan di

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam negeri sehingga untuk menutupinya pemerintah mengimpor BBM

BAB I PENDAHULUAN. sampah yang dihasilkan tiap harinya. Sampah berdasarkan kandungan zat kimia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Pengeringan Dorset untuk biomassa dan limbah unggas

BAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat

Pengolahan Sampah. Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember Disampaikan oleh: Dr. Ridwan, MT- UG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke-empat di

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Henita Rahmayanti. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka, Jakarta

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PENGEMBANGAN PROSES DEGRADASI SAMPAH ORGANIK UNTUK PRODUKSI BIOGAS DAN PUPUK

PEMANFAATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. tidak diperlukan lagi. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dalam upaya

Konsep penanganan sampah dengan sistem koperasi. Oleh Kelompok 9

BAB I PENDAHULUAN. tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Selama ini sebagian besar

PEMBUATAN ENERGI ALTERNATIF BIOGAS DENGAN BAHAN BAKU SAMPAH SAYURAN KUBIS

SNTMUT ISBN:

BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH. Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

PANDUAN TEKNOLOGI APLIKATIF SEDERHANA BIOGAS : KONSEP DASAR DAN IMPLEMENTASINYA DI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi

IbM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KAMPUNG PRO IKLIM (PROKLIM)

Mulai. Perumusan Masalah. Lengkap? Ya. Menentukan Tujuan Sistem. Identifikasi Output dan Evaluasi Aspek. Interpretasi Black Box Diagram.

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DAN KOTORAN SAPI DALAM PEMBUATAN BIOGAS MENGGUNAKAN ALAT ANAEROBIC BIODIEGESTER

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

Mesin Pemisah dan Pencacah Sampah Organik dan Plastik Untuk Bahan Kompos

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN (JERAMI) DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN I.1

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

EVALUASI METODE PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK UMUR LAYAN DI TPA PUTRI CEMPO

KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah perlunya usaha untuk mengendalikan akibat dari peningkatan timbulan

BAB I PENDAHULUAN. batubara dan lainnya menjadikan harga energi terus maningkat. Negara Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada data terakhir bulan juli tahun 2013 volume sampah di TPA Supit Urang Kota Malang mencapai 1642,5 m 3 atau 420,48 ton per 12 jam bisa dihasilkan gas sebanyak 8212,5 m 3, pembuatan biogas memerlukan proses fermentasi dengan menggunakan digester yang didesain khusus dalam kondisi anaerob. Digester yang biasanya digunakan untuk menampung kotoran hewan, maka akan dikembangkan digester untuk menampung sampah organik. Agar proses fermentasi lebih cepat, di butuhkan alat pemilah sampah anorganik [TPA Supit Urang, 2013]. Untuk itu di buatlah alat-alat pemilah sampah anorganik removed, ada macam-macam alat pemilah sampah antara lain Magnetic Separator, Doda Bio Separator, Turbo Separator, Tiger HS640, Vibrating Screen, Oscillating Screen, Traveling Chain Curtain, Air Classifier, dan lain sebagainya. Pada dasarnya prinsip kerja alat pemilah sampah anorganik removed sama, hanya yang membedakan metode yang digunakan oleh alat tersebut. Metode yang umum digunakan yaitu memakai sistem screw sebagai alat penghancur sampah, karena lebih mudah dalam prosesnya. Diharapkan alat pemilah sampah ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah sampah di kota Malang dan bisa di terapkan di kota-kota lain. Maka berbagai studi tentang pengolahan sampah, baik yang mekanismenya maupun penanggulangannya itu perlu dikembangkan lebih 1

2 lanjut. Berdasarkan pertimbangan tersebut dirancanglah alat pemilah sampah organik dan anorgamik kapasitas 10 ton/jam sebagai tugas akhir. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang sistem kerja alat pemilah sampah dengan kapasitas 10 ton/jam? 2. Bagaimana proses pemilahan sampah anorganik dan organik? 1.3 Tujuan 1. Menghasilkan gambar dan dimensi alat pemilah sampah yang efektif dengan kapasitas 10 ton/jam. 2. Memperoleh mekanisme mesin pemilah sampah yang sesuai. 1.4 Manfaat Potensi sampah di Indonesia sangat besar. Khusus untuk sampah rumah tangga, jumlah yang dihasilkan pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat 5 kali lipat. Peningkatan tersebut bukan saja karena pertambahan penduduk, tetapi juga karena meningkatnya timbunan sampah per kapita yang disebabkan oleh perbaikan tingkat ekonomi dan kesejahteraan. (Erliza Hambali, 2007) Penanganan dan pengolahan sampah hingga saat ini belum optimal. Di daerah perkotaan baru 11,25% sampah diangkut oleh petugas 63,35% sampah ditimbun atau dibakar, 6,35% sampah dibuat kompos, dan 19,05% sampah dibuang kesungai atau sembarangan. Sementara didaerah perdesaan, sebanyak 19% sampah diangkut oleh petugas, 54% sampah ditimbun atau dibakar, 7% sampah dibuat kompos, dan 20% dibuang kekali atau sembarangan. (Erliza Hambali, 2007)

3 Pada data terakhir bulan Juli tahun 2013 volume sampah di TPA Supit Urang, Malang kota mencapai 1642,5 m 3 atau 420,48 ton per 12 jam, apabila Sampah di tempat tersebut masih tercampur antara sampah organik dan non organik. Hasil data dilapangan perbandingan sampah organik dan non organik adalah 1:1, sehingga untuk sampah organik mencapai 210 ton per 12 jam, yang dihasilkan di TPA Supit Urang berupa biogas. [TPA Supit Urang, 2013] Maka di butuhkan alat pemilah sampah untuk mempermudah memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat di manfaatkan menjadi biogas, prosesnya sampah anorganik dan organik di pisahkan terlebih dahulu. Untuk sampah organik diproses dengan cara dibubur dengan perbandingan air dengan sampah 1:1 menggunakan mesin, bubur sampah organik masuk ke dalam diegester, outputnya berupa biogas dan pupuk kompos. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor: 27 tahun 2014 tentang pembelian tenaga listrik dari pembangkit listrik tenaga biomassa dan pembangkit listrik tenaga biogas oleh P.T Perusahaan Listrik Negara (Persero), menetapkan: peraturan mentri energi dan sumber daya mineral tentang pembelian tenaga listrik dari pembangkit listrik tenaga biomassa dan pembangkit listrik tenaga biogas oleh P.T Perusahaan Listrik Negara (Persero). (Mentri energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, 2014) TPA Supit Urang menghasilkan rata-rata 420 ton sampah perhari, di asumsikan 250 ton sampah tersebut merupakan sampah organik:

4 1. Perkiraan Daya : jika diketahui 150 ton sampah organik menghasilkan 1 megawatt maka, 250 ton sampah menghasilkan 1,6667megawatt setara dengan 1666,7kilowatt. 2. Listrik : Rp1.050/kWh 1666,7Kilowatt 8760jam 0,9 = Rp 13.797.275.940,00 3. Kompos : 250 ton 365 hari 0.05 Rp1000,00 = Rp 4.562.500.000,00 Di dapat total pemasukan: Rp13.797.275.940,00 + Rp4.562.500.000,00= Rp18.359.775.940,00/tahun dan Rp18.359.775.940,00 12bulan = Rp1.529.981.328,00/Bulan. (Kusnanto, 2011) Keterangan: 1. Harga jual tenaga listrik1.050/kwh, dan 2. 150 ton sampah organik menghasilkan 1 megawatt. (Kusnanto, 2011) Memanfaatkan sampah organik sebagai biogas maka perlu perancangan alat pemilah sampah dengan menggunakan prinsip reaktor biogas kotoran ternak. Rancangan tersebut meliputi prinsip kerja, kapasitas sampah, dimensi alat pemilah sampah. Proses pemilahan yaitu memilah antara sampah organik dan anorganik, untuk sampah organik diproses dengan di jadikan bubur terlebih dahulu dengan menggunakan mesin, bubur sampah masuk digester selama 22 hari, output berupa biogas dan pupuk. Untuk biogas bisa dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga atau sekala besar bisa sebagai pembangkit listrik meliputi kota malang.

5 1.5 Batasan masalah a. Alat ini dirancang hanya untuk kapasitas 10 ton/jam. b. Sampah yang dipilah adalah sampah anorganik, sedangkan sampah organiknya hancur dan bercampur air. c. Karakteristiknya bahan sampah adalah 70% organik dan 30% plastik (kresek) sedangkan anorganik lainnya sudah habis di TPS. d. Tidak menghitung kekuatan rangka. e. Poros pemilah diasumsikan sama dengan poros Screw conveyor pertama. f. Tidak menghitung biaya.