Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Penaeus Monodon) Menggunakan Logika Fuzzy

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT UDANG WINDU (Penaeus monodon) MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DARMAWAN SETYABUDI

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT UDANG WINDU (Penaeus monodon) MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DARMAWAN SETYABUDI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB I PENDAHULUAN. parasit, bakteri, jamur dan virus yang berakibat kematian udang windu secara

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit yang Disebabkan Nyamuk dengan Metode Forward Chainning

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT UDANG VANNAMEI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB

Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Mulut dan Gigi dengan Metode Fuzzy Logic

BAB I PENDAHULUAN. virus. Dimana komputer yang sudah terinfeksi virus akan mengalami gangguan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya adalah kesehatan, karena seseorang tidak akan merasakan kebahagiaan

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI

BAB III ANALISA SISTEM

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi

PENERAPAN APLIKASI VISUAL BASIC 6.0 DALAM DUNIA MEDIS UNTUK SISTEM PAKAR PENYAKIT KULIT

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia, terutama di

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Kolik Gas (Tympani) Kolik Twisted gut Kolik Impaksi METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. masukan (input) yang digunakan dalam mengembangkan Fuzzy Inference System seperti yang disajikan pada Gambar 10 berikut :

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS

PENERAPAN FUZZY MOORA PADA SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

Sistem Berbasis Pengetahuan. Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

APLIKASI DIAGNOSA KERUSAKAN MESIN SEPEDA MOTOR BEBEK 4 TAK DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT UMUM YANG SERING DIDERITA BALITA BERBASIS WEB DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini sangat berkembang pesat

Backward Chaining & Forward Chaining UTHIE

INFERENSI DAN PENALARAN. PERTEMUAN 8 Oleh : Diema Hernyka Satyareni, M.Kom

Gambar 28. Diagram proses pencocokkan antara persyaratan tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan

BAB I PENDAHULUAN. dan akurat. Untuk itu komputer dijadikan sebagai salah satu alat yang mendukung

BAB III METODE PENELITIAN

Benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

BAB 1 PENDAHULUAN Building A Data WareHouse for Decision Support Second Edition Data Mining : Concepts, Models, Methods, and Algorithms

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi Program Simulasi. mengevaluasi program simulasi adalah sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. dalam informasi sangatlah penting. Teknologi mempunyai peranan penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Uji coba perangkat lunak

TEGUH HERLAMBANG

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana diagnosa digantikan oleh sebuah sistem pakar, maka sistem pakar

BAB II. Beberapa aplikasi pendeteksi penyakit pada tanaman antara lain :

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi pada penelitian Tugas Akhir ini berupa aplikasi

Jurnal Komputasi. Vol. 1, No. 1, April Pendahuluan. Hal 1 dari 90

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pula wanita yang telah berumah tangga, memilih hanya sebagai ibu rumah

Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Hepatitis Pada RSUD Tangerang Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pakar atau exspert system merupakan sebuah program komputer

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

PENERAPAN FUZZY MOORA PADA SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Induk udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas induk pokok

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit dan Hama Pada Tanaman Pepaya Calivornia di Dusun Kethitang-Rawalo

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. disimpan didalam basis pengetahuan untuk diproses pemecahan masalah.

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS JENIS JERAWAT PADA WAJAH MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Dinas Kesehatan kota Medan harus sering melakukan sosialisasi

Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Tanaman Padi

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol 14 No. 1, Mei 2010 : 10-15 Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Penaeus Monodon) Menggunakan Logika Fuzzy Darmawan Setyabudi, Imas S. Sitanggang, Yeni Herdiyeni Departemen Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Wing 20 Lv.V, Bogor, Jawa Barat, 16680 Abstrak Udang windu (Penaeus monodon) merupakan salah satu jenis udang yang sangat menarik dan menguntungkan untuk dipelihara. Kendala terbesar dari pemeliharaan udang windu ini adalah penyakit yang sering menyerang udang dengan masa inkubasi yang cukup pendek sehingga dapat sangat merugikan petani karena bisa mengakibatkan kematian masal. Saat ini diagnosa penyakit udang windu dilakukan dengan cara mikroskopis dan gejala klinis. Diagnosa mikroskopis jika menggunakan cara konvensional (laboratorium) membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan menggunakan cara modern yaitu PCR (polimer chain reaction) cepat tetapi memerlukan biaya yang mahal. Diagnosa melalui gejala klinis memerlukan keahlian dari seorang pakar. Sistem pakar yang dibangun dalam penelitian ini mengadopsi kemampuan seorang pakar dalam mendiagnosa penyakit udang windu melalui gejala klinis. Output dari sistem yang dibangun diharapkan dapat membantu petani untuk mendiagnosa penyakit udang windu secara cepat dan tepat, sehingga penyakit udang windu dapat didiagnosa sedini mungkin sebelum menimbulkan kerugian yang besar. Input yang dibutuhkan oleh sistem ini adalah bobot, umur, keadaan lingkungan air tambak, perilaku udang. Data lainnya adalah pemeriksaan general per bagian tubuh udang yang dilanjutkan dengan pemeriksaan detail kelainan pada bagian tertentu tubuh udang. Untuk pendeteksian jenis penyakit dilakukan dengan teknik pelacakan ke belakang (backward chainning). Logika fuzzy digunakan untuk mendeteksi tingkat keparahan penyakit udang windu karena dinilai sangat tepat untuk mengadopsi kemampuan pakar dalam hal ini ke dalam sistem pakar yang dibangun. Logika fuzzy yang digunakan adalah metode Mamdani dengan metode defuzifikasi Centroid. Sistem pakar dilengkapi dengan fasilitas penjelasan mengenai identitas udang, status kelayakan lingkungan, jenis penyakit, informasi penyakit, tingkat keparahan penyakit dan langkah apa yang harus dilakukan untuk menangani udang yang terserang penyakit dengan tingkat keparahan tertentu. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan didapatkan akurasi 95% untuk diagnosa jenis penyakit sedangkan untuk tingkat keparahan penyakit akurasinya 85%. PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat kaya akan potensi sumberdaya laut dan perikanan. Karena itu pemerintah dalam Program Peningkatan Ekspor Perikanan (PROTEKAN) 2003 masih menjadikan udang sebagai komoditas unggulan yang diharapkan menarik devisa sebesar 6,78 miliar dolar Amerika dari keseluruhan target ekspor perikanan sebesar 7,6 miliar dolar Amerika. Dari sekian banyak jenis udang, udang windu yang mempunyai nama latin Penaeus monodon adalah udang yang paling potensial untuk dikembangkan. Budidaya udang windu di tambak sangat menggiurkan keuntungannya, tetapi dibalik itu ternyata budidaya udang windu banyak menyimpan permasalahan yang diakibatkan oleh penyakit yang menyerang udang windu. Oleh karena itu penyakit pada udang windu harus bisa dideteksi sedini mungkin jangan sampai penyakit itu menjadi suatu wabah yang menyerang semua udang ditambak tersebut. Penyakit pada udang windu dapat dideteksi dengan cepat dari gejala klinis yang tampak pada fisik udang windu. Tetapi diagnosa penyakit udang windu berdasarkan gejala klinis membutuhkan seorang yang benar-benar ahli dalam bidang ini. Sistem ini diharapkan dapat membantu para petambak udang windu dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendeteksi suatu penyakit udang windu pada tahap pembesaran sedini. Dalam implementasinya sistem ini menggunakan teknik pelacakan ke depan (forward chaining), teknik pelacakan ke belakang (backward chaining) dan logika fuzzy, dalam melakukan penarikan kesimpulan. B. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membangun sistem pakar diagnosa penyakit udang windu pada tahap pembesaran (post larva sampai dengan panen). C. Lingkup Penelitian Dalam sistem diagnosa penyakit udang windu ini dibatasi pada sebelas jenis penyakit udang windu yang sering menyerang budidaya udang windu di Indonesia. Input pada sistem ini adalah identitas udang, kondisi air tambak dan gejala-gejala klinis yang terjadi pada udang. Output berupa status identitas udang, status keadaan air tambak, jenis penyakit dan tingkat keparahan penyakit yang menyerang udang tersebut juga rekomendasi untuk menangani semua keadaan yang telah terdeteksi oleh sistem. D. Manfaat Sistem pakar ini bermanfaat membantu para petani tambak untuk mengetahui informasi awal mengenai jenis penyakit yang menyerang udang windu sedini mungkin sebelum keluar hasil pasti dari laboratorium mengenai 10

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Penaeus Monodon) Menggunakan Logika Fuzzy penyakit tersebut. Sistem pakar ini dilengkapi dengan penjelasan mengenai informasi pertumbuhan udang, lingkungan tambak, jenis penyakit, tingkat keparahan penyakit, penyebab, obat, dan pencegahan penyakit pada udang windu sehingga sangat membantu para petambak dalam penanganan penyakit udang windu. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini pengidentifikasian hanya dilihat dari gejala klinis yang terjadi pada udang windu tersebut. Dalam proses pengidentifikasian pertama kali dilakukan tahap pengindentifikasian identitas udang, kemudian keadaan lingkungan tempat udang hidup. Selanjutnya dilakukan tahap pemeriksaan klinis udang secara general (umum), setelah diketahui keadaan udang tersebut maka dilakukan pemeriksaan secara detail untuk menentukan tingkat keparahan penyakit yang menyerang udang. B. Pendekatan Sistem Pada tahap pendekatan sistem ini dilakukan analisis kebutuhan, formulasi masalah, akuisisi masalah atau akuisisi pengetahuan dan indentifikasi sistem. Dengan harapan sistem yang akan dibangun benar-benar bisa mewakili cara berfikir pakar dalam mengambil keputusan. C. Rancang Bangun Sistem Tahapan dari rancang bangun sistem pakar menurut Marimin (2002) dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Tahap rancang bangun sistem pakar (Marimin 2002). Alur Program Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu dapat dilihat pada Gambar 2. Mulai Identitas Udang dan Keadaan Lingkungan Perilaku Udang Pemeriksaan general Udang Sakit? tidak Proses Pembuatan Keputusan Informasi Penyakit Selesai Pemeriksaan Detail Gambar 2. Alur Program Sistem Diagnosa Penyakit Udang Windu. Sistem pertama kali akan menampilkan menu untuk input data mengenai identitas udang windu dan keadaan air lingkungan tambak.. Input ini berfungsi untuk menentukan tingkat pertumbuhan udang tersebut. Sedangkan data mengenai lingkungan tempat udang tersebut hidup antara lain suhu, ph, kadar garam (salinitas), tingkat oksigen terlarut, kecerahan dan kadar NH 3 pada air tempat udang windu hidup juga kepadatan udang per hektar. Untuk selanjutnya sistem akan meminta data perilaku udang dan pemeriksaan secara general tentang keadaan klinis udang tersebut. Data yang diminta dari perilaku udang adalah nafsu makan, keaktifan gerak, posisi renang, gerak perpindahan, molting dan persentase kematian dalam seminggu. Data yang didapatkan dari pemeriksaan secara general ini meliputi keadaan anatomi tubuh udang, apakah pada anatomi tersebut terdapat kerusakan dibandingkan dengan anatomi udang yang normal dan keadaan warnanya. Dari hasil pemeriksaan general bila ternyata pada udang tersebut oleh sistem terdeteksi bahwa terinfeksi suatu penyakit, maka akan dilakukan suatu pemeriksaan secara detail untuk menentukan tingkat keparahan penyakit yang menyerang udang tersebut. Pemeriksaan ini meliputi tingkat kerusakan pada anatomi dan tingkat perubahan warna pada anatomi tubuh udang. Pada penelitian ini digunakan teknik forward chaining, teknik backward chaining dan metode fuzzy. Teknik forward chaining digunakan untuk menganalisis status identitas udang, kondisi air tambak dan penentuan ciri khusus penyakit. Sedangkan teknik backward chaining digunakan dalam penentuan jenis penyakit. Metode fuzzy digunakan untuk menentukan tingkat keparahan penyakit. ya 11

Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol 14 No. 1, Mei 2010 : 10-15 D. Tahap Implementasi Pada tahap ini ditentukan perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk membangun Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Penaeus monodon) menggunakan Logika Fuzzy. Perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan untuk membangun sistem ini adalah sebagai berikut : Perangkat keras berupa personal komputer dengan spesifikasi : o Prosesor AMD Borton 2,6 GHz o Memori DDR 768 MB o Harddisk 160 GB 7200 rpm Perangkat lunak : o Sistem Operasi Windows XP o Microsoft Visual Basic edition versi 6.0 o Microsoft Office Access 2003 o Matlab versi 6.5 o Corel Photo Paint versi 11 o Microsoft Office Power Point 2003 E. Tahap Uji Coba Tahap ujicoba dilakukan dengan memasukkan contohcontoh kasus, hasil keputusan dari sistem pakar ini dicocokkan dengan hasil diagnosa langsung dari pakar. Bila ternyata hasil dari sistem pakar belum sesuai dengan hasil diagnosa pakar secara langsung, maka akan dilakukan perbaikan pada sistem sampai hasil dari sistem ini akurat. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan Pada tahap ini ditentukan kebutuhan pengguna akan sistem pakar diagnosa penyakit udang windu. Proses diagnosa yang diinginkan pengguna adalah proses yang efisien dan efektif untuk dapat mendiagnosa penyakit udang secara cepat dan tepat. B. Akuisisi Pengetahuan Sumber pengetahuan yang digunakan untuk membangun sistem pakar ini berasal dari pakar ahli penyakit udang, buku referensi, makalah-makalah dan sumber-sumber lain di internet. Pakar ahlinya berasal dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Institut Pertanian Bogor. C. Model Sistem Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Penaeus monodon) menggunakan logika fuzzy ini dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual Basic versi 6.0, Matlab versi 6.5, Microsoft Office Access 2003 dan Microsoft Office Power Point 2003. Microsoft Visual Basic versi 6.0 digunakan untuk pembuatan model inferensi tentang status tingkat nafsu makan, jenis pakan, status tingkat kepadatan dan status tingkat kematian udang. Tingkat kelayakan dan saran dalam penanganan lingkungan air tambak terdiri dari suhu, salinitas, ph, O 2 terlarut, kecerahan, dan NH 3 berasal dari input keadaan lingkungan. Aturan-aturan yang digunakan dinyatakan dalam bentuk IF THEN dengan struktur umum : IF (kondisi) THEN (aksi) Bagian IF merupakan suatu kondisi atau aturan yang berisi fakta-fakta yang dapat dinyatakan dalam kalimat atau ekspresi matematika. Kondisi ini dapat berupa pernyataan benar atau salah. Bagian THEN merupakan aksi yang akan dilakukan jika kondisi pada bagian IF bernilai benar. Microsoft Office Access 2003 digunakan sebagai tempat penyimpanan aturan untuk pencarian jenis penyakit dengan menggunakan teknik backward chaining. Jenis penyakit yang teridentifikasi dengan sistem ini ada sebelas penyakit yang paling sering menyerang udang di Indonesia. Penentuan jenis penyakit dengan teknik backward chainning ini dimulai dengan mengeksekusi goal jenis penyakit. Goal jenis penyakit didapatkan dari ciri khusus penyakit. Matlab versi 6.5 digunakan dalam pembangunan sistem untuk identifikasi tingkat keparahan penyakit dengan menggunakan logika fuzzy dan kaidah modus ponens. Ada 3 macam tingkat keparahan penyakit yang teridentifikasi menggunakan sistem ini dari tiap-tiap sebelas penyakit yang teridentifikasi. Tiap penyakit memiliki variabel antara dua sampai dengan empat variabel fuzzy. Model fungsi keanggotaannya menggunakan triangular. Kisaran input yang digunakan ada dua yaitu pertama adalah 0-100 untuk variabel yang berhubungan dengan tingkat kerusakan, kebengkakan dan luka pada bagian tertentu morfologi udang windu. Kisaran input yang kedua adalah 0-10 untuk variabel yang berkaitan dengan perubahan warna pada bagian tertentu dalam morfologi udang windu. Metode fuzzy yang digunakan dalam proses inferensi adalah metode Mamdani. Sedangkan penarikan kesimpulan menggunakan metode Centroid. Total aturan dari sebelas penyakit tersebut ada 147 aturan. Salah satu ilustrasi model pengambilan keputusan menggunakan logika fuzzy dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Model penarikan keputusan dengan logika fuzzy untuk penyakit MBV. Model sistem pakar ini dikembangkan untuk tahap identitas, lingkungan, perilaku, pemeriksaan general dan tahap pemeriksaan detail. Microsoft Office Power Point 2003 digunakan saat penampilan saran hasil dari keputusan yang telah diambil oleh sistem. 12

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Penaeus Monodon) Menggunakan Logika Fuzzy D. Disain sistem a. Input Pertama kali sistem akan masuk pada opening screen. Selanjutnya input yang diminta pertama kali adalah identitas dan lingkungan udang windu. Dilanjutkan dengan input perilaku udang. Kemudian sistem meminta input pemeriksaan general. Dari tahap ini jika memang dibutuhkan maka sistem akan meminta pemeriksaan detail yang berupa tingkat perubahan warna, tingkat kerusakan, tingkat bengkak maupun tingkat luka pada bagian tubuh udang yang diidentifikasi. b. Proses Inferensi Dari input yang dimasukkan sistem mengambil keputusan jenis penyakit menggunakan pelacakan ke belakang (backward chainning). Dengan teknik pelacakan ini sistem akan memulai pelacakan dari goalnya. Goal dianggap terbukti kebenarannya jika premis-premis yang menyusunnya terbukti ada pada input data. Total aturan untuk 11 jenis penyakit dengan teknik backward chainning ini ada sebanyak 189 aturan. Di bawah ini contoh aturan untuk udang yang terserang penyakit MBV: Perilaku makan menurun, tumbuh jelek, kematian rendah dan kepala, alat gerak mbv dan kulit, ekor, bagian dalam mbv maka penyakit mbv Tingkah normal, makan menurun, tumbuh jelak dan kematian < 4% maka perilaku makan menurun, tumbuh jelek, kematian rendah Sedangkan input data untuk udang yang terserang penyakit MBV: 1. tumbuh jelek 2. nafsu mkn menurun 3. keaktifan gerak normal 4. posisi renang normal 5. gerak pindah teratur 6. molting sehat 7. kematian < 4% 8. karapas warna normal 9. rostum rusak ya 10. antenulla rusak tidak 11. antena rusak tidak 12. maksiliped rusak tidak 13. ingsang warna normal 14. ingsang bengkak tidak 15. pleopod rusak tidak 16. pleopod rusak tidak 17. periopod rusak tidak 18. kulit warna normal 19. kulit luka tidak 20. kulit bengkak tidak 21. kulit cahaya tidak 22. kulit bengkak tidak 23. telson rusak tidak 24. hepatopankreas warna merah 25. hepatopankreas rusak tidak 26. usus warna normal 27. usus rusak tidak 28. ginjal rusak tidak 29. gonad warna normal 30. gonad bengkak tidak Dari aturan di atas goal pertama yang dibuktikan adalah penyakit mbv yang mempunyai premis perilaku makan menurun, tumbuh jelek, kematian rendah dan kepala, alat gerak mbv dan kulit, ekor, bagian dalam mbv. Ketiga premis tersebut dicek pada input data, karena ternyata pada input data premis tersebut tidak ada maka premis tersebut dijadikan sebagai subgoal baru. Jika premis yang menyusun suatu goal ternyata ada pada input data maka aturan tersebut terbukti kebenarannya. Dari jenis penyakit yang telah dideteksi oleh sistem menggunakan backward chainning maka sistem melakukan proses inferensi untuk tingkat keparahan penyakit yang telah terdeteksi dengan menggunakan logika fuzzy. Ada 4 macam variabel input yang digunakan untuk menentukan tingkat keparahan penyakit yang menyerang udang, tetapi tidak semua jenis penyakit memiliki keempat variabel tersebut tergantung jenis penyakit yang menyerang. Keempat variabel tersebut adalah tingkat kerusakan (range nilai 0-100), tingkat keparahan luka (range nilai 0-100), tingkat bengkak (range nilai 0-100), dan beberapa perubahan warna organ (range nilai 0-10). Di bawah ini adalah fungsi keanggotaan untuk tingkat kerusakan organ dan Gambar 4 adalah gambar grafik dari fungsi ini. ringan( x) sedang( x) rusak ( x) parah( x) x /25; x 50 x 25 (50 x) / 25; 25 x 50 ( x 22)/28; (75 x) / 25; x 22 x 75 22 x 50 50 x 75 x 42 x 95 ( x 42)/33; 42 x 75 (95 x) / 20; 75 x 95 ( x 65)/35; x 65 65 x 100 Gambar 4. Grafik fungsi keanggotaan untuk variabel kerusakan organ. 13

Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol 14 No. 1, Mei 2010 : 10-15 Fungsi keanggotaan dan gambar grafik keanggotaan (Gambar 5) untuk variabel kulit bengkak adalah sebagai berikut: kecil( x) sedang ( x) besar ( x) x 70 x /33; x 33 (70 x) / 37; 25 x 50 ( x 25)/41; x 25 x 100 25 x 66 (110 x) / 44; 66 x 100 x 60 ( x 60)/40; 60 x 100 Gambar 5. Grafik fungsi keanggotaan untuk variabel kulit bengkak. Fungsi keanggotaan dan grafik fungsi keanggotaan (Gambar 6) untuk variabel kulit luka adalah sebagai berikut: x 66 kecil ( x) x /33; x 33 sedang ( x) parah( x) (66 x) / 33; 33 x 66 ( x 25)/41; x 25 x 100 25 x 66 (100 x) / 34; 66 x 100 x 58 ( x 58)/42; 58 x 100 Fungsi keanggotaan untuk perubahan warna tiap organ dan tiap penyakit berbeda-beda. c. Output Ouput dari semua sistem ini adalah identitas udang yang terdiri dari status tingkat nafsu makan, status tingkat pertumbuhan, jenis pakan, status tingkat kepadatan dan status tingkat kematian udang. Keadaan lingkungan air tambak yang terdiri dari status kelayakan dan saran dalam penanganan suhu, salinitas, ph, O 2 terlarut, kecerahan, dan NH 3. Output terakhir adalah jenis penyakit dan tingkat keparahan penyakit yang menyerang serta saran penanganan dalam menangani udang dengan penyakit dan tingkat penyakit yang telah teridentifikasi oleh sistem. Sistem ini juga menyediakan suatu output tambahan yaitu fasilitas penjelas yang berfungsi penjelasan kenapa sistem mengambil kesimpulan tersebut. E. Implementasi Pada implementasi teknik forward chaining fakta merupakan input, kaidah berisikan banyak aturan dan kesimpulan merupakan hasil penarikan kesimpulan dengan aturan dari fakta yang ada. Sedangkan pada teknik backward chaining kesimpulan adalah suatu kondisi yang akan diuji kebenarannya dengan menggunakan kaidah yang tersedia dan fakta yang ada. Fungsi DoProve adalah fungsi yang dibuat di Microsoft Visual Basic 6.0 untuk melakukan teknik backward chaining dengan basis data yang telah tersedia di Microsoft Access. Tingkat keparahan penyakit yang menggunakan logika fuzzy diimplementasikan di Matlab versi 6.5 yang kemudian dijadikan sebagai suatu fungsi yang dipanggil dari Microsoft Visual Basic versi 6.0 dengan membuat file udang.dll. F. Uji Coba Uji coba dari sistem yang telah dibangun menggunakan metode black box dan dilakukan oleh asisten pakar yang bersangkutan. Pengujian jenis penyakit dilakukan dengan memasukkan 10 kasus untuk setiap jenis penyakit sehingga total uji coba kasus yang telah dilakukan adalah 110 kasus. Untuk tingkat keparahan penyakit juga dilakukan pengujian dengan 10 kasus untuk tiap jenis penyakit. Dari uji coba jenis penyakit yang telah dilakukan di dapatkan hasil yang kurang tepat menurut asisten pakar sejumlah 6 kasus. Dengan ini berarti diperoleh hasil keakurasian 95 % untuk ketepatan diagnosa jenis penyakit. Sedangkan pada uji coba tingkat keparahan penyakit menurut penilaian asisten pakar yang melakukan pengujian didapatkan 17 kasus yang kurang tepat (keakurasian 85%). Nilai 15 % kesalahan ini didapatkan karena perbedaan subjektifitas user dalam melihat perubahan morfologi udang. Gambar 6. Grafik fungsi keanggotaan untuk kulit luka. variabel KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Penaeus monodon) menggunakan logika fuzzy dapat membantu 14

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Penaeus Monodon) Menggunakan Logika Fuzzy pengguna mengidentifikasi jenis penyakit dan tingkat keparahan penyakit pada udang windu secara langsung dengan cepat. Selain itu sistem pakar ini juga mampu mengidentifiksai identitas dan kelayakan lingkungan air tambak. Sistem pakar ini dirancang dengan sedemikian rupa sehingga mudah digunakan oleh pengguna (user frendly). Dari hasil uji coba pemakaian teknik forward chaining dan backward chaining dinilai tepat untuk menangani prosesproses diagnosa yang ada dalam pembangunan sistem pakar ini. Di dapat hasil akurasi 95% untuk penentuan jenis penyakit yang menyerang. Logika fuzzy yang digunakan dalam mengambilan keputusan tingkat keparahan penyakit dari hasil uji coba menunjukkan nilai akurasi yang tinggi sekitar 85% sehingga mendekati cara pengambilan keputusan seorang pakar. B. Saran Untuk pengembangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Penaeus monodon) menggunakan Logika Fuzzy lebih lanjut perlu ditambahkan basis pengetahuan (knowledge base) sehingga sistem ini tidak hanya bisa mengidentifikasi sebelas jenis penyakit tetapi juga semua jenis penyakit yang dapat menyerang udang windu. Diperlukannya juga modul penambahan aturan baru sehingga bisa menambah jenis penyakit yang bisa dideteksi oleh sistem dan juga menambah keakuratan dalam pengambilan keputusan. DAFTAR PUSTAKA Amri K. 2003. Budidaya Udang Windu secara Intensif. AgroMedia Pustaka, Jakarta. Firmansyah A. 2003. Uji Patogenitas White Spot Syndrome Virus (WSSV) pada Udang Windu (Penaeus Monodon Fabr). Skripsi. Jurusan Budidaya Perairan FPIK IPB, Bogor. Kusumawati D. 2006. Fuzzy Multi-Atribbute Decision Making (Fuzzy MADM). Graha Ilmu, Yogyakarta. Lightner DV. 1996. A Handbook og Shrimp Pathology and Diagnostic Procedures for Deseases. The World Aquaculture Society, Louisina Marimin. 2002. Teori Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. IPB Press, Bogor. Ross TJ. 2005. Fuzzy Logic with Engineering Applications. Second Edition. John Wiley & Sons Inc, Inggris. Sibigtroth JM. 1992. Implementing fuzzy expert rules in hardware. The Magazine of Artificial Intelligence in Practice Vol. 7 (4): 25-31. Sukenda. 1991. Keberadaan Monodon Baculovirus pada Benih Udang Windu (Penaeus Monodon Fabr). Skripsi. Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan IPB, Bogor. Viot G. 1993. Fuzzy logic: Concepts to construct. The Magazine of Artificial Intelligance in Practice Vol.8 (11) : 26-33. 15