BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

dokumen-dokumen yang mirip
Bayi yang sehat dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia. aktifitas bermain dan beradaptasi dengan lingkungan.

PROPOSAL TUGAS AKHIR IPTEK BAGI FISIOTERAPI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global.

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan merupakan pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Untuk menjadi seseorang yang dewasa dengan motorik yang baik,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan orang lain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

Identifikasi Faktor Faktor Penyebab Kegemukan Anak Tunagrahita SLB C Wiyata Dharma 2 Yogyakarta (Imron Fatkhudin)

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam hal pemberian makanan yang baik (Akhsan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak antara 6-14 tahun, merupakan siklus hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan pertumbuhan dasar anak, selain itu juga terjadi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. kandungan dengan memberi nutrisi yang memadai pada ibu hamil. Pemberian nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. 10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Schizophrenia adalah penyakit otak yang timbul akibat. normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Almatsier (2002), zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi. Millenium Development Goals (MDGs) yang merupakan. salah satunya adalah kebutuhan nutrisi (BAPPENAS, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sakit). Bila kurangnya pengetahuan tentang zat gizi pemberian terhadap anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PEN DAHULUAN. prasarana pendidikan yang dirasakan masih kurang khususnya didaerah pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

GIZI BAYI DAN BALITA. CATUR SAPTANING W, S.Gz, MPH

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang berbeda menginformasikan bahwa terdapat hubungan yang. pada anak akan diikuti oleh gangguan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu aset sumber daya manusia di masa depan yang

BAB I PENDAHULUAN. kurang 347 juta orang dewasa menyandang diabetes dan 80% berada di negara-negara

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat di definisikan sebagai kelebihan berat badan, yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang


BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Status gizi menjadi indikator dalam menentukan derajat kesehatan anak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATKAN BERAT BADAN PADA BALITA GIZI KURANG USIA BULAN DI PUSKESMAS IMOGIRI II KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) ialah. menurunkan angka kematian anak (Bappenas, 2007). Kurang gizi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0 6 bulan adalah ASI. Keunggulan

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

Transkripsi:

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai dari janin sampai dewasa. Proses perkembangan antara individu satu dengan yang lainya tidak sama (bervariasi), tergantung dari faktor-faktor yang mendukung (Jellife, 1996). Perkembangan adalah bertambah besarnya ukuran dan struktur sel, serta bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat dikatakan sebagai hasil dari proses pematangan. Pertumbuhan dan perkembangan akan mengakibatkan terjadinya peningkatan kemampuan individu, dalam proses tumbuh kembang setiap individu cukup bervariasi secara umum (Soetjiningsih, 1955). Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik, dan berkesinambungan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi ada dua, yaitu faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik merupakan faktor bawaan yang diturunkan melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dan faktor lingkungan yang merupakan faktor di sekeliling bayi yang menentukan tercapai atau tidaknya potensi genetik. Pertumbuhan dan perkembangan adalah fase yang sangat menentukan bagi kehidupan bayi, dimulai dari fase dalam kandungan, apakah ia mengalami perkembangan baik saat ibu hamil sampai dilahirkannya bayi tersebut. Pertumbuhan bayi yang normal adalah dambaan bagi setiap orang tua. bayi dapat

16 tumbuh dan berkembang secara motorik maupun yang lainnya sesuai dengan usia pertumbuhan dan perkembangan normalnya, sehingga ia dapat melakukan aktifitas bermain dan dapat beradaptasi dengan lingkungan. Namun dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya anak sangat rentan untuk mengalami kelainan atau gangguan yang bermacam macam dan sangat komplek s sifatnya, pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sejak lahir menuju usia batita, balita sampai ke masa anak dibutuhkan berat badan yang mencukupi untuk mencegah terjadinya gangguan perkembangan pada bayi yang disebabkan karena kurangnya berat badan bayi tersebut. Maka dari itu dibutuhkan upaya yang dapat membuat bayi menjadi sehat dan mempunyai berat badan yang ideal sesuai usianya untuk perkembangan motorik dan yang lainnya (Soetjiningsih, 1955). Normalnya, berat badan (BB) bayi baru lahir harus mencapai 2.500 gram. Tidak terlalu besar, juga tak kelewat kecil. Sebab kalau terlalu kecil, dikhawatirkan organ tubuhnya tak dapat tumbuh sempurna sehingga dapat membahayakan sang bayi sendiri. Meskipun saat lahir Berat badannya normal, belum tentu selanjutnya perkembangan berat badannya akan normal sesuai dengan pertumbuhannya (Purnamasari, 2008). Pada fase tertentu, ada kecenderungan pertambahan berat badan bayi akan melambat. Antara 1 sampai 6 bulan, pertambahan berat badan bayi terbilang cepat, tetapi di atas 6 bulan, pertambahannya melambat. Ini terjadi hampir pada seluruh bayi. Salah satu penyebabnya, karena pada tahap ini biasanya bayi sudah lebih banyak bergerak dan pertumbuhannya mengarah ke pertinggian badan (Supariasa, 2002).

17 Bila pertambahan BB bayi di usia 6 bulan, menjadi tidak normal misalnya tidak bertambah atau malah berkurang, maka perlu dilihat penyebabnya. Mungkin ada penyakit yang bersarang di tubuhnya misalnya penyakit infeksi terutama TBC dan diare. Penyakit membuat nafsu makan anak berkurang dan akhirnya berat badannya tidak mau naik. Selain itu, bayi kurus juga bisa mengindikasikan kekurangan gizi. Ini umumnya karena kebiasaan di keluarga di mana terkadang ibu tidak cermat memberi nutrisi yang tepat untuk bayi. Padahal bayi perlu asupan nutrisi yang seimbang. Di sisi lain, ada banyak faktor pada bayi sehat mengalami permasalahan pada nafsu makan yang dapat menyebabkan nafsu makan bayi yang berkurang, sehingga pertumbuhan berat badannya cenderung tidak bertambah (Widyani,2003). Bayi dengan berat badan rendah akan diliputi dengan berbagai resiko. Bayi seharusnya memerlukan nutrisi yang diperlukan seperti protein, vitamin dan lemak yang terkandung dalam ASI. Dan ketika umur bayi sudah mencapai 4 bulan keatas bayi pun sudah diperkenalkan dengan makanan yang mendukung pertumbuhannya seperti bubur bayi, nasi tim, dan sebagainya (Harahap,2001). Jika bayi bertahan pada berat badan yang kurus, mereka dapat mengalami keterlambatan dalam perkembangan mereka seperti merangkak, berjalan, tumbuh gigi, dan semacamnya (Harahap,2001). Karena adanya kekurangan berat badan, imunisasi juga kadang menjadi terhambat, sehingga terjadi penundaan, menyebabkan bayi dengan berat rendah lebih rentan terhadap paparan infeksi dan lebih mudah terkena infeksi. Maka dari itu, kesehatan pada bayi menjadi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

18 Kesehatan menurut UU RI No. 36 tahun 2009, Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial maupun ekonomis (UU RI No. 36, 2009). Dalam pengertian sehat di atas maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Menurut grafik perkembangan kesehatan WHO (World Health Organization), berat badan bayi yang sehat akan menunjukkan peningkatan perkembangan pada setiap pertambahan usianya. Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi. Pada masa bayi, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi. Pertumbuhan sebagai suatu peningkatan dalam ukuran fisik tubuh secara keseluruhan atau sebagai peningkatan dalam setiap bagiannya, berkaitan dengan suatu peningkatan dalam jumlah atau ukuran sel (Supariasa, 2002). Pada dasarnya berat badan bayi mengalami peningkatan disetiap bulannya, namun peningkatan berat badan bayi antara yang satu dan yang lainnya berbedabeda, banyak sekali yang menjadi faktor mengapa bayi memiliki berat badan yang kurang pada usianya, antara lain asupan gizi yang kurang, usia bayi saat dilahirkan tidak cukup bulan, menderita penyakit atau kelainan yang membuat badan menjadi kurus, bisa juga karena bayi itu dasarnya sehat dan tidak menderita penyakit atau kelainan apapun namun bayi tersebut tidak nafsu makan sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang berdampak pada defisiensi nutrisi

19 (malnutrisi ) dan dapat menyebabkan berat badan bayi menjadi rendah pada usianya (Widyani, 2003). Masalah kesulitan makan pada bayi sering dijumpai oleh orang tua maupun. Masalah makan ini lebih dihubungkan dengan berkurangnya asupan makanan,. Sedangkan makanan berlebihan juga merupakan suatu masalah makan pada anak, namun dampaknya terutama pada terjadinya obesitas (kegemukan). Deteksi masalah makan secara dini penting dilakukan agar dapat dicegah dan tidak berkepanjangan. Salah satu faktor lain yang dapat menurunkan nafsu makan bayi adalah pola pemberian makan pada bayi yang salah, seringkali orangtua memberikan makanan kecil seperti cemilan yang berlebihan sehingga membuat bayi merasa kenyang sehingga tidak mau makan disaat jamnya makan. Atau bisa juga karena kebiasaan orang tua yang memberikan ASI/susu berdekatan dengan jam makan bayi tersebut. Sehingga pada saatnya makan bayi sudah tidak nafsu makan lagi karena sudah merasa kenyang (Guyton dan Hall, 2006). Mekanisme terjadinya rasa lapar/kenyang sangatlah kompleks. Pusat rasa lapar/kenyang terdapat pada batang otak (hypothalamus). Hipotalamus merupakan bagian ujung anterior diensefalon dan di depan nucleus interpedunkularis. Hipotalamus terbagi dalam berbagai inti dan dareah inti. Hipotalamus terletak pada anterior dan inferior thalamus. Berfungsi mengontrol dan mengatur system saraf autonomy. Pengaturan hipotalamus terhadap nafsu makan terutama bergantung pada interaksi antara dua area, yaitu area nafsu makan (lateral) di anyaman nucleus berkas prosensefalon medial pada pertemuan dengan

20 serabut polidohipotalamik, serta pusat rasa kenyang (medial) di nucleus vebtromedial (Fauci, 2008). Nafsu makan dan rasa lapar muncul sebagai akibat perangsangan beberapa area di hipotalamus yang menimbulkan rasa lapar dan keinginan untuk mencari dan mendapatkan makanan (Fauci, 2008). Pusat-pusat nafsu makan tersebut saling terhubung melalui sinyal-sinyal kimia sehingga dapat mengkoordinasikan perilaku makan dan persepsi rasa kenyang. Nukleus-nukleus tersebut juga mempengaruhi sekresi berbagai hormon yang mengatur energi dan metabolisme (Fauci, 2008). Pusat rasa lapar dan kenyang pada hipotalamus tersebut dipadati oleh reseptor untuk neurotransmitter dan hormon yang mempengaruhi perilaku makan. Secara umum penyebab umum kesulitan makan pada anak dibedakan dalam 3 faktor, diantaranya adalah hilang nafsu makan, gangguan proses makan di mulut dan pengaruh psikologis. Beberapa faktor tersebut dapat berdiri sendiri tetapi sering kali terjadi lebih dari 1 faktor. Penyebab paling sering adalah hilangnya nafsu makan (Guyton dan Hall, 2006). Nafsu makan dalam tinjauan gizi seimbang, dapat dikatakan baik dan dan dapat juga dapat dikatakan tidak baik, bila nafsu makan dikatakan baik maka proses makan guna memenuhi kebutuhan gizi tubuh terutama keseimbangan energi akan berjalan maksimal. Namun jika nafsu makan dikatakan tidak baik, ada dua hal kemungkinan akan terjadi, yaitu nafsu makan yang berlebihan (rakus) dan nafsu makan berkurang atau hilang (Guyton dan Hall, 2006). Nafsu makan yang berlebihan (terlihat rakus) artinya intake makanan akan melebihi kebutuhan tubuh akibatnya adalah peningkatan berat badan yang tidak

21 dikehendaki dan beberapa akibat lainnya. Sebaliknya nafsu makan berkurang/hilang akan mengakibatkan penurunan berat badan yang tidak dikehendaki dan beberapa akibat lainnya, kemungkinan kedua ini sering dikatakan sebagai kesulitan makan yang mana penyebabnya sangat dipengaruhi oleh gangguan proses makan (fisiologis) dan pengaruh psikologis (Guyton dan Hall, 2006). Bayi perlu mendapatkan stimulasi untuk membuat nafsu makannya bertambah sehingga dapat membuat berat badannya bertambah. Stimulasi atau rangsangan adalah rangsangan dari luar, yang berupa latihan atau bermain. Anak mendapatkan stimulasi atau rangsangan terarah dapat berkembang cepat dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi dari luar (Bainbridge, 2006). Stimulasi yang dapat digunakan meliputi: senam, musik, massage, dan sebagainya. Stimulasi yang digunakan penulis untuk menambah berat badan bayi adalah senam bayi. Berdasarkan pembahasan diatas salah satu upaya untuk meningkatkan berat badan bayi adalah senam bayi (Huber, 2007). Senam bayi adalah latihan fisik yang memiliki ciri dan kaidah khusus yakni gerakan selalu dibuat untuk mencapai tujuan tertentu, gerakanya selalu tersusun dan sistematik. Senam bayi juga dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk permainan gerakan pada bayi, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan serta kemampuan pergerakan bayi secara optimal. Dengan senam bayi kita bisa mengetahui perkembangan yang salah pada bayi secara dini, hingga kita dapat melakukan tindakan antisipasi yang tepat agar bayi tumbuh normal (Ninik, 2007).

22 Bayi yang diberi bekal gerakan senam, memiliki tubuh yang lebih seimbang. Senam juga membuat bayi terampil melakukan berbagai posisi dan gerakan sesuai tahapan tumbuh kembang. Manfaat lain dari senam bayi adalah melancarkan peredaran darah, menguatkan jantung, dan dapat meningkatkan berat badan bayi karena dengan senam bayi proses pencernaan pada bayi menjadi lancar karena banyak energi pada tubuh yang dikeluarkan saat melakukan senam, energy yang dikeluarkan karena adanya perubahan pada system metabolisme. Metabolisme energi didalam tubuh manusia diatur oleh berbagai faktor, baik yang menyebabkan meningkatnya penyimpanan energi, atau yang mendorong pemakaian energi. Pengaturan tersebut berperan dalam mempertahankan keseimbangan energi. Keseimbangan ini merupakan fungsi utama pengaturan asupan makanan, yaitu melalui pengaturan perilaku dan nafsu makan (Guyton dan Hall, 2006). Senam bayi juga dapat membiasakan anak berinteraksi dengan lingkungan. Karena dengan keseimbangan dan gerakan tubuh yang baik, bayi menumbuhkan rasa percaya diri untuk mengeksplorasi lingkungan dan berinteraksi dengan orangorang di sekitarnya. Senam bayi sebaiknya dilakukan ketika bayi berumur 3 bulan ke atas, setelah bayi mulai kuat mengangkat kepalanya sendiri pada posisi tengkurap. Gerakan pada senam bayi harus disesuaikan dengan perkembangan motoriknya. Senam bayi bertujuan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, serta kemampuan pergerakan bayi secara optimal. Karena dengan senam pada bayi merupakan cara terbaik untuk mempertahankan kebugaran (Ninik, 2007).

23 Senam bayi merupakan salah satu dari modalitas yang diberikan secara manual dalam fisioterapi. Fisioterapi itu sendiri adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan pada individu, kelompok, dan masyarakat yang ditujukan untuk pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutik dan mekanik), dan peningkatan fungsional. Berdasarkan faktor penyebab bayi sehat mempunyai berat badan normal di dalam range yang rendah disebabkan karena bayi tidak nafsu makan dan di dalam kehidupan masyarakat masih kurangnya upaya pemberian stimulasi dari luar untuk menambah berat badannya, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian memberikan stimulasi senam bayi untuk menambah nafsu makan pada bayi yang sehat tetapi mempunyai masalah dengan nafsu makannya sehingga bayi memiliki berat badan rendah. maka penulis mengambil judul Pengaruh Pemberian Senam Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Pada Bayi Usia 6 12 di Posyandu Perumahan Kemang Timur Jakarta Selatan. B. Identifikasi Masalah Faktor bayi memiliki berat badan yang kurang pada usianya, antara lain karena memang mengalami kekurangan gizi, menderita penyakit atau kelainan yang membuat badan menjadi kurus, bisa juga karena bayi itu dasarnya sehat dan tidak menderita penyakit atau kelainan apapun namun bayi tersebut tidak nafsu makan sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang berdampak pada

24 defisiensi nutrisi (malnutrisi ) dan dapat menyebabkan berat badan bayi menjadi rendah pada usianya. Masalah kesulitan makan pada bayi sering dijumpai oleh orang tua terhadap bayi usia 6-12 bulan. Masalah makan ini lebih dihubungkan dengan berkurangnya asupan makanan,. Sedangkan makanan berlebihan juga merupakan suatu masalah makan pada anak, namun dampaknya terutama pada terjadinya obesitas (kegemukan). Deteksi masalah makan secara dini penting dilakukan agar dapat dicegah dan tidak berkepanjangan. Nafsu makan pada anak yang sedang dalam usia pertumbuhan memang terkadang bisa fluktuatif tajam naik turun. Bila tidak disertai oleh gejala klinis maka hal ini masih di anggap normal. Perlu kejelian para orang tua untuk mengatasi hal ini mengingat pada usia golden age (usia tumbuh kembang), anak justru sedang membutuhkan asupan nutrisi yang tepat guna dan mencukupi. Jangan sampai asupan nutrisinya terganggu karena perubahan nafsu makan yang naik turun (Guyton dan Hall, 2006). Salah satu faktor lain yang dapat menurunkan nafsu makan bayi adalah pola pemberian makan pada bayi yang salah, seringkali orangtua memberikan makanan kecil seperti cemilan yang berlebihan sehingga membuat bayi merasa kenyang sehingga tidak mau makan disaat jamnya makan. Atau bisa juga karena kebiasaan orang tua yang memberikan ASI/susu berdekatan dengan jam makan bayi tersebut. Sehingga pada saatnya makan bayi sudah tidak nafsu makan lagi karena sudah merasa kenyang, maka secara otomatis asupan makanan yang dibutuhkan bayi juga terganggu (Guyton dan Hall, 2006).

25 Bayi yang kurang nafsu makan juga sehingga menyebabkan berat badannya menjadi kurang seimbang bisa juga disebabkan karena bayi kurang mendapatkan stimulasi dari luar. Secara fisiologis bayi perlu mendapatkan stimulasi untuk membuat nafsu makannya bertambah sehingga dapat membuat berat badannya bertambah. Stimulasi atau rangsangan adalah rangsangan dari luar, yang berupa latihan atau bermain. Anak mendapatkan stimulasi atau rangsangan terarah dapat berkembang cepat dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi dari luar. Stimulasi yang dapat digunakan salah satunya adalah senam pada bayi. C. Perumusan Masalah Rumusan masalah yang ada pada proposal skripsi ini adalah : 1. Apakah pemberian senam bayi dapat meningkatkan berat badan pada bayi usia 6-12 bulan? 2. Apakah jika tidak diberikan senam dapat meningkatkan berat badan pada bayi usia 6-12 bulan? 3. Apakah ada perbedaan pemberian senam bayi dan tidak diberikan senam bayi terhadap peningkatan berat badan bayi pada usia 6-12 bulan? D. Tujuan Penulisan a) Tujuan Umum : Untuk mengetahui perbedaan pemberian senam bayi dan tidak diberikan senam bayi terhadap peningkatan berat badan bayi pada usia 6-12 bulan.

26 b) Tujuan Khusus : a. Untuk mengetahui pemberian senam bayi pada peningkatan berat badan bayi usia 6-12 bulan. b. Untuk mengetahui jika tidak diberikan senam bayi pada peningkatan berat badan bayi usia 6-12 bulan. E. Manfaat Penulisan 1. Bagi Peneliti Mengetahui manfaat perbedaan pemberian senam bayi terhadap peningkatan berat badan usia 6-12 bulan dan sebagai bahan masukan dalam pemilihan intervensi yang tepat dari modalitas diatas untuk meningkatkan berat badan bayi usia 6 12 bulan. 2. Bagi Fisioterapi dan Pelayanan Sebagai masukan dalam pemilihan intervensi yang lebih tepat dari modalitas diatas untuk meningkatkan berat badan bayi usia 6 12 bulan. 3. Bagi Institusi Pendidikan Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk diteliti lebih lanjut sekaligus menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa yang membutuhkan pengetahuan lebih lanjut mengenai penanganan dan intervensi untuk penambahan berat badan bayi. Dapat menambah khasanah ilmu kesehatan dalam dunia pendidikan pada khususnya.